Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

DINAS PEKERJAAN UMUM TATA RUANG PERUMAHAN


RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN SIAK

KEGIATAN :
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PADA
PERMUKIMAN DIKAWASAN STRATEGIS DAERAH
KABUPATEN/KOTA

SUB KEGIATAN :
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN PERMUKIMAN DI KAWASAN STRATEGIS
DAERAH KABUPATEN/KOTA

PEKERJAAN :
SEMENISASI (PATTERN CONCRETE) GG. AR RAHMAN KEL.
KAMPUNG DALAM

TAHUN ANGGARAN 2021


SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI UMUM

Pasal 1
JENIS PEKERJAAN

(1) Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Semenisasi (Pattern Concrete)


Gg. Ar Rahman Kel. Kampung Dalam.
(2) kelancaran pelaksanaan, penyedia harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti mesin, pompa air, alat-alat pengangkut dan
peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
(3) Kelalaian dan kurang ketelitian penyedia dalam memperhitungkan situasi
dan kondisi lokasi lapangan dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim dikemudian hari.

Pasal 2
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pekerjaan pelaksanaan ini menyatu dan
mengikat ketentuan-ketentuan yang tersebut di bawah ini dan dianggap penyedia
telah mengetahui dan memahami termasuk (apabila ada) segala perubahan dan
tambahannya sampai saat ini yaitu :
(1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI 1982).
(2) Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (PERMEN PUPR NO. 28 Tahun
2016).
(3) Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) (Undang-Undang No. 1
Tahun 1970).
(4) Peraturan Pembuatan Campuran Beton Normal (PERMEN PUPR NO. 28 Tahun
2016).
(5) Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84).
(6) Peraturan Kawat Pengikat Beton (SNI 0040-87-A).
(7) Peraturan sambungan Pipa PVC untuk air kotor (SNI 0178-1987-A).
(8) Peraturan Portland Cement (SII 0021-81).

Pasal 3
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

(1) Air (Bagian A SK SNI S 04-1989-F.41)


a. Air yang dipergunakan tidak boleh banyak mengandung asam alkali,
garam-garam, bahan-bahan organic atau bahan lain yang dapat
merusak beton.
b. Air yang dipergunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai
dengan SNI 1971-1990-F
(2) Tanah Timbun/Tanah Urug
Tanah yang dipergunakan untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari
tanah humus, maupun dari akar-akar kayu serta bebas sampah dan bebas
dari bahan-bahan organik.
(3) Pasir (Bagian A. SKSNI S-04-1989-F)
a. Pasir yang digunakan dapat berupa pasir alam hasil dari disentrigasi
alam bantuan atau dapat berupa hasil dari pecahan batu dari alat
mekanis.
b. Pasir terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir pasir
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
cuaca, seperti terik matahari dan air hujan.
c. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering) yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm, apabila kadar lumpur
melampui 5% maka pasir harus dicuci.
d. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat untuk semua mutu
beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui.
(4) Kerikil
a. Kerikil untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil disentigrasi alami
dari batuan- batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud dengan kerikil
adalah agregat besar butir lebih dari 5 mm.
b. Kerikil harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat digunakan
apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampui 20% dari
berat agregat seluruhnya. Butir-butir kerikil harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.
c. Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. apabila kadar lumpur
melampaui 1% maka Kerikil harus dicuci.
d. Kerikil tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali.
e. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebi dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari
tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara
batang-batang atau berkas-berkas tulangan.
(5) Semen (Bagian A SKSNI S-04-1989-F)
a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, berat dan
volumenya tidak kurang dari ketentuan yang tercantum dari
kantongnya. Pada semen tidak terjadi pembatuan atau bongkah-
bongkah kecil.
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang digunakan jenis-jenis semen
yang memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan
dalam SII 0013-81.
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan
lebih dari 2,5%.
(6) Baja Tulangan (SII 0136-1984)
a. Baja tulangan untuk penulangan beton yang digunakan harus bebas
dari kotoran- kotoran, kulit giling, karat lepas dan bahan-bahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat beton terhadap baja tulangan.
b. Diameter baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan diameter
yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana atau gambar detail.
c. Jika ternyata dalam pemeriksaan pengawas, diameter besi yang
dimaksud tidak sesuai dengan diameter besi yang akan digunakan,
maka pemakaian harus dikonsultansikan terlebih dahulu dengan
Konsultan Pengawas.
d. Penyimpangan penggunaan baja tulangan dari ketentuan-ketentuan
yang berlaku dinyatakan tidak dapat diterima.
(7) Kayu (SKSNI S-05-1990-F)
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti
yang tercantum dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (SKBI
3.6.53.1967).
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkwalitas baik tidak
mempunyai cacat- cacat seperti mata kayu, celah-celah susut pinggir
dan cacat lainnya, tidak boleh menggunakan hati kayu.
c. Jenis dan ukuran kayu yang digunakan antara lain
1. Untuk patok digunakan kayu ukuran 5/7 cm.
(8) Untuk mal beton digunakan papan ukuran 2/20 cm.
(9) Bahan-bahan lain
a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan digunakan dan belum
disebutkan disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan
atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan harus ditunjukkan terlebih
dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin
pemakaiannya.
c. Semua bahan-bahan bangunan yang ditolak oleh pengawas, tidak
dibenarkan digunakan dan harus dibawa keluar dari lokasi segera
mungkin.
d. Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan harus
dibongkar dan kerugian yang ditimbulkan sepenuhnya menjadi
tanggungan penyedia.
e. Tidak tersedianya bahan-bahan bangunan yang akan digunakan di
pasaran dengan ini dinyatakan tidak dapat sebagai alasan
terhentinya/tertundanya pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4
PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN

(1) Semen
a. Semen harus ditempatkan dalam area tertutup, di tempat yang
kering tidak menjadi lembab tidak mudah rusak dan tidak mudah
bercampur dengan bahan- bahan lain.
b. Semen yang sudah tersimpan lama diragukan mutunya, maka
sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas.
(2) Agregat
Antara Pasir dan Kerikil penyimpanan dilakukan terpisah. Jika tempat
dasar selalu basah pada musim hujan, maka sebaiknya penempatannya
harus diberi alas tepas/papan.
(3) Baja Tulangan
Baja tulangan tidak boleh disimpan/ditumpuk langsung di atas tanah, tetapi
diberi alas/ganjal berupa balok-balok.
(4) Bahan-bahan lain
Untuk penyimpanan bahan-bahan lain berupa bahan-bahan yang tidak tahan
cuaca sebaiknya ditempatkan di area beratap.
Pasal 5
PERSIAPAN PEKERJAAN

(1) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Penyedia
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja dengan
memenuhi aturan dan ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang
berlaku.
(2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, penyedia harus menyiapkan jalur jalan ke
lokasi proyek untuk mempermudah pemasukan bahan-bahan bangunan ke
lokasi proyek.
(3) Sebelum dimulai pekerjaan fisik, terlebih dahulu areal lokasi seluas yang
telah ditentukan oleh pengawas harus dibersihkan dari semak belukar,
pohon-pohon yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(4) Sebelum dimulai pekerjaan, maka penyedia harus terlebih dahulu
merundingkan dengan pengawas mengenai pembagian halaman kerja,
tempat penimbunan bahan-bahan dan lain sebagainya.
(5) Untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lokasi, maka penyedia dengan
biaya sendiri harus menyediakan area perlengkapannya serta los tempat
pekerja mengerjakan bahan-bahan.

Pasal 6
PEKERJAAN BETON

(1) Pekerjaan beton semenisasi jalan dilaksanakan dengan setara mutu Beton K-
175.
(2) Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan dan
ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang yang berlaku.
(3) Bahan-bahan pembuatan beton
a. Semen untuk konstruksi beton bertulang digunakan jenis-jenis semen
yang memenuhi persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam
Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (PERMEN PUPR NO. 28
Tahun 2016) dan Peraturan Pembuatan Campuran Beton Normal
(PERMEN PUPR NO. 28 Tahun 2016).
b. Pasir beton untuk konstruksi beton bertulang harus terdiri dari
butir-butir yang keras dan tajam, kadar lumpur maksimum 5% dan
tidak boleh terlalu banyak mengandung bahan-bahan organis dan
mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya antara 1 mm
samapi 4 mm.
c. Kerikil beton untuk konstruksi beton bertulang terdiri dari butir-butir
yang keras tidak berpori, kadar lumpur maksimum 1% apabila kadar
lumpur melampaui kadar maksimum maka kerikil beton harus dicuci,
berukuran antara 1 cm sampai 3 cm. Kerikil tidak boleh mengandung
zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
d. Bentang tulangan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
lemak, kulit giling, karat lepas serta bahan-bahan yang mengurangi
daya lekat beton.
e. Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak
dan kotoran- kotoran lainnya, penggunaan air sumur dan air kali
harus mendapat izin dari pengawas lapangan.
(4) Tes Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)
a. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada kontraktor untuk
membuat kubus percobaan dari adukan beton.
b. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah
dan memenuhi syarat PBI NI. 02-1971.
c. Kubus coba atau benda uji adalah 15 x 15 x 15 cm. Pengambilan
adukan beton, percetakan kubus coba dengan curingnya harus dibawah
pengawasan.Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia ( NI.02 -1971).
d. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi
tanggung jawab kontraktor.
(5) Cetakan dan Acuan
a. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran- kebocoran pada adukan yang dituangkan kedalam cetakan.
b. Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin
kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.
c. Cetakan harus dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah
meresap air dan dipasang sedemikian rupa, sehingga pada waktu
pembongkaran cetakan tidak terjadi kerusakan pada beton.
(6) Pemasangan Penulangan
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang
dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang
sama dengan mutu yang akan dicor.
(7) Pengadukan Beton
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton klas I mutu
BO harus dilakukan dengan mesin pengaduk.
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus selalu
diawasi.
c. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimal seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian jumlah air
pencampur, sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-
bahan asing, maka adukan ini tidak boleh digunakan dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
(8) Perawatan Beton
Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton
selama 2 ( dua) minggu beton harus disirami terus menerus.
(9) Pembongkaran Cetakan Beton
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul berat dan beban-beban pelaksanaan lain yang bekerja
padanya.
(10) Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan beton bertulang
a. Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana
b. Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar
rencana
Pasal 7
PEKERJAAN LAIN-LAIN

(1) Penyedia harus membersihkan lokasi pekerjaan yang telah selesai


(2) Penyedia harus memperbaiki kerusakan-kerusakan pada jalan-jalan, saluran-
saluran, halaman dan lain sebagainya akibat dari pelaksanaan pekerjaan.
(3) Pekerjaan yang belum tercantum pada spesifikasi umum ini secara
terperinci dan khusus akan dimuat dalam spesifikasi khusus yang merupakan
bagian II Spesifikasi ini.
SPESIFIKASI KHUSUS
Pasal 1
PENJELASAN UMUM

(1) Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Semenisasi (Pattern Concrete) Gg. Ar


Rahman Kel. Kampung Dalam.
(2) Pekerjaan ini meliputi menyediakaan segala bahan-bahan, menyediakan
tenaga kerja, menyediakan alat-alat pekerjaan dan membuat segala
persiapan dan tambahan untuk kesempurnaan pelaksanaan serta
menyerahkan pekerjaan dalam keadaan selesai sempurna.
(3) Penyedia diharuskan melaksanakan sarana-sarana penunjang dan segala
sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam dokumen pelaksanaan dan
gambar rencana.
(4) Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penyedia harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) seperti Helm, Rompi,
Sepatu dan Sarung Tangan.
c. Peralatan seperti mesin pengaduk beton, pompa air, alat-alat
pengangkut dan speralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.
d. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya

Pasal 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN

(1) Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan penyedia harus berkomunikasi dengan
PPTK dari Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Siak yang telah ditunjuk, serta
Lurah/Penghulu dan Camat setempat.
b. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik, rapi sesuai dengan
ketentuan- ketentuan dalam spesifikasi umum/teknis dan gambar
rencana, serta mengikuti petunjuk dari PPTK dan Konsultan
Pengawasan. Semua ukuran dan persyaratan bahan yang ditentukan
dalam gambar kerja harus dipenuhi oleh penyedia.
c. Penyedia mewajibkan kepada setiap pekerja untuk menggunakan
peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) seperti Alat Pelindung
Diri (APD) berupa Helm, Rompi, Sepatu dan Sarung Tangan.
d. Penyedia diwajibkan memasang papan nama proyek dengan baik,
jelas dan benar.
1. Penyedia harus membuat papan nama proyek yang ditetapkan
pada pangkal ruas jalan dan sejajar dengan arah jalan serta dapat
dilihat dengan jelas.
2. Papan nama proyek warna cat dasar putih dan diberi tulisan
dengan warna hitam.
3. Tulisan yang tercantum adalah sebagai berikut :
(a) Nama Kegiatan
(b) Nama Pekerjaan
(c) Nilai Kontrak
(d) Jangka waktu pelaksanaan
(e) Konsultan Pengawasan
(f) Waktu Mulai Pelaksanaan
e. Pekerjaan Pengukuran
1. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan pengukuran yang
disaksikan oleh Direksi serta Pengawas Lapangan.
2. Setiap melaksanakan item pekerjaan harus dilakukan pengukuran
ulang supaya akurasi pekerjaan dapat dipertahankan.
3. Pengkuran pekerjaan harus dilaksanakan sampai selesai pekerjaan.
4. Memasang patok rencana pada ruas jalan yang akan dilaksanakan.
f.Pemasangan Rambu-rambu Lalu Lintas.
1. Rambu-rambu pengamanan lalu lintas dipasang dua arah pada
jalan yang akan dilaksanakan.
2. Pihak penyedia harus dapat menjamin keselamatan pekerjaan
serta masyarakat pengguna jalan yang sedang dikerjakan.
g. Mobilisasi Umum
1. Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi peralatan terutama peralatan berat sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan. Jumlah peralatan yang dipergunakan sesuai
dengan klasifikasi pekerjaan.
2. Demobilisasi
Demobilisasi baru dapat dilaksanakan apabila seluruh pekerjaan
yang tertera dalam kontrak telah selesai dan mendapatkan
pengesahan dari Pengawas Lapangan, Konsultan Pengawas dan
PPTK.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

(1) Pekerjaan Persiapan


a. Pembersihan Lokasi
1. Lokasi pekerjaan hendaknya dibersihkan dari hal-hal yang akan
mengganggu kelancaran pekerjaan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih mendetail dapat
dilihat pada spesifikasi dan gambar rencana.
b. Pekerjaan Pengukuran/Pemasangan Papan Bouwplank
1. Pekerjaan pengukuran ini berpedoman pada as jalan yang ada,
pengukuran ini sepanjang saluran yang akan dikerjakan.
2. Penentuan peil saluran dilakukan bersama-sama dengan Direksi,
kemiringan saluran harus diperhatikan agar aliran air ke
pembuangan akhir lancar.
3. Papan Bouwplank dilaksanakan tiap jarak 25 meter, papan
Bouwplank harus benar-benar kuat.
Pasal 4
Pekerjaan Pengecoran Semenisasi (Pattern Concrete)

(1) Umum
a. Pekerjaan lantai beton merupakan bagian dari pekerjaan struktur beton.
Pekerjaan ini harus merujuk pada garis, ketinggian, kelandaian, dan
ukuran sebagaimana tertera dalam Gambar, demikian pula halnya
mengenai detail pola dan lokasi.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan, dan tenaga kerja,
serta pelaksanaan sesuai dengan Spesifikasi dan gambar pelaksanaan
yang ada.
c. Kualitas bahan yang disediakan, campuran yang dihasilkan dan mutu
pengerjaan, serta hasil akhir harus dimonitor dan sesuai dengan
standar.
(2) Lingkup Pekerjaan
a. Plat beton bertulang K 175.
b. Tulangan
1. Baja tulangan yang menggunakan Wire Mesh harus esuai dengan
persyaratan SNI dan dengan gambar rencana Berdiameter 6 mm.
2. Kawat pengikat minimal harus berukuran 1mm sebagaimana
dipersyaratkan dalam SK SNI T15-1991-03.
3. Pencampuran adukan
 Beton harus diaduk dengan suatu mesin yang dioperasikan
secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui. Dengan
demikian akan menjamin suatu distribusi bahan yang merata
pada seluruh massa yang bersangkutan.
 Mesin pencampur harus dilengkapi dengan penampung air
yang memadai, dan suatu alat pengukur untuk mengendalikan
jumlah aur yang digunakan secara seksama dalam setiap
penakaran.Mesin pengaduk pertama-tama harus diisi dengan
agregat dan semen yang telah ditakar, kemudian mesin
pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
(3) Finishing Permukaan Dengan Metoda Concrete Pattern
a. Permukaan beton adalah sebagaimana tertera dalam Gambar Arsitek
mengenai detail pola dan lokasi dalam hal ini mengaplikasi concrete
pattern.
b. Pada lokasi pekerjaan yang ditetapkan, dibuat contoh berukuran
minimum 4 m2 yang memperagakan adukan (mortar beding) dan
finishing lantai beton yang dimaksud.
c. Seluruh bahan-bahan yang digunakan di buat dari bahan baku yang
terbaik sesuai dengan persyaratan standard bahan Indonesia meliputi
colour hardener,realease agent dan coating yang terdiri atas coating
water base serta solvent
d. Sedangkan untuk jenis atau warna dari bahan-bahan untuk dinding
tersebut ditentukan/disesuaikan dengan gambar rencana dan menurut
petunjuk Pengawas.
e. Ukuran bahan yang digunakan adalah :
Untuk Colour hardner/ semen PC dipakai dengan takaran kurang lebih
2,25 kg/ m2 atau ditentukan lain oleh pengawas.
Realase agent diaplikasikan 0,33 kg/m2 atau ditentukan lain oleh
pengawas setelah permukaan colour hardenerd/ semen PC dihaluskan
menggunakan throwel.
Pengecapan teksture menggunakan stamp (sesuai pola rencana) Untuk
perlindungan dari lumut dipergunakan coating water base dan untuk
memperoleh permukaan yang mengkilap sebagai hasil akhir maka
dipergunakan coating solvent.

Pasal 5
DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

(1) Pengambilan foto-foto proyek untuk dokumentasi terdiri dari beberapa arah
yang diatur oleh Pengawas Lapangan/PPTK.
(2) Foto dalam keadaan 0% harus diambil sebelum pekerjaan dimulai
beserta ada papan pengenal proyek.
(3) Foto fisik untuk tiap-tiap pengambilan termijn.
(4) Foto fisik secara keseluruhan setelah proyek 100%.
(5) Bahan-bahan laporan harian, mingguan dan bulanan setiap kali pengambilan
termijn harus disampaikan ke kantor Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang,
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman oleh Penyedia setelah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawasan yang menyatakan
kelancaran pekerjaan.

Pasal 6
PEKERJAAN PENGUKURAN

Penyedia bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut


ukuran- ukuran yang tercantum dalam gambar kerja, penyedia juga berkewajiban
memberitahukan kepada Pengawas Lapangan/PPTK pada setiap selisihnya yang
didapatnya dalam gambar kerja.

Pasal 7
PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN

Selama pekerjaan berlangsung, kontraktor harus memelihara kebersihan halaman


kerja, seperti menyingkirkan kelebihan dan pembuangan sampah-sampah dan
lain-lain hingga PPTK menyetujuinya. Pada penyerahan pertama dari pekerjaan,
keadaan halaman harus bersih seluruhnya.

Pasal 8
PENYERAHAN PEKERJAAN

Pekerjaan seluruhnya harus sudah diserahkan lengkap dengan baik kepada PPTK
sebagaimana tercantum dalam dokumen pekerjaan ini.
Pasal 9
PENUTUP

Semua syarat-syarat yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus


dilaksanakan oleh kontraktor dan mengikuti petunjuk dari PPTK dalam
melaksanakan pekerjaan.

Siak Sri Indrapura, 2021

Ditetapkan Oleh :
Kuasa Pengguna Anggaran
Bidang Perumahan dan Pemukiman
Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Siak

H. KHAIDIR FITRI, ST
NIP. 19721113 200212 1 003

Anda mungkin juga menyukai