Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JURNAL

PKP

PROGRAM PELATIHAN : PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS

ANGKATAN : V

NAMA MATA PELATIHAN : ETIKA DAN INTEGRITAS KEPEMIMPINAN


PANCASILA

NAMA PESERTA : MARYAM PALANGGU S.ST

NOMOR DAFTAR HADIR : 21

LEMBAGA PENYELENGARAAN

PELATIHAN : BPSDM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

A. POKOK PIKIRAN

Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang mana etika
bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Yang mana
dapat disimpulkan bahwa etika adalah: (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk dan terutama tentang hak dan kewajiban moral; (2) kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (3) nilai mengenai benar atau salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Pancasila Sebagai Landasan Etika Pemahaman Pancasila sendiri selain
sebagai ideologi, pandangan hidup, kepribadian, dan kebudayaan negara-bangsa
adalah kristalisasi nilai, standar etika, serta manifestasi norma, dalam aspek
moralitas pikiran-tindakan-ucapan. Dengan demikian, seluruh ruang kehidupan
bermasyarakat-bernegara berada dalam koridor landasan ideologis Pancasila.
Kepemimpinan adalah seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk mencapai tujuan yang sama.
1. Risalah sidang-sidang BPUPKI

POKOK PIKIRAN TGL 18,19 AGUSTUS 1945 OLEH PPKI.


1) Persatuan Demokrasi, Kerakyatan.
2) Keadilan sosial dan parlemenses persatuan, Keadilan Sosial,
Kedaulatan dan KeTuhanan YME.
3) Kedaulatan Rakyat dan Repuplik UUD 45 merupakan satu
kesatuan masalah yang terdiri atas UUD 45
- PEMBUKAAN BAYANG TUBUH.
- PEMBUKAAN BATANG TUBUH DAN PASAL PASALNYA.
- PASAL2 DAN PENJELASANNYA.
- PENJELASAN DAN ATURAN PERALIHAN.

2. Pancasila sebagai ortodoksi dan ortopraksis

 Pancasila mengandung juga unsur pergerakan dan harapan


terwujudnya masyarakat ideal.
 Pancasila harus mampu mendapatkan pembenaran pembenaran
yang bersifat ilmiah.
 Pancasila dirumuskan sebagai acuan praktik dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dengan konsekuennya
pancasila harus dipahami sebagai suatu kebenaran.
 Pancasila menurut Soerjanto P, adalah eksplisitasi kemanusiaan.
Pancasila menunjukkan suatu corak pokok yaitu hidup
berkemanusiaan.
 Pancasila menurut pandangan Driyakara adalah Pancasila
berpangkal pada kodrat manusia.
 Pancasila Menurut Notonegoro, Pancasila yaitu sifat kodrat
manusia sebagai makhluk monodualis (yang tersusun atas jiwa dan
raga, yang bersifat individu dan makhluk sosial, dan berkedudukan
sebagai pribadi mandiri dan makhluk Tuhan).

Jadi, kebenaran dan kebaikan Pancasila bagi bangsa Indonesia sudah


terjustifikasi melalui berbagai kajian secara ilmiah- filsafati, baik dari aspek
historis, yuridis kenegaraan maupun kefilsafatan.

3. Urat tunggang Pancasila

PANCASILA
- Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Peri-kemanusiaan.
- Keadilan Sosial.
- Kedaulatan Rakyat.
- Kebangsaan.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Presiden Soekarno memberikan wejangan bertepatan dengan


peringatan Mi’radj Nabi Muhammad SAW pada Senin 7 Mei 1951 di
Istana Negara. Sebagaimana biasa beliau memberikan wejangan
diwaktu-waktu yang perlu kepada kaum Muslimin dan bangsa
Indonesia. Beliau jelaskan selain dari contoh-contoh kebesaran
pribadi Nabi Muhammad S.A.W, agar kita berjuang menegakkan
Negara dalam persatuan yang kokoh dan jangan bercerai berai.
Rukun-Rukun Pancasila menurut beliau serupa dengan Rukun
Islam yang tidak boleh hanya dikerjakan satu rukun saja. Sebab itu
beliau serukan supaya kembali kepada Pancasila. Sari pidato beliau
telah disiarkan dalam surat-surat kabar, radio dan telah dibawa oleh
udara keseluruh dunia.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah pengakuan akan adanya
kekuasaan diatas seluruh kekuasaan manusia. Ketuhanan Yang
Maha Esa adalah me-Esakan tujuan hidup dari seluruh alam ini, baik
yang bernyawa maupun tidak. Dengan tidak menyisih-nyisihkan
suatu partai baik islam maupun non islam yang telah berjuang
menegakkan PANCASILA dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia, memang mereka telah berjuang dengan dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa saja.

2) Sila Kemanusiaan.

Lantaran berjuang dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa saja,


maka dengan sendirinya mereka telah mempunyai Peri-
kemanusiaan yang inggi. Sehingga kalau dia melanggar
perikemanusiaan, dia tidak hanya bertanggung jawab dihadapan
sesamanya dan Bung Karno sebagai pencipta Filsapat Pancasila.
Mereka akan bertanggung jawab dihadapan Tuhan.

3) Sila Keadilan Sosial.

Bohong pengakuan seseorang dia mempercayai Ketuhanan


Yang Maha Esa, kalau tidak diurusnya makan fakir miskin.
Walaupun dia sudah beribadah dengan taat. Sehingga sudah
berapa banyak peraturan yang telah dibuat oleh Tuhan YME untuk
memperbaiki keadilan.

4) Kedaulatan Rakyat

Kedaulatan rakyat adalah kepercayaan keyakinan dan pendirian


daripada orang yang berjuang dengan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa barangsiapa yang mengaku percaya kepada Tuhan Yang Maha
Esa dengan sendirinya dia pasti percaya akan kedaulatan rakyat
kedaulatan manusia.
Dalam kepercayaan yang mereka pegang Tidak ada manusia
yang diberi hak menguasai sesama manusia tidak ada diktaktor
dalam masyarakat Seperti ini Baik diktaktor kenegaraan atau
diktaktor keagamaan nilai manusia menurut ajaran ini lebih tinggi
daripada demokrasi atau kedaulatan rakyat menurut paham bangsa
barat sekarang menurut Sabda Tuhan Yang Maha Esa yang hanya
dia saja yang mereka percayai manusia di dunia ini adalah khalifah
Tuhan wakil Tuhan mengatur dunia maka kalau ada pemimpin Baik
Raja atau presiden memimpin suatu negara penyerahan itu
bukanlah datang dari langit yang langsung diberikan kepadanya.
Berkhianat kepada amanat itu adalah berhianat kepada Allah
sebab itu manusia diberi kebebasan memilih bentuk pemerintahan
menurut susunan yang mereka kehendaki menurut kemajuan
zaman dan tempat dengan satu dasar yang tetap yaitu musyawarah
rakyat sesamanya wajib bermusyawarah memilih bentuk pemerintah
dan kalau ada yang terpilih memegang kekuasaan maka si
pemegang kekuasaan itu wajib musyawarah pulang kepada kembali
dengan yang memberi kekuasaan.

5) Kebangsaan.
Oleh karena yang menjadi urat tunggang dari Pancasila itu ialah
ketuhanan yang maha esa dan itu saja perjuangan yang pertama
dan utama dengan sendirinya Sila kelima ini yaitu kebangsaan,
Dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Karena dalam dunia ini,
sila kebangsaan itu adalah suatu yang tetap.
Sebelum adanya nasionalisme Indonesia, orang yang mencintai
bangsanya dengan cara yang sempit. sepertiOrang menyebut diri
mereka bangsa Jawa, bangsa Bugis, Bangsa Melayu, bangsa
Minangkabau dan lain-lain. Persamaan nasib dan penderitaan lah
yang menyebabkan kita mencari segala macam bahan dan alasan
buat menetapkan kebangsaan Indonesia yang sekarang ini.
Lantaran itu maka berpegang teguh kepada sila ketuhanan yang
maha esa itu sajalah yang akan menjamin selamatnya kebangsaan
Indonesia ini.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa agama Islam dipeluk oleh golongan


yang terbesar dari bangsa Indonesia pengaruh agama Islam telah berurat
pada kebudayaannya dan adat istiadatnya.
Pancasila sebagai filsafat negara Indonesia, Hidup dengan suburnya
dan dapat terjamin, sekiranya kaum muslimin Sungguh-sungguh
memahami agamanya sehingga agama menjadi pandangan dan
mempengaruhi seluruh langkah hidupnya.
Tidaklah ada suatu agama dan tidak ada Suatu paham dalam ideologi
yang dapat menjamin kesuburan Pancasila itu di Indonesia melebihi Islam.
Maka untuk menjamin Pancasila titik marilah kita bangsa Indonesia yang
mengakui Allah sebagai Tuhannya Dan Muhammad sebagai Rasul
bersama-sama menghidupkan agama Islam dalam masyarakat kita.

4. Membangun Jati Diri Bangsa.

Jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan


berdaulat mulai hilang, baik karena faktor eksternal dari konsekuensi dan
globalisasi maupun factor internal yang timbul dari proses kehidupan
bernegara. Sebagai tantangan globalisasi sejatinya masih ada empat
tuntutan hati nurani global yakni, perlindungan HAM, demokratisasi,
pemeliharaan lingkungan hidup, dan ekonomi pasar bebas. Keempat hal
tersebutlah yang menjadi perhatian dunia yang tidak bias dihindari.
Kesalahan dalam menghadapi empat nurani politik itu dapat merusak
konsep geopolitik dan bahkan bisa merongrong kedaulatan negara.
Ada juga beberapa masalah yang masih dialami di Indonesia yang
menjadi penyebab pelunturan jatidiri antara lain; kurangnya penegakan
keadilan yang tegas, perekrutan politik yang berlangsung secara kolutif dan
koruptif sehingga pembuatan hukum dan kebijakan melemahkan
kedaulatan, dan kurangnya sumber daya manusia yang adaftif terhadap
perkembangan era digitalisasi.
Jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan
berdaulat mulai hilang, baik karena faktor eksternal dari konsekuensi dan
globalisasi maupun factor internal yang timbul dari proses kehidupan
bernegara.
Sebagai tantangan globalisasi sejatinya masih ada empat tuntutan hati
nurani global yakni, perlindungan HAM, demokratisasi, pemeliharaan
lingkungan hidup, dan ekonomi pasar bebas. Keempat hal tersebutlah
yang menjadi perhatian dunia yang tidak bisa dihindari.

Jadi merupakan hal yang unik dikarenakan nilai-nilai Pancasila sinkron


dengan nilai-nilai Agama. Yang mampu menghadapi konflik, mempersatukan
dengan semangat gotong royong, serta mensejajarkan posisi bangsa yakni
Pancasila sebagai Kompas.

Anda mungkin juga menyukai