Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Administrasi Pendidikan


(Volume 4 Tahun 2013)

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KEPEMIMPINAN KEPALA


SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KUALITAS
LAYANAN PROSES PEMBELAJARAN
PADA SMK NEGERI DI GIANYAR
Ida Bagus Putu Purnaya, Nyoman Natajaya, Nyoman Dantes
Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {putu.purnaya, nyoman.natajaya, nyoman.dantes}@pasca.undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi supervisi akademik, kepemimpinan
kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada
SMP Negeri di Gianyar baik secara sendiri maupun secara simultan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan ex post facto. Populasi penelitian ini adalah 298 guru pada
SMK Negeri di Gianyar. Pengambilan sampel dilakukan dengan stratified random
sampling. Berdasarkan tabel Krejcie and Morgan, ukuran sampel dalam penelitian ini
adalah 165 guru. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi
sederhana, parsial, dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat
kontribusi supervisi akademik terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada SMK
Negeri di Gianyar dengan kontribusi sebesar 22,9%, (2) terdapat kontribusi
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada
SMK Negeri di Gianyar dengan kontribusi sebesar 21,9%, (3) terdapat kontribusi etos
kerja terhadap kualitas layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar
dengan kontribusi sebesar 24,0%, dan (4) terdapat kontribusi supervisi akademik,
kepemimpinan kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kualitas layanan proses
pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar dengan kontribusi sebesar 68,8%.
Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat kontribusi supervisi
akademik, kepemimpinan kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kualitas kualitas
layanan proses pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar.

Kata kunci: supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, etos kerja, dan
kualitas layanan proses pembelajaran

Abstract
This study aimed to find out the contribution academic supervision, principal leadership,
and work ethics toward the service quality of learning process at SMK Negeri in Gianyar
both partially and simultaneously. This study belonged to ex post facto approach. The
population in this study were 298 teachers at SMK Negeri in Gianyar. Sampling
technique were taken by stratified random sampling. Based on Krejcie and Morgan table
so that the sample size in this study were 168 teachers. The analysis data that used in
this study were simple correlation, partial correlation, and multiple regresssion. The
results of this study showed that: (1) there is a contribution of academic supervision
towards the service quality of learning process at SMK Negeri in Gianyar in the amount of
22.9%, (2) there is a contribution of principal leadership towards the service quality of
learning process at SMK Negeri in Gianyar in the amount of 21.9%, (3) there is a
contribution of work ethics towards the service quality of learning process at SMK Negeri
in Gianyar in the amount of 24.0%, and (4) there is a contribution of academic
supervision, principal leadership, and service quality of learning process at SMK Negeri
in Gianyar in the amount of 68.8%. Based on the findings it could be concluded that there
is a contribution of academic supervision, principal leadership, and service quality of
learning process at SMK Negeri in Gianyar.

Keywords: academic supervision, principal leadership, work ethics, and service quality
of learning process
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

PENDAHULUAN didik untuk memberikan bimbingan yang


Dalam dunia pendidikan, di akan menghasilkan tamatan yang
Indonesia saat ini sedang mengalami diharapkan. Guru merupakan sumber daya
masalah yang sangat mendasar, manusia yang menjadi perencana, pelaku,
diantaranya yang menyangkut masalah dan penentu tercapainya tujuan
akses pendidikan, relevansi pendidik, pendidikan. Oleh karena demikian besar
efektivitas dan efisiensi manajemen peran guru dalam menentukan
pendidikan, partisipasi masyarakat, dan keberhasilan tercapainya tujuan
mutu pendidikan (Saepeno, 2004). Hal ini pendidikan maka guru tersebut perlu
diperkuat lagi dengan laporan Team Broad ditingkatkan kinerjanya dan prestasi
Based Education yang menyatakan bahwa kerjanya.
angka tamatan SMA yang cukup tinggi, Kualitas lulusan peserta didik
tamatan SMA yang memasuki dunia kerja sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Salah
tidak memiliki kecapakan vakasional yang satu diantaranya adalah sangat tergantung
cukup, tamatan SMA yang melanjutkan ke dari kualitas pengelolaan proses
perguruan tinggi tidak memiliki pembelajarannya. Karena itu guru sangat
kemampuan atau kecakapan akademi dituntut untuk dapat menyelenggarakan
yang memadai, dan banyak tamatan SMA pengelolaan proses pembelajaran dengan
yang tidak dapat menerapkan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Uzer
pengetahuan yang diperoleh di sekolah Usman (1992:21) bahwa “guru merupakan
dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, salah satu faktor penentu keberhasilan
2004). setiap upaya pendidikan”. Oleh karena itu
Sebagaimana diketahui bahwa setiap adanya inovasi pendidikan
menurut Peraturan Pemerintah No. 19 khususnya dalam kurikulum dan
Tahun 2005 tentang standar nasional peningkatan sumber daya manusia yang
pendidikan, menetapkan delapan standar dihasilkan dari upaya pendidikan selalu
yang harus dipenuhi dalam melaksanakan bermuara pada faktor guru. Pernyataan ini
pendidikan. Salah satu standar yang dinilai mengindikasikan bahwa guru memiliki
langsung berkaitan dengan mutu lulusan kontribusi yang sangat signifikan terhadap
yang diindikasikan oleh kompetensi lulusan peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini
adalah standar pendidikan dan tenaga dikarenakan guru memegang peranan
pendidikan. Ini mengandung makna bahwa penting dan strategi dalam menentukan
untuk dapat mencapai mutu lulusan yang proses dan hasil pembelajaran.
diinginkan, mutu tenaga pendidik dan Melihat begitu pentingnya peran
tenaga kependidikan harus ditingkatkan. guru, di lain pihak kenyataan di lapangan
Ini berarti bahwa salah satu komponen guru belum menunjukkan kualitas
yang sangat memegang peranan penting pengelolaan pembelajaran belum optimal,
dalam usaha meningkatkan mutu maka perlu dicari cara-cara untuk
pendidikan adalah tenaga guru. Guru meningkatkan kualitas pengelolaan proses
memiliki tanggung jawab dan terlibat pembelajaran. Selama ini guru masih
langsung dalam kegiatan pendidik dan menggunakan cara mengajar yang
pengajaran. Semua kegiatan ini sangat konvensional yang ditandai dengan lebih
terkait dengan upaya pengembangan
dominan menggunakan metode ceramah
peserta didik melalui sikap keteladanan
dan termotivasi, menciptakan lingkungan dalam mengajar siswanya. Padahal
yang kondusif dalam upaya membimbing, metode ceramah hanya menghasilkan
mengajar, dan melatih peserta didik untuk siswa-siswa yang pasif, yang pada
menghasilkan lulusan yang berkualitas. gilirannya menghasilkan kualitas
Guru adalah penanggung jawab pendidikan yang rendah. Oleh karenanya
keterlaksanaan proses pembelajaran di dimasa depan diperlukan guru yang
kelas (Mantja, 2007:5). menggunakan pendekatan-pendekatan
Tenaga guru adalah salah satu dengan metode-metode mengajar yang
tenaga kependidikan yang memiliki peran inovatif, yang dapat mendorong siswa aktif
yang sangat besar dalam menentukan belajar, yang nantinya diharapkan dapat
keberhasilan pendidikan, karena guru menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
langsung bersinggungan dengan peserta Itu sebabnya guru hendaknya selalu
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

didorong dan dimotivasi agar mau belajar dilakukan kepada guru untuk
dan melaksanakan proses pembelajaran meningkatkan pengelolaan proses
yang berkualitas pula. pembelajaran. Dalam upaya memperbaiki
Menurut pengamatan penulis, kualitas pengelolaan proses pembelajaran,
dapat diidentifikasi masalah sebagai supervisi akademik yang dilaksanakan
berikut: (1) pengelolaan proses kepala sekolah terhadap guru merupakan
pembelajaran relatif rendah, ditandai suatu yang sangat dibutuhkan. Fungsi
dengan penggunaan metode ceramah oleh kepala sekolah sebagai supervisor
guru dalam kegiatan belajar mengajar, (2) merupakan bagian yang integral dengan
masih banyak guru memiliki etos kerja fungsi-fungsi administrasi lainnya. Kepala
rendah yang dicirikan dengan bahwa kerja sekolah memiliki tugas sebagai motivator,
dirasakan sebagai suatu hal yang inovator, dan supervisor, termasuk
membebani diri, kerja dianggap memberikan supervisi akademik terhadap
membosankan, kerja dilakukan karena guru. Selama ini supervisi yang dilakukan
terpaksa, dan kerja dihayati hanya sebagai kepala sekolah pada guru cenderung
rutinitas hidup, (3) pelaksanaan supervisi bersifat mencari-cari kesalahan dan
akademik yang dilakukan kepala sekolah kekurangan guru (Chan dan Sam, 2005).
belum optimal, dicirikan dengan kurang Supervisi dijadikan ajang untuk menakuti-
intensitasnya pelaksanaan supervisi nakuti guru, sehingga guru merasa takut
akademik, kepala sekolah sering berbuat, takut berbuat kekeliruan, dan
mendelegasikan kepada wakil atau guru bahkan takut dimarahi kepala sekolah.
senior untuk melaksanakan supervisi Situasi semacam ini akan berakibat pada
akademik kepada guru, dan pelaksanaan rasa ketidaknyamanan bekerja guru dan
supervisi akademik masih menggunakan ujung-ujungnya takut mencoba sesuatu hal
pendekatan direktif, (4) adanya yang baru termasuk menghubungkan
kecenderungan kekurangmampuan guru proses pembelajaran yang sedang berlaku.
terhadap pelaksanaan supervisi kepala Pendekatan supervisi pengajaran yang
sekolah sehingga berdampak pada diuraikan di atas termasuk pendekatan
kualitas pengelolaan proses pembelajaran direktif, yaitu suatu pendekatan yang
yang rendah, (5) kemampuan kepala didasarkan pada keyakinan bahwa
sekolah cenderung belum mampu mengajar terdiri atas keterampilan teknis
menciptakan iklim organisasi yang dengan standar dan kompetensi yang telah
kondusif, memotivasi guru, dan ditetapkan dan diketahui oleh semua guru
memberikan inovator pada guru, dan (6) agar pengajarannya efektif, yang oleh
Mutu pendidik masih rendah merupakan Sutjipto dan Raflis Kosasi (1999) disebut
salah satu indikator bahwa kualitas juga dengan pendekatan supervisi
pengelolaan proses pembelajaran masih akademis berdasarkan kompetensi. Peran
rendah. Dari uraian di atas dapat dikatakan supervisor dalam pendekatan non direktif
bahwa mutu pendidikan di Indonesia ini adalah terbatas pada
termasuk di Bali dan khususnya pada SMK menginformasikan, mengarahkan, menjadi
Negeri di Gianyar masih rendah. model, dan menilai kompetensi yang telah
Untuk dapat mencapai hal tersebut, ditetapkan.
maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang Di lain pihak, supervisi akademis
dapat mempengaruhi guru agar mau non direktif berasumsi bahwa belajar pada
melaksanakan pengelolaan proses dasarnya adalah pengalaman pribadi
pembelajaran. Adapun faktor-faktor yang dimana individu pada akhirnya harus
diperkirakan dapat mempengaruhinya menemukan pemecahan masalah sendiri
adalah intensitas supervisi akademik, untuk memperbaiki pengalaman guru.
kepemimpinan kepala sekolah, dan etos Peran supervisor adalah mendengarkan,
kerja guru. membangkitkan kesadaran sendiri dan
Supervisi akademik merupakan mengklarifikasikan pengalaman-
salah satu fungsi administrasi pendidikan pengalaman guru (Glickman, 1990), yang
supervisi akademik sangat penting oleh Sutjipto dan Raflis Kosasi,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

pendekatan supervisi akademik semacam merasa terdorong untuk mengarahkan


ini disebut dengan pendekatan humanistik. perilakunya, hal tersebut merupakan hasil
Dengan supervisi akademik semacam ini, dari kepemimpinan yang efektif.
guru akan merasa lebih leluasa untuk Kepemimpinan yang dimaksud
belajar, termasuk belajar mengelola proses adalah kemampuan kepala sekolah
pembelajaran. Dengan demikian diduga sebagai pemimpin pendidikan di sekolah
bahwa pendekatan supervisi akademik untuk mempengaruhi (membimbing,
yang dilakukan kepala sekolah akan mendorong, mengarahkan atau
berkontribusi terhadap kualitas mengendalikan, membina, dan
pengelolaan proses pembelajaran. menggerakkan) orang yang dipimpinnya
Supervisi akademik dalam (guru, siswa, staf pegawai, dan pihak lain
penelitian ini yang akan menjadi fokus yang terkait) dalam rangka mencapai
adalah pendekatan direktif, pendekatan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
kolaboratif, dan pendekatan non direktif. Etos kerja merupakan sikap
Memperhatikan ketiga hal tersebut terhadap kerja sehingga dalam diri
berpengaruh terhadap kualitas layanan seseorang atau kelompok orang dalam
proses pembelajaran. suatu organisasi menyikapi paradigma
Kepala sekolah adalah pemimpin kerja menjadi berbeda, ada yang
pendidikan yang memiliki peranan penting menyikapi positip, negatif, tinggi, dan
dalam meningkatkan mutu pendidikan di rendah. Karena itu timbullah etos kerja
sekolah melalui sistem layanan sekolah tinggi, etos kerja rendah, etos kerja positif,
termasuk layanan guru dalam pengelolaan dan etos kerja negatif. Seperti halnya Max
proses pembelajaran. Kepala sekolah yang Weber yang dikutip Sinamo (2009:32)
mampu menciptakan semangat kerja, merumuskan hubungan rasional antara
motivasi kerja, memupuk kerja sama yang etos kerja dan kesuksesan suatu
harmonis antara kepala sekolah dan guru, masyarakat seseorang yang memiliki etos
menciptakan suasana kerja yang kerja tinggi dicirikan dengan bertindak
menyenangkan, berusaha meningkatkan rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras,
mutu profesi guru, akan menyebabkan berorientasi sukses, tidak mengumbar
guru senang bekerja di skeolah dan kesenangan, hemat dan bersahaja.
senang belajar untuk meningkatkan Selanjutnya dikatakan bahwa etos kerja
kualitasnya, termasuk selalu berusaha adalah kunci dan fondasi keberhasilan
meningkatkan kualitas pengelolaan proses suatu masyarakat. Demikianlah jika guru
pembelajaran. Dengan demikian diduga memiliki etos kerja tinggi, senantiasa
cara kepemimpinan kepala sekolah akan mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa
memiliki kontribusi terhadap kualitas dan keberhasilan peserta didiknya. Karena
pengelolaan proses pembelajaran. guru tahu bahwa salah satu komponen
Kepemimpinan mempunyai sifat penting keberhasilan siswanya adalah
yang universal dari suatu gejala kelompok faktor proses pembelajaran, maka guru
atau gejala sosial, artinya kepemimpinan tersebut akan selalu ingin meningkatkan
dapat ditemukan dan terjadi dimana saja kualitas pengelolaan proses pembelajaran.
dalam setiap kegiatan bersama asalkan Dengan dasar pemikiran tersebut diduga
memenuhi unsur-unsur, seperti adanya etos kerja mempunyai kontribusi terhadap
orang yang mempengaruhi dan adanya kualitas pengelolaan proses pembelajaran.
pihak/orang yang dipengaruhi serta Etos kerja dalam penelitian ini yang
mengarahkan pada tercapainya suatu akan menjadi fokus adalah bekerja tulus
tujuan. kepemimpinan yang sukses penuh syukur, bekerja benar penuh
tercermin dari perilaku seorang pemimpin tanggung jawab, bekerja tuntas penuh
pada setiap aktivitasnya berupa integritas, bekerja keras penuh semangat,
serangkaian usaha membimbing dan bekerja serius penuh kecintaan, bekerja
mengarahkan anggota-anggota kelompok, kreatif penuh suka cita, bekerja tekun
anggota kelompok nyata-nyata mengalami penuh keunggulan, dan bekerja sempurna
perubahan. Jika ada orang lain yang penuh kerendahan hati. Memperhatikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

kedelapan hal tersebut berpengaruh penuh keunggulan, bekerja sempurna


terhadap kualitas layanan proses penuh kerendahan hati. Apabila seseorang
pembelajaran. memiliki ciri-ciri seperti ini akan berdampak
Kepala sekolah dalam fungsinya pada kinerja seseorang. Dengan demikian
sebagai supervisor pendidikan dan kontribusi etos kerja seseorang dapat
pengajaran mempunyai wewenang dan terlihat dalam melakukan pekerjaan
tanggungjawab terhadap keberhasilan merasa puas, menjadi unggul dan
guru dalam menjalankan tugasnya sehari- mencapai prestasi yang tinggi, dan dapat
hari. Untuk itu, kepala sekolah harus menyelesaikan tugas-tugas yang
secara intensif dan terus-menerus menantang dan penuh resiko. Dengan
memberikan pembinaan, pengembangan, demikian etos kerja penting untuk dibina
dan melakukan penilaian terhadap guru dalam mendorong prestasi kerja yang
dalam proses pembelajaran. Tentu terbaik.
diperlukan suasana yang kondusif dan Bertitik tolak dari latar belakang dan
penuh kekeluargaan dalam melaksanakan identifikasi masalah, dapat dirumuskan
tugasnya, artinya kepala sekolah tidak empat masalah yang akan diteliti, yaitu: (1)
memandang guru sebagai bawahan yang Apakah terdapat kontribusi supervisi
selalu berada pada pihak yang disalahkan, akademik terhadap kualitas layanan
tetapi sebagai partner kerja untuk proses pembelajaran pada SMK Negeri di
meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika Gianyar?, (2) Apakah terdapat kontribusi
guru mendapat pembinaan yang baik dari kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kepala sekolah, diharapkan sikap kualitas layanan proses pembelajaran
profesional dalam melaksanakan tugas pada SMK Negeri di Gianyar?, (3) Apakah
dan fungsinya akan lebih meningkat. terdapat kontribusi etos kerja terhadap
Kepala sekolah adalah sebagai kualitas layanan proses pembelajaran
pemimpin pendidikan di sekolah dan pada SMK Negeri di Gianyar?, dan (4)
memiliki posisi yang sangat dominan Apakah terdapat kontribusi supervisi
dalam memberi warna terhadap layanan akademik, kepemimpinan kepala sekolah,
sekolah dan khususnya layanan guru dan etos kerja secara bersama-sama
dalam kegiatan belajar mengajar. terhadap kualitas layanan proses
Pelaksanaan fungsi-fungsi kepala sekolah, pembelajaran pada SMK Negeri di
yakni sebagai inovator, motivator, dan Gianyar?
supervisor/penyelia berperan sangat efektif Adapun tujuan dari penelitian ini
dalam mendorong para guru untuk lebih adalah sebagai berikut: (1) Untuk
kreatif dan inovatif dalam memberi layanan mengetahui besaran kontribusi supervisi
kepada siswa. Pelaksanaan fungsi-fungsi akademik terhadap kualitas layanan
kepala sekolah tersebut sangat proses pembelajaran pada SMK Negeri di
dipengaruhi oleh tipe kepemimpinan yang Gianyar, (2) Untuk mengetahui besaran
diterapkan, keterampilannya dalam kontribusi kepemimpinan kepala sekolah
melaksanakan kepemimpinan terhadap terhadap kualitas layanan proses
bawahan, dan kepribadiannya dalam pembelajaran pada SMK Negeri di
hubungannya dengan bawahan (guru- Gianyar, (3) Untuk mengetahui besaran
guru). Hal tersebut sangat mendukung kontribusi etos kerja terhadap kualitas
sukses tidaknya kepala sekolah dalam layanan proses pembelajaran pada SMK
menyelenggarakan dan melakukan Negeri di Gianyar, dan (4) Untuk
pengelolaan sekolah. mengetahui besaran kontribusi supervisi
Etos kerja pada intinya adalah akademik, kepemimpinan kepala sekolah,
suatu sikap guru terhadap kerja yang dan etos kerja secara bersama-sama
dicirikan oleh adanya bekerja tulus penuh terhadap kualitas layanan proses
syukur, bekerja benar penuh tanggung pembelajaran pada SMK Negeri di
jawab, kerja tuntas penuh integritas, Gianyar.
bekerja keras penuh semangat, bekerja
kreatif penuh suka cita, bekerja tekun METODE
Pengumpulan data dalam
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

penelitian ini menggunakan teknik kontribusi supervisi akademik,


kuesioner (angket). Teknik kuesioner kepemimpinan kepala sekolah, etos kerja,
(angket) digunakan untuk menjaring data dan kualitas layanan proses pembelajaran
antara variabel bebas maupun variabel pada SMK Negeri di Gianyar.
terikat. Teknik kuesioner (angket) ini
dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan kepada
responden untuk mendapatkan jawaban
dari mereka. Data yang diperolah dari HASIL DAN PEMBAHASAN
responden akhirnya diuji validitas dan Hipotesis nihil yang diajukan
reliabilitasnya Hal ini sangat tepat karena berbunyi tidak terdapat kontribusi supervisi
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akademik terhadap kualitas layanan
akan diukur dan apa yang diharapkan dari proses pembelajaran pada SMK Negeri di
responden (Sugiyono, 2009). Gianyar. Untuk menguji hipotesis ini,
Penelitian ini menggunakan dilakukan dengan menggunakan teknik
rancangan ex-post facto. Data korelasi parsial dengan bantuan program
dikumpulkan dengan menggunakan SPSS for windows versi 15.00. Ringkasan
kuesioner dan skala Likert. Data dianalisis hasil perhitungannya disajikan pada Tabel
dengan regresi sederhana, korelasi berikut.
sederhana, dan korelasi ganda. Informasi
yang digali dalam penelitian ini adalah

Tabel 1. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Supervisi Akademik dengan


Kualitas Layanan Proses Pembelajaran

Hubungan Variabel rhitung r parsial r2 SE Keterangan


X1 dengan Y 0,753 0,315 0,567 22,9% Signifikan

Berdasarkan hasil analisis korelasi mengembangkan kemampuannya,


parsial didapat nilai korelasi (r1y-23) mengelola proses belajar mengajar demi
sebesar 0,315 dan signifikansi sebesar pencapaian tujuan pengajaran. Dengan
0,000. Dengan menggunakan taraf demikian, esensi dari supervisi akademik
signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05), maka adalah memberi bantuan kepada guru
hipotesis nihil yang berbunyi tidak agar dapat mengembangkan kemampuan
terdapat kontribusi supervisi akademik profesionalnya.
terhadap kualitas layanan proses Sejalan dengan hal itu,
pembelajaran pada SMK Negeri di Sergiovanni (dalam Bafadal, 1992)
Gianyar, ditolak. Dengan demikian, dapat menegaskan bahwa refleksi praktis
ditarik kesimpulan bahwa terdapat penilaian kinerja guru dalam supervisi
kontribusi supervisi akademik terhadap adalah melihat realita kondisi untuk
kualitas layanan proses pembelajaran menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
pada SMK Negeri di Gianyar. berikut: (1) apa yang sebenarnya terjadi di
Besaran kontribusi supervisi kelas, (2) apa yang sebenarnya dilakukan
akademik terhadap kualitas layanan oleh guru dan murid-murid di kelas, (3)
proses pembelajaran pada SMK Negeri di aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan
Gianyar sebesar 22,9%. Ini berarti aktivitas di dalam kelas itu yang berarti
kualitas layanan proses pembelajaran bagi guru dan murid, (4) apa yang
pada SMK Negeri di Gianyar bisa dilakukan oleh guru dan mencapai tujuan
dijelaskan oleh supervisi akademik pengajaran, dan (5) apa kelebihan-
sebesar 22,9%. kelebihan dan kekurangan guru dan
Hasil penelitian sejalan dengan bagaimana cara mengembangkannya.
pendapat Glickman (1990) menyatakan Sesuai dengan fungsi supervisi
secara konseptual, supervisi akademik sebagai pemberian bantuan maka ada
merupakan serangkaian kegiatan atau beberapa persyaratan yang harus
upaya membantu guru dalam dipenuhi dari supervisi akademik seperti:
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

(1) supervisi akademik harus bersifat sekolah terhadap guru SMK Negeri di
demokratis, artinya supervisor tidak boleh Gianyar dengan menekankan pada
mendominasi dan selalu aktif, kooperatif, upaya-upaya membantu guru untuk
serta melibatkan guru secara partisipatif memperbaiki dan meningkatkan kualitas
dalam pelaksanaan supervisi akademik, pembelajarannya. Dalam kaitan kualitas
(2) supervisi akademik harus integral pengelolaan proses pembelajaran,
dengan program pendidikan lainnya yang beberapa indikator seperti supervisi
mempunyai tujuan sama, seperti: program akademik, kepemimpinan kepala sekolah,
administrasi, kesiswaan, BK, dan sarana etos kerja merupakan bagian-bagian yang
prasarana, (3) supervisi akademik harus harus diusahakan oleh kepala sekolah.
komprehensif, artinya supervisi akademik Dengan demikian jelaslah bahwa
harus mencakup keseluruhan aspek intensitas supervisi akademik
pengembangan pengajaran, (4) supervisi berkontribusi terhadap kualitas layanan
akademik harus konstruktif, artinya proses pembelajaran.
supervisi akademik bukanlah untuk Hipotesis nihil yang diajukan
mencari-cari kesalahan dan segi negatif berbunyi tidak terdapat kontribusi
daripada guru, dan (5) supervisi akademik kepemimpinan kepala sekolah terhadap
harus objektif, artinya bahwa penyusunan kualitas layanan proses pembelajaran
program supervisi akademik harus pada SMK Negeri di Gianyar. Untuk
didasarkan kebutuhan nyata dalam menguji hipotesis ini, dilakukan dengan
pengembangan potensional guru. menggunakan teknik korelasi parsial
Bertitik tolak dari teori di atas, dengan bantuan program SPSS for
maka pengertian intensitas supervisi windows versi 15.00. Ringkasan hasil
akademik yang dimaksudkan dalam perhitungannya disajikan pada berikut.
penelitian ini adalah model pembinaan
akademik yang dilakukan oleh kepala

Tabel 2. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah


dengan Kualitas Layanan Proses Pembelajaran

Hubungan Variabel rhitung r parsial r2 SE Keterangan


X2 dengan Y 0,749 0,306 0,561 21,9% Signifikan

Berdasarkan hasil analisis korelasi Hasil penelitian ini sejalan dengan


parsial didapat nilai (r2y-13) sebesar 0,306 temuan penelitian Sumertha (2006) yang
dan signifikansi sebesar 0,000. Dengan menyatakan bahwa ada kontribusi yang
menggunakan taraf signifikansi 0,05 (0,000 positif dan signifikan fungsi kepemimpinan
< 0,05), maka hipotesis nihil yang berbunyi kepala sekolah terhadap kualitas layanan
tidak terdapat kontribusi kepemimpinan guru dalam kegiatan belajar mengajar
kepala sekolah terhadap kualitas layanan pada SMA Negeri di Kabupaten Tabanan.
proses pembelajaran pada SMK Negeri di Selain itu, temuan penelitian Sudiana
Gianyar, ditolak. Dengan demikian, dapat (2002) yang menyimpulkan bahwa peran
ditarik kesimpulan bahwa terdapat kepala sekolah sebagai motivator dan
kontribusi kepemimpinan kepala sekolah supervisor mempunyai hubungan yang
terhadap kualitas layanan proses positif dan signifikan terhadap peningkatan
pembelajaran pada SMK Negeri di kinerja guru. Dengan adanya kesesuaian
Gianyar. antara hasil penelitian yang terdahulu
Besaran kontribusi kepemimpinan dengan hasil penelitian yang diperoleh,
kepala sekolah terhadap kualitas layanan dapat dinyatakan bahwa faktor
proses pembelajaran pada SMK Negeri di kepemimpinan kepala sekolah
Gianyar sebesar 21,9%. Ini berarti kualitas berkontribusi secara signifikan terhadap
layanan proses pembelajaran pada SMK kualitas layanan proses pembelajaran.
Negeri di Gianyar bisa dijelaskan oleh Temuan penelitian ini juga sejalan
kepemimpinan kepala sekolah sebesar dengan Samani, dkk., (1999:9)
21,9%. kepemimpinan kepala sekolah adalah cara
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

atau usaha kepala sekolah dalam dan pihak lain yang terkait) dalam rangka
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mencapai tujuan sekolah yang telah
mengarahkan, dan menggerakkan guru, ditetapkan.
staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak lain Hipotesis nihil yang diajukan
yang terkait. Singkatnya, bagaimana cara berbunyi tidak terdapat kontribusi etos
kepala sekolah untuk membuat orang lain kerja terhadap kualitas layanan proses
bekerja untuk mencapai tujuan sekolah. pembelajaran pada SMK Negeri di
Sehubungan dengan penelitian ini, Gianyar. Untuk menguji hipotesis ini,
kepemimpinan yang dimaksud adalah dilakukan dengan menggunakan teknik
kemampuan kepala sekolah sebagai korelasi parsial dengan bantuan program
pemimpin pendidikan di sekolah untuk SPSS for windows versi 15.00. Ringkasan
mempengaruhi (membimbing, mendorong, hasil perhitungannya disajikan pada Tabel
mengarahkan atau mengendalikan, berikut.
membina, dan menggerakkan) orang yang
dipimpinnya (guru, siswa, staf pegawai,

Tabel 3. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Etos Kerja dengan Kualitas
Layanan Proses Pembelajaran

Hubungan Variabel rhitung r parsial r2 SE Keterangan


X3 dengan Y 0,746 0,350 0,556 24,0% Signifikan

Berdasarkan hasil analisis korelasi suatu masyarakat atau bangsa dapat


parsial didapat nilai (r3y-12) sebesar 0,350 diterima secara aklamasi.
dan signifikansi sebesar 0,000. Dengan Lebih lanjut Samuel Huntington
menggunakan taraf signifikansi 0,05 (0,000 yang juga dikutip dari Sinamo (2009:32)
< 0,05), maka hipotesis nihil yang berbunyi dalam bukunya Culture Matters
tidak terdapat kontribusi etos kerja menyebutkan bahwa budaya dalam artian
terhadap kualitas layanan proses perilaku khas suatu kelompok sosial,
pembelajaran pada SMK Negeri di termasuk cara hidup, gaya hidup,
Gianyar, ditolak. Dengan demikian, dapat kebiasaan, dan nilai-nilainya. Sinamo
ditarik kesimpulan bahwa terdapat mengatakan bahwa etos ternyata
kontribusi etos kerja terhadap kualitas
mengandung makna yang bahkan melebihi
layanan proses pembelajaran pada SMK
Negeri di Gianyar. apa yang dicari.
Besaran kontribusi etos kerja Dari uraian di atas maka dapat
terhadap kualitas layanan proses ditemukan definisi etos kerja adalah
pembelajaran pada SMK Negeri di Gianyar seperangkat perilaku kerja positif yang
sebesar 24,0%. Ini berarti kualitas layanan berakar pada kesadaran yang kental,
proses pembelajaran pada SMK Negeri di keyakinan yang fundamental, disertai
Gianyar bisa dijelaskan oleh etos kerja komitmen yang total pada paradigma kerja
sebesar 24,0%. yang integral. Istilah paradigma di sini
Temuan ini sejalan dengan Sinamo berarti konsep utama tentang kerja itu
(2009:32) merumuskan hubungan rasional sendiri yang mencakup idealisme yang
antara etos kerja dan kesuksesan suatu mendasari, prinsip-prisip yang mengatur,
masyarakat dalam buku klasik The nilai-nilai yang menggerakkan, sikap-sikap
protestant Ethic and the Spirit of yang dilahirkan, standar-standar yang
Capitalism. Etos bangsa Jerman yang hendak dicapai termasuk kode etik, kode
diformulasikan Weber antara lain bertindak moral, dan kode perilaku bagi para
rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, pemeluknya.
berorientasi sukses material, tidak Hipotesis nihil yang diajukan
mengumbar kesenangan, hemat dan berbunyi tidak terdapat kontribusi supervisi
bersahaja, menabung serta berinvestasi.
akademik, kepemimpinan kepala sekolah,
Weber mengatakan bahwa etos kerja
adalah kunci dan fondasi keberhasilan dan etos kerja terhadap kualitas layanan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

proses pembelajaran pada SMK Negeri di SPSS for windows versi 15.00. Ringkasan
Gianyar. Untuk menguji hipotesis ini, hasil perhitungannya disajikan pada Tabel
dilakukan dengan menggunakan teknik berikut.
korelasi ganda dengan bantuan program

Tabel 4. Ringkasan Perhitungan Uji Signifikansi Variabel Supervisi Akademik,


Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Etos Kerja dengan Kualitas Layanan Proses
Pembelajaran

Sumber JK dk RJK Fhitung Ftabel SE Keterangan


Variasi
Regresi 14594,506 3 4864,835 118,470 2,68 68,8% Signifikan
Sisa 6611,276 161 41,064
Total 21205,782 164

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, pembelajaran pada SMK Negeri di


didapat Fhitung sebesar 118,470, Gianyar.
signifikansi sebesar 0,000, Ry(123) sebesar Besaran kontribusi supervisi
0,830, dan R2 sebesar 0,688. Dengan akademik, kepemimpinan kepala sekolah,
menggunakan taraf signifikansi 0,05 ini dan etos kerja terhadap kualitas layanan
berarti Fhitung > Ftabel (118,470 > 2,68), proses pembelajaran pada SMK Negeri di
maka hipotesis nihil yang berbunyi tidak Gianyar sebesar 68,8%. Ini berarti kualitas
terdapat kontribusi supervisi akademik, layanan proses pembelajaran pada SMK
kepemimpinan kepala sekolah, dan etos Negeri di Gianyar bisa dijelaskan oleh
kerja terhadap kualitas layanan proses supervisi akademik, kepemimpinan kepala
pembelajaran pada SMK Negeri di sekolah, dan etos kerja sebesar 68,8%.
Gianyar, ditolak. Dengan demikian, dapat Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
ditarik kesimpulan bahwa terdapat maka di bawah ini akan diringkas hasil
kontribusi supervisi akademik, analisis persamaan regresi antara variabel
kepemimpinan kepala sekolah, dan etos bebas dengan veriabel terikat.
kerja terhadap kualitas layanan proses
Tabel 5. Hasil Analisis Persamaan Regresi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel Persamaan Regresi rhit rparsial Ry R2y SE Freg Keterangan


(%)

X1 – Y Ŷ = 0,610X1 + 106,574 0,753 0,315 - - 22,9% - Signifikan

X2 – Y Ŷ = 0,617X2 + 127,828 0,749 0,306 - - 21,9% - Signifikan

X3 – Y Ŷ = 0,721X3 + 100,918 0,746 0,350 - - 24,0% - Signifikan

X1, X2, Ŷ = 0,246X1 + 0,241X2 + - - 0,830 0,688 68,8% 118,470 Signifikan


X3 – Y 0,311X3 + 90,178

SIMPULAN disajikan beberapa simpulan berikut: (1)


Berdasarkan dari hasil penelitian terdapat kontribusi supervisi akademik
yang telah diuraikan, berikut ini akan terhadap kualitas layanan proses
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

pembelajaran pada SMK Negeri di Bafadal, I. 1992. Supervisi Pengajaran


Gianyar dengan kontribusi sebesar 22,9%, Teori dan Aplikasinya dalam
(2) terdapat kontribusi kepemimpinan Membina Profesional Guru. Jakarta:
kepala sekolah terhadap kualitas layanan Bumi Aksara.
proses pembelajaran pada SMK Negeri di
Gianyar dengan kontribusi sebesar 21,9%, Depdiknas, 2004. Standar Kompetensi
(3) terdapat kontribusi etos kerja Guru Sekolah Menengah Umum.
terhadap kualitas layanan proses Jakarta: Depdiknas, Dirjen
pembelajaran pada SMK Negeri di Pendidikan Dasar dan Menengah
Gianyar dengan kontribusi sebesar 24,0%, Direktirat Tenaga Kependidikan.
dan (4) terdapat kontribusi supervisi
akademik, kepemimpinan kepala sekolah, Glickman, Carl D. 1990. Supervision of
dan etos kerja terhadap kualitas layanan Instruction; a Developmental
proses pembelajaran pada SMK Negeri di Approach. Needham Height: Allyn
Gianyar dengan kontribusi sebesar 68,8%. and Bacon.
Beberapa saran yang peneliti
ajukan dalam penelitian ini adalah Samani, M, dkk. 1999. Panduan
sebagai berikut: (1) bagi kepala sekolah Manajemen Sekolah. Jakarta:
agar melakukan supervisi akademik Depdiknas.
secara teratur, berkelanjutan, objektif, dan
konferensif sehingga kemampuan guru Sinamo, J. 2009. 8 Etos Kerja Profesional
dalam mengelola pembelajaran meningkat dalam Bisnis. Jakarta: Institut
dan berkualitas. Selain itu, kepala sekolah Darma Mahardika.
selalu berusaha menciptakan
kekompakan, kekeluargaan, keharmo- Sugiyono. 2009. Statistik untuk
nisan, transparansi, dan kebersamaan, Penelitian. Bandung: Alfabeta.
dalam tata hubungan yang kondusif
dengan para guru, (2) bagi guru agar Soetjipto dan Raflis Kosasi. 1999. Profesi
merancang atau merencanakan kegiatan Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
pembelajaran berdasarkan kegiatan
pembelajaran berdasarkan strategi Sumertha, I.W. 2006. “Kontribusi Komite
pembelajaran, media pembelajaran dan Sekolah, Pengawas Sekolah,
seluruh aspek yang dapat menunjang dan Kepemimpinan Kepala
kegiatan pembelajaran di kelas. Selain itu, Sekolah terhadap Kualitas
guru hendaknya menunjukkan etos kerja Layanan Guru dalam Kegiatan
yang tinggi. Guru hendaknya tetap Belajar Mengajar pada SMA
bersemangat dan penuh tanggung jawab, Negeri di Kabupaten Tabanan”.
serta tidak cepat merasa puas terhadap Tesis. Tidak diterbitkan.
apa yang telah diperoleh. Guru juga agar Singaraja: Undiksha.
membentuk etos kerja guru yang tinggi
seperti menumbuhkan kesadaran bahwa
kerja itu adalah kewajibannya, bekerja
dengan tulus iklas, dan mensyukuri apa
yang mereka dapatkan, dan (3)
disarankan kepada peneliti lain agar
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas layanan proses pembelajaran
selain faktor-faktor supervisi akademik,
kepemimpinan kepala sekolah, dan etos
kerja.

DAFTAR RUJUKAN
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Administrasi Pendidikan
(Volume 4 Tahun 2013)

Anda mungkin juga menyukai