Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Maternitas I yang diampu oleh :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA, 2020
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/ rangkaian peristiwa
baru yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya dibuahi oleh sel sperma
yang berasal dari tubuh pria dalam proses reproduksi. Oleh karena itu, ibu yang
sedang hamil dikatakan pula sedang mengandung. Pertanyaan ini dapat pula
menimbulkan pertanyaan, mengandung apa? Jawabannya tidak lain adalah
mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh sel mani atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin ke dunia luar.
Lainnya kehamilan normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimaster pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster
ketiga dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil sampai
aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada ibu oleh
karena itu peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara kehamilan. Pada
primigravida merupakan suatu kondisi kehamilan yang pertama kali dialami oleh
ibu maka asuhan antenatal care merupakan standar terpenting dalam mendeteksi
dini komplikasi yang terjadi, baik pada ibu maupun pada janin. Dulu orang
menganggap bahwa pertolongan pada persalinan adalah yang terpenting untuk
menyelamatkan ibu dan anak. Tapi persalinan boleh diibaratkan dengan
pertandingan olahraga, prestasi pertandingan tidak ditentukan oleh daya upaya
untuk persalinan saja tetapi jauh sebelumnya adalah sangat tergantung pada
persiapan fisik maupun mental, sebelum pertandingan harus dimulai sejak ibu
semasa hamil.
B. Tujuan
Berdasarkan Latar Belakang diatas, makalah ini bertujuan untuk membahas
Asuhan Keperawat Konsep Kehamilan. Secara khusus makalah ini akan
membahas teori Anatomi dan Fisiologi Kehamilan. Dengan adanya penjelasan
mengenai ANFIS (Anatomi dan Fisiologi) Kehamilan, maka makalah ini dapat
menjadi acuan dan pedoman bagi pembaca maupun masyarakat lainnya lebih
memahami mengenai ANFIS pada Konsep Kehamilan.
BAB II
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420
buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang
menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel
de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon
estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium,
gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor
ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai
umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae
tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism. Ovum yang
tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan
pertama artinya telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010).
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari
pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga spermatogonium
dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3
cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang
mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar
10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Sebagian besar
spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama
tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010).
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini.
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
b. Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut
vitelus.
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya
penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup
terlama di dalam ampula tuba.
e. Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa menyebar
masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi
proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu
mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi
5. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau
belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata sehingga
bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam
endometrium.terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan
diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan
yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan
ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan
kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, endoterm dan mesoderm.
Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di
antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa
dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung
dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi
mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi
atau sistem Doppler.
2. Faktor janin
a. Jenis kelamin janin.
b. Penyimpangan genetik: kelaianan kongenital, pertumbuhan abnormal.
c. Infeksi intrauterin.
3. Faktor plasenta
Plasenta adalah akar janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam
rahim. Karena itu, plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin
dalam rahim yang ditetapkan dengan indeks plasenta.
Berat plasenta
Indeks plasenta = Berat badan bayi
Sumber: Manuaba, 2010.
4. Pernapasan janin
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, namun air
ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru-parunya. Pusat pernapasan ini dipengaruhi
oleh kadar o2 co2di dalam tubuh janin. (Mochtar, 1998).
5. Sirkulasi darah janin
Sistem sirkulasi darah janin yaitu:
a. Foramen Ovale
b. Duktus Arteriosus Botali
c. Arteriae Umbilikales Lateralis
d. Duktus Venosus Aranti
Darah yang kaya o2 dan nutrisi yang berasal dari uri masuk ke tubuh janin melalui
vena umbilikus. Melalui duktus venosus Aranti sebagian besar darah tersebut mengalir
ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah tadi
mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava inferior seperti tadi. Dalam atrium
kanan, sebagian besar darah ini kana mengalir secara fisiologis ke dalam atrium kiri
melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri yang
selanjutnya dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan
mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena kava
superior.
Karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka sebagian besar
darah dari ventrikel kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui
aa.pulmonales akan mengalir melalui duktus Botali ke aorta. Sebagian kecil darah
menuju paru-paru kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri. Dari aorta, darah
akan mengalir ke seluruh tubuh membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ tubuh janin
(Mochtar, 1998).
8. Usia kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan. Ibu
termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumur 4 tahun 8 bulan, ibu
tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan
(trimestes): kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu, kehamilan triwulan II antara 12-
28 minggu dan kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu (Mochtar, 1998).
Usia kehamilan dapat ditentukan dengan:
a. Menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele menggunakan usia kehamilan yang
berlangsung selama 288 hari. Perkiraan kelahiran dihitung dengan menentukan hari
pertama haid terakhir yang kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegele dapat
dihitung dengan menambahkan hari pertama haid terakhir dengan tujuh dan bulannya
ditambah sembilan. Contoh: HPHT tanggal 15 January 1993, maka perhitungan
perkiraan kelahiran adalah 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga dugaan persalinan adalah
22 Oktober 1993.
b. Gerakan pertama janin. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin
pada usia kehamilan 16 minggu, maka perkiraan usia kehamilan dapat ditetapkan.
Perkiraan ini tidak akurat.
c. Perkiraan tinggi fundus uteri. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk
memperkirakan usia kehamilan terutama tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan
kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
2. Pemerikaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
1) Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.
2) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat badan.
b. Pemeriksaan khusus obstetri
1) Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin yang tampak).
2) Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold:
a) Leopold I
- Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri,
sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
- Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat terasa keras dan melenting pada goyangan, pada letak kepala akan teraba bokong
pada fundus: tidak keras tak melenting dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri
tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b) Leopold II
- Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menentukan bagian
apa yang terletak dibagian samping.
- Letak membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga
seperti papan cuci.
- Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
c) Lepold III
- Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.
- Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak
bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan kosong.
d) Lepold IV
- Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki ibu untuk
menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.
- Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka
tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya
belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
3) Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
4) Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterin, hal lain yang
terdengar).
3. Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan bagian
terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian terendah, pelvimetri
panggul).
Indikasi pemeriksaan dalam:
- Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan, sebelum
ditinggalkan oleh penolong.
- Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
- Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan CPD.
- Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju.
- Jika akan diambil tindakan obstetriboperatif.
- Menentukan nilai skor pelvis.
http://repository.unimus.ac.id/1313/3/5.%20BAB%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-ISI-
DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.pdf
http://warungbidan.blogspot.com/2016/10/makalah-konsep-keperawatan-ibu-
hamil.html
https://www.neliti.com/journals/jurnal-keperawatan-sriwijaya
NANDA NIC-NOC
http://tiarapratiwi87.blogspot.com/2014/02/konsep-dasar-kehamilan.html