DI INDONESIA?
Senior Administrator Dewan Perwakilan Rakyat Kanada menjelaskan bahwa Omnibus Law merupakan
rancangan undang-undang yang mencakup lebih dari satu aspek yang digabung menjadi satu undang-
undang.
Omnibus Law dengan kata lain bertujuan untuk menyederhanakan regulasi yang berbelit di suatu
negara. Omnibus Law telah diterapkan di berbagai negara, seperti Kanada dan Filipina. Pada tahun 2020
ini, Indonesia mencoba menerapkan Omnibus Law dengan tujuan untuk menciptakan lapangan
pekerjaan yang dinamakan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Pembahasan mengenai rancangan UU Omnibus Law Cipta Kerja telah diumumkan sejak tahun 2019. Lalu
pada oktober 2020, Dewan Perwakilan Rakyat telah menyetujui UU Omnibus Law Cipta Kerja di
Indonesia.
Kehadiran undang-undang baru ini diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih bersahabat
sehingga meningkatkan perekonomian Indonesia
Persyaratan Investasi
Ketenagakerjaan
Kemudahan Berusaha
Administrasi Pemerintahan
Pengenaan Sanksi
Pengendalian Lahan
Terakhir pada 2019, PMA hanya sebesar 2.2% dari PDB, dan sejak 1975 belum mampu menembus 3%.
Angka ini bagi Indonesia, jika dibandingkan dengan negara tetangga, Vietnam, masih tertinggal jauh.
Maka itu, dengan adanya kemudahan investasi di Indonesia, pemerintah berharap terjadi peningkatan
porsi PMA terhadap PDB Indonesia sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia
Harapannya, bila penanaman modal di Indonesia bertambah, akan terbuka kesempatan untuk
membentuk lapangan kerja baru bagi masyarakat. Banyaknya pembangunan pabrik manufaktur akibat
adanya investasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat mereformasi industri di Indonesia juga.
Jika Indonesia memproduksi lebih banyak produk dan banyak melakukan ekspor barang selain
komoditas mentah, tentunya juga akan memperkuat nilai ekspor Indonesia untuk jangka panjang dan
pada akhirnya membantu memperkuat nilai rupiah.
Berdasarkan UU Omnibus Law Cipta Kerja, didapatkan poin-poin yang diharapkan dapat meningkatkan
daya saing dan kemudahan berbisnis di Indonesia. Poin-poin tersebut, antara lain:
1. Usaha pemerintah dalam memangkas adanya tumpang tindih aturan melalui Omnibus Law ini
diharapkan dapat mempercepat perizinan. Selain itu, penghapusan sektor dalam daftar investasi negatif
juga diharapkan dapat memicu bertambahnya investasi dari negara asing ke Indonesia.
2. Pembebasan pajak dividen jika dana tersebut diinvestasikan kembali di Indonesia diharapkan dapat
menguntungkan investor pasar modal. Selain itu, terdapat juga potongan pajak badan bagi perusahaan
terbuka (go public) sebesar 3%, dari 22% menjadi 19%. Sementara untuk perusahaan yang go public
pada 2023, pajak badan akan turun dari 20% menjadi 17%.
3. Hadirnya Sovereign Wealth Fund (SWF) yang merupakan dana kelolaan pemerintah negara yang
digunakan untuk berbagai kepentingan negara. Sumber dananya bermacam-macam, tergantung
karakteristik negara yang bersangkutan.
Kehadiran SWF juga diharapkan dapat memudahkan perusahaan konstruksi mendapatkan pembiayaan
untuk proyeknya. Industri lain, seperti telekomunikasi, juga diharapkan terkena dampak dari adanya
spectrum sharing, tower sharing, dan peralihan frekuensi sehingga membuka ruang operator untuk
konsolidasi agar tercipta industri yang semakin sehat
kehadiran Omnibus Law ini diharapkan dapat membuat iklim investasi di Indonesia menjadi semakin
baik dan mengangkat perekonomian bangsa.