Anda di halaman 1dari 3

PAYUNG TEDUH

Disebuah kota besar terdapat seorang anak perempuan remaja yang baru
pindah dari desa. Tingkahnya yang polos membuat siapapun di dekatnya akan
merasa nyaman.

Di hari pertamanya di Ibukota, ia harus masuk sekolah SMA barunya untuk


pertama kalinya. Semua berjalan normal hingga akhirnya dia bertemu dengan
seorang anak perempuan sebaya yang. “Hi, salam kenal. namaku Wina, lo?” ucapan
seorang perempuan yang entah darimana datang menyapanya. “Na…namaku
Michelle kelas XI MIPA 4” ucap dia kepada anak itu. “Lo anak baru disini? Kamu
takut ya?” Tanya anak itu dengan heran. “Aku baru pindah ke sekolah ini.” Jawab
Michelle . “Oh….kirain kamu kenapa-napa. Yasudah, yuk masuk kelas bareng. “ ajak
Wina agar mereka lekas masuk ke kelasnya. “ Nanti dulu , aku belum beli sarapan
dan minumanku.” Michelle mengelak ajakan dia. Wina pun terlebih dahulu pergi ke
kelas dan meninggalkannya.

Setelah beberapa saat ,dia pun akhirnya selesai. Namun tanpa ia sadari
bahwa dia sudah terlambat untuk sekolah. Pintu gerbang sekolah sudah ditutup
membuat dia terjebak diluar dan dia pun sedih atas kejadian yang alami. Tiba-tiba,
seorang lelaki yang begitu tampannya menawarkan bantuan kepada dia “ Ngapain lo
nangis, nga bisa masuk sekolah? Sini ku bantu lo masuk. Tapi jangan kasi tahu
siapa-siapa ya.” Ucap lelaki itu ke Michelle. “ baik lah. Tapi kamu siapa ya?” Tanya
Michelle. Namun lelaki itu tak menjawab ucapan dia. Pada akhirnya, mereka pun
pergi ke belakang sekolah dan memanjat pagar sekolah dengan tangga yang
tersedia di sana. “ ayo cepat turun, sebelum guru nanti lihat kita disini.” Kata lelaki itu
kepada Michelle. Saat tiba di bawah, merekapun dengan secepat mungkin menjauhi
area pagar itu. Namun, lelaki itu berpisah dengan Michelle di ujung jalan karena
lelaki itu memiliki urusan yang lain. “Gue pergi dulu ya nanti lo ke kelas lo sendiri
bisa kan?” Tanya lelaki itu kepada Michelle. “ Bisa, tapi ku tak tahu jalannya
kemana.” Jawab Michelle bingung karena sekolh yang baru itu begitu luas. “ kalau
begitu, nanti lo ke kiri setelah itu di ruangan kedua nanti ada tulisan kelas XI , lo
tinggal cari aja disana. Sudah yak gue pergi dulu ada urursan.” Lelaki itu
meninggalkan michelle sendirian di tempat itu. Michelle mengikuti apa yang lelaki itu
katakana tanp memikirkannya kembali. Dia sampai ke kelasnya dan untungnya guru
yang ada belum ada. Selepas kejadian itu, Ia di dalam kelas melamun, memikirkan
sosok pria yang ia temui tadi. Sosoknya yang rupawan membuat dia terkesima akan
badannya yang begitu tinggi dan gagah. Di dalamnya benaknya hanya ada satu
pertanyaan. Siapakah dia?

Istirahat pun tiba, inilah saat yang tepat bagi Michelle untuk memberitahukan
hal ini ke Wina, teman barunya di pagi tadi “Wina, apakah aku boleh cerita, ini
tentang tadi pagi.” Tanya Michelle ke Wina. “Boleh kok. Kenapa memangnya?” “Gini,
tadi pagi setelah kamu tinggalin aku di depan gerbang, aku terlambat masuk
sekolah. Karena abangnya tadi pagi telat. Namun ada yang tolong aku, lelaki
tampan dan gagah yang membantuku tadi. ” Jelas Michelle ke Wina. “Hmmm pasti
kamu mau bilang Bima, Si anak basket sekolah kan?” mata Wina mulai menyirit ke
Michelle. “Namanya Bima? Kok kamu bias tahu?” Tanya dia. “Iya, dia itu memang
idaman banget. Jadi wajar sih kalau itu. Tapi lo harus hati-hati sama anak
perempuan itu, namanya Dita. Dia sudah mengincar Bima sedari kita masih kelas X
disini.”

Tiba-tiba Dita dengan temannya datang dari pintu menuju ke Michelle dan
Wina . “Heh , lo. Iya lo, lo apakan cowo gue, lo jangan macam-macam ya sama
cowo gue. Dia itu punya gue dan lo jangan berusaha deketin dia!” Michele bingung
namun suara nada marah cetus Dita meluas hingga ke ujung lorong. Suara itu
terdengar hingga ke Bima dan dia mencari sumber suara itu berasal. “Dita! Lo
ngapain disini, dating langsung ajak rebut anak orang, malu tahu sama yang lain!”
bentak Bima karena sikap Dita. Seketika Michelle terpaku melihat Bima tepat ada di
depannya. “Dita, Lo ingat ini baik-baik. Gue nga anggap lo sebagai apapun dalam
hidup gue. Bagi gue , lo itu hanya penggangu yang selalu ikut gue kemana gue
berada. Jadi please jangan ikut campur urusan tadi!” suasana terdiam hingga tanpa
disadari bel pulag berbunyi .

Pelajaran berlalu hingga tiba saatnya Michelle harus pulang namun apa
daya , dia harus naik angkot untuk pulang di halte sekolah . Setelah sekian lama,
hujan turun deras. Namun ia heran seseorang mempayugi dia dan ternyata lelki it
datan kembali ke hadapannya. “ kok hujan masih disini? Nunggu pulang ya?” Tanya
BIma ke Michelle. “ Iya, aku lagi nunggu angkot.” Jawab Michelle. “Oh…mau ga gue
antarkan lo pulang daripada kehujanan disini ?” tawar Bima . “ Yakin? Nanti aku
kena marah lagi nanti sama Dita, “ “Sudah tidak apa-apa. Dia itu hanya iri sama lo.
Karena selama ini gue nga anggap dia special. Namun entah kenapa sejak
pertemuan kita pagi tadi, aku merasa ada yang beda antara lo dan Dita. Membuat
gue terpanah dan jauh hati sama lo.” Ucapan Bima seolah mimpi bagi Michelle. I tak
percaya bahwa itu nyata.Seolah ini adalah mimpi yang terjadi dalam bayangnya. “
Mau nga lo sama gue?” Tanya Bima. “ aku m…mau sama lo, asalkan lo nga buat
seperti istirahat tadi di kelasku.” Sejak saat itulah dunia seakan berubah semenjak
mereka ada di sekolah itu dan Dita tak pernah mengusik mereka lagi.

Anda mungkin juga menyukai