Anda di halaman 1dari 8

PEWARISAN DIHIBRID

Disusun oleh:
Sabrina Abeallya Afthoni (B1A020006)
Kelas A
I/3

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
I. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Tabel Uji Chi-Square

Tabel 1.1. Tabel Uji Chi-Square

Kelas Fenotip O E (O−E)2


(Hasil) (Harapan) E

Tipe liar 24 23,62 0,0059

Ebony 9 7,87 0,16

Vestigial 6 7,87 0,44

Ebony-Vestigial 3 2,62 0,05

Total 42 41,98 0,6559

2. Hasil Perhitungan Uji Chi-Square


a. Mencari nilai e (expected)

E = Peluang × Jumlah individu


9
E Liar = X 42 = 23,62
16
3
E ebony = X 42 = 7,87
16
3
E vestigial = X 42 = 7,87
16
1
E ebony-vestigial = X 42 = 2,62
16

b. Mencari X2hitung
Rumus Chi-Square test :

2 (O−E)2
X hit =
E

(O−E)2
X2hit liar =
E
(24−23,62)2
=
23,62
(0,38)2
=
23,62
0,14
= = 0,0059
23,62

(O−E)2
X2hit ebony =
E
(9−7,87)2
=
7,87
(1,13)2
=
7,87
1,27
= = 0,16
7,87

2 (O−E)2
X hit vestigial =
E
(6−7,87)2
=
7,87
(−1,87 )2
=
7,87
3,49
= = 0,44
7,87

( O−E )2
X2hit ebony-vestigial =
E
(3−2,62)2
=
2,62
(0,38)2
=
2,62
0,14
= = 0,05
2,62

X2hit = X2hit liar + X2hit ebony + X2hit vetigial + X2hit ebony-vestigial


= 0,0059 + 0,16 + 0,44 + 0,05 = 0,6559

c. Mencari X2 tabel

Derajat bebas (dB) = n – 1


n = jumlah kelas fenotip
dB = n – 1 = 4 – 1 = 3
Tingkat kesalahan (alfa) = 0,05
X2 tabel = 7,81

d. Kesimpulan
X2hitung = 0,6559
X2tabel = 7,81
Kesimpulan dari perhitungan uji Chi-Square Dihibrid ini yaitu
2 2
X hit < X tabel, diterima.

B. Pembahasan

Hukum Mendel II ialah pengelompokkan gen bebas saat pembuatan


gamet. Gen yang sealel secara bebas pergi ke masing-masing kutub meiosis.
Bukti dari hukum ini terjadi pada sistem dihibrid dan polihibrid, persilangan
dari dua individu yang memiliki dua atau lebih karakter yang berbeda. Salah
satunya yaitu pada praktikum kali ini mengenai persilangan dihibrid, yaitu
persilangan dengan dua sifat beda yang sangat berhubungan dengan hukum
Mendel II yang berbunyi “Independent assortment of genes” atau
pengelompokkan gen secara bebas. Nisbah fenotipe yang dihasilkan dari
perkawinan dihibrid yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Rasio ini didapat dari alel-alel pada
kedua lokus yang berhubungan dominan dan resesif. Ratio ini dapat
dimodifikasi atau kedua lokus mempunyai alel-alel dominan dan alel letal
(Crowder, 1999).
Pada praktikum kali ini digunakan lalat tipe Ebony dan Vestigial.
Karakteristik lalat Ebony yaitu berwarna gelap hampir hitam dibadannya,
karena adanya mutasi di gen pada kromosom ketiga yang menyebabkan
pigmen hitam menumpuk di seluruh tubuh. Sedangkan untuk lalat Vestigeal,
memiliki sayap berukuran sangat pendek sehingga tidak mampu untuk
terbang, terjadi kecacatan dalam gen vestigeal pada kromosom ke dua, dan
memiliki mutasi resesif. (Abdu M, 2013). Lalat ini merupakan lalat buah
yang mudah berkembang biak. Satu perkawinan dapat menghasilkan ratusan
keturunan dan generasi baru dapat berkembangbiak setiap dua minggu
(Oktary et al, 2015).
Berikut merupakan pola persilangan dihibrid lalat Drosophila tipe
Ebony dan Vestigeal:
Parental 1 : ♂ D. Melanogaster Ebony >< ♀ D. Melanogaster Vestigeal
Genotipe : (eeVV) (EEvv)
Gamet : e,V >< E,v
Filial 1 : EeVv
(D. Melanogaster tipe liar 100%)
Parental 2 : ♂ EeVv >< ♀ EeVv
Gamet : EV , Ev , eV , ev >< EV , Ev , eV , ev
Filial 2 :
♂ ♀
EV Ev eV ev
EV EEVV EEVv EeVV EeVv
(liar) (liar) (liar) (liar)
EEVv EEvv EeVv Eevv
Ev
(liar) (eboni) (liar) (eboni)
EeVV EeVv eeVV eeVv
eV
(liar) (liar) (vestigeal)(vestigeal)
eevv
EeVv Eevv eeVv
ev (eboni-
(liar) (eboni) (vestigeal)
vestigeal)
 Perbandingan fenotipe : 9 E_V_ : 3 E_vv : 3 ee_V : 1 eevv
9 3 3 1
 Peluang kemunculan : : : :
16 16 16 16
Berikut ini merupakan modifikasi nisbah fenotipe persilangan
dihibrid, yaitu epistasis dan interaksi gen. Epistasis merupakan sepasang gen
yang menutupi atau menghalangi ekspresi gen lain yang tidak selokus atau
sealel. Epistasis dibedakan menjadi enam, yaitu epistasis resesif, epistasis
dominan, epistasis resesif ganda, epistasis dominan ganda, espistasis
dominan-resesif, dan epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif. Pertama,
epistasis resesif ialah gen resesif yang menutupi ekspresi gen lain yang
bukan alelnya, contohnya pewarisan warna bulu pada mencit (Mus
musculus), dengan rasio 9 : 3 : 4. Kedua, epistasis dominan ialah penutupan
ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya, terjadi pada
pewarisan warna buah walur besar (Cucurbita pepo), dengan rasio 12 : 3 : 1.
Ketiga, epistasis resesif ganda terjadi apabila gen resesif dari suatu pasangan
gen I, epistasis terhadap pasangan gen II, sementara gen resesif dari
pasangan gen II juga epistasis terhadap pasangan gen I, dapat ditemukan
pada pewarisan kandungan HCN pada tanaman semanggi (Trifolium
repens), dengan rasio 9 : 7. Keempat, epistasis dominan ganda terjadi karena
gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang
bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen ini juga epistasis
terhadap pasangan gen I, maka epistasis pun terjadi, contohnya pada
pewarisan bentuk buah capsela, dengan rasio 15 : 1. Kelima, epistasis
dominan-resesif terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis
terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari
pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I, contohnya pada
pewarisan warna bulu ayam ras, dengan rasio 13 : 3. Keenam, epistasis gen
duplikat dengan efek kumulatif yang muncul akibat adanya duplikasi dari
gen sebelumnya dengan adanya efek komulatiif, terjadi pada buah waluh
(Cucurbita pepo) yang memiliki tiga macam bentuk buah yaitu cakram,
bulat, dan lonjong, dengan rasio 9 : 6 : 4. Interaksi gen ialah penyimpangan
semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifijkasi nisbah
fenotipe, tetapi menibulkan fenotipe lain hasil kerja sama atau interaksi dua
pasang gen nonalelik, terjadi pada pewarisan bentuk jengger ayam, dengan
rasio F2 9 : 3 : 3 : 1.
Uji Chi-Square merupakan mekanisme deviasi atau penyimpangan
dari rasio hipotesis yang dikurangi menjadi suatu harga tunggal berdasarkan
ukuran sampel. Uji ini menggunakan jumlah ukuran sampel dan deviasi dari
rasio yang diharapkan (Novel et al). Berdasarkan hasil praktikum dan
perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil perhitungan Chi-Square,
untuk nilai observasi dan nilai harapan pada lalat liar adalah 24 dan 23,62,
dengan hasil perhitungan Chi-Square 0,0059. Lalat Ebony dan Vestigeal
memiliki masing-masing nilai observasi dan nilai harapan sebesar 9 dan
7,87, serta 6 dan 7,87. Sedangkan nilai Uji Chi-Square nya berturut-turut
adalah 0,16 dan 0,44. Nilai observasi dan nilai harapan untuk lalat Ebony-
Vestigeal sebesar 3 dan 2,62, dengan perhitungan Chi-Square 0,05. Total
hasil X2 hit yaitu sebesar 0,6559 dan memiliki nilai X 2 tabel sebesar 7,81.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilai X2 hit lebih kecil daripada
nilai X2 tabel, maka hasilnya memenuhi nisbah persilangan dihibrid dan
dapat diterima.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan persilangan
dihibrid yaitu perlakuan praktikan. Praktikan yang teliti dalam melakukan
praktikum sesuai dengan prosedur yang benar dan saat perhitungan
matematika akan mendapatkan hasil persilangan sesuai yang diharapkan.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan pula terjadi human error yang
menyebabkan hasil praktikum tidak sesuai atau gagal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdu, Mas’ud. Studi Peristiwa Epistasis Resesif Pada Persilangan Droshopilla


Melanogaster Strain Sepia (Se) >< Rough (Ro) dan Strain Vestigial (Vg)
>< Dumphi (Dp). Jurnal Bioedukasi, Vol 1 No (2). 2013, h. 2.
Crowder, L. V. 1999. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Novel, S.S., Nuswantara, S. & Syarif, S. 2010. Genetika Laboratorium. Jakarta:
Trans Info Media.
Oktary AP. Ridwan M. & Armi (2015). Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium
odoratum) dan Lalat Buah (Drosophila melanogaster). Serambi Akademica.
3 (2):335-342.

Anda mungkin juga menyukai