BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
Identitas Tn. D dengan gangguan sistem Pernafasan : Gastoenteritis Akut adalah sebagai
berikut:
Nama : Tn. D
Usia : 53 Tahun
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
No Handphone : 085795880548
1) Keluahan Utama
Klien datang dari IGD tanggal 12 mei 2019 diantar oleh keluarganya
dengan keluahan BAB cair (mencret) ± 5-6 x/hari, tidak nafsu makan dan
minum sulit. Pemeriksaan tanda – tanda vital di IGD pada tanggal 9
Februari 2021 didapatkan hasil tekanan darah : 130 / 90 mmHg,
o
pernapasan: 19 x/menit, nadi: 81 x/menit, suhu: 37 C. Setelah dilakukan
penanganan di IGD klien segera dipindah ke ruang 3 Klinik Pratama
Universitas Advent Indonesia
Penyakit Masa Kecil : Pasien tidak ada riwayat penyakit yang mengancam nyawa,
hanya demam dan sering flu dan batuk saat masih kecil.
maupun obat.
Tabel 3.1
dan buah
Urine
Feses
Kebiasaan Merokok -
ibadah
3.1.4 Pemeriksaan Fisik
19x/menit; BB : 60 kg; TB : 168 cm; Saturasi - ; kesadaran pasien kompos mentis, GCS
(15), Eye : 4; Verbal : 5; Motorik : 6. Pemeriksaan fisik pada pasien yang dilakukan pada
Pemeriksaan Hasil
Kepala Simetris, rambut berwarna hitam, bentuk kepala
mesocepal.
Hidung
Telinga
Mulut
Dada
Abdomen
Genitalia
Tabel
3.1
Hasil pemeriksaan laboratorium
Tn.D di Klinik Biotest
26
No Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1 Eosinophil 1 0-2
2 Basophil 1 0-7
3 Neutrofil batang 0 0- 2 ( low )
4 Neutrofil segmen 71 37 – 80 ( high )
5 Limposit s1 10 - 50
6 Monosit 6
11 0 - 12
7 Eritrosit 5.74 4.69 – 6.13
8 Hemoglobin 14.8 14.1 – 18.1
9 Leukosit 8.1 4.6 – 10.2
10 Hematokrit 48 43.5 - 53.7
11 Trombosit 156 142 - 424
27
3.1.6 Medikasi
Medikasi adalah zat yang digunakan dalam diagnosis, terapi penyembuhan, penurunan atau
pencegahan penyakit. Obat-obatan yang diberikan kepada klien selama dirawat yaitu:
1. Spasmolit 2 X 1tab
menghentikan kejang otot pada organ pencernaan yang menjadi salah satu gejala dari Irritable
Kontrakindikasi : Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komposisi
dari spasmolit, pasien yang memiliki riwayat penyakitmya asthenia gravis (kelemahan otot),
Efek Samping : Sindrom iritasi usus, diverticulitis (Divertikulitis adalah kondisi di mana
kantung pada kolon (usus besar) mengalami peradangan atau infeksi ), dan kondisi lainnya.
2. Cefotaxime 2 X 1gr
bakteri, seperti infeksi pernapasan bagian bawah, infeksi saluran kemih, penceernaan, dan
gonore.
Kontraindikasi : Alergi penisilin, penyakit ginja,Penyakit hati, Kelainan pada perut atau
usus misalnya colitis, Diabetes atau Kelainan ritme jantung.
Efeksamping : Diare berair atau berdarah, ruam, memar, kesemutan, mati rasa, nyeri, otot
lemah, detak jantung tidak teratur, demam, menggigil, sakit pada tubuh,
gejala flu, mudah memar atau berdarah, lemah lesu tidak biasa
28
3. Ranitidine 2 X 1 Amp
Kontraindikasi : Jika terjadi porfiria akut atau hipersensitivitas terhadap ranitidin atau
komponen obat tersebut. Peringatan penggunaan ranitidin untuk menyesuaikan dosis pada
nyeri perut
4. Ondansentron 2 X 4 mg
Indikasi : Untuk mengatasi mual dan muntah yang mungkin terjadi akibat
Efek samping : Sakit kepala, sembelit, lelah dan lemah, meriang, mengantuk dan pusing.
29
Setelah melakukan pengkajian, penulis membuat analisa data. Data-data yang ditemukan baik
subjektif dan objektif yang dapat dilihat dalam tabel 3.5 dibawah ini.
DO : - Konsistensi feses
cair
- Bising usus
hiperaktif
- Mual, muntah
2 DS : Pasien mengatakan gangguan
lemas keseimbangan
berhubungan
- BAB 5-6 X/ Hari
dengan out put
- Konsistensi cair
berlebihan.
3 DS : Pasien mengatakan Gangguan
berhubungan
30
- Diare
- Bising Usus 32 X/
menit
Berdasarkan analisa data pada tabel 3.4, maka dapat diangkat diagnosa keperawatan:
a) Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan defekasi ± 5-6 x/hari.
Asuhan keperawatan diberikan selama 14 kali 24 jam dengan harapan masalah dapat teratasi dengan
kriteria hasil menggunakan metode SMART (Specific, Measurable, Ataiinable, Rasional and Timing)
dengan memberikan intervensi keperawatan dengan metode ONEC (Observation, Nursing needed,
Nama: Tn.D Umur: 53 Tahun Dx: GEA Kamar: Bed 15 Dokter: Dr.Albert
9 Februari Diare berhubungan Setelah dilakukan 1. Ukur TTV pasien 1.Mengetahui keadaan -Jam 08.00 At.14.30
tindakan 2. Pantau dan berikan umum pasien. Mengukur TTV pasien S: “Diare sudah
2021 dengan proses infeksi
keperawatan selama cairan infus kepada 2. Mencegah terjadinya berkurang”
ditandai dengan defekas 1x12 jam, pasien dehidrasi kepada pasien. T : 36.5℃ R : 21 x/m O:- BAB 3 x/hari
± 5-6 x/hari. diharapkan pasien 3. Kaji status diare pasien 3. Mengetahui status diare P : 78 x/m BP : 120/80 mmhg - Tidak ada mual
tidak lagi cemas dan (konsistensi, warna, pasien. muntah
DS : BAB 5-6 X / Hari stress frekuensi defekasi 4. Mencegah distensi - Memantau infus pasien RL 30gtt - BU : 24x/m
DO : - Konsistensi Kriteria Hasil: pasien) gaster
- Turgor kuilit
4. Anjurkan pasien makan 5. Mengetahui resiko - Mengkaji status diare pasien
feses cair sedang
- Mengeluaran sedikit tapi sering, serta dehidrasi. ( Bab cair berwarna kuning)
- Turgor kulit tingkatkan porsi secara 6. Mengetahui status -
feses paling A: Masalah Teratasi
kering bertahap nurtrisi pasien. - Menganjurkan pasien makan
tidak 3 kali / 5. Amati turgor kulit 7. sedikit tapi sering dengan porsi sebagian
- Bising usus hari secara berkala meningkat secara bertahap P: Lanjutkan Intervensi
hiperaktif - Merespon 6. Ukur BB setiap hari - Mengamati turgor kulit pasien
keinginan 7. Monitor bising usus ( turgor kulit kering )
- Mual, muntah pasien - Mengukur berat badan
untuk BAB
pasien
secara tepat 8. Koloborasi dengan ( BB : - STGallant
waktu dokter dalam pemberian - Memonitor bising usus
- Konsistensi obat pasien
feses padat - ( BU :
- Bising usus - Berkoloborasi dengan
normal dokter dalam pemberian obat
- Tidak mual antibiotik
muntah ( Diberikan obat cefotaxime 2x1 gr )
32
- Muntah setiap
makan
33
Tabel 3.7
Catatan Perkembangan
12.00
6. Ukur BB setiap hari
Monitor bising usus pasien
13.00
7. Koloborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
35
36
13.00
5. Koloborasi dengan dokter -ST.Gallant
dalam pemberian obat.
37
A: Masalah
teratasi
P: Kaji masalah
lain
-ST.Gallant
3.5 Evaluasi
asuhan keperawatan yang diberikan dengan menulis pada format penulisan kasus dimana
pengkajian den pemberian intervensi didampingi oleh perawat yang bertugas untuk
menangani pasien tersebut. Pendokumentasian yang dilakukan selama 8 jam dalam waktu
3 hari dengan menggunakan SOAP (subyektif, obyektif, analisa, dan perencanaan) dan
hidup bersama dengan keluarganya yang masih bingung dengan penyakit Gastroenteritis
Akut. Upaya pencegahan diare tergantung kepada kedisiplinan seseorang dalam menjaga
kebersihan makanan dan minuman. Dengan menerapkan kebiasaan bersih, seseorang dapat
terhindar dari virus atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan diare. Dianjurkan
untuk:
1. Rajin mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh
daging yang belum dimasak, sehabis dari toilet, atau setelah bersin dan batuk.
2. Bersihkan tangan dengan sabun, dan bilas dengan air bersih.
3. Mengonsumsi makanan yang sudah dimasak.
4. Hindari memakan buah-buahan atau sayuran mentah yang tidak dipotong sendiri.
5. Minum air matang.
Hal yang dipersiapkan untuk saat pasien pulang adalah dengan memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang pengolahan makanan yang harus makan dan