Technical Nya
Technical Nya
I. PENDAHULUAN :
Masalah air limbah di Indonesia baik limbah domestik maupun air limbah
industri sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius. DAlam hal ini Bestindo
ikut berperan aktif dalam hal mengupayakan pengolahan air limbah dengan
menggunakan teknologi secara biologis yakni memberdayakan aktifitas
mikro-organisme untuk menguraikan senyawa pultan organic.
Proses biologis yang dikembangkan oleh BESTINDO adalah BIAKAN
MELEKAT, yakni proses pengolahan limbah dimana mikro-organisme yang digunakan
dibiakkan pada suatu media sehingga mikro-organisme tersebut melekat pada
permukaan media. Sering juga proses ini disebut dengan proses Film mikrobiologis atau
BIO FILM. Sedangkan system yang digunakan oleh BESTINDO adalah BIO FILTER
ANAEROB AEROB.
Tangki Bio Filter Æ Tangki Pengendapan akhir Æ Khlorinasi Æ Air hasil olahan
A. Pengoperasian mudah
Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm, tanpa dilakukan
sirkulasi Lumpur, tidak terjadi masalah “bulking” seperti pada proses lumpur aktif
(Activated sludge process). Oleh karena itu pengelolaaannya sangat mudah.
Dibandingkan dengan proses Lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan pada proses
biofilm lebih kecil. Di dalam proses Lumpur aktif antara 30 – 60 % dari BOD yang
dihilangkan (removal BOD) diubah menjadi Lumpur aktif (biomasa) sedangkan pada
proses biofilm hanya sekitar 10 – 30 %. Hal ini disebabkan karena pada proses biofilm
rantai makanan lebih panjang dan melibatkan aktifitas mikroorganisme dengan orde
yang lebih tinggi di bandingkan pada proses Lumpur aktif.
C. Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi rendah maupun
konsentrasi tinggi.
Oleh karena itu di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm
mikroorganisme atau mikroba melekat pada permukaan medium penyangga maka
pengontrolan terhadap mikroorganisma atau mikroba lebih mudah. Proses biofilm
tersebut cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi rendah
maupun konsentrasi tinggi.
Jika suhu air limbah turun maka aktifitas mikroorganisme juga berkurang, tetapi
oleh karena didalam proses biofilm substrat maupun enzim dapat terdifusi sampai ke
bagian dalam lapisan biofilm dan juga lapisan biofilm bertambah tebal maka pengaruh
penurunan suhu (suhu rendah) tidak begitu besar.
III. PENJELASAN TEKNIS MASING MASING TANGKI
Gas
Scum/Lap. buih
Lap. Jernih/supernatan
Media Anaerob
Tangki Anaeobic 1 Lumpur
Equipment :
- Media Anaeorob : PVC + Poly urethane foam
- Support Atas dan bawah : FRP net
- Weir/buffle : FRP
Fungsi serta manfaat tangki anaerobic 1 :
- Proses anaerobic dapat segera menggunakan CO2 yang ada sebagai
penerima electron. Proses tersebut tidak membutuhkan oksigen dan
pemakaian oksigen didalam proses penguraian limbah akan menambah
biaya pengoperasian.
- Penguraian anaerobic menghasilkan lebih sedikit Lumpur (3-20 kali lebih
sedikit dari pada aerobik), energi yang dihasilkan bakteri anaerobic relatif
rendah. Sebagian besar energi didapat dari pemecahan subtrat yang
ditemukan dalam hasil akhir, yaitu CH4 Dibawah kondisi aerobik 50 % dari
karbon organic dirubah menjadi biomassa, sedangkan dalam proses
anaerobic hanya 5 % dari karbon organic yang dirubah biomassa. Dengan
proses anaerobic satu metrik ton COD tinggal 20 – 150 kg biomassa,
sedangkan proses aerobik masih tersisa 400 – 600 kg biomassa (Speece,
1983; Switzenbaum, 1983).
- Proses anaerobic menghasilkan gas yang bermanfaat, metan. Gas metan
mengandung sekitar 90 % energi dengan nilai kalori 9.000 kkl/m3 , dan
dapat dibakar ditempat proses penguraian atau untuk menghasilkan
listrik. Sedikit energi terbuang menjadi panas (3-5%). Produksi metan
menurunkan BOD dalam penguraian Lumpur limbah.
- Energi untuk penguraian limbah kecil.
- Penguraian anaerobic cocok untuk limbah industri dengan konsentrasi
polutan organic yang tinggi.
- Memungkinkan untuk diterapkan pada proses Penguraian limbah dalam
jumlah besar.
- Sistem anaerobic dapat membiodegradasi senyawa xenobiotik (seperti
chlorinated aliphatic hydrocarbons seperti trichlorethylene,
trihalomethanes) dan senyawa alami recalcitrant seperti lignin.
III.2 EQUALIZATION
Equalization ini berfungsi untuk menyetarakan debit aliran air agar dalam
proses mikrobiologis tidak terjadi fluktuasi aliran yang akan berakibat kurang
optimalnya proses biologis oleh mikro-organisme.
outflow
Inflow blower
Biological membrane
Aeration air
Filter media
Polystyrene form
3-4 mmφ
>Keunggulan System Bio Filtration<
- Tidak memerlukan Sedimentation Tank karena Sistem filtrasinya
mempunyai kapasitas untuk mengurangi kadar SS.
- Auto Backwashnya bisa beroperasi lama karena menggunakan system
pemampatan udara melalui blower, sehingga bloking terhadap media bisa
diantisipasi
- Mempertimbang linear Velocity (LV/kecepatan air) dalam menentukan
volume filtration tank, sehingga penggunaan O2 oleh microorganisme
didalam air bisa maksimum.
- Volume media celup lebih banyak dibandingkan dengan system lain.
- Kebutuhan listriknya sangat rendah dibanding system lain.
Sebagai perbandingan lihat table berikut ini.
- KAdar Ammonia yang diolah oleh Biofiltration sangat efisien, lihat table
perbandingan di bawah ini.
Ammonia-N remained in treated water
Bio-filtration Contact Aeration
(average of 5 house) (average of 6 house)
mg/L (2002) mg/L (1990)
November 1.2 7.24
December 0.79 2.42
January 0.85 6.97