Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
A. Bagaimana Sejarah Perayaan 1 Syuro di Yogyakarta?........................................4
B. Bagaimana Tradisi Bubur Syuro di Yogyakarta?.................................................4
C. Bagaimana Nilai dan Budaya dari Perayaan 1 Syuro Bagi Masyarakat Sekitar?..4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................5
A. Untuk Mengetahui Sejarah Perayaan 1 Syuro di Yogyakarta.............................5
B. Untuk Mengetahui Tradisi Bubur Syuro di Yogyakarta.......................................5
C. Untuk Mengetahui Nilai dan Budaya yang Berkembang dari Perayaan 1 Syuro
Bagi Masyarakat Sekitar.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6
2.1 Sejarah Perayaan 1 Syuro..................................................................................6
2.2 Tradisi Bubur Suro di Yogyakarta......................................................................6
BAB III Kesimpulan............................................................................................................8
3.1 Simpulan............................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9
LAMPIRAN........................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Tak hanya itu, Sultan juga menetapkan Satu Suro sebagai tanda Tahun
Baru Jawa. Mengutip pemberitaan Kompas.com, 10 September 2018,
keputusan ini diambil setelah dilakukan perpaduan kalender Hijriah dan
kalender Jawa. Sistem penanggalan Islam, sistem penanggalan Hindu, dan
sedikit pengaruh penanggalan Julian dari Barat dipadukan.
Penetapan 1 Muharam sebagai awal kalender Islam dilakukan sejak zaman
Khalifah Umar bin Khatab. Untuk memperkenalkan kalender Islam pada
masyarakat Jawa, maka Sunan Giri II membuat penyesuaian antara sistem
kalender Hijriah dengan sistem kalender Jawa pada tahun 931 H atau 1443
tahun Jawa baru. Pada saat itu, Sultan Agung menyerukan agar rakyatnya
bersatu untuk melawan Belanda di Batvia demi menyatukan Pulau Jawa. Oleh
karena itu, ia menyatukan seluruh kalangan masyarakat, termasuk kaum santri
dan abangan. Untuk mengontrol pemerintahannya, setiap hari Jumat Legi
(hari pasaran Jawa) diadakan laporan pemerintahan setempat. Tak hanya itu,
kegiatan tersebut juga disertai dengan pengajian yang dilakukan oleh para
penghulu kabupaten, sekaligus diadakan ziarah kubur dan haul ke makam
Ngampel (Sunan Ampel) dan Giri. Oleh karena itu, 1 Muharam atau 1 Suro
yang dimulai pada hari Jumat Legi secara tidak langsung turut dianggap
sacral.
3.1 Simpulan
Tradisi bubur suro merupakan tradisi yang sudah mandarah daging
bagi masyarakat Jawa, khususnya bagi masyarakat Yogyakarta. Bubur
suro yang meurpakan banyaknya warna dari perayaan 1 suro, menjadi
identitas serta symbol kedaerahan yang patut dijaga dan dilestarikan
keberadaanya. Karena ini merupakan bukti sejarah juga sebagai warisan
budaya bangsa.
Pelaksanaannya sendiri dilaksanakan dengan rangkaian acara yang
dibalut doa, dimana ini menandakan bahwa budaya islam yang ada di
dalamnya sangat jelas terlaksana dan menjadikan acara ini mennjadi suci
dan sacral.
3.2 Saran
Pada penulisan karya tulis makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak
kekurangan baik dari tata cara penulisan dan terkhusus pembahasan yang masih
sedikit untuk dibahas. Maka dari itu, penulis berharap untuk ke depannya agar
karya tulis ini dapat menjadi salah satu sumber penulisan yang dapat digunakan
untuk penulisan karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA