Anda di halaman 1dari 21

Definisi Etika Bisnis

Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang dijadikan sebagai pedoman atau panduan untuk
bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga, seluruh aspek yang berkaitan dengan bisnis tersebut
dapat menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang adil, baik,
sehat, serta professional, baik bagi seluruh orang di dalam perusahaannya, klien, mitra kerja,
pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas. Dalam dunia bisnis, kita pasti akan
mengenal istilah etika bisnis. Banyak orang yang sangat setuju bahwa etika bisnis memang perlu
dimiliki oleh setiap bisnis. 
 
Salah satu prinsip etika bisnis adalah menjadikan bisnis menjadi suatu kegiatan yang beretika,
sehingga dapat berjalan seiring dengan kaidah-kaidah etika, hukum dan peraturan yang berlaku.
Dalam banyak hal, norma-norma dan kaidah etika yang berlaku tidak hanya baik untuk
diterapkan pada bisnis, namun juga membantu kita untuk bertanggung jawab dan berperilaku
baik pada masyarakat. Itulah mengapa etika bisnis dan tanggung jawab sosial selalu berjalan
beriringan. 
 
Selain itu, etika bisnis dan profesi juga memiliki kaitan yang erat satu sama lain. Mengapa
demikian? Karena etika bisnis dapat dijadikan sebagai pedoman yang sama untuk diterapkan
pada individu dalam bekerja dan berperilaku sesuai dengan kaidah norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku di dalam tempat kerjanya. Oleh karena itu, setiap individu yang terjun ke dalam
dunia bisnis atau fokus pada profesinya harus membaca dan memahami makalah etika bisnis
serta materi etika bisnis yang mungkin dimiliki masing-masing organisasi dan perusahaan.
Tujuannya agar individu dapat memahami etika bisnis yang diterapkan tempat kerjanya masing-
masing. 
 

Pengertian Etika Bisnis Menurut


Para Ahli
Bagaimana dengan pengertian etika bisnis menurut para ahli? Para profesional mendefinisikan
etika bisnis sebagai seperangkat moral yang baik dan tepat untuk dipraktikkan dalam suatu
bisnis dan etika bisnis ini juga dapat menjadi pedoman kebijakan yang tepat, ketika kita harus
mempertimbangkan topik-topik bisnis yang sekiranya dapat menjadi kontroversial. 
 
Menurut Kirk O. Hanson, seorang pakar etika yang sangat terkenal dan juga merangkap sebagai
Direktur Eksekutif di Markkula Center for Applied Ethics menyatakan pendapatnya tentang
pengertian etika bisnis. Bagi Hanson, etika bisnis bukan sekedar seperangkat moral yang
menjadi pedoman untuk sebuah bisnis, namun etika bisnis dapat menjadi sebuah studi tentang
standar perilaku bisnis yang mempromosikan kesejahteraan manusia dan kebaikan.
 

Tujuan Etika Bisnis


Seringkali etika bisnis dipandu oleh hukum, sehingga dapat berjalan secara beriringan.
Meskipun begitu, ada beberapa organisasi yang lebih memilih untuk beroperasi secara etis
untuk mendapatkan penerimaan dari masyarakat. Salah satu tujuan etika bisnis yang paling
utama adalah membantu membangun tingkat kepercayaan yang lebih tinggi antara para
pemangku kepentingan dalam suatu organisasi dan para konsumen. 
 
Ada beberapa tujuan penting lainnya yang akan kita dapatkan ketika menerapkan etika bisnis,
yaitu sebagai berikut ini:

Definisi Etika Bisnis


Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang dijadikan sebagai pedoman atau panduan untuk
bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga, seluruh aspek yang berkaitan dengan bisnis tersebut
dapat menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang adil, baik,
sehat, serta professional, baik bagi seluruh orang di dalam perusahaannya, klien, mitra kerja,
pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas. Dalam dunia bisnis, kita pasti akan
mengenal istilah etika bisnis. Banyak orang yang sangat setuju bahwa etika bisnis memang perlu
dimiliki oleh setiap bisnis. 
 
Salah satu prinsip etika bisnis adalah menjadikan bisnis menjadi suatu kegiatan yang beretika,
sehingga dapat berjalan seiring dengan kaidah-kaidah etika, hukum dan peraturan yang berlaku.
Dalam banyak hal, norma-norma dan kaidah etika yang berlaku tidak hanya baik untuk
diterapkan pada bisnis, namun juga membantu kita untuk bertanggung jawab dan berperilaku
baik pada masyarakat. Itulah mengapa etika bisnis dan tanggung jawab sosial selalu berjalan
beriringan. 
 
Selain itu, etika bisnis dan profesi juga memiliki kaitan yang erat satu sama lain. Mengapa
demikian? Karena etika bisnis dapat dijadikan sebagai pedoman yang sama untuk diterapkan
pada individu dalam bekerja dan berperilaku sesuai dengan kaidah norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku di dalam tempat kerjanya. Oleh karena itu, setiap individu yang terjun ke dalam
dunia bisnis atau fokus pada profesinya harus membaca dan memahami makalah etika bisnis
serta materi etika bisnis yang mungkin dimiliki masing-masing organisasi dan perusahaan.
Tujuannya agar individu dapat memahami etika bisnis yang diterapkan tempat kerjanya masing-
masing. 
 

1. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Pribadi (Personal). 


Pada tingkat pribadi, etika bisnis diterapkan dengan tujuan untuk tidak menyalahgunakan
properti orang lain. Selain itu, ini juga bertujuan agar organisasi atau perusahaan akan menepati
janji dalam memperluas manfaat bisnis mereka kepada masyarakat sekitar dan tidak mencari
keuntungan yang instan dengan melanggar norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku. 

2. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Kebijakan Internal Organisasi. 


Pada tingkatan ini, etika bisnis membantu organisasi atau perusahaan untuk mempraktikkan
bisnis mereka secara adil, terutama dalam berurusan dengan karyawan dan para pemangku
kepentingan lainnya. Selain itu, etika bisnis juga bertujuan untuk membantu organisasi dan
perusahaan dalam memiliki komunikasi yang terbuka dan lebih baik di semua tingkatan. Dengan
komunikasi yang terjalin dengan baik, para karyawan akan terdorong untuk memberikan
produktivitas yang lebih baik dan mau menjalani segala kebijakan internal yang berlaku. 

 
3. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Sosial. 
Tujuan ketiga dalam etika bisnis adalah membantu organisasi atau perusahaan untuk memiliki
tingkat kepedulian sosial yang tinggi, sehingga ini menjadi perhatian utama bagi organisasi
bisnis. Beberapa contoh dari tujuan etika bisnis ini seperti, menjaga lingkungan agar tetap
bersih, berhati-hati dalam menggunakan sumber daya alam yang langka dan memastikan
kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat dan orang-orang penting yang terlibat. 

4. Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Pemangku Kepentingan. 


Memiliki serta menerapkan etika bisnis juga bertujuan untuk menjaga hubungan kita dengan
para pemangku kepentingan seperti, pemegang saham, pelanggan, pemasok barang, karyawan,
bank dan lembaga keuangan, pemerintah dan semua pihak lain yang terhubung dengan
organisasi atau perusahaan kita.

Contoh Etika Bisnis


Setelah menyimak definisi dan tujuan dari etika bisnis, kini saatnya kami mengajak rekan-rekan
pembaca untuk mengenal beberapa contoh etika bisnis, yaitu sebagai berikut ini:

1. Menjaga data-data privasi yang bersifat sangat rahasia yang dimiliki oleh klien, mitra bisnis
dan pelanggan. 

2. Memenuhi permintaan klien dan mitra bisnis yang telah disepakati dalam perjanjian kerja atau
kontrak.

3. Bersikap sopan dan baik terhadap orang-orang yang terlibat dengan bisnis kita seperti, klien,
mitra bisnis, pelanggan, karyawan dan publik, serta

4. Tidak merusak alam dan lingkungan sekitar sesuai dengan perjanjian hukum yang telah
disepakati. 

Mengapa Etika Bisnis diperlukan


di dalam Perusahaan? 
Mungkin rekan-rekan pembaca masih ada yang bertanya-tanya di dalam diri, mengapa etika
bisnis diperlukan di dalam perusahaan? Jawabannya karena etika bisnis dalam perusahaan
akan membantu kita untuk melindungi merek (brand) dan reputasi perusahaan. Menurut suatu
penelitian yang diikuti oleh 1.121 responden, mereka setuju bahwa organisasi atau perusahaan
yang selalu mengikuti kaidah-kaidah norma yang benar dalam etika bisnis akan lebih mudah
dipercaya oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya seperti, klien, mitra bisnis
dan pelanggan. 
 
10 Manfaat Etika Bisnis dalam
Perusahaan
Pentingnya etika bisnis dalam perusahaan juga memberikan banyak manfaat bagi mereka yang
menerapkannya. Menurut website content dot wise step dot com, ada 10 manfaat yang akan
dirasakan oleh organisasi atau perusahaan ketika mereka menerapkan etika bisnis dengan
konsisten. 

1. Perlindungan dan Jaminan Aset yang Tetap Terjaga. 


Manfaat pertama yang dirasakan oleh perusahaan ketika menerapkan etika bisnis adalah biaya
perlindungan dan jaminan aset yang stabil, bahkan semakin lama semakin menurun. Mengapa
demikian? Karena setiap karyawan menyadari tugas dan tanggung jawab mereka terhadap
perusahaan. Dengan kata lain, mereka menyadari bahwa aset-aset perusahaan harus dijaga
dengan baik. Jika mereka merusaknya atau tidak menggunakannya dengan berhati-hati, maka
ini menandakan bahwa mereka telah melanggar etika bisnis yang ada. 

2. Kerjasama Tim akan Semakin Kuat. 


Jika semua orang di dalam tim menerapkan etika bisnis dengan baik dan konsisten, maka
mereka akan menyadari dengan baik bagaimana caranya bertanggung jawab. Sebagai contoh,
mereka tahu bahwa pekerjaan yang diberikan harus diselesaikan dengan tepat waktu dan
mereka juga sadar bahwa untuk mencapai suatu target, kerjasama tim sangatlah diperlukan.
Dengan begitu, etika bisnis yang dipraktikkan secara konsisten akan menciptakan kerjasama tim
yang semakin kuat.  

3. Tingkat Produktivitas akan Semakin Meningkat. 


Ketika kerjasama tim semakin kuat, setiap karyawan juga akan semakin terdorong
untuk meningkatkan produktivitas mereka. Dengan kata lain, setiap karyawan akan terpacu
untuk bekerja lebih keras dan lebih tekun untuk menjadi karyawan yang unggul. Itulah mengapa
etika bisnis erat kaitannya dengan para karyawan yang berprestasi. 

4. Citra Merek (Brand) dan Perusahaan akan Semakin Terkenal di Mata


Masyarakat. 
Seperti yang sudah kami sampaikan di awal bahwa alasan mengapa etika bisnis sangat
diperlukan di dalam perusahaan adalah karena dengan menerapkan etika bisnis secara
konsisten, citra merek dan perusahaan akan semakin terjaga dan terkenal dalam pandangan
masyarakat luas. Hal ini dikarenakan masyarakat semakin percaya dan yakin bahwa produk,
layanan jasa, serta organisasi bisnis kita adalah sesuatu yang berjalan sesuai dengan etika. 
5. Pengambilan dan Penerapan Keputusan Menjadi Lebih Mudah. 
Organisasi atau perusahaan yang menerapkan etika bisnis secara konsisten pastinya akan lebih
mudah dalam mengambil dan menerapkan keputusan. Mengapa demikian? Karena semua
kebimbangan di dalam bisnis dapat diselesaikan dengan berpacu kembali pada etika bisnis yang
ada. 

6. Perusahaan akan Lebih Adaptif terhadap Perubahan. 


Para karyawan dengan etika bisnis yang profesional di tempat kerja jelas menjadi kunci utama
kesuksesan pada setiap perusahaan. Perusahaan dengan sangat sadar percaya bahwa semua
karyawan profesional dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat
dan drastis, namun mereka akan tetap bertindak sesuai dengan etika bisnis yang berlaku. 

7. Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Sedikit Masalah. 


Jika seandainya terjadi kesalahpahaman di antara karyawan, semua itu dapat diselesaikan
dengan baik karena setiap karyawan mengetahui dan memahami etika bisnis yang selalu
diterapkan bersama-sama di dalam perusahaan. Hal ini membuat lingkungan kerja memiliki
kondisi yang nyaman dan sedikit masalah. Bahkan manajemen tidak perlu repot-repot untuk
menangani konflik-konflik kecil yang terjadi di dalam lingkungan kerja.

8. Seluruh Lapisan Perusahaan akan Bersikap Lebih Positif. 


Etika bisnis akan mengajarkan semua orang yang terlibat dalam suatu organisasi atau
perusahaan semakin percaya dan paham bahwa segala apapun yang ditetapkan oleh etika bisnis
bukan hanya baik untuk diri sendiri, namun juga untuk masa depan perusahaan dan orang-orang
di sekitar kita (publik). Dengan begitu, semua orang yang terlibat pada etika bisnis akan bersikap
lebih positif dan semangat dalam menjalani kehidupan agar lebih berarti.  

9. Permasalahan dengan Hukum akan Semakin Sedikit. 


Ketika semuanya berjalan secara sistematis dan fungsional, maka para karyawan akan bekerja
sesuai dengan etika bisnis yang berlaku, serta memahami kewajiban-kewajiban hukum yang
harus dipatuhi. Hal ini membuat lingkungan kerja menjadi semakin nyaman dan terhindar dari
permasalahan hukum. 

 
10. Perusahaan akan Menuju Tingkat Kesuksesan yang Baru.
Ketika semuanya diatur secara sistematis oleh etika bisnis, maka secara bersama-sama semua
lapisan perusahaan akan menuju kesuksesan baru yang diinginkan. Selain itu, pertumbuhan
bisnis juga akan semakin berkembang dengan sangat terjamin.

Setelah menyimak definisi, tujuan, contoh dan manfaat etika bisnis dalam perusahaan, kami
berharap bahwa organisasi atau perusahaan rekan-rekan pembaca semakin dekat dengan
kesuksesan yang diharapkan melalui penerapan etika bisnis yang dilakukan secara konsisten.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan
manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak
bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen
biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-
organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah
cabang dari ilmu biologi.

Daftar isi

 1Konsep lingkungan di Indonesia

 2Kerusakan lingkungan hidup

 3Upaya pelestarian

 4Kelembagaan

 5Referensi

Konsep lingkungan di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-
Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain.
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan
suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada
lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda
mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni
mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebaiganya.
Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut No 23 tahun 2007 adalah kesatuan
ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia
dan segala tingkah lakunya demi melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.

Kerusakan lingkungan hidup[sunting | sunting sumber]


Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor baik fator alami ataupun karena
tangan-tangan jahil manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan
oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada
lingkungan tersebut.
Berikut beberapa faktor secara mendalam yang menjadikan kerusakan lingkungan hidup.

 Faktor alami
Banyaknya bencana alam dan cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan hidup. Bencana alam tersebut bisa berupa banjir, tanah longsor, tsunami,
angin puting beliung, angin topan, gunung meletus, ataupun gempa bumi. Selain berbahaya bagi
keselamatan manusia maupun mahkluk lainnya, bencana ini akan membuat rusaknya
lingkungan.

 Faktor buatan
Manusia sebagai makhluk berakal dan memiliki kemampuan tinggi dibandingkan dengan
makhluk lain akan terus berkembang dari pola hidup sederhana menuju ke kehidupan yang
modern. Dengan adanya perkembangan kehidupan, tentunya kebutuhannya juga akan sangat
berkembang termasuk kebutuhan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Kerusakan lingkungan karena faktor manusia bisa berupa adanya penenbangan secara liar yang
menyebabkan banjir ataupun tanah longsor, dan pembuangan sampah di sembarang tempat
terlebih aliran sungai dan laut akan membuat pencemaran.

Upaya pelestarian[sunting | sunting sumber]

 Penanaman kembali hutan yang gundul


 Pencegahan buang sampah dan limbah di sembarang tempat dengan menyediakan
tong sampah di berbagai tempat
 Pemberian sanksi ketat terhadap pelaku pencemaran lingkungan
 Menghentikan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan
 Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian tanah, air, udara
dan lingkungan untuk kehidupan berkelanjutan
 Memberikan keterampilan dasar bagi para Ibu rumah tangga dengan menggunakan
bahan bekas guna mengurangi limbah plastik

Kelembagaan[sunting | sunting sumber]
Secara kelembagaan di Indonesia, instansi yang mengatur masalah lingkungan hidup
adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (dulu: Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkungan Hidup) dan di daerah atau provinsi adalah Bapedal. Sedangkan di Amerika
Serikat adalah EPA (Environmental Protection Agency). Selain itu, Pada 31 Agustus 2013,
presiden Republik Indonesia kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden
No 62/2013 membentuk Badan Pengelola REDD+ (Reduksi Emisi dan Deforestasi dan
Degradasi Hutan.[1]
Hubungan Bisnis Dengan Lingkungan

Hubungan Bisnis Dengan Lingkungan

Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan dengan kata
lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh
lingkungan . disamping itu bisnis tidak dapat lepas dari keberadaan faktor-faktor lingkungan yang
dapat mendukung maupun menghambat terhadap tujuan bisnis yang ingin dicapai. Dilain pihak
lingkungan bisnis merupakan faktor yang dapat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sebaliknya bisnis juga dapat mempengaruhi atau menciptakan pengaruh terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau sebaliknya menjadi
sangat penting bagi kegiatan bisnis dan masyarakat.sehingga bisnis dapat memberika pengaruh
positif maupun negative bagi lingkungan. Secara garis besar lingkungan bisnis terbagi menjadi dua
bagian yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

Dalam beberapa tahun ini dikenal istilah global impact. Yaitu bertujuan agar pelaku bisnis melakukan
bisnisnya secara fair dan yang terpenting memiliki tujuan yang berkepentingan baik bagi lingkungan
sekitarnya, lingkungan dan hak asasi manusia. Berikut ini merupakan kebijakan dari global impact
diantaranya adalah :

1. Bisnis semestinya mendukung dan menghargai proteksi HAM yang telah dideklarasikan secara
internasional

2. Memastikan bahwa tidak terlibat dalam eksploitasi dalam HAM

3. Bisnis semestinya mendukung kebebasan berserikat dan menghargai hak untuk berunding secara
kolektif

4. Penghapusan semua bentuk kerja dan jasa

5. Penghentian secara efektif keterlibatan pekerja anak

6. Penghapusan diskriminasi dalam kesempatan dan jenis pekerjaan


7. Bisnis semestinya mendukung pendekatan pembatasan pelanggaran lingkungan

8. Mengambil inisiatif untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar

9. Mendukung pengembangan dan distribusi teknologi yang akrab lingkungan

10. Anti korupsi

Respon terhadap lingkungan

Perusahaan atau organisasi diharapkan dapat menjadi agent of environment (pusat dari lingkungan)
dengan melakukan fungsi sebagai pengelola sumber daya alam yang berbasis pada lingkungan,.
Demikian pula hanya dengan perusahaan yang melakukan upaya-upaya untuk mengelola sumber
daya alam yang berbasis lingkungan akan memiliki peluang untuk memenangkan kompetisi ini
dimasa yang akan datang.

Enviromental based oriented adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen dengan dikembangkan produk berbasis lingkungan sejalan dengan perubahan pandangan
masyarakat tentang cara pemenuhan kebutuhan yang lebih baik. Era orientasi lingkungan itu tidak
berarti menghambat produktivitas, justru produktivitas itulah harus sejalan dengan usaha menurunkan
emisi gas rumah kaca, namun juga mengurangi dampak pencemaran lainnya seperti masalah limbah
(pencemaran air dan tanah) sebagai upaya menjaga kualitas lingkungan yang sehat.

HUBUNGAN BISNIS

DAN LINGKUNGAN BISNIS

Bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh lingkungan.
Bisnis tidak terlepas dengan adanya faktor-faktor lingkungan yangmendukungmaupun yang
menghambat atas tujuan yang ingin dicapai bisnis. Lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter
dan faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap lingkungan
bisnis. sebaliknya bisnis dapat secara langsung maupun tidak dapat mempengaruhi atau
menciptakan pengaruh terhadap lingkungan bisnis. sehingga eksistensi bisnis layak diterima atau
memberikan pengaruh tertentu yang positif atau negatif terhadap lingkungannya. Secara umum
lingkungan bisnis dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu :

1.      Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan yang berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan perusahaan.
Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan dan
tren di dalam lingkungan sosial maupun faktor-faktor spesifik yang beroperasi di dalam lingkungan
kerja organisasi. Variabel-variabel eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan
peluang. Lingkungan eksternal perusahaan dapat dibedakan menjadi

·         Lingkungan Eksternal Makro

Yaitu lingkungan eksternal yang berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan usaha. Misalnya
keadaan alam, politik dan kankam, hukum, perekonomian, pendidikan dan kebudayaan, sosial dan
budaya, kependudukan, dan hubungan internasional.

Lingkungan eksternal makro terdiri dari :

a.       Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi sebagian besar organisasi yang beroperasi
didalamnya. Pada suatu keadaan perekonomian yang sedang tumbuh, secara umum kemampuan
daya beli masyarakat untuk membeli suatu produk atau jasa meningkat. Kondisi perekonomian
seperti itu tidak menjamin bahwa suatu perusahaan juga bertumbuh, hanya menyediakan
lingkungan yang mendorong terjadinya pertumbuhan usaha. Dalam keadaan perekonomian yang
lesu, daya beli masyarakat yang menurun membuatpertumbuhan usaha menjadi sulit. Sehingga para
manager perusahaan bisnis selalu mengantispasi variabel-variabel ekonomi seperti kecenderungan
inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan fiscal dan moneter, dan harga-harga yang ditetapkan oleh
pesaing.

b.      Teknologi

        Teknologi adalah pengetahuan,peralatan, dan teknik yang digunakan untuk mengubah bentuk
masukan (input) menjadi keluaran (output). Sehingga perubahan dalam teknologi dapat membantu
perusahaan menyediakan produk yang lebih baik atau menghasilkan produknya dengan lebih efisien.
Tetapi, perubahan teknologi dapat memberikan ancaman kepada perusahaan tradisional. Contohnya
perusahaan fotokopi awalnya memberi ancaman pada perusahaan kertas karbon.

c.       Politik Hukum

        Komponen politik/hukum adalah undang-undang, peraturan dan keputusan pemerintah yang


mengaturperilaku usaha. Manager tidak mungkin mengabaikan iklim politik dan hukum-hukum
maupun peraturan yang ada di suatu negara, seperti perlakuan yang adil dalam pembayaran gaji
harus sesuai dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah.

d.      Sosial Budaya

        Komponen sosial budaya merujuk kepada karakteristik demografi serta perilaku, sikap, dan
norma-norma umum dari penduduk dalam suatu masyarakat tertentu.

·         Lingkungan Eksternal Mikro

       Yaitu lingkungan eksternal yang berpengaruh langsung terhadap kegiatan usaha.

Contohnya pemasok/supplier,perantara(distributor),teknologi(peralatan),pasar.

Lingkungan eksternal mikro terdiri dari:

a.       Pelanggan
         Pelanggan membeli produk barang dan jasa. Perusahaan tidak dapat hidup tanpa dukungan
pelanggan. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan usahanya suatu perusahaan perlu
mengamati perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

b.      Pesaing

         Pesaing adalah perusahaan di dalam industri yang sama dan menjual produk atau jasa kepada
pelanggan. Perbedaan keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tergantung pada apakah
perusahaan melakukan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing yang lain. Karena itu,
perusahaan harus melakukan analisis bersaing, yaitu menentukan siapa pesaingnya, mengantisipasi
pergerakan pesaing, serta memperhitungkan kekuatan dan kelemahan pesaing.

c.       Pemasok

         Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja,keuangan dan
sumber informasi kepada perusahaan lain. Ketergantungan perusahaan terhadap pemasok
ialah  pentingnya produk pemasok bagi perusahaan dan sulitnya mencarisumber lain sebagai
pelanggan bagi pemasok dan sulitnya mmenjaul produk kepada pembeli lain.

d.      Perwakilan-perwakilan Pemerintah

       Hubungan organisasi dalam perwakilan-perwakilan pemerintah berkambang semakin kompleks.


Peraturan-peraturan industri yang ditetapkan oleh perwakilan pemerintah ini harus ditaati oleh
organisasi dalam operasinya,prosedur perijinan, dan pembatasan lainnya untuk melindungi
masyarajat.

2.      Lingkungan Internal

                       Lingkungan internal adalah faktor-faktor yang berada dalam kegiatan produksi dan
langsung mempengaruhi hasil produksi.

Contohnya adalah Tenaga kerja,Peralatan dan mesin,Permodalan (pemilik, investor, pengelolaan


dana),Bahan mentah, bahan setengah jadi, pergudangan, Sistem informasi dan administrasi sebagai
acuan pengambilan keputusan.

Jadi kesimpulannya :

·         Lingkungan eksternal bisnis berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup perusahaan.


Pengelolaan perusahaan harus diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara lingkungan eksternal
dan lingkungan internalnya.

Solusinya:

Dinamika perubahan lingkungan eksternal perlu disikapipengelola perusahaan dengan melakukan


perubahan-perubahan internal organisasi,baik perubahan yang bersifat pengembangan,transisi dan
transformasi, baik secara continue maupun discontinue agar keseimbangan terjaga.

·         Pada era globalisasi perkembangan teknologi dam komunikasi yang pesat telah menambah
peran bisnis masa kini. Akibat semakin majunya teknologi, suatu negara dapat relatif mudah
mendistribusikan produknya ke negara lain. Dalam pasar global, pesaing datang dari berbagai negara
yang berbeda. Pilihan produk lebih beraneka ragam dengan tingkat kualitas dan harga yang
bervariasi.

Solusinya:

Pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara anggota ASEAN dan China.

http://aisahprimadila.blogspot.com/2015/05/hubungan-bisnis-dan-lingkungan-bisnis.html

Lingkungan Bisnis:
Pengertian, Jenis, dan
Manfaat Memahami
Lingkungan Bisnis
Sebagian besar pebisnis saat ini masih banyak yang menyepelekan lingkungan bisnis.
Padahal, lingkungan bisnis yang positif akan berimbas pada produktivitas perusahaan.
Mempunyai sejumlah karyawan yang bahagia dalam ekosistem organisasi yang baik pastinya
akan menciptakan jalur komunikasi yang baik. Sehingga, nantinya bisnis bisa berjalan
dengan baik dan tujuan bisnis pun bisa tercapai dengan lancar.

Lantas, apa sebenarnya arti dari lingkungan bisnis tersebut? Apa saja faktor yang harus ada di
dalamnya? berikut ini adalah penjelasannya.

Contents
1 Apa itu Lingkungan Bisnis?
2 Manfaat Memahami Lingkungan Bisnis
2.1 1. Membantu Mengidentifikasi Peluang Bisnis
2.2 2. Memanfaatkan sumber daya dengan baik
2.3 3. Menghadapi Perubahan
2.4 4. Bantuan dalam Perencanaan
2.5 5. Membantu Bisnis Meningkatkan Performanya
2.6 6. Mengidentifikasi Ancaman Dan Sinyal Peringatan Dini
2.7 7. Bermanfaat Dalam Mendeteksi Dan Merakit Sumber Daya
2.8 8. Lingkungan Bisnis Membantu Beradaptasi dengan Perubahan yang Cepat
2.9 9. Lingkungan Bisnis Membantu Perencanaan dan Penetapan Kebijakan
2.10 Faktor Dalam dan Luar yang Mempengaruhi Lingkungan Bisnis
2.11 Faktor Internal Lingkungan Binsis
2.12 Faktor Eksternal Lingkungan Bisnis
3 Penutup

Apa itu Lingkungan Bisnis?


Pada dasarnya, lingkungan bisnis adalah nilai keseluruhan dari individu, institusi, maupun
kekuatan lain yang berasal dari luar kontrol perusahaan, tapi perusahaan masih bisa
bergantung pada mereka karena mereka sudah mampu mempengaruhi performa perusahaan
dan keberlanjutan perusahaan.

Beberapa hal yang membentuk lingkungan bisnis adalah kompetitor, pemasok, media,
kelompok pelanggan, pelanggan, pemerintah, kondisi pasar, kondisi ekonomi, teknologi,
pemodal, tren, dan beragam pihak lain yang berasal dari luar perusahaan.

Contoh sederhananya, perubahan pajak yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah berpotensi
membuat pelanggan membeli produk dalam jumlah yang lebih sedikit daripada yang Anda
jual. Dalam hal ini, bisnis harus menetapkan kembali harga jualnya agar bisa keluar dari
masalah tersebut.

Walaupun perusahaan memang tidak terlibat langsung dalam perubahaan tersebut, tapi
perusahaan masih harus beradaptasi agar bisa tetap bertahan atau memanfaatkan kesempatan
yang Anda agar bisa meraih keuntungan maksimal.

Baca juga: Apa Itu Business Continuity Plan? Mari Ketahui Lebih Jauh!

Manfaat Memahami Lingkungan Bisnis


Memahami lingkungan bisnis harus menjadi prioritas utama para pimpinan perusahaan,
kenapa? Karena hal ini akan memberikan dampak pada kesuksesan, skala, visi, hingga
strategi dalam pengembangan bisnis.

Setelah para pimpinan memiliki informasi terkait dampak baik dan buruk lingkungan bisnis
pada perusahaan, maka nantinya mereka bisa menciptakan strategi yang penting untuk
mengendalikan situasi dan kondisi yang tidak mampu diprediksi. Berikut ini adalah beberapa
manfaat memahami hal ini.

Selain itu,  pemahaman dan kesadaran akan lingkungan harus dimiliki setiap pengusaha.
Kenapa? Karena pemahaman yang kurang tentang hal ini berpotensi melahirkan kegagalan
bisnis dan tidak mampu bertahan lama di pasar. Sebaliknya, pemahaman tentang hal ini
berpotensi mendatangkan banyak manfaat, yaitu:
1. Membantu Mengidentifikasi Peluang Bisnis
Perlu diketahui bersama bahwa tidak seluruh perusahaan memiliki arti dan sifat yang negatif.
Suatu perubahan bahkan bisa menjadi faktor utama keberhasilan jika bisa dipahami dan
dievaluasi secara baik. Untuk itu, sebagai pemilik bisnis Anda harus bisa mengidentifikasi
perubahan apa saja yang bisa dimanfaatkan dan juga memanfaatkannya sebagai suatu alat
dalam menyelesaikan permasalahan bisnis yang ada.

Selain itu, pengusaha yang mampu memahami dan juga mampu memindai peluang pada
lingkungan bisnis juga bisa lebih cepat dalam mendapatkan manfaat yang maksimal.
Sehingga, bisa jauh beberapa langkah di depan kompetitornya.

Contoh sederhananya adalah jika waktu dulu masyarakat Indonesia kesulitan untuk
mendapatkan layanan ojek, yang mana mereka harus pergi ke pangkalan ojek untuk bisa
mendapatkannya. Hal ini disadari oleh Gojek, sehingga mereka membuat layanan ojek online
agar bisa mengatasi masalah tersebut.

Dalam hal ini, Gojek memahami lingkungan dan memahami bahwa kedepannya akan ada
permintaan besar untuk transportasi online. Dengan memahami dan mengenali lingkungan di
tahap awal, maka Gojek bisa mendapatkan keuntungan sebagai penggerak utama penyedia
transportasi online yang membantu masyarakat dalam mendapatkan ojek.

2. Memanfaatkan sumber daya dengan baik


Jika perusahaan mampu melakukan pemindaian yang cermat atas lingkungan perusahannya,
maka perusahaan akan terbantu dalam hal memanfaatkan sumber daya yang diperlukan untuk
bisnis. selain itu, hal tersebut akan membantu perusahaan untuk melacak ataupun memantau
sumber daya untuk kemudian diubah menjadi produk barang dan jasa.

3. Menghadapi Perubahan
Perusahaan harus menyadari sepenuhnya atas perubahan yang terjadi di lingkungan
perusahaan, apakah itu perubahan dalam hal persyaratan pelanggan, trend, kebijakan baru
dari pemerintah, atau perubahan teknologi. Jika perusahaan bisa menyadari adanya perubahan
tersebut, maka akan membantu perusahaan dalam memberikan respon yang tepat dalam
menangani perubahan.

4. Bantuan dalam Perencanaan


Perencanaan yang dilakukan dengan benar adalah perencanaan yang berlaku dalam jangka
pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Ketika ada masalah atau peluang dalam
lingkungan perusahaan, maka sebagai pemilik bisnis Anda bisa menentukan rencana yang
tepat untuk mengatasinya dan memecahkan masalah tersebut atau mengubahnya menjadi
peluang bisnis. Setelah itu, Anda bisa menggabungkan rencana yang tepat untuk menghindari
adanya perubahan di masa depan.

5. Membantu Bisnis Meningkatkan Performanya


Perusahaan yang mampu memperhatikan lingkungan bisnis dengan baik bisa berkembang
dengan meningkatkan performanya sesuai perubahan yang terjadi. Dengan beradaptasi
dengan kekuatan eksternal, maka akan membantu perusahaan dalam meningkatkan
performanya dan bertahan lama di pasar.

6. Mengidentifikasi Ancaman Dan Sinyal Peringatan Dini


Pebisnis yang mampu memindai dan juga memahami lingkungan bisnis secara tepat waktu
akan lebih mudah dalam mengatasi kendala atau kebijakan yang negatif. Adanya penerapan
waktu dari dalam lingkungan perusahaan serta informasi yang dihimpun secara kualitatif juga
bisa dijadikan sebagai suatu sinyal peringatan yang mampu membantu perusahaan dalam
melakukan perubahan.

Contoh kasus pada pemindaian lingkungan perusahaan terjadi pada perusahaan Maruti Udyog
yang memperoleh informasi kualitatif bahwa ada banyak sekali perusahaan manufaktur mobil
asing yang hendak membangun bisnis di India. Kemudian, mereka menganggap hal tersebut
sebagai sinyal bahaya dan perlahan mulai meningkatkan kapasitas produksinya.

7. Bermanfaat Dalam Mendeteksi Dan Merakit Sumber Daya


Setiap pengusaha tentunya harus memasok barang produksinya ke pasar sesuai dengan
permintaan yang Anda. Untuk memasok output tersebut, maka pengusaha memerlukan input,
bahan baku, dll. Untuk itu, pengusaha bisa memperoleh bahan baku dan sumber lainnya
dengan cara meningkatkan output yang diminta berdasarkan dengan keadaan masing-masing
lingkungannya.

Jadi, perusahaan bisa memilih sumber daya sesuai nilai ketersediaan di lingkungan dan
permintaan outputnya. Sebagai contoh, pada permintaan warna layar datar pada TV, pihak
produsen mengumpulkan sumber daya yang memang sedang diperlukan untuk memproduksi
TV dengan warna layar datar daripada mengumpulkan sumberdaya TV yang hanya memiliki
warna Hitam Putih.

8. Lingkungan Bisnis Membantu Beradaptasi dengan


Perubahan yang Cepat
Perubahan yang tengah terjadi secara cepat dalam berbagai aspek akan berdampak besar pada
bisnis. Untuk itu, perusahaan harus mengerti adanya perubahan sesegera mungkin. Dengan
memahami lingkungan bisnis, maka akan membantu pengusaha dalam memindai dan
memahami perubahan yang tengah terjadi.

Sebagai pengusaha, Anda juga dituntut untuk membuat perubahan di lingkungan internal
perusahaan agar bisa disesuaikan dengan lingkungan eksternal. Dengan begitu, proses
pemindaian lingkungan akan membantu mengatasi perubahan secara cepat.

9. Lingkungan Bisnis Membantu Perencanaan dan Penetapan


Kebijakan
Setiap rencana dan kebijakan, serta peraturan dalam suatu perusahaan bisa disusun dengan
memperhatikan lingkungan perusahaan, karena seluruh rencana dan kebijakan tersebut
memang harus diterapkan dengan berdasarkan faktor lingkungan.
Faktor Dalam dan Luar yang Mempengaruhi Lingkungan
Bisnis
Perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
lingkungan perusahaan, tergantung tipe, ukuran, dan status bisnis Anda. Tapi, Anda bisa
menemukan faktor utamanya dengan cara menganalisa kategori ini:

 Faktor Internal Lingkungan Binsis


Faktor internal yang mempengaruhi lingkungan bisnis meliputi perencanaan dan kebijakan,
penawaran nilai, sumber daya manusia, sumber daya pemasaran dan finansial, citra korporat
dan merek, peralatan dan perlengkapan, manajemen tenaga kerja, hubungan antar karyawan,
ketergantungan sumber daya teknologi, struktur organisasi, kualitas dan struktur infrastruktur,
operasional, dan  perkiraan finansial

 Faktor Eksternal Lingkungan Bisnis


Sedangkan faktor eksternal yang mampu memengaruhi lingkungan bisnis meliputi konsumen,
pemasok, kompetitor, publik, media dan pemasaran, talenta, ekonomi makro, sikap politik,
dan penggunaan teknologi.

Baca juga: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Pengertian dan Contohnya

Penutup
Demikianlah penjelasan tentang pengertian dan jenis lingkungan bisnis, lengkap dengan
manfaat memahami hal ini. Jadi, lingkungan bisnis yang baik akan berbanding lurus dengan
kesuksesan suatu bisnis. Untuk itu, Anda harus memahami secara penuh bahwa tidak ada
lingkungan yang sempurna, tapi Anda masih bisa membuatnya sekondusif mungkin dengan
manajemen yang baik, salah satunya manajemen keuangan.

Nah, untuk memudahkan Anda dalam melakukan manajemen keuangan dengan baik, Anda
bisa menggunakan aplikasi akuntansi dari Accurate Online Accurate Online. Dengan
Accurate Online, Anda bisa mengatur biaya produk, mengontrol stok barang, dan
memantau laporan laba rugi bisnis Anda secara mudah dan real time.

Home » Ekonomi » Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islami

EKONOMI

Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islami


Bahasan berikut ini adalah uraian lanjutan dari contoh makalah etika bisnis dalam perspektif islam
pada sub judul: prinsip-prinsip etika bisnis islami

1. Kesatuan (unity)
Kesatuan yang dimaksud terefleksikan pada konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek aspek
kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen,
serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka islam
menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar
pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horisontal, membentuk
suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam (Naqvi, 1993: 50-51).

2. Keseimbangan (keadilan)

Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali
pada pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah:8.
Keseimbangan atau keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam yang berhubungan
dengan keseluruhan harmoni pada alam semesta. Hukum dan tatanan yang kita lihat pada alam
semesta mencerminkan keseimbangan yang harmonis. (Beekun, 1997: 23.) Dengan demikian
keseimbangan, kebersamaan, kemoderatan merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan
dalam aktivitas maupun entitas bisnis.

3. Kehendak Bebas

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak
merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan
pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala
potensi yang dimilikinya. Sampai pada tingakat tertentu, manusia dianugerahi kehendak bebas untuk
memberi arahan dan membimbing kehidupannya sendiri sebagai khalifah di mukabumi (QS. Al-
Baqarah, 2:30). Berdasarkan prinsip kehendak bebas ini, manusia mempunyai kebebasan untuk
membuat suatu perjanjian termasuk menepati janji atau mengingkarinya. Tentu saja seorang muslim
yang percaya kepada kehendak Allah akan memuliakan semua janji yang dibuatnya. (Beekun,1997:
24).

4. Pertanggungjawaban

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal mustahil, lantaran tidak menuntut tanggung jawab. Menurut
Al-Ghozali, konsep adil meliputi hal bukan hanya equilibrium tapi juga keadilan dan pemerataan.
Untuk memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggung jawabkan
tindakannya. Allah menekankan konsep tanggung jawab moral tindakan manusia, (QS. 4:123-124).)
Menurut Sayyid Qutub prinsip pertanggungjawaban Islam adalah pertanggungjawaban yang seimbang
dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya. Antara jiwa dan raga, antara person dan keluarga,
individu dan sosial antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. (Beekun, 1997: 103)

5. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan,
mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses
mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau
menetapkan keuntungan. Adapun kebajikan adalah sikap ihsan,yang merupakan tindakan yang dapat
memberi keuntungan terhadap orang lain (Beekun, 1997: 28). Dalam al-Qur’an prinsip kebenaran
yang mengandung kebajikan dan kejujuran dapat diambil dari penegasan keharusan menunaikan atau
memenuhi perjanjian atau transaksi bisnis. Termasuk ke dalam kebajikan dalam bisnis adalah sikap
kesukarelaandan keramahtamahan. Kesukarelaan dalam pengertian, sikap suka-rela antara kedua
belah pihak yang melakukan transaksi, kerja sama atau perjanjian bisnis. Hal ini ditekankan untuk
menciptakan dan menjaga keharmonisan hubungan serta cinta mencintai antar mitra bisnis. Adapun
kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan
sedikitpun. Sikap ini dalam khazanah Islam dapat dimaknai dengan amanah. Dengan prinsip
kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan
adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.
Dari sikap kebenaran, kebajikan dan kejujuran demikian maka suatu bisnis secara otomatis akan
melahirkan persaudaraan, dan kemitraan yang saling menguntungkan, tanpa adanya kerugian dan
penyesalan. 

https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/01/prinsip-prinsip-etika-bisnis-islami.html

Isi Prinsip- prinsip Etika Lingkungan

Prinsip- prinsip etika lingkungan merupakan sikap- sikap yang harus dijaga dan
juga dilakukan oleh manusia dalam kaitannya berperilaku terhadap alam. Prinsip-
prinsip etika lingkungan harus dilakukan demi terciptanya lingkungan yang bersih,
sehat dan juga terjaga. Prinsip- prinsip etika lingkungan tidak hanya terdapat  satu
macam saja, namun setidaknya ada sembilan sikap yang termasuk dalam prinsip-
prinsip etika lingkungan. Adapun beberapa prinsip etika lingkungan antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Sikap menghormati kepada alam

Prinsip yang pertama dari etika lingkungan merupakan sikap menghormati


terhadap alam. Sikap menghormati terhadap alam ini merupakan sikap dasar yang
harus dimiliki oleh manusia dalam kaitannya memperlakukan alam atau
lingkungan. Ketika manusia memiliki sikap hormat terhadap alam maka manusia
akan bisa berlaku bijaksana terhadap lingkungan. Dengan menghormati lingkungan
pula manusia tidak akan berbuat buruk dan yang bisa menyebabkan keburukan
terhadap lingkungan (baca: pentingnya menjaga lingkungan hidup bagi manusia).

2. Sikap tanggung jawab

Prinsip selanjutnya dari etika terhadap lingkungan adalah adanya sikap tanggung
jawab kepada lingkungan. Prinsip tanggung jawab kepada lingkungan akan
menyebabkan timbulnya sikap kehati- hatian dalam bertindak. Karena jika
seseorang mempunyai sikap tanggung jawab, maka dia akan selalu
mempertimbangkan tindakan- tindakan yang akan dilakukannya.

Tanggung jawab terhadap lingkungan ini seharusnya tidak hanya dimiliki oleh
individu saja, namun seharusnya juga dimiliki secara koleksi atau bersama- sama
oleh masyarakat umum. Karena apabila sikap tanggung jawab dimiliki oleh orang
banyak, maka akan melahirkan persatuan untuk mengambil prakarsa, usaha,
kebijakan, dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta beserta
seluruh isinya (baca: cara menjaga kelestarian hutan).

3. Sikap Solidaritas

Sikap solidaritas merupakan salah satu dari prinsip etika terhadap lingkungan.
Sikap solidaritas merupakan sikap pengertian terhadap lingkungan. Prinsip
solidaritas ini merupakan prinsip yang membangkitkan rasa solider. Rasa solider
akan bangkit yang berupa sikap sepenanggungan dengan alam dan juga dengan
makhluk hidup lainnya sehingga akan mendorong manusia untuk menyelamatkan
lingkungan (baca: manfaat danau bagi lingkungan).

4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian

Prisnip yang selanjutnya adalah prinsip kasih sayang dan kepedulaian terhadap
alam. Prisip kasih sayang dan kepedulaian ini akan melahirkan sikap sukarela
bertindak untuk menjaga alam. Sikap dan pandangan satu arah, menuju yang lain
dengan tanpa mengharapkan imbalan, serta tidak didasarkan oleh kepentingan
pribadi namun semata- mata hanya untuk alam saja.

5. Prinsip “No Harm”

Prinsip yang selanjutnya adalah prinsip “No Harm”. Prinsip ini merupakan
tindakan yang tidak merugikan atau merusak alam (baca: dampak kerusakan
hutan). Hal ini karena manusia mempunyai moral dan juga tanggung jawab
terhadap keadaan alam. Oleh karena itulah manusia harus bisa menjaga lingkungan
agar bisa ditempati dengan nyaman oleh semua makhluk hidup, baik manusia,
binatang, maupun tumbuhan.

6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam

Prinsip selanjutnya adalah prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam.
Dengan adanya prinsip ini maka pola hidup manusia modern harus dibatasi.
Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai objek eksploitasi
saja dan sebagai alat pemuas kebutuhan saja.

7. Prinsip keadilan

Prinsip etika lingkungan yang selanjutnya adalah prinsip keadilan. Prinsip keadilan
ini. maksud dari prinsip ini adalah berbicara terhadap akses yang sama bagi semua
kelompok dan anggota masyarakat dalam kaitannya menentukan kebijakan
pengelolaan sumber daya alam (baca: sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dan tidak) dan program pelestarian alam. Selain itu juga dalam menikmati manfaat
sumber daya alam secara lestari.

8. Prinsip demokrasi

Prinsip etika lingkungan yang selanjutnya adalah prinsip demokrasi. Prinsip


demokrasi merupakan suatu prinsip yang terbentuk karena adanya keanekaragaman
pendapat maupun prinsip- prinsip yang lainnya yang berhubungan dengan
kebijakan, atau baik- buruk untuk alam. Oleh karena adanya perbedaan pendapat
tersebut, perlu kiranya diambil pendapat yang disetujui orang yang lebih banyak.
9. Prinsip integritas moral

Prinsip yang terakhir dari prinsip etika lingkungan adalah prinsip integritas moral.
Prinsip ini merupakan prinsip yang menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap
dan juga perilaku moral terhormat serta memegang teguh untuk bisa mengamankan
kepentingan publik yang berkaitan dengan sumber daya alam (baca: cara
melestarikan sumber daya alam).

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/prinsip-etika-lingkungan

Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan


Prinsip etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat dipakai sebagai pegangan
dan tuntutan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam. Minimal ada Sembilan
prinsip dalam etika lingkungan hidup (Sonny Keraf, 2002), yaitu:
1.Prinsip sikap hormat terhadap alam (respect for nature)
Manusia mempunyai kewajiban menghargai hak semua makhluk hidup untuk berada, hidup,
tumbuh, dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan penciptanya. Untuk itu manusia
perlu merawat, menjaga, melindungi, dan melestarikan alam beserta seluruh isinya serta tidak
diperbolehkan merusak alam tanpa alasan yang dapat dibenarkan secara moral.
2.      Prinsip tanggung jawab (moral responsibility for nature)
Sejatinya alam adalah milik kita bersama. Jika alam dihargai sebagai bernilai pada dirinya
sendiri, maka rasa tanggung jawab akan muncul dengan sendirinya pada diri manusia.
3.      Prinsip solidaritas kosmis (cosmic solidarity)
Solidaritas kosmis pada hakekatnya adalah sikap solidaritas manusia dengan alam. Solidaritas
kosmis berfungsi untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis,
serta mendorong manusia untuk mengambil kebijakan yang pro alam dan tidak setuju terhadap
tindakan yang merusak alam
4.      Prinsip kasih saying dan kepedulian terhadap alam (caring for nature)
Prinsip ini merupakan prinsip moral satu arah yang artinya tanpa mengharap balasan serta tidak
didasarkan pada pertimbangan kepentingan pribadi melainkan untuk kepentingan alam.
5. Prinsip tidak merugikan (no harm)
Prinsip ini merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu. Bentuk minimal berupa
tidak perlu melakukan tindakan yang mrugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain di
alam semesta.
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup, dan bukan kekayaan, sarana,standard
material. Bukan rakus dan tamak mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak
banyaknya,mengeksploitasi alam, tetapi yang lebih penting adalah mutu kehidupan yang baik.
Prinsip moral hidup sederhana harus dapat diterim oleh semua pihak sebagai prinsip pola hidup
yang baru agar kita dapat berhasil menyelamatkan lingkungan hidup.
7. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan sangat berbeda dengan prinsip-prinsip sebelumnya, Prinsip keadilan lebih
ditekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku adil terhadap yang lain dalam keterkaitan
dengan alam semesta juga tentang sistem social yang harus diatur agar berdampak positif bagi
kelestarian lingkungan hidup. Prinsip keadilan terutama berbicara tentang peluang dan akses yang
sama bagi semua anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumbar daya
alam, dan dalam ikut menikmati pemanfaatannya.
8. Prinsip demokrasi
Demokrasi justru memberi tempat seluas-luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan
pluralitas. Oleh karena itu setiap orang yang peduli dengan lingkungan adalah orang yang
demokratis, sebaliknya orang yang demokratis sangat mungkin bahwa dia seorang pemperhati
lingkungan. Pemperhati lingkungan dapat berupa multikulturalisme, diverivikasi pola tanam,
diversivikasi pola makan, dan sebagainya.
9.      Prinsip integrasi moral
Prinsip ini terutama ditujukan untuk pejabat, misalnya orang yang diberi kepercayaan untuk
melakukan analissi mengenai dampak lingkungan merupakan orang-orang yang memiliki
dedikasi moral yang tinggi karena diharapkan dapat menggunakan akses kepercayaan yang
diberikan dalam melaksanakan tugasnya dan tidak merugikan ingkungan hidup fisik dan non fisik
atau manusia.  
https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/prinsip-etika-lingkungan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

https://studilmu.com/blogs/details/etika-bisnis-definisi-tujuan-contoh-dan-manfaatnya-dalam-
perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai