Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Responden

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menyebar

kuesioner kepada pasien klinik gigi Nadira di kota Semarang, dengan

rincian jumlah sampel dan jumlah kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini ditunjukan pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Deskriptif Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah
1 Kuesioner ke klinik gigi Nadira Tusam 9
Kuesioner ke klinik gigi Nadira
2 16
Tlogosari
Kuesioner ke klinik gigi Nadira
3 11
Fatmawati
Kuesioner ke klinik gigi Nadira MT.
4 56
Haryono
Kuesioner ke klinik gigi Nadira
5 8
Banyumanik
Total 100
Sumber : data primer yang diolah, 2020

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang yang

diambil secara simple random sampling pada pasien klinik gigi Nadira

di kota Semarang berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan

sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.1 jumlah kuesioner yang dibagikan

berjumlah 100 buah, dengan rincian terbanyak dibagikan ke pasien


klinik gigi Nadira MT. Haryono dan terkecil ke pasien klinik gigi

Nadira Banyumanik.

4.1.2 Tingkat pengetahuan pasien

Hasil penelitan tingkat pengetahuan pasien klinik gigi

Nadira di kota Semarang diperoleh melalui pembagian kuesioner

berupa 15 pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien

terhadap halal dan haram. Pernyataan tingkat pengetahuan diwakili

dengan kategori baik >75%, cukup 50%-75%, dan kurang <50%.

Didapatkan sebagian besar responden telah memiliki tingkat

pengetahuan halal dan haram dengan baik, dan tidak ada responden

yang memiliki tingkat pengetahuan kurang.

Tabel 4.2 Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan mengenai


halal dan haram
Tingkat pengetahuan N
responden
Baik 68
Cukup 32

Kurang 0
Total 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 68 responden yang

memiliki pengetahuan mengenai halal dan haram dengan baik, dan 32

responden yang memiliki pengetahuan mengenai halal dan haram

cukup, dan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan mengenai

halal dan haram kurang.


4.1.3 Kebutuhan klinik gigi syariah

Kebutuhan klinik gigi syariah didapatkan dari kuesioner yang

dibagikan beserta dengan kuesioner mengenai tingkat pengetahuan

responden mengenai halal dan haram. Terdapat 5 penilaian dari

kebutuhan klinik gigi syariah, yaitu dari segi kognitif, afektif, integratif

personal, integratif sosial, dan pelepasan, ketegangan, pelarian, dan

pengalihan. Tiap penilaian terdapat 6 butir pertanyaan dengan skala

linkert. Total pertanyaan untuk mngetahui kebutuhan klinik gigi syariah

sebanyak 30 pertanyaan. Skoring tiap jawaban dengan angka 1-4

dengan angka 4 jika jawaban sangat tepat, 3 jika jawaban tepat, 2 jika

jawaban tidak tepat, 1 jika jawaban sangat tidak tepat. Terdapat 2 jenis

pertanyaan dalam kuesinoner, yaitu pertanyaan positif dan negatif.

4.1.4 Pengetahuan responden terhadap halal haram terhadap kebutuhan

klinik gigi syariah

Tabel 4.5 Hasil Uji Korelasi Spearman


Hubungan N 100
pengetahuan pasien
terhadap kebutuhan sig 0,00
klinik gigi syariah Koefisien korelasi 0,803

Didapatkan angka koefisiensi korelasi 0,803 yang artinya tingkat

kekuatan hubungan (korelasi) antara tingkat pengetahuan pasien

muslim dengan kebutuhan klinik gigi syariah 0,803 atau berkorelasi

kuat. Angka koefisien korelasi pada tabel diatas bernilai positif yaitu

0,803 yang berarti hubungan kedua variabel tersebut berbanding lurus,


dan dapat diartikan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan

responden, maka akan semakin tinggi kebutuhan klinik gigi syariah.

Nilai signifikansi hubungan kedua variabel sebesar 0,00 (p<0,05) maka

dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan pasien muslim mengenai halal haram dengan kebutuhan

klinik gigi syariah.

4.2 Pembahasan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien muslim

mengenai halal haram dengan kebutuhan klinik gigi syariah. Sebanyak

68 pasien muslim memiliki pengetahuan halal dan haram yang baik dan

hanya 32 pasien muslim yang memiliki tingkat pengetahuan cukup.

Menurut data Badan Pusat Statistik kota Semarang (2017)

penduduk muslim di kota Semarang mencapai 1,5 juta dengan jumlah

penduduk keseluruhan di kota Semarang sebanyak 1,8 juta jiwa, dan

dapat dikatakan bahwa agama Islam adalah agama mayoritas di kota

Semarang, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

pasien muslim di Semarang mengenai ketentuan halal dan haram dalam

agama Islam. Hingga kini hanya terdapat dua rumah sakit yang telah

bersertifikat syariah di Indonesia, salah satunya ada di Semarang, yaitu

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang (RSISA). Adanya RSISA

di Semarang menunjukkan bahwa kota Semarang dapat menjadi target

yang potensial dengan dibangunnya pelayanan kesehatan berbasis


syariah mengingat penduduk muslim menjadi mayoritas di kota

Semarang.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

028 tentang klinik. Klinik didefinisikan sebagai fasilitas pelayanan

kesehatan dengan memberi layanan kesehatan kepada perorangan

dengan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik dan

diselenggarakan lebih dari satu jenis tenaga kesehatan yaitu dokter,

dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. Klinik gigi dirasa

sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dan posisi klinik yang

lebih dekat dengan masyarakat setiap wilayah di kota Semarang.

Kebutuhan terhadap klinik gigi syariah di kota Semarang tinggi

karena persebaran penduduk muslim di kota Semarang yang luas, dan

sementara hanya terdapat satu rumah sakit yang berbasis syariah di kota

Semarang yang letaknya dipinggir kota Semarang, dengan besar dan

luasnya persebaran penduduk muslim di kota Semarang disertai

pengetahuan mengenai halal dan haram yang baik dapat disimpulkan

bahwa penduduk muslim di kota Semarang membutuhkan klinik gigi

syariah yang sesuai dengan ketentuan dan hukum Islam. Penduduk

muslim di kota Semarang dapat menjadi target yang potensial sebagai

konsumen pengguna klinik gigi berbasis syariah.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasien

muslim terhadap kebutuhan klinik gigi syariah di kota Semarang.

2. Sebanyak 68 pasien muslim memiliki tingkat pengetahuan halal haram

yang baik, 32 pasien muslim memiliki tingkat pengetahuan halal

haram yang cukup, dan tidak ada pasien muslim yang memiliki tingkat

pengetahuan halal haram yang kurang.

5.2 Saran

1. Penelitian ini diharapkan dapat menginisiasi dibangunnya klinik gigi

syariah di kota Semarang.

2. Perlu diadakan edukasi mengenai pentingnya mengetahui halal dan

haram untuk masyarakat muslim di kota Semarang.

Anda mungkin juga menyukai