Anda di halaman 1dari 3

2.8.

Pemakaian dan Pemanfaatan Pestisida Nabati Pada Tanaman Industri

Salah satu contoh pemakaian dan pemanfaatan pestisida nabati pada tanaman industry
adalah penelitian “Pemanfaatan Ekstrak Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L) sebagai
Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama Ulat Api (Setothosea asigna) pada Tanaman Kelapa
Sawit” oleh Harmileni, dkk. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan ekstrak daun
babadotan sebagai pestisida nabati dalam mengendalikan hama ulat api (Setothosea asigna v.
Eecke). Salah satu kendala penting dalam budidaya tanaman kelapa sawit adalah adanya
serangan hama ulat pemakan daun yaitu hama ulat api (Setothosea asigna v. Eecke) yang dapat
menyebabkan kerusakan berat serta sangat merugikan perkebunan kelapa sawit baik pada
tanaman muda maupun tanaman tua. Pengendalian hama ulat api yang paling banyak di
perkebunan kelapa sawit adalah menggunakan pestisida kimia sintetik dengan bahan aktif
deltametrin, sipermetrin dan bahan aktif yang lainnya, dimana penggunaan secara terus menerus
dapat menimbukan berbagai efek negatif.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan
unggulan dan utama di Indonesia. Permasalahan penting yang terdapat pada perkebunan kelapa
sawit saat ini adalah adanya serangan hama ulat pemakan daun. Salah satu ulat pemakan daun
kelapa sawit adalah ulat api (Setothosea asigna V. Eecke). Untuk daerah tertentu, ulat api sudah
menjadi endemik sehingga sangat sulit dikendalikan. Meskipun tidak mematikan tanaman, hama
ulat api ini sangat merugikan secara ekonomi. Hama ulat api memakan daun sehingga
mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang dapat menurunkan produktivitas kelapa
sawit. Dalam pengendalian organisme tanaman pengganggu, petani umumnya menggunakan
pestisida kimia. Pestisida digunakan secara luas dalam banyak sektor pertanian untuk mencegah
atau mengurangi kerugian akibat hama tanaman, bahkan dapat meningkatkan hasil pertanian.
Pestisida dapat dipertimbangkan sebagai pengendali hama tanaman yang efisien dan ekonomis.
Tetapi efek samping pestisida dan penggunaan yang berlebihan berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan pada manusia terutama petani. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
pengendalian hama ulat api dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan aktif nabati. Salah satu
tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu babadotan (Ageratum conyzoides L.)
merupakan gulma yang mudah ditemukan di sawah, kebun, pekarangan rumah dan pinggir jalan.
Meskipun dianggap sebagai tumbuhan pengganggu, ternyata babadotan mempunyai manfaat
digunakan sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan. Kandungan bahan aktif dalam
Ageratum conyzoides L terutama pada bagian daun adalah alkaloid, saponin, flavonoid. Bagian
daun mempunyai sifat bioaktifitas sebagai insektisida, antinematoda, antibakterial dan dapat
digunakan sebagai penghambat perkembangan organisme.
Pada hasil pengujian insektisida, hama ulat api (Setothosea asignav. Eecke) yang berada
di bibit kelapa sawit sebanyak 5 ekor setiap ulangan pada instar 2 sampai instar 5 disemprot
menggunakan insektisida kimia “Deltametrin”. Setelah disemprot hama ulat api langsung
merespon ditandai dengan ulat api langsung mengerut sehingga tidak dapat bertahan di daun dan
tidak membutuhkan waktu lama ulat api mulai berjatuhan perlahan. Pada menit ke-2 ulat sudah
mulai jatuh, pada menit ke-3 atau 165 detik ulat pertama sudah mati dan kematian ulat
seluruhnya mencapai 4.058 detik atau kurang lebih 1 jam 8 menit. Sedangkan pada pengujian uji
insektisida dengan menggunakan ekstrak daun babadotan dengan variasi 10%, 20%, 30%, 40%,
50% dan 60%. Pergerakan ulat mulai melambat dan berhenti beraktivitas selanjutnya ulat
berjatuhan dimulai pada detik ke 19 untuk konsentrasi 60%, menit ke 2 untuk konsentrasi 50%,
menit ke 9 untuk konsentrasi 40%, menit ke 32 untuk konsentrasi 30%, menit ke 34 untuk
konsentrasi 20% dan menit ke 34 untuk konsentrasi 10%. Ulat pertama paling cepat mati adalah
pada menit ke 39 dengan konsentrasi 60%. Ulat mati dengan perut menggelembung,
mengeluarkan kotoran, lalu tubuh menyusut, dan warna berubah menjadi pucat. Keadaan ulat
mati dengan kulit keriput, perut menggelembung dan mengeluarkan kotoran
Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun babadotan efektif
sebagai pestisida nabati dalam pengendalian hama ulat api (Setothosea asigna). Untuk penelitian
selanjutnya disarankan untuk melakukan pemurnian senyawa dan mengisolasi bahan aktif dari
daun babadotan serta pengujian toksisitas dan efektivitas ekstrak terhadap hama yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Harmileni, dkk. 2019. Pemanfaatan Ekstrak Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L) sebagai
Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama Ulat Api (Setothosea asigna) pada
Tanaman Kelapa Sawit. Regional Development Industry & Health Science,
Technology and Art of Life, 2, 1.

Anda mungkin juga menyukai