Anda di halaman 1dari 3

Vol. 8, No. 1, Juni 2020, pp.

35-37 pISSN:2355-2352

EDUBIOLOGICA
Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi
Sekretariat: Jl. Pramuka No. 67 Kuningan 45512 Telepon/Fax. (1232) 878702

Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis Dengan


Hasil Belajar Peserta Didik
Lathifah Annisa 1*, Chestalita Oktaviana 2, Abdul Aziz Habibi 3
12 3
Universitas Siliwangi, Jl Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya, Indonesia
2
lathifah505@gmail.com

INFORMASI A R TI KE L AB S T R A C T

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan


Article history keterampilan berpikir kritis dengan hasil belajar pada sub konsep
…………………………………. psikotropika di salah satu SMA Negeri Kota Tasikmalaya. Pendekatan
Received : 19 Desember 2019 yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
Accepted : 30 Juni 2020 dengan jenis penelitian korelasi. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas
Published : 30 Juni 2020
XII MIA 1 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa dengan pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan
Keywords data pada penelitian ini berupa tes, tes yang digunakan berupa tes essay
Korelasi dengan jumlah soal sebanyak 14 soal untuk mengetahui berpikir kritis
Berfikir kritis dan tes pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah soal 27 untuk
Hasil Belajar melihat hasil belajar siswa. Teknik pengolahan dan analisis data dalam
penelitian ini yaitu dengan uji korelasi dan uji regresi linier sederhana.
Pada penelitian ini terdapat korelasi yang positif antara berpikir kritis
dengan hasil belajar peserta didik dengan taraf signifikansi sebesar
0,364 < 0,05 dan juga ditemukan nilai f hitung sebesar 0,847 dan
signifikasi sebesar 0,364 > 0.05 dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada sub konsep psikotropika
sebesar 24 %.

Copyright © 2020, Lathifah A. et al


This is an open access article under the CC–BY-SA license

APA Citation: Anisa, L., Oktaviana, C., & Habibi, A.A. (2020). Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis Dengan
Hasil Belajar Peserta Didik . Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi , 8(1), 35-37.
doi: 10.25134/edubiologica.v8i1.2337

PENDAHULUAN kesimpulan secara rasional dan beralasan.


Berpikir merupakan sebuah aktivitas Dengan demikian berpikir kritis
yang secara kontinue dilakukan manusia, memungkinkan peserta didik mengevaluasi
bahkan ketika sedang tertidur. Bagi otak, bukti-bukti dalam upaya membuat kesimpulan
berpikir dan menyelesaikan masalah yang rasional.
merupakan pekerjaan paling penting, bahkan Dalam kehidupan sehari-hari dengan
dengan kemampuan yang tidak terbatas. berpikir kritis memungkinkan peserta didik
Berpikir adalah salah satu daya paling utama untuk menemukan suatu kebenaran dari
dan menjadi ciri yang membedakan manusia kejadian dan informasi yang terjadi. Pujiono
dengan hewan. (2012) menjelaskan bahwa ciri seseorang
Berpikir kritis merupakan salah satu mampu berpikir kritis (critical thinking) adalah
kecakapan yang perlu dikembangkan dalam selalu mempertanyakan suatu argumen untuk
proses pendidikan. McGregor (2007, p.209) memperoleh kebenaran yang hakiki. Melalui
mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah beroikir kritis siswa diajak berperan aktif dan
suatu tindakan yang berupa meninjau dan efektif untuk membangun pengetahuan atau
mengevaluasi atau menilai sesuatu dalam struktur kognitifnya sendiri dan menerapkanya
upaya untuk membuat penilaian dan dalam pemecahan masalah.

10.25134/edubiologica.v8i1.2337 https://journal.uniku.ac.id/index.php/edubiologica edubiologica_spsbio@uniku.ac.id 35


Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi
Vol. 8, No. 1, Juni 2020, pp. 11-16 pISSN:2355-2352

Stenberg (Sri Lestari, 2010), 14 soal untuk mengetahui Berpikir Kritis dan
memaparkan bahwa ada lima cara untuk tes pilihan ganda (multiple choice) dengan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis jumlah soal 27 soal yang terdistribusi dalam
pada peserta didik yaitu : (1) mengajarkan taksonomi bloom (pengetahuan (C1) 10 soal,
peserta didik untuk menggunkan proses-proses pemahaman (C2) 6 soal, analisis (C4) 6 soal,
berpikir yang benar, (2) mengembangkan evaluasi (C5) 5 soal, dan telah divalidasi
strategi-strategi dalam memecahkan masalah, sebelumnya dikelompokkan untuk mengetahui
(3) meningkatkan gambaran mental, (4) Hasil Belajar pada siswa.
memperluas landasan pengetahuan peserta Teknik pengolahan dan analisis data
didik dan, (5) memotivasi peserta didik untuk dalam penelitian ini yaitu dengan Uji korelasi
menggunakan keterampilan-keterampilan dan Uji regresi linier sederhana.
berpikir. Uji korelasi digunakan untuk
Hubungannya dengan hasil belajar mengetahui hubungan di antara dua variabel,
adalah hasil belajar merupakan gambaran suatu dan jika ada hubungan,bagaimana arah
produk dari kegiatan belajar yang dilakukan di hubungan tersebut. Keeratan hubungan antara
dalam kelas. Belajar merupakan kegiatan satu variabel dengan variable yang lain biasa
untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah disebut dengan Koefisien Korelasi.
laku seseorang sebagai hasil dari pengalaman Untuk mendapatkan nilai tes hasil
individu dan interaksi dengan lingkungannya. belajar, peneliti terlebih dahulu melakukan
Syah (2011) mengatakan bahwa tahapan penskoran terhadap tes hasil belajar yang telah
perubahan tingkah laku seseorang yang relatif terkumpul. Untuk kriteria penskoran Tes hasil
melekat sebagai hasil pengalaman dan belajar dilakukan berdasarkan bentuk soal
interaksi dengan lingkungannya yang yang digunakan. Untuk soal pilihan berganda
melibatkan proses kognitif. Dapat disimpulkan skor untuk jawaban soal yang benar bernilai 1,
bahwa seseorang yang melakukan aktivitas dan skor jawaban yang salah bernilai nol.
belajar akan memperoleh perubahan yang Setelah dilakukan penskoran, tahapan
relatif tetap. selanjutnya adalah penilaian. Untuk penilain
Di dunia pendidikan, hasil belajar jawaban soal pilihan berganda digunakan
merupakan suatu faktor yang sangat penting rumus:
harus diperhatikan oleh setiap pengajar, Nilai PG = X100
dikarenakan hasil belajar yang dicapai peserta
didik menunjukan seberapa jauh siswa mampu
menguasai atau memahami suatu materi Penskoran terhadap kemampuan berpikir
pelajaran yang telah diberikan oleh guru di kritis siswa, dilakukan dengan mengacu pada
dalam kelas. Untuk mengetahui hasil belajar lampiran rubrik penilaian. Setelah dilakukan
perlu dilakukannya suatu evaluasi pada akhir penskoran, tahapan selanjutnya adalah
suatu pembelajaran. Hasil belajar ini penilaian dengan menggunakan rumus:
menyatakan apa yang akan dapat dilakukan Nilai Kemampuan berpikir kritis=
atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran X100
(Nasution MA. 1989:61).

METODE PENELITIAN Setiap hasil berpikir kritis dan hasil


Pendekatan dalam penelitian ini adalah belajar siswa dikelompokkan, data tersebut
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi dan uji
korelasi. Penelitian yang dilakukan bertujuan regresi untuk melihat hubungan setiap
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkatannya, uji korelasi dan uji regresi pada
Berpikir Kritis dengan Hasil Belajar siswa penelitian ini dengan menggunakan bantuan
pada Sub Konsep Psikotropika. Populasinya program SPSS 23 for windows.
kelas XII, sampel yang digunakan sebanyak 36
siswa dengan menggunakan teknik Purposive HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampling. Penelitian dilakukan di SMA Negeri Data yang diperoleh dari penelitian ini
Tasikmalaya Tahun Ajaran 2019/2020. meliputi data pengisian isntrumen soal
Teknik pengumpulan data pada berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik
penelitian ini berupa tes. Tes yang digunakan pada materi psikotropika di kelas XII MIPA
berupa tes essay dengan jumlah soal sebanyak SMA Negeri Kota Tasikamalaya. Hasil

36
Lathifah A., et.al (Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis)
Edubiologica: Jurnal Penelitian Ilmu dan Pendidikan Biologi
Vol. 8 No. 1, Juni 2020, pp. 35-37

berpikir kritis siswa setiap kelompok disebut


variabel X (variabel bebas) dan hasil belajar SIMPULAN
siswa disebut variabel Y (variabel terikat). Berdasarkan hasil penelitian
Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis
Tabel 1. Uji Korelasi dengan Hasil Belajar Peserta Didik pada sub
konsep Psikotropika dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang positif antara berpikir
kritis dengan hasil belajar peserta didik dan
dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada
sub konsep psikotropika sebesar 24 %.

DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, Syahri. (2003). Aplikasi Statistik
Berdasarkan tabel diatas dihasil analisis Praktis Dengan Menggunakan SPSS For
korelasi antara keterampilan metakognitif Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu.
dengan hasil belajar peserta didik didapatkan McGregor, D. (2007). Developing thinking;
nilai F sebesar -0,156 dengan taraf signifikansi develiping learning a guide to thinking
sebesar 0,364 < 0,05. Dapat disimpulkan skills in education. New York : McGraw
bahwa hipotesis penelitian diterima. Artinya, Hill Companies.
terdapat korelasi yang positif antara berpikir Nasution. (1989). Kurikulum dan Pengajaran.
kritis dengan hasil belajar peserta didik. Bandung : Bumi Aksara.
Penulis berasumsi berpikir kritis berkorelasi Priyastama, Romie. (2017) Buku Sakti Kuasai
positif dengan hasil belajar. SPSS Pengelolaan Data & Analisis
Data. Bantul : Star Up.
Tabel 2. Uji Regresi Pujiono, S. (2012). Berpikir Kritis dalam
Literasi Membaca dan Menulis untuk
Memperkuat Jati Diri Bangsa. PIBSI
XXXIV TAHUN 2012 UNSOED.
Resti, S. N. E. (2014). Hubungan Motivasi
Berprestasi Siswa dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa dengan Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siswa. Tesis. (Online),
Berdasarkan pada diatas Uji Regresi (http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdft
Linearitas Sederhana didapatkan nilai F hitung esi s2/41658.pdf), diakses 23 november
sebesar 0,847 dan signifikasi sebesar 0,364 > 2019.
0.05 dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan.
mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
manteri psikotropika sebesar 24 %. Sesuai Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses
dengan Resti (2014) pada penelitiannya Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
mengatakan bahwa terdapat hubungan yang Cipta.
kuat antara keterampilan berpikir kritis dan Usman, M. U. (2000).Menjadi Guru
hasil belajar. Kemudian penelitian yang sama Profesional. Bandung: Remaja
dilakukan oleh William (2010) bahwa Rosdakarya.
keterkaitan berpikir kritis dalam proses belajar
mengajar yakni perlunya mempersiapkan
peserta didik menjadi individu yang mampu
memecahkan masalah secara tangguh,
membuat keputusan yang matang, dan
menjadikan individu yang terus ingin belajar.
Pembelajaran yang memusatkan kemampuan
berpikir khususnya berpikir kritis menjadi
salah satu cara untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.

37
Lathifah A., et.al (Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis)

Anda mungkin juga menyukai