Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X

PERAWATAN DIRI BERBASIS BUDAYA SELAMA MASA NIFAS PADA IBU


POSTPARTUM

CULTURE-BASED SELF-CARE FOR POSTPARTUM MOTHERS

1
Mariyati
1
, Gloria Silvana Tumansery1
Akademi Keperawatan Ibnu Sina Kota Sabang, Aceh, Indonesia
ABSTRAK
Setiap negara memiliki warisan budaya tersendiri dalam merawat ibu pada masa kehamilan dan nifas,
kebiasaan tersebut dipraktekan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Sebagian besar daerah di
Indonesia memiliki pantangan ataupun anjuran tertentu yang harus dilakukan ibu pada masa nifas. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 10 orang ibu postpartum. Sampel ditetapkan dengan menggunakan tekhnik purposive sampling.
Hasil penelitian menemukan perawatan tradisional yang dilakukan oleh ibu postpartum di Kota Sabang
meliputi massage, penggunaan ramuan, pantangan makan dan aktivitas dan melakukan kompres di perut
dengan menggunakan batu yang dipanaskan maupun ramuan tertentu. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam menyusun program kesehatan bagi ibu postpartum di Kota
Sabang.
Kata Kunci: Perawatan diri, postpartum, transcultural nursing, budaya

ABSTRACT

Every country has it own cultural heritage in providing cares for mothers during pregnancy and postpartum
periods that are practiced from generation to generation. In most part of Indonesia, there are a number of
restrictions and suggestions that should be done by postpartum mothers. This study employed a qualitative
research design with phenomenological approach. The respondent in this study are ten postpartum mothers.
Purposive sampling technique was apllied in determining the samples. The result of the study found that the
traditionl cares performed by postpartum mothers in Sabang were messages, herbs consuming, restrictions
food and certain activities, and compress on the abdominal area with heated stone. This study is expected to
contribute a useful input for healthcare providers in developing health programs for postpartum mothers in
Sabang.

Korespondensi:
* Mariyati, 1Akademi Keperawatan Ibnu Sina Kota Sabang, Aceh, Email:
buahrenda@gmail.com
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

Latar Belakang budaya setempat yang dilakukan oleh ibu

Setiap negara memiliki warisan budaya postpartum selama masa masa nifas.

tersendiri dalam merawat ibu pada masa


kehamilan dan nifas, kebiasaan tersebut Metode

dipraktekan secara turun temurun dari generasi Desain penelitian merupakan jenis kualitatif

ke generasi. Sebagian besar daerah di Indonesia dengan pendekatan fenomenologi. 10 orang

memiliki pantangan-pantangan tertentu dalam ibu postpartum dipilih sebagai partisipan

aktivitas maupun mengkonsumsi makanan bagi dengan menggunakan tekhnik purposive

ibu hamil dan bersalin. Masyarakat desa Gading sampling. Kriteria yang ditetapkan dalam

Sari Bantul, memiliki beberapa pantangan dan memilih sampel adalah menerapkan perawatan

anjuran tidak tertulis bagi ibu pada masa hamil secara budaya selama masa dan nifas,

dan nifas, seperti larangan makan buah pisang, kooperatif dan mau menyampaikan informasi

anjuran untuk selalu menggunakan peralatan dan bersedia terlibat dalam penelitian ini.

makan yang bersih dan ritual-ritual adat yang Pengumpulan data penelitian dilakukan

dilakukan dalam waktu tertentu (Kasnodiharjo dikota Sabang selama Juni hingga Agustus

& Kristiani, 2013). Fauziah (2008) dari hasil 2018. Data dikumpulkan melalui wawancara

penelitian yang dilakukan di Aceh Barat, mendalam semi terstruktur dengan 2 kali tatap

mengatakan ada banyak pantangan dan muka. Wawancara diawali dengan pertanyaan

anjuran yang tidak boleh dilakukan oleh wanita terbuka “Bisakah ibu menceritakan perawatan

Aceh selama masa hamil dan nifas, dimana tradisional yang ibu lakukan sesudah

larangan tersebut tidak hanya ditujukan untuk melahirkan?” kemudian dikembangkan dengan

ibu namun juga suaminya. Beberapa larangan pertanyaan lain sesuai jawaban responden.

dan anjuran yang diterapkan oleh masyarakat Wawancara dilakukan secara face to face

seperti larangan untuk makan buah nenas, dalam waktu 15-30 menit. Hasil wawancara

anjuran untuk selalu membaca surah Maryam dikumpulkan lewat transkrip pembicaraan

dalam kitab suci Al-Qur’an dan larangan bagi sebelum dianalisa. Aalisa data dilakukan

suami untuk menyakiti binatang. dengan melakukan konten analisis. Menurut

Penenelitian ini bertujuan untuk melihat Graneheim & Lundman (2004) tekhnik konten

penerapan praktik perawatan diri berdasarkan analisis adalah sebuah tekhnik analisa untuk
menemukan makna yang terkandung dalam
tulisan.
48
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

Izin etik penelitian diperoleh dari Komisi Perawatan diri berbasis budaya yang dilakukan
Etik Penelitian Keperawatan (KEPK) Fakultas ibu selama masa nifas terbagi dalam 4 kategori
Keperawatan Universitas Syiah Kuala. yaitu massage, penggunaan ramuan,
Partisipan diberikan penjelasan mengenai pantangan makan dan aktivitas dan melakukan
tujuan dan proses penelitian sebelum menanda kompres di perut dengan menggunakan batu
tangani persetujuan. yang dipanaskan maupun ramuan tertentu.
Hasil dapat dilihat pada table berikut.

Hasil dan Diskusi Tabel 2.2 Penyusunan tema, dan kategori


berdasarkan kode
Berdasarkan data penelitian di temukan
No Tema Kategori Kode
bahwa seluruh responden melakukan
1 Perawatan Ramuan - Tanaman herbal
perawatan secara tradisional tanpa dipengaruhi diri berbasis (topical &
budaya oral)
oleh latar belakang jenjang pendidikan
Massage - Pijat seluruh
pendidikan, pekerjaan dan suku. Karakteristik tubuh untuk
mengembalikan
responden dapat dilihat pada table berikut
stamina
- Pijat pada area
dada untuk
Tabel 2.1 Distribusi frekuensi karakteristik
melancarkan
partisipan (n=10) ASI

No Kategori f % Kompres - Menggunakan


hangat batu panas
1 Perawatan tradisional
(bakar
Menggunakan 10 100 Batu)
Tidak menggunakan 0 0
2 Usia Pantangan - Makanan
tertentu
a. < 20 tahun 0 0 - Aktivitas
b. 20 - 35 tahun 9 90 tertentu
c. > 35 tahun 1 10
3 Pekerjaan sampingan
Menggunakan Ramuan tradisonal
a. Bekerja 6 60
b. Tidak Bekerja 4 40
Hasil analisa data menunjukan bahwa
4 Suku
a. Aceh 9 90 salah satu jenis perawatan yang dilakukan oleh
b. Lainnya 1 10 ibu postpartum pada masa nifas adalah
5 Pendidikan terakhir
mengkonsumsi ataupun menggunakan
a. Sekolah Menegah 2 20
b. Diploma III 2 10 ramuan yang dibuat dari bahan-bahan herbal
c. Sarjana strata 1 5 10
seperti kunyit, tamarin dan tumbuhan lainnya.
d. Sarjana Strata 2 1 10
49
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

Partisipan mengatakan bahwa mengkonsumsi Pengetahuan mengenai sakit dan penyakit


ramuan tradisional dapat membantu dalam masyarakat dipengaruhi oleh nilai-nilai
memulihkan tenaga lebih cepat, tradisional dan pengaruh perkembangan ilmu
menghangatkan tubuh, mempercepat medis modern (Sembiring & Sismudjito, 2015).
penyembuhan luka pada jalan lahir, Begitu pula dengan penangan terhadap sakit
melancarkan lochea dan mengurangi rasa nyeri dan penyakit. Masyarakat Indonesia lazim
akibat kontraksi uteru. menggunakan obat-obatan tradisional untuk
Minuman herbal seperti saripati kunyit mempertahankan kesehatan maupun
ditambah beberapa tumbuhan herbal lainnya mengobati penyakit.
diyakini dapat mempercepat pemulihan luka Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia pada
jalan lahir. tahun 2013 menunjukkan bahwa 49,0% Rumah
“Minum air kunyit dicampur sama daun pacar tangga yang terlibat dalam penelitian tersebut
trus asam jawa sikit, biar lukanya cepat kering” menggunakan ramuan tradisional untuk
(partisipan 2) menjaga kesehatan atau kebugaran (Kemenkes,
Budaya meminum ramuan atau jamu- 2013). Sementara hasil RISKESDAS 2018
jamu tertentu selama masa nifas sudah lazim menunjukan bahwa 55,7% rumah tangga
ditemui di masyarakat. Jamu bagi ibu memanfaatkan pelayanan kesehatan
postpartum tidak hanya dikonsumsi secara oral tradisional dengan pemanfaatan ramuan
namun juga digunakan secara topical dengan tradisional yang sudah jadi (olahan) sebanyak
mengoleskan diseluruh tubuh atau pada bagian 48% dan 31,8% menggunakan ramuan
tertentu saja seperti perut dan dahi. tradisional yang dibuat sendiri (kemenkes,
“Pake parem disemua badan, biar badannya 2018)
hangat” (partisipan 10)” Selain dipercaya dapat membantu
Menurut peraturan pemerintah Republik memulihkan kebugaran dan kesehatan tubuh,
Indonesia No 103 (2014), tentang pelayanan masyarakat juga percaya dengan menggunakan
kesehatan tradisional, obat tradisional adalah ramuan tertentu ditubuh dapat menghindarkan
bahan atau ramuan yang berasal dari hewan, mereka dari gangguan makhluk halus.
mineral, sedian galenik maupun campuran Lima dari 10 partisipan yang terlibat dalam
bahan tersebut yang digunakan sebagai penelitian mengatakan, mereka menggunakan
pengobatan secara turun temurun dan tanaman tertentu untuk menjaga diri dari
diterapkan sesuai norma masyarakat setempat. gangguan makhluk halus. Selain tanaman,
50
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

beberapa partisipan juga mempercayai bahwa perasan air jeruk nipis yang kemudian ditutup
membawa gunting, mengikatkan benang dengan daun jarak dapat mengembalikan
dengan warna tertentu di tubuh dapat menjaga elastisitas kulit perut.
ibu dari gangguan yang bersifat gaib. “gak ditarok batu karna SC, Cuma dikasi kapur
Kepercayaan ini mulai diterapkan ibu sejak sirih campor jeruk nipis trus ditutup pake daun
masa hamil hingga masa nifas. nawah (daun jarak) baru dibalut kain”
“ada juga pake benang diperot waktu hamil (partisipan 6)”
katanya biar gak diganggu setan….kalau Tradisi perawatan dengan menggunakan
periksa ke dokter dilepas dulu biar gak kena campuran kapur sirih dan jeruk nipis juga
marah sama dokternya” (Partisipan 6) ditemukan di bagian Kelantan Malaysia, yang
“Daun inggu ditaro gitu aja dibawah bantal dikenal dengan istilah “barut perut“. Menurut
udah gitu dioles-oles dikening juga ada, seorang bidan kampong (dukun bayi), bahan
katanya setan gak suka sama baunya yang biasa digunakan untuk barut perut ialah
(partisipan 10)” kapur, limau nipis dan kunyit. Tujuan barut
Dikening ditarok daun inggu, biar gak perut ialah untuk mengembalikan perut wanita
diganggu, kalau bayinya ditarok diubun-ubun kepada bentuk asal dan juga mengempiskannya
(partisipan 9) (Mohamed & Bidin, 2012).
Selain di Aceh, kepercayaan dalam Kemiripan Antara perawatan tradisional
menggunakan benda dan tumbuhan tertentu di Aceh dan Kelantan, dapat dikarenakan oleh
untuk menjaga diri selama masa nifas dan letak geografis yang berdekatan sehingga
hamil dari gangguan roh halus, juga diterapkan memungkinkan terjadinya pertukaran budaya
oleh masyarakat suku sasak. Hasil penelitian dan adat istiadat seiring dengan transaksi
yang dilakukan oleh Sahidu, dkk (2013) ekonomi sejak masa yang lalu.
mengatakan bahwa perawatan yang diberikan
Melakukan Massage
oleh belian kepada ibu yang sedang hamil
selain air yang dimantrai adalah jeringo (sejenis Melakukan message atau terapi pijat
akar tanaman), memakaikan peniti ke pakaian merupakan salah satu perawatan diri yang
ibu dan memberikan jimat dari benang yang dilakukan ibu postpartum di kita sabang.
diikatkan di pergelangan tangan ibu dan bayi. Perawatan diberikan sebanyak dua kali
6 dari sepuluh partisipan mengatakan seminggu selama satu bulan lebih atau dikenal
bahwa mengoleskan campuran kapur sirih dan oleh masyarakat dengan sebutan masa 44 hari.
51
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

Massage dilakukan oleh dukun bayi atau di pada payudara selama masa postpartum untuk
Aceh biasa disebut makblin. Massage yang meningkatkan produksi ASI.
dilakukan tergantung pada riwayat persalinan Dalam ilmu kesehatan modern dikenal
ibu postpartum, ibu dengan riwayat persalinan pijat oksitoksin sebagai salah satu upaya untuk
normal diberikan massage seluruh badan sejak meningkatkan hormone oxcytocin yang
hari kedua pasca salin sedangkan ibu dengan berfungsi dalam produksi ASI. Pijat oksitoksin
riwayat operasi sectio caesaria dilakukan adalah pemijatan kedua sisi sepanjang tulang
massage 7 hari pasca operasi dan hanya di area belakang, pemijatan ini dilakukan untuk
dada dan ekstremitas. merangsang reflek oksitoksin atau reflek
“anak pertama sama kedua pijatnya satu pengeluaran ASI (Monika, 2014).
badan, yang ketiga ini gak berani karna operasi Berdasarkan pengamatan peneliti saat
jadi Cuma dada aja sama tangan trus kaki” melakukan pengumpulan data, Massage
(partisipan 3)” tradisional yang diberikan oleh dukun bayi pada
Seluruh partisipan yang terlibat dalam ibu post partum memiliki perbedaan dengan
penelitian ini mengatakan tidak ada ramuan tekhnik pijat oksitoksin yang dianjurkan dalam
khusus yang digunakan saat melakukan ilmu kesehatan modern.
massage. Bahan yang biasa digunakan untuk Terapi pijat diyakini memberikan banyak
message adalah minyak zaitun, minyak kelapa, manfaat pada ibu postpartum, namun demikian
baby oil dan minyak telon. pijat tradisional yang dipraktekkan selama ini
“klo diurut paling pake minyak telon, minyak masih belum memiliki bukti empiris yang
zaitun atau baby oil…gitu aja gak ada yang mencukupi mengenai manfaat yang
khusus” (partisipan 1)” didapatkan. Pemberi asuhan keperawatan
Terapi massage sangat terkenal di komunitas terkadang menghadapi kesulitan
Indonesia tidak hanya pada ibu postpartum, menyesuaikan diri dimasyarakat karna
perawatan bayi sakit hingga patah tulang juga pengaruh elemen-elemen di masyarakat yang
menggunakan terapi massage. tidak di fahami ataupun tidak diperkirakan
Salah satu massage yang dilakukan pada ibu sebelumnya (Anderson & McFarlene, 2006).
post partum bertujuan untuk melancarkan ASI.
Sebuah qualitative Sistematik Review yang
dilakukan Denis, et al (2007) menunjukan
bahwa wanita di Thailand melakukan massage
52
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

Kompres Hangat (Bakar Batu) pakenya juga dikiran-kira, makin lama makin
bagus” (partisipan 1)”
Perawatan tradisional lainnya yang
4 dari 10 partisipan dengan persalinan
dilakukan ibu postpartum selama masa nifas
normal mengatakan melakukan tradisi bakar
adalah melakukan kompres pada area perut
batu setelah melahirkan, sedangkan 6
dengan menggunakan batu yang sudah
partisipan lainnya tidak melakukan hal tersebut
dipnaskan terlebih dahulu.
karna melahirkan melalui operasi section
“memang kayak gitu adat orang Aceh klo habis
caesaria.
melahirkan, pijat, minum jamu sama pake-pake
Hal yang berbahaya dari perawatan bakar
yang dibadan trus bakar batu tarok diperut”
batu ini adalah resiko kemungkinan terjadinya
(partisipan 8)”
luka bakar karna tidak ada ketetapan pasti
Bakar batu merupakan perawatan
berapa lama batu tersebut harus dibakar dan
tradisional yang lazim dijumpai di Aceh,
berapa lama batu panas tersebut diletakkan
perawatan ini dikenal dengan istilah theet bate.
diatas perut.
Cara melakukan perawatan ini yaitu, batu kali
“gak pasti lamanya, biasanya kalau pasang
yang tipis dipanaskan di atas tungku pemanas
mau tidur nanti pas sahur baru dibuka”
atau kompor, setelah panas batu tersebut
(partisipan 7)”
dibalut dengan kain, diletakkan diatas perut ibu
Luka bakar adalah respon kulit dan jaringan
dan diikat dengan kain. Batu dipindahkan ke
subkutan terhadap trauma suhu/termal. Luka
area perut yang lain setelah beberapa menit
bakar dengan ketebalan parsial merupakan luka
kemudian. Perawatan ini dipercaya dapat
bakar yang tidak merusak epitel kulit atau
melancarkan peredaran darah, membantu
hanya merusak sebagian epitel kulit (Grace&
melancarkan pengeluaran lochea dan
Borley, 2006).
mengembalikan elastisitas kulit perut sehabis
Hasil pengumpulan data ditemukan bahwa
melahirkan. Partisipan juga mempercayai
salah satu responden mengalami tanda luka
bahwa semakin lama batu diletakkan, manfaat
bakar dengan ketebalan parsial, dimana terjadi
yang didapatkan semakin besar.
pengelupasan kulit pada area perawatan bakar
“batunya dibakar dikompor trus dibalut kain
batu. Partisipan menganggap hal tersebut
baru pasang diperot, biasanya malam waktu
sebagai hal yang wajar.
mau tidor, panasnya ya dikira-kira aja lama
“Kulitnya terkelupas kalau habis pasang batu
itu, ya memang kayak gitu” (6)”
53
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

Merubah prilaku dan pandangan dari jenis maupun porsinya. Pantangan


masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut bertujuan untuk menjaga berat dan
bukanlah sesuatu yang mudah. Hal yang bentuk badan ibu, menjaga kualitas ASI dan
terlihat berbahaya dalam pandangan kesehatan menjaga kesehatan ibu. Adapun jenis makanan
modern belum tentu menjadi hal yang yang dilarang untuk dikonsumsi oleh ibu
berbahaya bagi masyarakat. Teori keperawatan postpartum adalah, makanan pedas, makanan
transcultural nursing Menurut Leininger & yang digoreng, buah nangka, telur, seafood,
McFarlane (2002, dikutip dari Tomey & cabai, lada. Selain dilarang untuk
Alligood, 2006) adalah teori keperawatan mengkonsumsi jenis makanan tertentu, ibu
budaya secara universal, hasil penggabungan postpartum juga dilarang untuk mengkonsumsi
antara ilmu antropologi dan keperawatan yang makanan dalam jumlah besar, minum dalam
fokus pada analisis dan studi perbandingan jumlah banyak.
antara perbedaan culture dan subculture “Biar badannya bagus, minum juga gak boleh
dengan menghargai prilaku caring, nursing banyak, cuma satu gelas besar lah sehari, kalau
care, nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola hari panas boleh tambah setengah gelas lagi”
tingkah laku masyarakat setempat. Meski demikian tidak semua partisipan
mematuhi pantangan tersebut setiap hari.
Pantangan Makan dan Aktivitas
“Kadang curi-curi juga makan makanan yang
Semua partisipan yang terlibat dalam dilarang sama minum air es, gak sanggup klo
penelitian ini mengatakan memiliki pantangan cuaca panas (partisipan 7)”
tertentu selama masa nifas. Pantangan Pantangan makan selama masa nifas
tersebut meliputi jenis dan porsi makanan dan dapat menimbulkan masalah serius bagi status
aktivitas sehari-hari. gizi ibu, kualitas dan produksi ASI, terlebih lagi
“Iya gak boleh makan sembarangan, jalan-jalan pantangan terhadap jumlah air yang boleh
keluar, nyuci sama masak juga dipantangin dikonsumsi ibu selama masa nifas. Bahiyatun
(partisipan 6)” (2009) mengatakan tidak ada kontraindikasi
“Selama masa nifas gak boleh masak dulu, dalam pemberian nutrisi setelah persalinan. Ibu
karna kan kita masih kotor, pijak tanah juga harus mendapatkan nutrisi yang baik dengan
gak boleh dulu sebelum 44 hari (partisipan 8)” penambahan kalori sebanyak 200-500 ckal dari
Partisipan mengatakan selama masa nifas kebutuhan sebelum hamil. Selain itu asupan
ibu memiliki banyak pantangan makanan baik
54
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

cairan ibu juga harus ditingkatkan dari Merubah kebiasaan dan tradisi di
kebutuhan sebelum hamil sebanyak 1000 ml. masyarakat tentu bukan hal yang mudah, oleh
Periode postpartum adalah waktu sebab itu pemahaman yang baik tentang
penyembuhan dan perubahan. Pada masa ini perawatan transcultural nursing tentu sangat
perlahan alat reproduksi kembali pada kondisi dibutuhkan oleh para perawat komunitas.
seperti sebelum hamil. Diet cukup kalori dan Penelitian lebih lanjut tentang efek negative
protein dan istirahat yang cukup dibutuhkan dan positif dari perawatan tradisioal selama
untuk membantu proses tersebut (Rini & masa kehamilan dan nifas disarankan bagi
Kumala, 2016). peneliti selanjutnya.

Kesimpulan Acknowledgements

Menggunakan Ramuan, message, kompres Penelitian ini sepenuhnya dibiayai oleh


dengan meletakkan batu panas dibagian perut Dana Hibah Penelitian dosen pemula dari
dan menjaga diri dari pantangan tertentu Kemenristek DIKTI. Penulis mengucapkan
adalah perawatan pada masa nifas berbasis terima kasih kepada Kemenristek DIKTI, LLDIKTI
budaya yang lazim dilakukan pada ibu wilayah 13, Staf dan dosen Akademi
postpartum di daerah Aceh. Keperawatan Ibnu Sina Kota Sabang, Dinas
Menggunakan batu panas yang dibalut Kesehatan Kota Sabang dan PUSKESMAS, bidan
dengan kain atau lebih dikenal dengan istilah desa dan para partisipan di Kota Sabang, Aceh
thet batee merupakan salah satu perawatan Indonesia yang terlibat dalam penelitian ini.
tradisional yang hingga saat ini masih Penulis memastikan tidak ada conflict of
dilestarikan oleh sebagian masyarakat Aceh dan interest terhadap penelitian ini.
dalam praktiknya dapat bertentangan dengan
Perawatan kesehatan modern. Perawatan References
dengan menggunakan batu panas kemungkinan
Anderson, E.T & McFarlene, J. (2006). Buku ajar
dapat menimbulkan luka bakar, karna keperawatan komunitas teori dan
praktik ed-3. (Yudha, E.K, Terjemahan).
masyarakat berkeyakinan bahwa semakin lama
Jakarta: EGC.
batu diletakkan manfaat yang didapat semakin Bahiyatun (2006). Buku ajar asuhan kebidanan
nifas normal. Jakarta: EGC.
besar.
Denis, C. L, et all (2007). Traditional postpartum
practices and ritual: A qualitative
55
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1

systematic review, Women Health Sembiring, S. & Sismudjito (2015). Pengetahuan


3(4), 487-502. Dan Pemanfaatan Metode Pengobatan
Fauziah, C.A (2008). Mitos tentang kehamilan. Tradisional Pada Masyarakat Desa
Aceh research training, Naggroe Aceh Suka Nalu Kecamatan Barus Jahe.
Darussalam. Perspektif Sosiologi, 3(1).
Graneheim, U. H., & Lundman, B. (2004). Tomey, A.N & Alligood, M.R. (2006). Nursing
Qualitative content analysis in nursing Theoriest and their work 6th-ed. St.
research: concepts, procedures and Louis: Mosby Elsevier, Inc.
measures to achieve trustworthiness.
Nurse education today, 24(2), 105-112.
Grace, A.P & Borley, N.R (2006). At A glance
Ilmu Bedah ed-3. (Vidhia Umami,
Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Kasnodihardjo, K., & Kristiana, L. (2013).


Praktek budaya perawatan kehamilan
di desa gadingsari Yogyakarta. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 4(3 Des), 105-
112.
KEMENKES, R.I. (2013). Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2012. Jakarta:
Kementrian Kesehatah Republik
Indonesia.
KEMENKES, R.I. (2018). Hasil utama riskesdas
2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Monika, F.B (2016). Buku Pintar ASI dan
Menyusui. Mizan Publika, Jakarta.
Mohamed, E.H & Bidin, A.A. (2012). Penjagaan
kesihatan wanita semasa dalam
pantang: Amalan dan kepercayaan,
GEOGRAFIA OnlineTM Malaysia
Journal of Society and Space 8(7), 20-
31.
Presiden R.I (2014), Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2014, Tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional.
Rini, S & Kumala, F (2016). Panduan asuhan
nifas & evidence based practice.
Deepublish, Jakarta.
Sahidu, AM, et al (2013). Pergeseran peran
belian dalam pemeliharaan kesehatan
perempuan Suku Sasak di saat
kehamilan. Masyarakat, Kebudayaan
dan Politik 26(1), 55-64
56

Anda mungkin juga menyukai