BIOFARMASETIKA FARMAKOKINETIKA
BIOFARMASETIKA-FARMAKOKINETIKA
NIM : 08061281823027
Kelas / Kelompok :C /6
LABORATORIUM BIOFARMASETIKA-FARMAKOKINETIKA
FARMAKOKINETIKA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOFARMASETIKA-FARMAKOKINETIKA
STUDI TENTANG IKATAN PROTEIN MENGGUNAKAN METODE
DIALISIS DINAMIS
I. TUJUAN
B. BAHAN
1. Tetrasiklin 100 mg
2. Serum Darah 1 ml
3. Plasma Darah 1 ml
4. Membran Telur 2 buah
5. Air Suling 100 ml
6. HCL 0,5 N 10 m
IV. CARA KERJA
Diambil
10 ml larutaninduk
Diencerkan
b. Persiapan larutan
Pipet larutan stok 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 dan 1,5 mL kedalam labu ukur
Diatur
Dibuat
Ditentukan
Dicuci
Digunakan
Ditempatkan
Diaduk
Diulangi
Percobaan diatas dengan menggunakan 1 mL plasma darah manusia
dan larutan obat (2 mg/1mL) pada kompartemen protein dan tentukan
persentase obat yang terlepas dengan periode waktu yang sama
Diulangi
Dibuat
y = 0,0013x + 0,0001
0.015 R² = 0,9699
0.01 absorbansi (nm)
Faktor %Pelepasan
Jumlah Terdifusi
Pengenceran Kumulatif Obat
V1 . N1 = V2 . N2 Jumlah Terdifusi : %Pelepasan :
µ𝑔 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖 (𝑚𝑔)𝑥 100
X . 100 = 10 . 2 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (
𝑚𝐿
) 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑜𝑏𝑎𝑡
1000
X = 0,2 mL
10 2 𝑥 100 𝑥 50 %Pelepasan :
Fp = 0,2 = 50 Jumlah terdifusi : = 10
1000
10 𝑥 100
100 𝑚𝑔
= 10%
V1 . N1 = V2 . N2
X . 100 = 10 . 4 %Pelepasan :
4 𝑥 100 𝑥 25
Jumlah terdifusi : = 10 10 𝑥 100
X = 0,4 mL 1000
= 10%
100 𝑚𝑔
10
Fp = 0,4 = 25
V1 . N1 = V2 . N2
%Pelepasan :
X . 100 = 10 . 6
10,002 𝑥 100
X = 0,6 mL 6𝑥 100 𝑥 16,67 = 10,02%
Jumlah terdifusi : = 10,002 100 𝑚𝑔
1000
10
Fp = 0,4 = 16,67
V1 . N1 = V2 . N2
X . 100 = 10 . 8 %Pelepasan :
8𝑥 100 𝑥 12,5
X = 0,8 mL Jumlah terdifusi : = 10 10 𝑥 100
= 10%
1000
100 𝑚𝑔
10
Fp = 0,8 = 12,5
V1 . N1 = V2 . N2
X . 100 = 10. 10 %Pelepasan :
10𝑥 100 𝑥 10
X = 1 mL Jumlah terdifusi : = 10 1 0𝑥 100
1000
100 𝑚𝑔
= 10%
10
Fp = = 10
1
V1 . N1 = V2 . N2
X . 100 = 10 .
%Pelepasan :
15 15𝑥 100 𝑥 6,67
Jumlah terdifusi : = 10,005 10,005𝑥 100
1000 = 10,05%
X = 1,5 mL 100 𝑚𝑔
10
Fp = = 6,67
1,5
2. Absorbansi Larutan Obat Tetrasiklin
Waktu (menit) Absorbansi (nm)
5 -0,002
10 0,027
15 0,034
30 0,04
60 0,634
90 0,669
0.6
R² = 0,8892
0.4 absorbansi (nm)
%Pelepasan
Konsentrasi Jumlah Terdifusi
Kumulatif Obat
Y = -0,002 Jumlah Terdifusi : %Pelepasan :
µ𝑔 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖 (𝑚𝑔)𝑥 100
Y = 0,0091x – 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝐿) 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑜𝑏𝑎𝑡
1000
0,086
9,23 𝑥 20 𝑥 10 %Pelepasan :
-0,002 = Jumlah terdifusi : = 1,846
1000
1,846 𝑥 100
0,0091x – 0,086 100 𝑚𝑔
= 1,84%
X = 9,23
Y = 0,027
0,027 = 0,0091x 12,41 𝑥 20 𝑥 10 %Pelepasan :
Jumlah terdifusi : = 2,482
1000
– 0,086 2,482 𝑥 100
= 2,48%
100 𝑚𝑔
X = 12,41
Y = 0,034
0,034 = 0,0091x %Pelepasan :
13,18 𝑥 20 𝑥 10
– 0,086 Jumlah terdifusi : = 2,636 2,636 𝑥 100
1000 = 2,63%
100 𝑚𝑔
X = 13,18
Y = 0,040
0,040 = 0,0091x %Pelepasan :
13,84 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = 2,768 2,768 𝑥 100
– 0,086 1000
100 𝑚𝑔
= 2,76%
X = 13,84
Y = 0,634
0,634 = 0,0091x %Pelepasan :
79,12 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = 15,824 15,824 𝑥 100
– 0,086 1000
100 𝑚𝑔
= 15,8%
X = 79,12
Y = 0,669
0,669 = 0,0091x %Pelepasan :
82,96𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = 16,592 16,592𝑥 100
– 0,086 1000
100 𝑚𝑔
= 16,5%
X = 82,96
3. Absorbansi Serum Darah dan Tetrasiklin Terhadap Waktu
Waktu (menit) Absorbansi (nm)
5 0,770
10 0,069
15 0,714
30 0,117
60 0,752
90 0,174
0.8 R² = 0,0385
0.6
absorbansi (nm)
0.4
0.2 Linear (absorbansi
(nm))
0
0 50 100
Waktu (menit)
%Pelepasan
Konsentrasi Jumlah Terdifusi
Kumulatif Obat
Y = 0,770 Jumlah Terdifusi : %Pelepasan :
µ𝑔 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖 (𝑚𝑔)𝑥 100
Y = -0,002x + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝐿) 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑜𝑏𝑎𝑡
1000
0,5034
0,770 = -0,002x
+ 0,5034 −133,3 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = -26,66 %Pelepasan :
1000
X = -133,3
−26,66 𝑥 100
100 𝑚𝑔
= -26,6%
Y = 0,069
0,069 = -0,002x 217,2 𝑥 20 𝑥 10 %Pelepasan :
Jumlah terdifusi : = 43,44
1000 43,44 𝑥 100
+ 0,5034 = 43,4%
100 𝑚𝑔
X = 217,2
Y = 0,770
0,714 = -0,002x %Pelepasan :
−23,14 𝑥 20 𝑥 10
+ 0,5034 Jumlah terdifusi : = -4,628 −4,628 𝑥 100
1000 = -4,4%
100 𝑚𝑔
X = -23,14
Y = 0,117
0,117 = -0,002x %Pelepasan :
193,2 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = 38,64 38,64 𝑥 100
= 38,6%
+ 0,5034 1000
100 𝑚𝑔
X = 193,2
Y = 0,752
0,752 = -0,002x %Pelepasan :
−123,4 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = -24,86 −24,86 𝑥 100
= -24,8%
+ 0,5034 1000
100 𝑚𝑔
X = -124,3
Y = 0,174
0,174 = -0,002x %Pelepasan :
164,7 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = 32,94 32,94 𝑥 100
+ 0,5034 1000 = 32,9%
100 𝑚𝑔
X = 164,7
4. Absorbansi Plasma Darah dan Tetrasiklin Terhadap Waktu
Waktu (menit) Absorbansi (nm)
5 0,6240
10 0,0260
15 0,6220
30 0,0090
60 0,6350
90 0,0190
0.6
0.5 R² = 0,0716
0.4 absorbansi (nm)
0.3
0.2
Linear (absorbansi
0.1 (nm))
0
0 20 40 60 80 100
Waktu (menit)
%Pelepasan
Konsentrasi Jumlah Terdifusi
Kumulatif Obat
Y = 0,6240 Jumlah Terdifusi : %Pelepasan :
µ𝑔 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑓𝑢𝑠𝑖 (𝑚𝑔)𝑥 100
Y = -0,0027x + 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 (𝑚𝐿) 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑜𝑏𝑎𝑡
1000
0,4158
0,624= -0,0027x
+ 0,4158 %Pelepasan :
−77,11 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = -15,42 −15,42 𝑥 100
1000 = -15,4%
X =-77,11 100 𝑚𝑔
Y = 0,0260
0,0260 =
144,37 𝑥 20 𝑥 10 %Pelepasan :
-0,0027x + Jumlah terdifusi : = 28,874
1000 28,874 𝑥 100
= 28,8%
100 𝑚𝑔
0,4158
X = 144,37
Y = 0,6220
0,6220= %Pelepasan :
-0,0027x + −76,37 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = -15,274 −15,274 𝑥 100
1000 = -15,2%
100 𝑚𝑔
0,4158
X = -76,37
Y = 0,0090
0,0090=
%Pelepasan :
-0,0027x + 150,67 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = 30,134 30,134 𝑥 100
= 30,1%
1000
100 𝑚𝑔
0,4158
X = 150,67
Y = 0,6350
0,6350 =
%Pelepasan :
-0,0027x + −81,18 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = -16,236 −16,236 𝑥 100
1000 = -16,2%
100 𝑚𝑔
0,4158
X = -81,18
Y = 0,0190
0,0,190 =
%Pelepasan :
-0,0027x + 146,96 𝑥 20 𝑥 10
Jumlah terdifusi : = 29,392 29,392 𝑥 100
1000 = 29,3%
100 𝑚𝑔
0,4158
X = 146,96
VI. PEMBAHASAN
Praktikum ini, ada bebeapa alat dan bahan yang dipakai dalam percobaan
ini antara lain alat yang digunakan yaiu spektrofotometer UV, magnetic stirrer,
dan alat dialisis dinamis. Alat-alat tersebut, masing-masing memliki fungsinya
tersendiri. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu tetrasiklin, serum
darah, plasma darah, membran telur, dan air suling. Praktikum ini menggunakan
alat magnetic stirrer. Magnetik stirrer berfungsi untuk mengaduk, memanaskan
dan menghomogenkan suatu larutan secara mekanik dan magnetik.Dalam
praktikum ini juga menggunakan spektrofotometer UV. Spektrofotometer UV
berfungsi sebagai alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang.
Ikatan protein terdiri dari dua proses, yaitu proses reversibel (dapat balik
atau bolak balik) dan irreversible (tidak dapat balik). Ikatan obat dengan protein
yang melalui proses bolak balik menyatakan secara tidak langsung bahwa obat
mengikat protein dengan suatu ikatan kimia yang lemah. Sedangkan ikatan obat
dengan protein yang melalui proses tidak dapat balik atau irreversible umumnya
diperoleh dari hasil aktivasi kimia obat, dimana adanya pengikatan yang kuat
terhadap protein dengan ikatan kimia kovalen.Pengikatan obat pada protein yang
terdapat dalam tubuh mempengaruhi kerja dengan cara mempermudah distribusi
obat ke seluruh tubuh, menonaktifkan obat dengan tidak memberi kemungkinan
konsentrasi obat yang bebas untuk berkembang pada tempat reseptor,
mempengaruhi lama kerja suatu obat dan menurunkan ekskresi suatu obat.
Fatchiyah, E.L., Arumingtyas S., Widyarti, & Rahayu, S. 2011. Biologi molekuler
prinsip dasar analisis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gandy, J.W., dkk. 2014. Gizi dan Dietetika Edisi 2. EGC. Jakarta.
Pacheco MTB, Costa Antunes AE, & Sgarbieri VC. 2008. New Technological and
physiological functional properties of milk proteins. In: Boscoe AB,
Listow CR, editors, Protein Research Progress. New York: Nova Science
Publishers Inc. pp. 117-168
Yazid, Estien & Nursanti, Lisda. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
1. Jelaskan mengapa membran telur dan tetrasiklin digunakan pada percobaan ini!
Sebutkan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk mengganti membran
telur (jika ada)!
2. Apa fungsi HCl 5N dalam percobaan ini? Jelaskan dan gambarkan reaksi yang
terjadi antara cangkang telur dan larutan HCl!
3. Jelaskan pengaruh ikatan obat dengan protein terhadap difusi obat tersebut!
4. Selain albumin, protein apa sajakah yang terdapat di dalam darah? Apakah
protein yang terkandung di dalam darah sama dengan protein yang terkandung
di dalam telur, jelaskan!
5. Adakah perbedaan difusi obat pada medium serum dan plasma darah, jelaskan
alasannya!
Jawaban:
1. Digunakan membran telur sebagai kompartemen protein dan aquadest sebagai
kompartemen non protein.Tetrasiklin digunakan pada praktikum ini karena sifat
fisikokimia dan mekanisme kerjanya yang berkaitan dengan protein.Membran
telur digunakan pada praktikum ini karena membran telur memiliki kandungan
protein yang dapat berikatan dengan obat. Bahan lain yang digunakan untuk
mengganti membran telur yaitu dengan menggunakan membran selofam.
3. Ikatan obat protein yang baik yaitu ikatan-ikatan protein obat yang yang
bersifat reversibel. Hal ini dikarenakan sifatnya dapat balik atau ikatannya dapat
terlepas kembali dan dapat terdifusi, sehingga menimbulkan efek terapi.
4. Protein dalam darah selain albumin yaitu globulin dan fibrinogen. Kandungan
protein pada membran telur dan pada manusia tidak semuanya sama, yang sama
hanya ovalbumin saja.
5. Pada serum abagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan faktor-
faktor pembekuan darah. Protein-protein koagulasi lainnya dan protein yang tidak
terkait dengan hemostasis, tetap berada dalam serum dengan kadar serupa dalam
plasma. Plasma mencegah proses penggumpalan darah sedangkan serum
membiarkan terjadinya proses penggumpalan darah. Plasma mengandung
senyawa fibrinogen yaitu suatu protein darah yang berubah menjadi jaring dari
serat-serat fibrin pada peristiwa penggumpalan, dimana senyawa tersebut sudah
tidak ada lagi dalam serum.
LAMPIRAN