Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KONSEP KEHAMILAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Maternitas I yang diampu oleh :

Ns. Andi Mayasari Usman, S.kep., M.kep

Disusun oleh :

Prasetya Andhika Johan 183112420150026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA, 2020

KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/ rangkaian peristiwa
baru  yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya dibuahi oleh sel sperma
yang berasal dari tubuh pria dalam proses reproduksi. Oleh karena itu, ibu yang
sedang hamil dikatakan pula sedang mengandung. Pertanyaan ini dapat pula
menimbulkan pertanyaan, mengandung apa? Jawabannya tidak lain adalah
mengandung sel telur yang telah dibuahi oleh sel mani atau sperma. 
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin ke dunia luar.
Lainnya kehamilan normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimaster pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster
ketiga dari bulan ke 7 sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil sampai
aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada ibu oleh
karena itu peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara kehamilan. Pada
primigravida merupakan suatu kondisi kehamilan yang pertama kali dialami oleh
ibu maka asuhan antenatal care merupakan standar terpenting dalam mendeteksi
dini komplikasi yang terjadi, baik pada ibu maupun pada janin. Dulu orang
menganggap bahwa pertolongan pada persalinan adalah yang terpenting untuk
menyelamatkan ibu dan anak. Tapi persalinan boleh diibaratkan dengan
pertandingan olahraga, prestasi pertandingan  tidak ditentukan oleh daya upaya
untuk persalinan saja tetapi jauh sebelumnya adalah sangat tergantung pada
persiapan fisik maupun mental, sebelum pertandingan harus dimulai sejak ibu
semasa hamil.

B. Tujuan
Berdasarkan Latar Belakang diatas, makalah ini bertujuan untuk membahas
Asuhan Keperawat Konsep Kehamilan. Secara khusus makalah ini akan
membahas teori Anatomi dan Fisiologi Kehamilan. Dengan adanya penjelasan
mengenai ANFIS (Anatomi dan Fisiologi) Kehamilan, maka makalah ini dapat
menjadi acuan dan pedoman bagi pembaca maupun masyarakat lainnya lebih
memahami mengenai ANFIS pada Konsep Kehamilan.
BAB II

TEORI ANFIS KEHAMILAN

A.    Konsep Dasar Kehamilan


Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam prosesnya,
perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul – betul penuh perjuangan.
dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang survive dan
berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah seditik itu, cuma 1 sperma
saja yang bisa membuahi sel telur (Mirza,2008).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilsisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsunng dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi
3 trimester, dimana trimester satu berlangsung  dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke – 13 hingga ke – 27), dan trimester keriga 13 minggu, minggu ke
– 28 hingga ke – 40 (saifuddin, 2009).

1.      Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal
yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420
buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang
menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan folikel
de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon
estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium,
gerka sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor
ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus. 
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi
pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai
umbai (fimbraie) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae
tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism. Ovum yang
tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan
pertama artinya telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010).

2.      Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi spermatosit pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari
pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leydig sehingga spermatogonium
dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3
cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang
mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar
10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak). Sebagian besar
spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
falopi. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama
tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi  (Manuaba, 2010).

3.      Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini.
a.       Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang
mengandung persediaan nutrisi.
b.      Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut
vitelus.
c.       Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada zona pelusida.
d.      Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya
penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup
terlama di dalam ampula tuba.
e.       Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa menyebar
masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi
proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu
mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi

4.      Proses Nidasi atau Implantasi


Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus” membangktkan
kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses
pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase sehingga
pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid
saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan
pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “autosom”
sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif
dengan kromosom  X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom seks yaitu kromosom
X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin
wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin laki-
laki. Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat disalahkan dengan jenis kelamin
bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin adalah pihak suami. Setelah
pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam beberapa
jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.berbarengan dengan
pembelahan inti, hasil konseps terus berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan
terus dan didalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disbut
blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.

5.      Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau
belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata sehingga
bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam
endometrium.terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan
diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan
yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan
ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan
kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm, endoterm dan mesoderm.
Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang terdapat di
antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa
dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung
dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi
mulai dapat dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi
atau sistem Doppler.

B.     Fisiologi pertumbuhan janin


Kehamilan berlangsung selama 40 minggu dengan perhitungan bahwa satu bulan
sama dengan 28 hari. Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari 42 minggu.
(Manuaba, 2010). Pada dua minggu pertama, hasil konsepsi masih merupakan
perkembangan dari ovum yang dibuahi, dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut
mudigah (embrio) dan sesudah minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-
perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai periode kehamilan.

Proses Pertumbuhan Janin


Umur Panjang Pembentukan organ
kehamilan fetus
4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan tulang
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk, kepala
menekur ke dada
12 minggu 9 cm Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat,
leher mulai berbentuk, alat kandungan luar
terbentuk namun belum berdiferensisasi
16 minggu 16-18 cm Genitalia eksterna berbentuk dan dapat dikenal,
kulit tipis dan warna merah
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala
dan rambut halus (lanugo) tumbuh di kulit
24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata
serta kulit keriput, kepala besar. Bila lahir dapat
bernapas tetapi hanya bertahan hidup beberapa jam
saja
28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa. Bila
lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah.
Bayi imatur
32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput, bila lahir kelihatan seperti
orang tua kecil (little old man)
36 minggu 46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa
banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ
baik. Pada pria, testis sudah berada dalam skrotum
sedangkan pada wanita labia mayora berkembang
baik. Tulang-tulang kepala menulang
Sumber: Mochtar, 1998

Faktor dan subfaktor pertumbuhan dan perkembangan jnin


1.      Faktor ibu
a.       Keadaan kesehatan ibu saat hamil.
b.      Penyakit yang menyertai kehamilan.
c.       Penyulit kehamilan.
d.      Kelainan pada uterus.
e.       Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet.
f.       Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan.

2.      Faktor janin
a.       Jenis kelamin janin.
b.      Penyimpangan genetik: kelaianan kongenital, pertumbuhan abnormal.
c.       Infeksi intrauterin.

3.      Faktor plasenta
Plasenta adalah akar janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam
rahim. Karena itu, plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin
dalam rahim yang ditetapkan dengan indeks plasenta.
Berat plasenta
Indeks plasenta = Berat badan bayi
Sumber: Manuaba, 2010.

4.      Pernapasan janin
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, namun air
ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru-parunya. Pusat pernapasan ini dipengaruhi
oleh kadar o2 co2di dalam tubuh janin. (Mochtar, 1998).
5.      Sirkulasi darah janin
Sistem sirkulasi darah janin yaitu:
a.       Foramen Ovale
b.      Duktus Arteriosus Botali
c.       Arteriae Umbilikales Lateralis
d.      Duktus Venosus Aranti
Darah yang kaya o2 dan nutrisi yang berasal dari uri masuk ke tubuh janin melalui
vena umbilikus. Melalui duktus venosus Aranti sebagian besar darah tersebut mengalir
ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah tadi
mengalir ke hati dan seterusnya ke vena kava inferior seperti tadi. Dalam atrium
kanan, sebagian besar darah ini kana mengalir secara fisiologis ke dalam atrium kiri
melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri yang
selanjutnya dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan
mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena kava
superior.
Karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka sebagian besar
darah dari ventrikel kanan ini, yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui
aa.pulmonales akan mengalir melalui duktus Botali ke aorta. Sebagian kecil darah
menuju paru-paru kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri. Dari aorta, darah
akan mengalir ke seluruh tubuh membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ tubuh janin
(Mochtar, 1998).

6.      Saluran pencernaan (traktus digestivus)


Saluran pencernaan telah siap terbentuk pada kehamilan 16 minggu. Janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah banyak yang diarbsorbsi oleh mukosa saluran
pencernaan. Mekonium yang ada dalam saluran pencernaan berwarna hijau tua karena
penghancuran bilirubin. Pada gawat janin timbul hipoksia berat, mekonium keluar
karena usus mengadakan peristaltik dan otot fringter ini lumpuh (mencret) sehingga
air ketuban berwarna kehijauan. Secara normal janin meminum air ketuban 450 cc
setiap hari. Hati telah berfungsi pada kehamilan 16 minggu yaitu untuk hemopoiesis
dan metabolisme hidrat arang. Glikogen, vitamin A dan vitamin D disimpan dalam
hati (Mochtar, 1998).

7.      Saluran kemih (traktus urinarius)


Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu dimana dalam kandung
kemih telah ada air kemih yang diekskresi ke dalam air ketuban. Pada bayi baru lahir,
kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata 0,05-0,10 cc
per menit (Mochtar, 1998).

8.      Usia kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan. Ibu
termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumur 4 tahun 8 bulan, ibu
tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan
(trimestes): kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu, kehamilan triwulan II antara 12-
28 minggu dan kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu (Mochtar, 1998).
Usia kehamilan dapat ditentukan dengan:
a.       Menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele menggunakan usia kehamilan yang
berlangsung selama 288 hari. Perkiraan kelahiran dihitung dengan menentukan hari
pertama haid terakhir yang kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegele dapat
dihitung dengan menambahkan hari pertama haid terakhir dengan tujuh dan bulannya
ditambah sembilan. Contoh: HPHT tanggal 15 January 1993, maka perhitungan
perkiraan kelahiran adalah 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10 sehingga dugaan persalinan adalah
22 Oktober 1993.
b.      Gerakan pertama janin. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin
pada usia kehamilan 16 minggu, maka perkiraan usia kehamilan dapat ditetapkan.
Perkiraan ini tidak akurat.
c.       Perkiraan tinggi fundus uteri. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk
memperkirakan usia kehamilan terutama tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan
kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.

Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.


Tinggi Fundus Uteri Usia kehamilan
1/3 di atas simfisis 12 minggu
½ di atas simfisi pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
1/3 di atas pusat 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu
Dua jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus 40 minggu

d.      Penentuan usia kehamilan dengan ultrasonografi. Dengan menentukan usia


kehamilan melalui ultrasonografi dapat diketahui: diameter kantung gestasi, jarak
kepala-bokong, jarak tulang biparietal, lingkaran perut dan panjang tulang femur
(sumber: Manuaba, 2010).

C.    Tanda dan gejala kehamilan


1.      Tanda-tanda presumptif
a.       Amenorea (tidak dapat haid)
b.      Mual dan muntah (nausea and vomiting)
c.       Mengidam (ingin makan sesuatu)
d.      Tidak tahan suatu bau-bauan
e.       Pingsan
f.       Tidak ada selera makan (anoreksia)
g.      Lelah (fetique)
h.      Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
i.        Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
j.        Konstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
k.      Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka
(chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra =
grisea).
l.        Epulis: hipertrofi dari papil gusi.
m.    Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.

2.      Tanda-tanda kemungkinan hamil


a.       Perut membesar
b.      Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.
c.       Tanda Hegar
d.      Tanda Chadwick
e.       Tanda Piscaseck
f.       Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton-Hiks
g.      Teraba Ballotement
h.      Reaksi kehamilan positif

3.      Tanda pasti (tanda positif)


a.       Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.
b.      Denyut jantung janin
1)      Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
2)      Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
3)      Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4)      Dilihat pada ultrasonografi
c.       Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
Sumber: Mochtar, 1998.

D.    Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan


1.      Perubahan pada sistem reproduksi
a.       Uterus
1)      Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan
hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higrokopik.
Endometrium menjadi desidua, ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
2)      Berat: berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
akhir kehamilan (40 pekan).
3)      Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti
alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti bujur
telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan
sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama,
isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba
terasa lebih lunak (soft) disebut Tanda Hegar.
4)      Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau retrofleksi, pada 4 bula
kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga
perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati dan rahim yang  hamil
biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
5)      Vaskularisasi
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam diameter, panjang dan anak-anak
cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah.
6)      Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodel.
Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini disebut
tanda Chadwick.
b.      Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri
yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
c.       Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat
hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid
pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick.
d.      Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut
elastis dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang
hebat, misalnya pada hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diatasis rekti
bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea
nigra.
e.       Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba noduli-
noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-vena lebih membiru.
Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara, kalau diperas keluar air susu
jolong (kolostrum) berwarna kuning.

2.      Perubahan pada organ dan sistem lainnya


a.       Sistem sirkulasi darah
1)      Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama.
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada
kehamilan 32 minggu diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ±30%. Akibat
hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu menderita penyakit
jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
2)      Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin dan gamaglobin
menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir
kehamilan. Beta-globin dan fibrinogen terus meningkat.
3)      Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah
eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transpor o2 yang sangat
diperlukan selama kehamilan.
4)      Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan
kemudian akan naik lagi seperti pada pra hamil.tekanan vena dalam batas-batas
normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester
pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
5)      Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi
pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
b.      Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru
meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
c.       Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan muntah. Tonus
otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih
lama berada dalam saluran makanan. Resorbsi makanan baik namun akan
menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya
pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
d.      Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak
(softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Bila konsumsi
kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan
gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya
hygiene yang buruk disekitar mulut.
e.       Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
1)      Muka: disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
2)      Payudara: puting susu dan areola payudara.
3)      Perut: linea nigra striae.
4)      vulva
f.       Kelenjar endokrin 
1)      Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
2)      Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
3)      Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh

E.     Pemeriksaan Ibu Hamil


1.      Anamnesa
a.       Anamnesa tentang identitas: nama diri sendiri, suami, alamat, pekerjaan dan
sebagainya.
b.      Anamnesa obstetri: kehamilan ke berapa; apakah persalinan lahir spontan aterm,
hidup atau dengan tindakan, usia anak terkecil; untuk primigravida lama kawin dan
usia; tanggal haid terakhir.
c.       Anamnesis tentang keluhan utama.

2.      Pemerikaan fisik
a.       Pemeriksaan fisik umum
1)      Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.
2)      Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat badan.
b.      Pemeriksaan khusus obstetri
1)      Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin yang tampak).
2)      Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold:
a)      Leopold I
-       Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri,
sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
-       Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat terasa keras dan melenting pada goyangan, pada letak kepala akan teraba bokong
pada fundus: tidak keras tak melenting dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri
tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b)      Leopold II
-       Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menentukan bagian
apa yang terletak dibagian samping.
-       Letak membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang teraba rata dengan tulang iga
seperti papan cuci.
-       Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
c)      Lepold III
-       Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.
-       Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak
bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan kosong.
d)     Lepold IV
-       Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki ibu untuk
menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul.
-       Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka
tangan yang melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya
belum masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
3)      Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
4)      Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterin, hal lain yang
terdengar).
3.      Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban, penurunan bagian
terendah, penempatan kombinasi, tumor yang menyerupai bagian terendah, pelvimetri
panggul).
Indikasi pemeriksaan dalam:
-       Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan, sebelum
ditinggalkan oleh penolong.
-       Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
-       Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan CPD.
-       Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju.
-       Jika akan diambil tindakan obstetriboperatif.
-       Menentukan nilai skor pelvis.

4.      Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, tes pemeriksaan


air ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).
Sumber: Manuaba, 2010.

F.     Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


1.      Trimester I dan II
-       Setiap bulan sekali.
-       Diambil data tentang laboratorium.
-       Pemeriksaan ultrasonografi.
-       Nasehat tentang diet 4 sehat 5 sempurna, tambahkan protein 0,5 gram/kg BB (1
telur/ hari).
-       Observasi adanya penyakit yang mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan
dan imunisasi tetanus 1.
2.      Trimester III
-       Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda kehamilan.
-       Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
-       Diet 4 sehat 5 sempurna.
-       Pemeriksaan ultrasonografi.
-       Imunisasi tetanus 2.
-       Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester
ke-3.
-       Rencana pengobatan.
-       Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan.
Sumber: Manuaba, 2010.
DAFRTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/1313/3/5.%20BAB%20II%20tinjauan%20pustaka.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-ISI-
DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.pdf

http://warungbidan.blogspot.com/2016/10/makalah-konsep-keperawatan-ibu-
hamil.html

https://www.neliti.com/journals/jurnal-keperawatan-sriwijaya

NANDA NIC-NOC

http://tiarapratiwi87.blogspot.com/2014/02/konsep-dasar-kehamilan.html

Anda mungkin juga menyukai