ABSTRACT
Indonesia is a country with largest smoker in South East Asia. According to Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) (2013), there is rising trends of cigarette smooking during three periods, especially in adolescents
aged ≥15 years. Therefore it is necessary to take effort to prevent existence of it. Providing health promotion
media in the form of hand lettering can be an alternative in providing effective information and education. Now
days, Hand lettering is a popular art design for adolescents. This research was conducted on the students of
class XI TKR SMK PGRI 4 Surabaya. The purpose of this study was to know the efectiveness of hand lettering as
a health promotion media of harmfull effect of cigarettes in adolescents. It was quasi experimental research.
Samples are 90 students of class XI TKR SMK PGRI 4 Surabaya, taken by total sampling technique. Knowledge
was dependent variable, while giving treatments was independent variables. Results showed that there were
differences knowledge betwween before and after hand lettering given (p = 0,000). Media effectiveness shows
that hand lettering is effective for improving knowledge. It can be used as a health promotion media of harmfull
effect of cigarettes in adolescents.
ABSTRAK
Indonesia, negara dengan presentase jumlah perokok terbesar di Asia Tenggara. Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) (2013) menunjukkan peningkatan prevalensi merokok selama 3 periode. Peningkatan terbanyak
berada pada remaja usia 15 tahun keatas. Oleh karena itu dibutuhkan upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya hal tersebut. Pemberian media promosi kesehatan berupa hand lettering dapat menjadi alternatif untuk
memberikan informasi dan edukasi. Saat ini hand lettering merupakan seni yang sedang populer di kalangan
remaja. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI TKR SMK PGRI 4 Surabaya. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui efektifitas hand lettering sebagai media promosi kesehatan mengenai bahaya rokok pada remaja.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan rancangan pre test - post test group
design. Jumlah sampel adalah 90 siswa yang dibagi menjadi 3 kelompok. Sampel diambil berdasarkan teknik
total populasi. Varibel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian perlakuan dengan media hand lettering dan
poster, sedangkan variabel terikat adalah pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian menunjukan terdapat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan hand lettering (p=0,000). Efektifitas media menunjukkan
bahwa hand lettering efektif meningkatkan pengetahuan responden. Kesimpulan penelitian ini adalah hand
lettering efektif digunakan sebagai media promosi kesehatan bahaya rokok pada remaja.
tersebut muncul akibat zat kimia yang berani menanggung risiko atas
terkandung di dalamnya seperti nikotin dan perbuatannya tanpa didahului oleh
karbon monoksida serta racun-racun pertimbangan yang matang (BKKBN,
lainnya yang dihisap dan masuk ke dalam 2009). Apabila keputusan yang diambil
tubuh. Jika jumlah konsumsi rokok tidak tepat dapat menjerumuskan ke dalam
semakin meningkat maka akan berdampak perilaku yang tidak sehat. Salah satunya
pada semakin tingginya angka morbiditas adalah perilaku merokok. Berdasarkan
dan mortalitas akibat rokok. data Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan data yang diperoleh Indonesia (IAKMI), pada tahun 2015
dari Infodatin (2013), pada tahun 2030 terdapat 2.839.115 jiwa jumlah
diperkirakan angka kematian akibat rokok perokok anak-anak dan remaja di Jawa
di dunia akan semakin bertambah hingga Timur dari total 3.094.028 jiwa, dan 46%
mencapai 10 juta jiwa. Angka kematian dari perokok tersebut berumur 15-19
tersebut sebagian besar berasal dari negara tahun.
berkembang. Terdapat 1,2 milyar perokok Surabaya merupakan salah satu
di dunia dan 800 juta di antaranya berada kota besar yang berada di Jawa Timur,
di negara berkembang. Terdapat lebih dari sehingga tidak menutup kemungkinan
separuh penduduk Asia dan Australia yang bahwa remaja di Surabaya juga berisiko
mengonsumsi rokok yaitu 57%. Indonesia terhadap perilaku merokok. Remaja usia
merupakan negara dengan presentase 15-19 tahun merupakan remaja yang
jumlah perokok terbesar di Asia Tenggara sedang menduduki Sekolah Menengah
yaitu sebanyak 46,16%. Atas (SMA) ataupun yang sederajat.
Data Riskesdas tahun 2013 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI
menyebutkan bahwa sebagian besar 4 Surabaya adalah salah satu sekolah
perokok di Indonesia merupakan penduduk swasta setingkat SMA yang terdapat di
laki-laki. Terdapat peningkatan perilaku Kota Surabaya. Berdasarkan hasil studi
merokok selama tiga periode berturut-urut, pendahuluan menyebutkan sebagian besar
terutama pada penduduk umur diatas 15 siswa-siswi yang berada di sekolah ini
tahun. Pada tahun 2007 terdapat 34,2%, berasal dari keluarga dengan tingkat
tahun 2010 meningkat menjadi 34,7%, dan ekonomi menengah ke bawah. Marmot dan
tahun 2013 meningkat menjadi 36,3%. Wilkinson (2006) menyebutkan bahwa
Tren peningkatan usia mulai merokok tingkat ekonomi merupakan determinan
tertinggi dan terbanyak berada pada usia sosial kesehatan yang mengarah pada
15 – 19 tahun. Hal ini menunjukkan tren perilaku berisiko seperti merokok.
merokok di Indonesia didominasi oleh Semakin rendah tingkat ekonomi
remaja (Riskesdas, 2013). seseorang semakin rentan terjerumus
WHO menyebutkan bahwa perilaku merokok. Sebagian besar siswa di
remaja merupakan masa peralihan dari sekolah ini berusia 15-19 tahun. Usia
kanak-kanak menuju dewasa. Batasan usia tersebut merupakan usia rawan bagi remaja
remaja adalah 12-24 tahun. Kementrian untuk mencoba hal baru termasuk perilaku
Kesehatan RI tahun 2010, batas usia merokok. Saat ini pihak sekolah telah
remaja yaitu antara 10-19 tahun dan belum melakukan upaya pencegahan perilaku
menikah. Pada masa remaja terjadi merokok di kalangan remaja melalui
pertumbuhan dan perkembangan yang materi yang disampaikan oleh guru.
pesat baik secara fisik, psikologis, maupun Namun sayangnya masih terdapat siswa
intelektual. Remaja memiliki sifat khas yang mencoba perilaku tersebut setelah
yaitu rasa keingintahuan yang besar, ingin keluar dari lingkungan sekolah. Oleh
mencoba hal baru, lebih senang berkumpul karena itu perlu dilakukan alternatif lain
bersama teman- temannya, mudah sebagai upaya pencegahan agar remaja
terpengaruh oleh lingkungannya, seta
Azmi Luthfia dan Pulung Siswantara, Efektifitas Hand Lettering Sebagai ... 27
tidak terjerumus kedalam perilaku berisiko saat ini sudah banyak diinovasi dengan
seperti merokok. berbagai ornamen modern tersebut sering
Promosi kesehatan merupakan menghiasi tempat berkumpulnya anak
salah satu upaya untuk meningkatkan muda seperti cafe, kedai-kedai makanan,
kesehatan masyarakat yang berfokus pada dan toko yang sering dikunjungi oleh
upaya promotif dan preventif. Upaya ini remaja. Hand lettering dapat dimanfaatkan
bertujuan untuk mengubah perilaku sebagai media alternatif dan inovatif dalam
masyarakat agar mampu menjaga dan promosi kesehatan terutama bagi remaja.
meningkatkan derajat kesehatannya secara Telah dibuktikan dari penelitian yang
mandiri (Ottawa Charter, 1996 dalam dilakukan oleh Dewi (2016) bahwa hand
Puspromkes, 2011). Pemberian informasi lettering ekfektif untuk meningkatkan
dan edukasi melaui media merupakan salah pengetahuan remaja mengenai HIV dan
satu bentuk promosi kesehatan. Media AIDS sehingga perlu dilakukan penelitian
merupakan alat bantu saluran komunikasi untuk mengkaji efektifitas hand lettering
yang bermanfaat untuk mempermudah terkait bahaya rokok. Tujuan dari
penyampaian pesan kesehatan pada penelitian ini adalah untuk
masyarakat (Notoatmodjo, 2007) mengidentifikasi efektifitas hand lettering
Penggunaan media seperti poster dan hand sebagai media promosi kesehatan bahaya
lettering dapat menjadi alternatif untuk rokok pada remaja.
menyampaikan informasi kepada
masyarakat khususnya remaja. METODE PENELITIAN
Penggunaan poster sebagai media
promosi kesehatan sudah sering dijumpai. Metode penelitian yang digunakan
Poster sering digunakan karena tahan lama, dalam penelitian ini adalah metode
pembuatannya murah, memberikan rasa kuantitatif dengan pendekatan
keindahan serta mempermudah eksperimental semu. Rancangan penelitian
pemahaman. Namun pemelitian yang yang digunakan adalah pre - post test
dilakukan oleh Kusuma (2014) group design. Responden dibagi menjadi 3
menyebutkan bahwa efektifitas poster pada kelompok yaitu 2 kelompok perlakuan dan
remaja saat ini berkurang dibandingkan 1 kelompok kontrol. Sebelum diberikan
media lain. Penggunaan hand lettering perlakuan, ketiga kelompok ini diberikan
sebagai media promosi kesehatan masih pre-test kemudian diberikan intervensi.
jarang dilakukan. Sebenarnya karya ini Intervensi yang diberikan berupa media
sudah muncul sejak puluhan tahun yang poster pada kelompok perlakuan I dan
lalu dan sering menghiasi dunia periklanan hand lettering pada kelompok perlakuan II.
pada masanya (Alessio, 2013). Saat ini Kelompok kontrol tidak diberikan
karya hand lettering kembali menjadi trend perlakuan. Media poster yang digunakan
terutama di kalangan anak muda dan dalam penelitian ini didapatkan dari bagian
remaja. Karya ini merupakan sebuah promosi kesehatan kementrian kesehatan.
media komunikasi untuk menyampaikan Hand lettering merupakan transformasi
pesan melalui seni menggambar atau dari poster tersebut. Pemberian intervensi
mempercantik huruf. Menurut Keesee dilakukan selama 15 menit. Setelah
(2017), sejak 3 tahun terakhir karya yang diberikan perlakuan responden diberikan
pada zaman dahulu pernah populer ini, kuesioner post-test.
sekarang kembali diminati karena Populasi yang digunakan dalam
desainnya yang simple dan kreatif. Hal itu penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI
dibuktikan dengan munculnya beberapa jururan Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
akun sosial media yang memuat konten di SMK PGRI 4 Surabaya. Jumlah
hand lettering baik dari dalam negeri populasi adalah 108 siswa dan seluruhnya
maupun luar negeri. Selain itu karya yang berjenis kelamin laki-laki. Sample diambil
28 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 1 July 2018:25-36
menuurut Nursalam (2008). Hal tersebut hand lettering sehingga nilai yang
juga menunjukan bahwa responden pada diperoleh responden setelah diberikan
kelompok kontrol pernah terpapar poster tidak jauh berbeda dengan post-test
informasi mengenai bahaya rokok seperti pada kelompok yang tidak diberikan media
hasil pre-test pada kelompok poster dan atau kelompok kontrol.
hand lettering. Hasil dalam penelitian ini tentu saja
Setelah dilakukan post-test, tidak tidak sesuai dari penelitian sebelumnya
terdapat peningkatan antara hasil pre-test yang dilakukan Mohamad (2012) dan
dan post-test. Begitu pula saat diUji Kusuma (2014) yang menyebutkan bahwa
statistik tidak terdapat perdedaan. Hal terdapat perbadaan bermakna antara
tersebut wajar terjadi pada kelompok kelompok poster dan kontrol. Hal tersebut
kontrol karena memang tidak adanya kemungkinan dapat disebabkan oleh
stimulan yang berisi informasi kepada pembuatan poster yang digunakan dalam
responden sehingga tidak ada pengetahuan penelitian ini belum memenuhi kriteria
baru yang diterima oleh responden. poster yang baik. Supriyono (2010)
Penggunaan kelompok kontrol menyebutkan bahwa terdapat beberapa
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam
besar pengaruh intervensi atau perlakuan pembuatan poster yang baik diantaranya
yang diberikan, seperti yang pernah adalah ukuran huruf tidak boleh terlalu
dilakukan oleh Arimurti (2012) dan Haq kecil, tampilan poster dibuat menarik dan
(2015) di dalam penelitiannya. simpel, berisi informasi penting, terdapat
elemen penting yang ditonjolkan,
Perbedaan Antara Kelompok Poster, informasi penting harus ditonjolkan
Hand Lettering, dan Kelompok Kontrol dengan ukuran, warna, atau kontras,
memuat unsur seni, elemen dan huruf
Hasil perbandingan antar kelompok visual disusun secara logis, ilustrasi
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan gambar atau foto yang digunakan memiliki
yang signifikan antara kelompok hand unsur unusual agar lebih terlihat, dan
lettering dan kelompok kontrol. Hal yang huruf poster sebaiknya tebal atau kontras.
sama juga terjadi pada perbandingan antara Adanya perbedaan yang bermakna
kelompok hand lettering dan poster, pada kelompok hand lettering dengan
sedangkan pada kelompok poster dan kontrol dan poster membuktikan bahwa
kelompok kontrol tidak ada perbedaan. hand lettering mampu dijadikan sebagai
Adanya perbedaan antara kelompok alat komunikasi. Hal tersebut sesuai
yang diberikan hand lettering dan poster dengan teori yang disampaikan oleh Abbey
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh (2016) bahwa hand lettering digunakan
pada kelompok hand lettering jauh lebih sebagai media komunikasi untuk
tinggi dari pada poster. Hasil penelitian menyampaikan pesan secara visual kepada
tersebut sejalan dengan penelitian yang pembaca. Selain itu Alessio (2013)
dilakukan oleh Dewi (2016) mengenai menyebutkan bahwa pada zaman dahulu
perbandingan hand lettering dan poster hand lettering telah digunakan di dunia
sebagai media promosi kesehatan HIV- periklanan untuk memberi tahu kepada
AIDS yang menyatakan bahwa adanya khalayak mengenai informasi tertentu.
perbedaan bermakna antara kelompok Informasi yang disampaikan pada
hand lettering dan poster. Walaupun jika penelitian ini adalah informasi mengenai
dilihat dari peningkatan nilai mean bahaya rokok. Peneliitian yang dilakukan
keduanya sama-sama dapat meningkatkan oleh Gouveia, Ferias, dan Gatto (2009)
nilai post-test responden, namun juga menyebutkan bahwa lettering biasa
peningkatan yang terjadi pada kelompok digunakan untuk menyampaikan informasi,
poster tidak sebanyak peningkatan pada
34 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 1 July 2018:25-36
peringatan, dan iklan yang terpampang di sederhana, poster merupakan konsep visual
sudut-sudut kota besar. yang terdiri dari kombinasi garis, warna,
dan kata-kata untuk menangkap perhatian
Efektifitas Media pembaca (Benny, 2014). Namun dalam
penelitian ini poster yang digunakan
Efektifitas media dilihat dari kurang diminati oleh responden. Terdapat
peningkatan nilai mean (lebih dari sama beberapa kriteria pembuatan poster yang
dengan 10%) pada tiap kelompok terkait baik menurut Supriyono (2010), salah
bahaya rokok. Penentuan efektifitas media satunya adalah poster tersebut mampu
tersebut dirujuk berdasarkan penelitian menarik perhatian pembaca. Pada
Kusuma (2013) dan Widayani (2015) penelitian ini media poster yang
mengenai efektifitas media. ditampilkan kurang menarik perhatian dan
Hasil penelitian menunjukkan minat baca responden karena memang
bahwa pemberian media hand lettering tulisan yang tercantum ada poster ini
efektif dalam meningkatkan pengetahuan terlalu kecil dan desainnya kurang diminati
responden, namun tidak pada media poster. oleh responden sehingga pesan yang
Walaupun sebenarnya baik hand lettering disampaikan kurang diterima dan dipahami
maupun poster sama-sama dapat oleh responden. Seperti yang disampaikan
meningkatkan pengetahuan, namun di dalam penelitian Dewi (2016) bahwa
peningkatan pada poster yang digunakan desain poster yang kurang sesuai dengan
dalam penelitian ini dinilai kurang efektif selera responden serta tulisan yang terlalu
karena memiliki peningkatan nilai mean kecil dapat menghambat masuknya
kurang dari 10%. Nilai mean pada informasi pada responden. Demikian juga
responden yang diberikan media hand penelitiann yang dilakukan oleh Furlan,
lettering lebih tinggi dari pada nilai mean Kitson, dan Andes (2007) menyebutkan
responden yang diberikan poster. Oleh bahwa dalam pembuatan poster harus
karena itu dapat disimpulkan bahwa hand memperhatikan penggunaan tulisan yang
lettering lebih diminati oleh responden dari jelas, tidak terlalu banyak, dan ukuran
pada poster. Saat ini baru terdapat satu yang sesuai agar dapat dibaca responden.
penelitian yang meneliti mengenai hand Selain itu jika dilihat dari komposisi
lettering sebagai media promosi kesehatan warnanya, responden mengatakan bahwa
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi komposisi warna pada kedua media ini
(2016). Pada penelitian tersebut juga kurang menarik. Sanyoto (2005)
diperoleh hasil bahwa hand lettering lebih menyebutkan bahwa warna dapat
efektif untuk meningkatkan pengetahuan memberikan pengaruh yang besar terhadap
dari pada poster. Perbedaannya adalah jika perhatian dan emosi manusia.
pada penelitian sebelumnya mengkaji Poster dan hand lettering termasuk
mengenai HIV-AIDS, pada penelitian ini dalam media visual. Kedua media ini
mengkaji mengenai bahaya rokok. sama-sama dapat digunakan sebagai alat
Seperti yang telah kita ketahui untuk menyampaikan informasi.
bahwa saat ini karya seni hand lettering Wibawanto (2017) menyebutkan bahwa
kembali menjadi trend di kalangan anak media dapat berfungsi sebagai media
muda termasuk remaja (Keesee, 2017). pembelajaran. Media visual sebagai media
Oleh karena itu responden sebagai remaja pembelajaran media berperan menjadi alat
lebih tertarik dengan media tersebut bantu pendidikan yang memungkinkan
sehingga informasi yang disampaikan lebih seseorang memperoleh pengetahuan,
mudah diterima. Jika hand lettering lebih ketrampilan atau sikap. Media visual tidak
mengutamakan penggunaan huruf sebagai hanya berperan di dalam pendidikan,
objek yang disusun menjadi kata-kata namun media juga dapat dimanfaatkan
sehingga tersusun sebagai desain yang untuk kepentingan kesehatan. Seperti
Azmi Luthfia dan Pulung Siswantara, Efektifitas Hand Lettering Sebagai ... 35