1 PB
1 PB
1
Mariyati
1
, Gloria Silvana Tumansery1
Akademi Keperawatan Ibnu Sina Kota Sabang, Aceh, Indonesia
ABSTRAK
Setiap negara memiliki warisan budaya tersendiri dalam merawat ibu pada masa kehamilan dan nifas,
kebiasaan tersebut dipraktekan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Sebagian besar daerah di
Indonesia memiliki pantangan ataupun anjuran tertentu yang harus dilakukan ibu pada masa nifas. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 10 orang ibu postpartum. Sampel ditetapkan dengan menggunakan tekhnik purposive sampling.
Hasil penelitian menemukan perawatan tradisional yang dilakukan oleh ibu postpartum di Kota Sabang
meliputi massage, penggunaan ramuan, pantangan makan dan aktivitas dan melakukan kompres di perut
dengan menggunakan batu yang dipanaskan maupun ramuan tertentu. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam menyusun program kesehatan bagi ibu postpartum di Kota
Sabang.
Kata Kunci: Perawatan diri, postpartum, transcultural nursing, budaya
ABSTRACT
Every country has it own cultural heritage in providing cares for mothers during pregnancy and postpartum
periods that are practiced from generation to generation. In most part of Indonesia, there are a number of
restrictions and suggestions that should be done by postpartum mothers. This study employed a qualitative
research design with phenomenological approach. The respondent in this study are ten postpartum mothers.
Purposive sampling technique was apllied in determining the samples. The result of the study found that the
traditionl cares performed by postpartum mothers in Sabang were messages, herbs consuming, restrictions
food and certain activities, and compress on the abdominal area with heated stone. This study is expected to
contribute a useful input for healthcare providers in developing health programs for postpartum mothers in
Sabang.
Korespondensi:
* Mariyati, 1Akademi Keperawatan Ibnu Sina Kota Sabang, Aceh, Email:
buahrenda@gmail.com
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1
Setiap negara memiliki warisan budaya postpartum selama masa masa nifas.
dipraktekan secara turun temurun dari generasi Desain penelitian merupakan jenis kualitatif
ibu hamil dan bersalin. Masyarakat desa Gading sampling. Kriteria yang ditetapkan dalam
Sari Bantul, memiliki beberapa pantangan dan memilih sampel adalah menerapkan perawatan
anjuran tidak tertulis bagi ibu pada masa hamil secara budaya selama masa dan nifas,
dan nifas, seperti larangan makan buah pisang, kooperatif dan mau menyampaikan informasi
anjuran untuk selalu menggunakan peralatan dan bersedia terlibat dalam penelitian ini.
makan yang bersih dan ritual-ritual adat yang Pengumpulan data penelitian dilakukan
dilakukan dalam waktu tertentu (Kasnodiharjo dikota Sabang selama Juni hingga Agustus
& Kristiani, 2013). Fauziah (2008) dari hasil 2018. Data dikumpulkan melalui wawancara
penelitian yang dilakukan di Aceh Barat, mendalam semi terstruktur dengan 2 kali tatap
mengatakan ada banyak pantangan dan muka. Wawancara diawali dengan pertanyaan
anjuran yang tidak boleh dilakukan oleh wanita terbuka “Bisakah ibu menceritakan perawatan
Aceh selama masa hamil dan nifas, dimana tradisional yang ibu lakukan sesudah
larangan tersebut tidak hanya ditujukan untuk melahirkan?” kemudian dikembangkan dengan
ibu namun juga suaminya. Beberapa larangan pertanyaan lain sesuai jawaban responden.
dan anjuran yang diterapkan oleh masyarakat Wawancara dilakukan secara face to face
seperti larangan untuk makan buah nenas, dalam waktu 15-30 menit. Hasil wawancara
anjuran untuk selalu membaca surah Maryam dikumpulkan lewat transkrip pembicaraan
dalam kitab suci Al-Qur’an dan larangan bagi sebelum dianalisa. Aalisa data dilakukan
Penenelitian ini bertujuan untuk melihat Graneheim & Lundman (2004) tekhnik konten
penerapan praktik perawatan diri berdasarkan analisis adalah sebuah tekhnik analisa untuk
menemukan makna yang terkandung dalam
tulisan.
48
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1
Izin etik penelitian diperoleh dari Komisi Perawatan diri berbasis budaya yang dilakukan
Etik Penelitian Keperawatan (KEPK) Fakultas ibu selama masa nifas terbagi dalam 4 kategori
Keperawatan Universitas Syiah Kuala. yaitu massage, penggunaan ramuan,
Partisipan diberikan penjelasan mengenai pantangan makan dan aktivitas dan melakukan
tujuan dan proses penelitian sebelum menanda kompres di perut dengan menggunakan batu
tangani persetujuan. yang dipanaskan maupun ramuan tertentu.
Hasil dapat dilihat pada table berikut.
beberapa partisipan juga mempercayai bahwa perasan air jeruk nipis yang kemudian ditutup
membawa gunting, mengikatkan benang dengan daun jarak dapat mengembalikan
dengan warna tertentu di tubuh dapat menjaga elastisitas kulit perut.
ibu dari gangguan yang bersifat gaib. “gak ditarok batu karna SC, Cuma dikasi kapur
Kepercayaan ini mulai diterapkan ibu sejak sirih campor jeruk nipis trus ditutup pake daun
masa hamil hingga masa nifas. nawah (daun jarak) baru dibalut kain”
“ada juga pake benang diperot waktu hamil (partisipan 6)”
katanya biar gak diganggu setan….kalau Tradisi perawatan dengan menggunakan
periksa ke dokter dilepas dulu biar gak kena campuran kapur sirih dan jeruk nipis juga
marah sama dokternya” (Partisipan 6) ditemukan di bagian Kelantan Malaysia, yang
“Daun inggu ditaro gitu aja dibawah bantal dikenal dengan istilah “barut perut“. Menurut
udah gitu dioles-oles dikening juga ada, seorang bidan kampong (dukun bayi), bahan
katanya setan gak suka sama baunya yang biasa digunakan untuk barut perut ialah
(partisipan 10)” kapur, limau nipis dan kunyit. Tujuan barut
Dikening ditarok daun inggu, biar gak perut ialah untuk mengembalikan perut wanita
diganggu, kalau bayinya ditarok diubun-ubun kepada bentuk asal dan juga mengempiskannya
(partisipan 9) (Mohamed & Bidin, 2012).
Selain di Aceh, kepercayaan dalam Kemiripan Antara perawatan tradisional
menggunakan benda dan tumbuhan tertentu di Aceh dan Kelantan, dapat dikarenakan oleh
untuk menjaga diri selama masa nifas dan letak geografis yang berdekatan sehingga
hamil dari gangguan roh halus, juga diterapkan memungkinkan terjadinya pertukaran budaya
oleh masyarakat suku sasak. Hasil penelitian dan adat istiadat seiring dengan transaksi
yang dilakukan oleh Sahidu, dkk (2013) ekonomi sejak masa yang lalu.
mengatakan bahwa perawatan yang diberikan
Melakukan Massage
oleh belian kepada ibu yang sedang hamil
selain air yang dimantrai adalah jeringo (sejenis Melakukan message atau terapi pijat
akar tanaman), memakaikan peniti ke pakaian merupakan salah satu perawatan diri yang
ibu dan memberikan jimat dari benang yang dilakukan ibu postpartum di kita sabang.
diikatkan di pergelangan tangan ibu dan bayi. Perawatan diberikan sebanyak dua kali
6 dari sepuluh partisipan mengatakan seminggu selama satu bulan lebih atau dikenal
bahwa mengoleskan campuran kapur sirih dan oleh masyarakat dengan sebutan masa 44 hari.
51
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1
Massage dilakukan oleh dukun bayi atau di pada payudara selama masa postpartum untuk
Aceh biasa disebut makblin. Massage yang meningkatkan produksi ASI.
dilakukan tergantung pada riwayat persalinan Dalam ilmu kesehatan modern dikenal
ibu postpartum, ibu dengan riwayat persalinan pijat oksitoksin sebagai salah satu upaya untuk
normal diberikan massage seluruh badan sejak meningkatkan hormone oxcytocin yang
hari kedua pasca salin sedangkan ibu dengan berfungsi dalam produksi ASI. Pijat oksitoksin
riwayat operasi sectio caesaria dilakukan adalah pemijatan kedua sisi sepanjang tulang
massage 7 hari pasca operasi dan hanya di area belakang, pemijatan ini dilakukan untuk
dada dan ekstremitas. merangsang reflek oksitoksin atau reflek
“anak pertama sama kedua pijatnya satu pengeluaran ASI (Monika, 2014).
badan, yang ketiga ini gak berani karna operasi Berdasarkan pengamatan peneliti saat
jadi Cuma dada aja sama tangan trus kaki” melakukan pengumpulan data, Massage
(partisipan 3)” tradisional yang diberikan oleh dukun bayi pada
Seluruh partisipan yang terlibat dalam ibu post partum memiliki perbedaan dengan
penelitian ini mengatakan tidak ada ramuan tekhnik pijat oksitoksin yang dianjurkan dalam
khusus yang digunakan saat melakukan ilmu kesehatan modern.
massage. Bahan yang biasa digunakan untuk Terapi pijat diyakini memberikan banyak
message adalah minyak zaitun, minyak kelapa, manfaat pada ibu postpartum, namun demikian
baby oil dan minyak telon. pijat tradisional yang dipraktekkan selama ini
“klo diurut paling pake minyak telon, minyak masih belum memiliki bukti empiris yang
zaitun atau baby oil…gitu aja gak ada yang mencukupi mengenai manfaat yang
khusus” (partisipan 1)” didapatkan. Pemberi asuhan keperawatan
Terapi massage sangat terkenal di komunitas terkadang menghadapi kesulitan
Indonesia tidak hanya pada ibu postpartum, menyesuaikan diri dimasyarakat karna
perawatan bayi sakit hingga patah tulang juga pengaruh elemen-elemen di masyarakat yang
menggunakan terapi massage. tidak di fahami ataupun tidak diperkirakan
Salah satu massage yang dilakukan pada ibu sebelumnya (Anderson & McFarlene, 2006).
post partum bertujuan untuk melancarkan ASI.
Sebuah qualitative Sistematik Review yang
dilakukan Denis, et al (2007) menunjukan
bahwa wanita di Thailand melakukan massage
52
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1
Kompres Hangat (Bakar Batu) pakenya juga dikiran-kira, makin lama makin
bagus” (partisipan 1)”
Perawatan tradisional lainnya yang
4 dari 10 partisipan dengan persalinan
dilakukan ibu postpartum selama masa nifas
normal mengatakan melakukan tradisi bakar
adalah melakukan kompres pada area perut
batu setelah melahirkan, sedangkan 6
dengan menggunakan batu yang sudah
partisipan lainnya tidak melakukan hal tersebut
dipnaskan terlebih dahulu.
karna melahirkan melalui operasi section
“memang kayak gitu adat orang Aceh klo habis
caesaria.
melahirkan, pijat, minum jamu sama pake-pake
Hal yang berbahaya dari perawatan bakar
yang dibadan trus bakar batu tarok diperut”
batu ini adalah resiko kemungkinan terjadinya
(partisipan 8)”
luka bakar karna tidak ada ketetapan pasti
Bakar batu merupakan perawatan
berapa lama batu tersebut harus dibakar dan
tradisional yang lazim dijumpai di Aceh,
berapa lama batu panas tersebut diletakkan
perawatan ini dikenal dengan istilah theet bate.
diatas perut.
Cara melakukan perawatan ini yaitu, batu kali
“gak pasti lamanya, biasanya kalau pasang
yang tipis dipanaskan di atas tungku pemanas
mau tidur nanti pas sahur baru dibuka”
atau kompor, setelah panas batu tersebut
(partisipan 7)”
dibalut dengan kain, diletakkan diatas perut ibu
Luka bakar adalah respon kulit dan jaringan
dan diikat dengan kain. Batu dipindahkan ke
subkutan terhadap trauma suhu/termal. Luka
area perut yang lain setelah beberapa menit
bakar dengan ketebalan parsial merupakan luka
kemudian. Perawatan ini dipercaya dapat
bakar yang tidak merusak epitel kulit atau
melancarkan peredaran darah, membantu
hanya merusak sebagian epitel kulit (Grace&
melancarkan pengeluaran lochea dan
Borley, 2006).
mengembalikan elastisitas kulit perut sehabis
Hasil pengumpulan data ditemukan bahwa
melahirkan. Partisipan juga mempercayai
salah satu responden mengalami tanda luka
bahwa semakin lama batu diletakkan, manfaat
bakar dengan ketebalan parsial, dimana terjadi
yang didapatkan semakin besar.
pengelupasan kulit pada area perawatan bakar
“batunya dibakar dikompor trus dibalut kain
batu. Partisipan menganggap hal tersebut
baru pasang diperot, biasanya malam waktu
sebagai hal yang wajar.
mau tidor, panasnya ya dikira-kira aja lama
“Kulitnya terkelupas kalau habis pasang batu
itu, ya memang kayak gitu” (6)”
53
Mariyati, Tumansery Jurnal Ilmu Keperawatan (2018) 6:1
cairan ibu juga harus ditingkatkan dari Merubah kebiasaan dan tradisi di
kebutuhan sebelum hamil sebanyak 1000 ml. masyarakat tentu bukan hal yang mudah, oleh
Periode postpartum adalah waktu sebab itu pemahaman yang baik tentang
penyembuhan dan perubahan. Pada masa ini perawatan transcultural nursing tentu sangat
perlahan alat reproduksi kembali pada kondisi dibutuhkan oleh para perawat komunitas.
seperti sebelum hamil. Diet cukup kalori dan Penelitian lebih lanjut tentang efek negative
protein dan istirahat yang cukup dibutuhkan dan positif dari perawatan tradisioal selama
untuk membantu proses tersebut (Rini & masa kehamilan dan nifas disarankan bagi
Kumala, 2016). peneliti selanjutnya.
Kesimpulan Acknowledgements