Anda di halaman 1dari 5

Anggota Kelompok 4

Zahratush Shalehah 4401420003


Fitria Wulan Sari 4401420015
Emi Prihastuti 4401420016
Indri Yulianti 4401420039

A. EVOLUSI PROTISTA
Protista merupakan anggota dari eukariot uniseluler yang beranekaragam. Protista
pertama kali ditemukan Antoni van Leuwehoek dengan mengamati organisme dari setetes
air kolam di bawah mikroskop cahaya dan dapat mengungakapkan sebuah dunia yang
menakjubkan dari uniseluler. Beberapa protista menggerakan dirinya dengan flagela yang
melecut seperti cambuk, sedangkan yang lain merayap dengan tonjolan mirip gumpalan.
Hingga akhir ini para ahli biologi menganggap bahwa pengamatan selama 300
tahun telah menyingkapkan sampel representatif dari spesies protista yang masih ada.
Semua protista dahulu diklasifikasikan dalam satu kingdom tunggal protista, namun
kemajuan dalam sistematika eukariotik telah menyebabkan kingdom ini runtuh. Protista
merupakan hewan polifiletik. Beberapa protista berkerabat lebih dekat dengan tumbuhan,
fungi, atau hewan dibaningkan dengan sesama Protista,
Protista bersama tumbuhan, hewan dan fungi diklasifikasikan sebagai eukariot. Sel
eukariot memiliki nukleus dan organel terselubung membran yang lain seperti mitokondria
dan aparatus golgi. Organel semacam itu menyediakan lokasi yang spesifik bagi
keberlangsungan fungsi tertentu, menjadikan struktur dan organisasi sel-sel eukarioti lebih
kompleks dari pada sel prokariotik. Protista mulai muncul di bumi sekitar 2 milyar tahun
yang lalu dibuktikan oleh fosil tertua pada lapisan prekambium yang disebut fosil acritarch.
Semua jenis protista adalah eukariot. Protista sangat beragam ada yang uniseluler,
tetapi ada pula yang multiseluler dalam bentuk koloni. Protista berbeda dengan prokariot
karena protista memiliki inti sel (nukleus) yang terbungkus membran, mitokondria,
kloroplas, sistem endomembran, dan sitoskeleton. Bukti yang mendukung evolusi prokariot
menjadi eukariot adalah bahwa kloroplas dan mitokondria diduga merupakan evolusi dari
bakteri prokariot yang bergabung secara endosimbiotik. Dugaan ini diperkuat karena baik
mitokondria maupun kloroplas memiliki genom yang terdiri atas molekul DNA sirkuler,
RNA, dan ribosom. Ribosom kloroplas mirip dengan ribosom prokariot, begitu pula ribosom
mitokondria juga mirip dengan prokariot.
Sejarah evolusi protista terus mengalami perubahan. Hipotesis dalam pohon
filogeni menunjukan bahwa kelompok eukariota dapat dibagi menjadi lima supergrup yaitu
Exavata, Archaeplastida, Rhizańa dan Supergrup Exavata mencankup protista dengan
mitokondria yang termodifikasi dan protista dengan flagela yang unik. Beberapa anggota
Exavata memiliki lekuk makanan pada salah satu sisi badan. Exavata mencakup
Diplomonad, Parabasalid, dan Euglenozna. Chromalveolata diduga muncul dari
endasimbiosis sekunder. Banyak spesies dari Chromalveolata yang memiliki struktur
plastida dengan DNA yang mengindikasikan bahwa kelompok Chromalveolata berasal dari
alga merah. Chromalveolata mencakup Alveolata, Dinoflagellata, Apicomplexa, Ciliata dan
Stramenopila.
B. KARAKTERISTIK PROTISTA
Ciri-ciri atau karaktersitik protista :
1. Memiliki tipe sel eukariotik : Protista memiliki membran inti sehingga disebut sebagai sel
eukariotik. Protista merupakan makhluk hidup eukariotik yang paling sederhana.
2. Ada yang uniseluler, ada pula yang multiseluler : Kingdom Protista tersusun atas satu sel
atau uniseluler. Tetapi ada juga yang multiseluler atau sel banyak. Dalam penelitian
kingdom Protista yang bersel banyak atau multiseluler akan hidup secara berkelompok
(membentuk Koloni).
3. Beberapa memiliki pigmen warna, sebagai contoh protista mirip tumbuhan yaitu
Chlorophyta yang memiliki pigmen warna karoten.
4. Beberapa diantaranya, punya alat gerak sederhana yang dapat berupa pseduopodia, flagel,
dan silia yang terdapat di protista mirip hewan.
5. Beberapa bersifat heterotof karena memperoleh makanan dengan mengabsorsi molekul
organik dan sebagian lagi bersifat autotrof karena dapat memproduksi makanan sendiri
dengan bantuan energi seperti cahaya matahari dan sebagian protista memiliki kloroplas
sebagai tempat untuk menangkap energi matahari.
6. Hidup Bebas: Kingdom Protista dapat hidup bebas dengan cara menguntungkan satu sama
lain seperti spesies Rhodophyta yang dapat menghasilkan kerageenan untuk eskrim dan
agar-agar namun juga dapat bersifat parasit bagi organisme lainnya. Jika bersifat parasite
maka akan mengakibatkan banyak penyakit di sekitarnya seperti Trypanosoma gambiense
dan Trypanosoma rhodisiense yang mengakibatkan penyakit tidur yang dibawa oleh lalat
tsetse.
7. Memiliki habitat umumnya di tempat lembab: Protista ini hidup di air atau tempat lembab
bukan hanya di air tawar tetapi di laut juga yang kadar garamnya banyak. Protista yang
hidup di laut sebagian besar bertindak sebagai fitoplankton yang merupakan kontributor
utama dalam penyediaan energi jaring-jaring makanan.
8. Bersifat Aerob dan Anaerob: Bersifat aerob karena memerlukan oksigen untuk proses
respirasi yang bertempat pada mitokondria. Bersifat anaerob karena tidak memerlukan
oksigen pada respirasi sehingga bersimbiosis bersama bakteri yang bersifat aerob.
9. Bersifat polifiletik yang artinya anggotanya berasal dari berbagai jenis nenek moyang karena
bersifat polifiletik.
C. PENGELOMPOKAN PROTISTA
A. Protista mirip jamur (Fungi)
Protista mirip jamur bukan merupakan bagian dalam kingdom Fungi karena struktur tubuh dan
cara reproduksi yang berbeda dengan kelompok Fungi.
1. Myxomycota : jamur lendir atau Myxomycota ini sifatnya sangat mirip dengan jamur sejati,
terlihat dari badan buahnya, sedangkan stadium vegetatifnya lebih mirip dengan protozoa
(amoeba). Tubuh berinti banyak karena tubuh tidak bersekat. Reproduksi aseksual dilakukan
dengan cara membelah diri, fragmentasi atau pembentukan spoara berflagel yang akan
menjadi myxamoeba sedangkan reproduksi seksual dengan cara peleburan dua myxamoeba
menjadi amoebazigot. Contohnya yaitu Physarum sp.
2. Jamur air (Oomycota) : ditemukan di tubuh ikan yang sudah mati, seperti Saprolegnia
parasitica atau bangkai binatang-binatang lainnya. Oleh karena itu, Oomycota dapat
bertahan hidup secara saprofit, yaitu menguraikan zat dari bangkai tersebut. Tubuh
Oomycota atau jamur air terdiri dari banyak nukleus dan benang hifa. Mempunyai banyak
inti dalam hifa tabersekat. Ciri-ciri Oomycota yaitu heterotrof, umumnya uniseluler, terususn
atas hifa senositik, reproduksinya terbagi menjadi dua, yaitu vegetatif (membentuk
zoospora) dan generatif (membentuk zoospora dari zigot).
3. Jamur Lendir seluler Bersekat (Acrasiomycota) : Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk tubuh buah sedangkan secara generatif dengan singami sel amoeboid.
Acrasiomycota adalah organisme bersel satu dan merupakan organisme haploid, yaitu
organisme yang memiliki separuh set kromosom, tidak seperti jamur lendir yang merupakan
organisme diploid karena memiliki 2 set kromosom. Contoh: Dyctiostelium.
B. Protista mirip tumbuhan (plantae)
Protista mirip tumbuhan memiliki ciri-ciri : Ada yang berukuran mikroskopis maupun
makroskopis, terdapat alga yang bersifat multiseluler maupun uniseluler, melakukan reproduksi
secara aseksual dan seksual sebagian besar habitatnya di tempat berair, mampu melakukan
fotosintesis, alga dikelompokan kedalam protista mirip tumbuhan karena mempunyai struktur tubuh
talus yaitu belum mempunyai akar, batang, daun sejati selain itu ada alga yang merupakan peralihan
dari hewan dan tumbuhan yaitu euglenaphyta, bereproduksi dengan dua cara seksual dan aseksual.
Ada 7 filum dalam protista mirip tumbahan yaitu Filum Euglenophyta, Filum Chlorophyta, Filum
Chrysophyta, Filum Bacillariophyta, Filum Pyrrophyt, Filum Phaeophyta, Filum Rhodophyta.
C. Protista mirip hewan (animalia ) atau protozoa
Ciri protozoa secara umum adalah sebagai berikut yaitu eukariotik, uniseluler, hidup
berkoloni atau soliter, bersifat heterotrof, dapat hidup bebas saprofit ataupun parasit, rotozoa dapat
membentuk sista sebagai bentuk perlindungan diri dari kondisi yang tidak menguntungkan,
memiliki alat gerak berupa silia, flagela dan pseudopodia, tidak memiliki dinding sel. Klasifikasi
protozoa berdasarkan alat gerak:

Filum Alat gerak


Rhizopoda Pseudopodia
Flagellata Flagel
Ciliata Silia
Sporozoa Tanpa alat gerak

D. KELOMPOK EXCAVATA
 Excavata adalah supergrup utama organisme uniseluler yang termasuk dalam domain Eukaryota
 Beberapa anggota kelompok Excavata ini memiliki lekuk makanan 'hasil galian' pada salah satu
sisi badan sel.
 Excavata mencakup Diplomonad, Parabasalid, dan Euglenozoa.
Diplomonad dan Parabasalid
Protista dalam kedua kelompok ini tidak memiliki plastida dan memiliki mitokondria
termodifikasi (hingga saat ini, mereka diduga tidak memiliki mitokondria sama sekali). Kebanyakan
diplomonad dan parabasalid ditemukan di lingkungan anaerobik.
Diplomonad memiliki mitokondria termodifikasi yang disebut mitosom (mitosome).
Organel ini tidak memiliki rantai transpor elektron yang fungsional sehingga tidak dapat
menggunakan oksigen untuk membantu mengekstrak energi dari karbohidrat dan molekul- molekul
organik lainnya. Sebagai gantinya, diplomonad mendapatkan energi yang mereka butuhkan dari
jalur-jalur biokimiawi anaerobik, seperti glikolisis. Secara struktural, diplomonad memiliki dua
nukleus yang berukuran sama dan flagela majemuk. Ingatlah kembali bahwa flagela eukariotik
merupakan perpanjangan sitoplasma, terdiri dari berkas-berkas mikrotubula yang diselubungi oleh
membran plasma sel tersebut. Mereka cukup berbeda dari flagela prokariotik, yang filamennya
tersusun dari protein globular flagelin yang melekat ke permukaan sel. Banyak diplomonad
merupakan parasit. Salah satu contoh yang terkenal bereputasi buruk adalah Giardia intestinalis
(dikenal juga sebagai Giardia lamblia), yang menghuni usus mamalia.
Parabasalid juga memiliki mitokondria tereduksi; disebut hidrogenosom (hydrogenosome).
Organel ini menghasilkan sebagian energi secara anaerobik melepaskan gas hidrogen sebagai
produk sampingan. Parabasalid yang paling terkenal adalah Trichomonas vaginalis, parasit yang
ditularkan secara seksual dan menginfeksi sekitar 5 juta orang setiap tahun. T. vaginalis bergerak di
sepanjang lapisan mukus pada saluran reproduksi dan uriner manusia dengan menggerakkan
flagelanya dan mendenyutkan bagian membran plasmanya. Pada perempuan, jika keasaman normal
vagina terganggu, T. vaginalis dapat mengalahkan mikroorganisme yang menguntungkan di tempat
itu dan menginfeksi vagina. Infeksi Trichomonas juga dapat terjadi pada uretra laki-laki, walaupun
seringkali tanpa gejala. Penelitian menunjukkan bahwa T. vaginalis memperoleh gen tertentu
melalui transfer gen horizontal dari bakteri parasit di dalam vagina. Gen tersebut memungkinkan T.
vaginalis memperoleh makanan di lapisan vagina, sehingga menambah proses infeksi.
Euglenozoa
Euglenozoa adalah kelompok besar protozoa flagellata. Mereka termasuk berbagai spesies
yang hidup bebas umum, serta parasit penting, beberapa di antaranya menginfeksi manusia. Ada
dua subkelompok utama, euglenida dan kinetoplastida. Euglenozoa adalah uniseluler, kebanyakan
sekitar 15-40 µm dalam ukuran, meskipun beberapa euglenid didapatkan hingga panjang 500 µm.
Kebanyakan Euglenozoa memiliki dua flagela, yang dimasukkan sejajar satu sama lain dalam saku
apikal atau subapikal. Dalam beberapa organisme, ini berhubungan dengan sitosom, atau mulut sel,
yang digunakan untuk mencerna bakteri atau organisme kecil lainnya.
• KINETOPLASTID
Kinetoplastid adalah flagelata uniseluler yang memiliki mitokondria dengan genom unik
terstruktur yang disebut DNA “kinetoplast”. Kelompok ini mencakup garis keturunan phagotrophic
hidup bebas (misalnya, bodonid) dan garis keturunan parasit (misalnya, trypanosomatids seperti
Trypanosoma dan Lieshmania). Euglenids memiliki suatu sitoskeleton, atau “pelikel”, yang terdiri
dari potongan protein saling tumpang tindih yang tersusun baik longitudinal atau spiral, dan
kelompok termasuk garis keturunan bacteriovorous (misalnya, Petalomonas), garis keturunan
eukaryovorous (misalnya, Peranema), garis keturunan osmotrophic (misalnya, Menodinium) dan
garis keturunan fotosintetik (misalnya, Euglena).
Kinetoplastida (Euglenozoa) Ini adalah flagelata uniseluler yang termasuk parasit
trypanosomatid, terutama Trypanosoma brucei, T. cruzi, dan Leishmania spp. Organisme ini
menyebabkan kematian substansial dan morbiditas pada manusia dan ternak mereka di seluruh
dunia sebagai agen penyebab penyakit tidur Afrika, penyakit Chagas, dan leishmaniasis masing-
masing. Permukaan trypanosome ditutupi oleh lapisan padat ~ 1×107 molekul Variabel Surface
Glycoprotein (VSG). Mantel ini memungkinkan populasi menginfeksi T. brucei untuk terus-
menerus menghindari sistem kekebalan inang, memungkinkan infeksi kronis.
CIRI-CIRI KINETOPLASTID
1. Mitokondria memiliki DNA yang disebut kinetoplastid.
2. Parasit hewan dan manusia.
3. Memiliki batang kristal.
4. Hidup diperairan tawar, laut dan tempat lemba.
5. Bersifat predator bagi protista lainnya.
6. Pergerakan melalui flagel.
• EUGLENOID
Euglenoids (atau Euglena) adalah salah satu kelompok yang paling terkenal flagelata.
Kebanyakan euglenids ditemukan di air tawar, terutama ketika kaya bahan organik, meskipun ada
beberapa anggota kelautan dan endosimbiotik. Kebanyakan euglenids adalah uniseluler. Banyak
memiliki kloroplas dan menghasilkan energi melalui fotosintesis, tetapi yang lain makan oleh
fagositosis atau secara ketat oleh para difusi. Seperti Euglenozoa lainnya, modus primitif nutrisi
fagositosis. Mangsa, seperti bakteri dan flagelata kecil, yang tertelan melalui sitosom, didukung
oleh mikrotubulus. Ini mikrotubulus sering dikemas bersama untuk membentuk dua atau lebih
batang, yang berfungsi dalam konsumsi dan, dalam bentuk Entosiphon, sebagai sifon dapat
diperpanjang. Euglenid kebanyakan fagotrofik memiliki dua flagela, salah satu utama dan satu
mengikuti, yang muncul dari sifat kantung flagellar. Yang terakhir ini digunakan untuk meluncur di
sepanjang substrat. Dalam beberapa, seperti Peranema, flagel utama kaku dan berdetak hanya pada
ujungnya.
CIRI-CIRI EUGLENOID
1. Memiliki kantung tempat keluarnya flage.
2. Merupakan miksotof: apabila ada cahaya bersifat autotrof namun jika tidak adA
cahaya bersifat heterotrof.
3. Memangsa melalui mekanisme fagositosis.
4. Contoh: euglena, umumnya ditemukan di air kolam.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 2. Terjemahan: Damaring
Tyas Wulandari. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Evita. 2019. Materi Protista. https://www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/materi-protista-kelas-
10/ (diakses pada 7 april 2021).
Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia. Kingdom-Protista
https://www.gramedia.com/literasi/kingdom-protista/ (diakses pada 7 april 2021 )
Hidayat, Dadang. 2017. Evolusi Prokariot, Protista, dan Tumbuhan. https://documen-scribd.id.
(diakses pada 5 April 2021)
Rauf, Fathi. 2020. Kingdom Protista: Pengertian, Ciri-Ciri Protista, Peran, dan Contoh Soal.
Edukasystem.com (diakses pada 7 april 2021)
Sridanti, 2020. Mengenal Euglenozoa (Euglene dan Kinetoplastida).
https://www.sridianti.com/mengenal-euglenozoa-euglena-dan-kinetoplastida.html.
(diakses pada 6 April 2021).

Anda mungkin juga menyukai