Anda di halaman 1dari 9

ANALISA PERENCANAAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PT.

MUNCUL
ABADI DENGAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING

Iksan
Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Email : xsn_faruq@yahoo.com

Abstract

P roduction capacity planning this company have obstacle in meeting its production target, then company oftentimes
unable to fulfill consumer demands. It can be inflict the company loose. The problems is how planning production
capacity based on Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Method in order to make consumers demand be able to
supplied? “ The researcher attempt to resolving problem in PT Muncul Abadi by aiming calculate product capacity
plan based on Rough Cut Capacity Planning Method and determine required product. To be useful as consideration
for the company in planning production. Forecast done within the coming one year term. Capacity planning base on
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Method.
From forecast result toward previous demand quantity period within 12 periods we could be make production index
schedule and order Bill of Resources with standard time that is 0,000316 hours/kg. Able to know machine capacity
need in 1 workday = 8 hours day, with 3 shifts per day, 1 week = 6 workdays, 1 month = 25 effective workdays then
: available time per month = 25 effective workdays x 8 hours day x 3 shift per day = 600 hours/month. Available
capacity for Washing machine = 1.394 hours/month. Available capacity for Crushing machine = 1.394 hours/month.
Available capacity for Pelletizing machine = 1.859 hours/month.

Keywords : Planning, Capacity, Production, Method, Rough Cut Capacity Planning.

PENDAHULUAN atau yang biasa disebut dengan Biji Plastik. Produk


Keberhasilan dari perencanaan dan pengendalian Pellet yang dihasilkan oleh perusahaan ini ada 3 jenis,
manufacturing membutuhkan perencanaan kapasitas yaitu : Pellet jenis Polyprophylen (PP), Pellet jenis
yang efektif agar dapat memenuhi jadwal produksi PP ini bahan bakunya berupa pembungkus sabun,
yang telah ditetapkan. Kekurangan kapasitas akan deterjen, shampoo,dll. Pellet jenis Polyethylen
menyebabkan kegagalan dalam memenuhi terget (PE), Pellet jenis PE ini bahan bakunya berupa
produksi sehingga terjadi keterlambatan pengiriman terpal dan plastik kresek. Pellet jenis High Density
ke pelanggan yang dapat menyebabkan perusahaan (HD), Pellet jenis HD ini bahan bakunya berupa
kehilangan kepercayaan yang mengakibatkan kertas pembungkus tebal. Produk ini digunakan
reputasi perusahaan akan menurun atau hilang sebagai campuran pembuatan produk alat–alat
sama sekali. Kelebihan kapasitas juga dapat rumah tangga yang terbuat dari plastik,tali raffia,
mengakibatkan tingkat utilitas sumber–sumber bak,kursi plastik, dll. Pellet jenis Polyprophylen di
daya yang rendah, biaya meningkat, harga produk perusahaan ini produk yang paling banyak di pesan
menjadi tidak kompetitif, kehilangan pangsa pasar oleh konsumen, sehingga dapat mendatangkan
dan penurunan keuntungan. Dengan demikian profit paling banyak untuk perusahaan, untuk
kekurangan kapasitas maupun kelebihan kapasitas itu produk Pellet jenis Polyprophylen ini dipilih
akan memberikan dampak negatif bagi system sebagai obyek penelitian.
manufacturing, sehingga perencanaan kapasitas PT Muncul Abadi ini mempunyai karyawan
yang efektif adalah menyediakan kapasitas sesuai produksi sebanyak 150 orang dan area pemasaran
dengan kebutuhan pada waktu yang tepat. produk ini berada di dalam negeri, antara lain:
PT Muncul Abadi merupakan salah satu industri PT Yanaprima Hasta Persada sidoarjo, Pasuruan,
manufacturing yang bergerak dalam bidang usaha Malang, Surabaya, dll. Perusahaan ini pertama kali
daur ulang plastik, yang produksinya berupa Pellet produksi pada tahun 1997 dan pada tahun 1999
91
produk ini juga di eksport ke negara Cina dengan beserta upaya untuk mencapai tujuan tersebut.
order produksinya di buat atas dasar “custumer Kemudian untuk mempunyai tujuan tersebut
order“ (make to order). dicari alternatif cara kerja yang paling tepat
Perencanaan kapasitas produksi perusahaan untuk mencapainya.(Gitosudarmo,Indriyo.1988.
ini mengalami kendala dalam memenuhi target hal 27-28). Perencanaan produksi ini merupakan
produksinya, sehingga perusahaan sering kali suatu fungsi yang menentukan batas-batas (level)
tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. dari kegiatan perusahaan di masa mendatang.
Hal ini dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Berdasarkan rencana-rencana produksi yang telah
Bagaimana merencanakan kapasitas produksi disusun, pimpinan perusahaan dapat menentukan
berdasarkan metode Rough Cut Capacity Planning langkah-langkah sebagai berikut : a. Bilamana
(RCCP) agar permintaan para pelanggan dapat kegiatan produksi dimulai dan berapa banyak buruh/
terpenuhi ?” pekerja yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi
tersebut b. Menentukan alat-alat dan perlengkapan
Tujuan Penelitian
yang diperlukan dalam proses produksi ; c. Tingkat
Menghitung rencana kapasitas produk
persediaan yang dibutuhkan.
berdasarkan metode Rough Cut Capacity Planning
Tujuan perencanaan produksi ini adalah :
(RCCP) dan menentukan kapasitas produksi yang
1. Untuk mencapai tingkat/level keuntungan (profit)
dibutuhkan.
tertentu. Misalnya berapa hasil (output) yang
Adapun manfaat dari penelitian ini sangat
diproduksi supaya dapat dicapai tingkat/level
berguna Sebagai bahan pertimbangan bagi
profit yang diinginkan dan tingkat persentase
perusahaan dalam merencanakan produksi.
tertentu dari keuntungan (profit) setahun
Penelitian hanya dilakukan pada produk Pellet
terhadap penjualan (sales) yang diinginkan.
jenis Polyprophylen. Penelitian menggunakan data
2. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil
permintaan dan data produksi satu tahun. Peramalan
atau output perusahaan ini tetap mempunyai
dilakukan untuk jangka waktu satu tahun yang akan
pangsa pasar (market share) tertentu.
datang. Perencanaan kapasitas berdasarkan metode
3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan ini
Rough Cut Capacity Planning (RCCP).
dapat bekerja pada tingkat efisiensi tertentu.
Tinjauan Pustaka 4. Untuk mengusahakan dan mempertahankan
1. Perencanaan Produksi supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang
Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan sudah ada tetap bersangkutan.
menentukan arah awal dari tindakan-tindakan yang 2. Perencanaan Kapasitas
harus dilakukan di masa mendatang, apa yang harus Strategi operasi jangka panjang suatu
dilakukan, berapa banyak melakukannya dan kapan organisasi sampai tingkat dinyatakan dalam
harus melakukan karena perencanaan ini berkaitan rencana kapasitas. Dalam hubungannya dengan
dengan masa mendatang, maka perencanaan disusun rencana kapasitaslah hal-hal berikut ini harus
atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data dipertimbangkan. Bagaimanakah kecenderungan
masa lalu dengan menggunakan beberapa asumsi. pasarnya, baik dalam ukuran, lokasi pasar maupun
Oleh karena itu perencanaan tidak akan selalu inovasi teknologi, sejauh mana faktor-faktor ini
memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan dapat diperkirakan-diperkirakan, Apakah terlihat
dalam rencana tersebut, sehingga setiap perencanaan adanya inovasi teknologi di masa depan yang akan
yang dibuat harus dievaluasi secara berkala dengan memebrikan dampak pada produk dan jasa,
jalan melakukan pengendalian.(Nasution,Arman Bagaimana pengaruh produk baru pada
Hakim.1999.hal 11) kebutuhan kapasitas. Apakah terlihat adanya
Hasil perencanaan produksi adalah sebuah inovasi dalam proses di masa depan yang akan
rencana kerja. Rencana kerja yang kita buat mempengaruhi metode produksi, Apakah sistem
haruslah merupakan alternatif yang paling baik produksi yang lebih kontinyu cocok di masa depan,
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara Bagaimana kebutuhan kapasitas dipengaruhi oleh
efektif dan efisien. Karena akan menyebabkan inovasi dalam proses produksi, Apakah akan
faktor-faktor produksi yang kita gunakan menguntungkan untuk melakukan integrasi secara
berlebihan, oleh karena itu maka perencanaan tidak vertical selama jangka waktu perencanaan, dalam
lain merupakan penentuan tujuan utama organisasi merencanakan kapasitas baru, apakah kita akan
92
mengembangkan fasilitas yang suidah ada atau contoh, perusahaan penerbangan menggunakan
akan membangun pabrik baru, Berapakah ukuran jumlah kursi–mil yang tersedia (jumlah kursi
pabrik yang optimal, Apakah serangkaian unit dikalikanb jarak penerbangan) sebagai ukuran
kecil ditambahkan apabila dibutuhkan, atau unit kapasitas. Mereka tidak menggunakan “jumlah
yang lebih besar ditambahkan secara periodik, kursi” saja, karena ukuran seperti itu tidak
Apakah kebijakannya adalah menyediakan memberikan petunjuk mengenai penggunaan kursi
kapasitas sedemikian hingga dimungkinkan adanya tersebut. Demikian juga, sebuah restoran tidak
kehilangan penjualan dalam jumlah tertentu, akan menggunakan jumlah kursi sebagai ukuran
ataukah seluruh permintaan harus dipenuhi. kapasitasnya, karena itu dapat digunakan. Jadi,
Masalah-masalah strategis ini harus dipecahkan ukuran yang tepat adalah berapa kursi dan berapa
sebagai bagian perencanaan kapasitas. Dalam kali dapat melayani pembeli.(Buffa,Elwoods.1999
menilai alternatif-alternatif, maka pendapatan, biaya hal 121) Proses Perencanaan Kapasitas Proses
modal, dan biaya operasi dapat diperbandingkan, dalam perencanaan kapasitas dapat diringkaskan
tetapi manajer mungkin harus menimbang akibat sebagai berikut :
yang mungkin dari masalah strategis itu terhadap 1. Memperkirakan permintaan di masa depan,
keuntungan dari kerugian ekonomis. termasuk dampak dari teknologi, persaingan
3. Definisi Kapasitas dan lainnya.
Kapasitas adalah kemmapuan pembatas dari 2. Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan
unit produksi untuk memproduksi dalam waktu kapasitas fisik.
tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk 3. Menyusun piihan rencana kapasitas yang
keluaran (output) per satuan waktu, tetapi kapasitas berhubungan dengan kebutuhan itu.
adalah konsep, karena harus dihubungkan dengan 4. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan
sejauh mana suatu peralatan digunakan. Sebagai rencana.
contoh, bisa saja ditetapkan sebagai kebijakan 5. Meninjau resiko dan pengaruh strategi pada
untuk bekerja hanya 5 hari seminggu, satu shift pilihan rencana.
dalam sehari, dan produksinya 1.000 satuan per 6. Memutuskan rencana pelaksanaan.
minggu. (Buffa,Elwoods.1999.hal 122)
Dengan dasar ini kita dapat mengatakan bahwa
kapasitas normal adalah 1.000 satuan output per 5. Hierarki Perencanaan Prioritas dan
minggu. Tetapi batas ini dapat ditingkatkan dengan Perencanaan Kapasitas dalam Sistem
kerja lembur sehingga batas kapasitas dengan kerja Manufacturing
lembur menjadi 1.150 satuan. Dengan menambah Rough Cut capacity Planning (RCCP) merupakan
shift kedua, kapasitas dapat ditingkatkan lebih urutan kedua dari hierarki perencanaan kapasitas-
lanjut menjadi 1.800 satuan per minggu. Cara kapasitas yang berperan dalam mengembangkan
lain untukmeningkatkan batas kapasitas adalah MPS.
dengan melakukan sub-kontrak apabila mungkin. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang
Jadi, mengubah kebijakan mengenai pemanfaatan RCCP, perlu dikemukakan hierarki perencanaan
peralatan dapat mengubah kapasitas tanpa prioritas (priority planning) dan perencanaan
menambah peralatan. Sumber kapasitas ini dapat kapasitas (capacity planning). Untuk lebih
memberikan manajer keluwesan dalam menyusun jelasnya kita tampilkan kembali sistem MRP
perencanaan kapasitas. II. Pada dasarnya perencanaan manufacturing
4. Ukuran Kapasitas (manufacturing planning) mencakup perencanaan
Apabila satu output itu homogen, satuan terhadap output dan input dari operasi manufacturing
kapasitasnya jelas. Misalnyasebagai satuan output yang dikelompokkan dalam dua jenis perencanaan,
pabrik mobil menggunakan jumlah mobil, pabrik yaitu : perencanaan prioritas (priority planning)
bir menggunakan jumlah krat botol bir, dan yang berkaitan dengan perencanaan input.
pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan Selanjutnya apabila dikaitkan secara langsung
megawatt listrik. dengan perencanaan prioritas dan perencanaan
Kalau satuan output itu berbeda-beda, biasanya kapasitas, hierarki dari sistem MRP II akan tampak
digunakanlah ukuran pembatas pada kemampuan seperti dalam gambar ini.
peralatannya sebagai ukuran kapasitas, sebagai
93
Gambar Hierarki perencanaan prioritas dan kapasitas dalam sistem MRP II
Dari Gambar tampak bahwa perencanaan Keberhasilan perencanaan dan pengendalian
produksi (production planning) dan perencanaan manufacturing membutuhkan perencanaan
kebutuhan sumber daya (Resource Requirement kapasitas yang efektif, agar mampu memenuhi
Planning, RRP) termasuk dalam tingkat perencanaan jadwal produksi yang ditetapkan. Kekurangan
strategik yang dilakukan oleh manajemen puncak kapasitas akan menyebabkan kegagalan memenuhi
(top management). Perencanaan produksi dan target produksi, keterlambatan dan pengiriman ke
kebutuhan sumber daya berada pada level yang pelanggan, dan kehilangan kepercayaan dalam
sama, dan merupakan level pertama dari hierarki sistem formal yang mengakibatkan reputasi
perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas. dari perusahaan akan menurun atau hilang sama
Perencanaan kapasitas menentukan sumber- sekali. Pada sisi lain, kelebihan kapasitas akan
sumber daya (input) atau tingkat kapasitas yang mengakibatkan tingkat utilisasi sumber-sumber
dibutuhkan oleh operasi manufacturing untuk daya yang rendah, biaya meningkat, harga produk
memenuhi jadwal produksi atau output yang menjadi tidak kompetitif, kehilangan pangsa pasar,
diinginkan, membandingkan kebutuhan produksi penurunan keuntungan dan lain-lain. Dengan
dengan kapasitas yang tersedia dan menyesuaikan demikian, kekurangan kapasitas maupun kelebihan
tingkat kapasitas atau jadwal produksi perencanaan kapasitas akan memberikan dampak negatif bagi
kapasitas mencakup kebutuhan sumber-sumber daya sistem manufaktur, sehingga perencanaan kapasitas
manufacturing seperti : jam mesin, jam tenaga kerja, yang efektif adalah menyediakan kapasitas sesuai
fasilitas peralatan, ruang untuk tempat penyimpanan dengan kebutuhan pada waktu yang tepat. Sistem
(warehouse space), rekayasa (engineering), energi, manufacturing tidak dapat memproduksi prioritas
dan sumber-sumber daya keuangan. Dalam sistem (output) yang diinginkan tanpa memiliki kapasitas
MRP II, perencanaan kapasitas tidak mencakup (input) yang cukup. karena itu, dalam sistem
material, karena perencanaan material ditangani manufacturing modern aktivitas perencanaan
oleh fungsi perencanaan prioritas melalui prioritas (priority planning) sejajar dengan aktivitas
penjadwalan produksi induk (Master Production perencanaan kapasitas, sehingga terdapat suatu
MPS) dan perencanaan kebutuhan material hierarki dari rencana-rencana kapasitas (capacity
(Material Requirements Planning, MRP). plants) yang sejajar dan sesuai dengan hierarki dari
94
rencana-rencana prioritas (priority plans), seperti periode waktu akan memberikan beban total
ditujukan dalam gambar di atas per periode waktu untuk setiap pusat kerja
2.4 Rough Cut Capacity Planning (RCCP) (work center).
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah 6. RCCP adalah lebih terperinci dari pada RRP,
suatu metode yang dipakai untuk menguji apakah karena RCCP menghitung beban untuk semua
perencanaan yang dituangkan dalam MPS fisibel item yang dijadwalkan dan dalam periode
atau tidak dibandingkan dengan kapasitas yang waktu actual.
tersedia. RCCP digunakan untuk menguji kelayakan Apabila proses RCCP mengindikasikan bahwa
kapasitas dari suatu rencana jadwal induk produksi MPS adalah layak, MPS akan diteruskan ke proses
(MPS) sebelum MPS ditetapkan. Prosedur ini MRP guna menentukan bahan baku atau material,
dilakukan untuk memberi keyakinan bahwa MPS komponen dan Sub assemblies, yang dibutuhkan.
tidak melebihi kapasitas yang ada pada semua pusat Dalam perusahaan yang berorientasi pada
kerja yang dapat menghambat kelancaran proses kapasitas seperti industri kimia, apabila RCCP
manufacturing. (Herjanto,Eddy.1999.hal.275) mengidentifikasikan ada masalah dengan MPS.
Tujuan dari Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Perencanaan harus mengubah MPS melalui salah
adalah mengidentifikasi sumber daya untuk satu menjadwalkan ulang perasanan-pesaanan
memenuhi jadwal induk produksi. Salah satu pelanggan (customer order) atau melalui
teknik RCCP adalah perencanaan kapasitas dengan pemberitahuan ke bagian pemasaran untuk tidak
menggunakan factor-faktor keseluruhan. menjual melebihi kapasitas yang ada. (Gasperz,
Pada dasarnya terdapat empat tingkat dalam Vencent. 2001. hal 128–129) Pada dasarnya RCCP
hierarki perencanaan prioritas dan kapasitas yang didefinisikan sebagai proses konversi dari rencana
terintegrasi, antara lain : produksi dan/atau MPS ke dalam kebutuhan
1. Perencanaan Produksi dan Perencanaan kapasitas yang berkaitan dengan sumber-sumber
Kebutuhan Sumber Daya daya kritis, seperti: tenaga kerja, mesin dan
2. Penjadwalan Produksi Induk (MPS) dan Rough peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok,
Cut Capasity Planning (RCCP) material dan parts, dan sumber daya. RCCP adalah
3. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan serupa dengan Perencanaan Kebutuhan Sumber
Perencanaan Kevbutuhan Kapasitas (CRP). Daya (Resource Requirements Planning=RRP),
4. Pengendalian Aktivitas Produksi (PAC) dan kecuali bahwa
pengendalian Input/Output serta Operasi RCCP adalah lebih terperinci dari pada RRP dalam
Squencing.(Gasperz, Vincent.2001. hal. 125 – beberapa jal seperti: RCCP didisagregasikan
128) ke dalam level item aatau SKU (Stock keeping
5. Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Unit); RCCP didisagregasikan berdasarkan
menentukan apakah sumber daya yang periode waktu harian atau mingguan; dan RCCP
direncanakan adalah cukup untuk melaksanakan mempertimbangkan lebih banyak sumber dayaa
MPS. RCCP menggunakan definisi (Product produksi. beberapa perbedaan spesifik antara
load profiles, bills of capacity, bills of resource, RRP dan RCCP dapat dilihat pada Tabel sebagai
atau bill of labor). Penggandaan beban per unit berikut.
dengan kuantitas produk yang dijadwalkan per
Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya (RRP) dan RCCP

95
Pada dasarnya terdapat empat langkah yang master scheduling) pada dasarnya berkaitan
diperklukan untuk melaksanakan RCCP, sebagai dengan bagaiaman menyusun dan memperbaharui
berikut : jadwal produksi induk (Master Production
1. Memperoleh informasi tentang rencana Scheduling=MPS), memproses transaksi dari MPS,
produksi dari MPS memelihara catatan-catatan MPS, mengevaluasi
2. Memperoleh informasi tentang struktur produk efektivitas dari MPS, dan memberikan laporan
dan waktu tunggu (lead time) evaluasi dalam periode waktu yang teratur untuk
3. Menentukan bill of resource keperluan umpan-balik dan tinjauan ulang.
4. Menghitung kebutuhan sumber daya spesifik Berdasarkan uraian di atas, kita mengetahui
dan membuat laporan RCCP.(Garperz, Vincent. bahwa MPS berkaitan dengan pernyataan tentang
2001. hal. 173) produksi, dan bukan pernyataan tentang permintaan
2.5 Konsep Dasar Tentang Aktivitas Penjadwalan pasar. MPS sering didefinisikan sebagai anticipate
Produksi Induk build schedule untuk item-item yang disusun
Sebelum memulai pembahasan tentang oleh perencana jadwal produksi induk (master
penjadwalan produksi induk (Master Production scheduling). MPS membentuk jalinan komunikasi
Scheduling=MPS) perlu dikemukakan kedua istilah antara bagian pemasaran dan bagian manufacturing,
tentang MPS, yaitu: (1) Penjadwalan produksi sehingga seyogyanya bagian pemasaran juga
induk (master production scheduling=MPS), dan mengetahui informasi yang ada dalam MPS
(2) Jadwal produksi induk (Master Production terutama berkaitan dengan ATP (Available To
Scheduling=MPS). Pada dasarnya istilah MPS Promise) agar dapat memberikan janji yang akurat
untuk jadwal produksi induk. (Master Production kepada pelanggan. Jangan sampai di era globalisasi
Scheduling=MPS) merupakan hasil dari aktivitas yang menuntut profesionlisme tinggi, apabila
penjadwalan produksi induk (Master Production ada pertanyaan dari pelangga tentang : “Apakah
Scheduling=MPS). Dengan demikian apabila pesanan saya bisa dikirim pada tanggal 15 April
ditemukan uraian yang berkaitan dengan aktivitas (tahun tertentu)?” lalu masih dijumpai jawaban dari
proses untuk menghasilkan MPS, yang dimaksudkan orang-orang di bagian pemasaran berupa : “Wah,
dengan MPS di sini adalah jaadwal produksi induk saya tidak bisa menentukan karena semuanya
(Master Production Scheduling=MPS). Sedangkan tergantung pada bagian produksi di pabrik, mereka
istilah MPS untuk penjadwalan produksi induk yang menyusun jadwal, apalagi pesanan lagi banyak
(master production scheduling=MPS) mengacu dan menumpuk, serta kapasitas produksi kami
pada aktivitas proses untuk menghasilkan jadwal terbatas!” Jawaban seperti ini menunjukkan bahwa
produksi itu. industri manufaktur itu dikelola oleh orang-orang
Pada dasarnya jadwal produksi induk (Master yang tidak profesional, karena tidak ada penerapan
Production Scheduling = MPS) merupakan suatu sistem manajemen manufaktur dalam industri itu.
pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts (Gasperz,Vincent.2001.hal 141-142)
pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan
industri manufaktur yang merencanakan produksi induk (MPS) membutuhkan lima input
memproduksi output berkaitan dengan kuantitas utama seperti dalam Gambar
dan periode waktu. MPS mendisagregasikan dan
mengimplementasikan rencana produksi. apabila
rencana produksi yang merupakan hasil dari proses
perencanaan produksi (aktivitas pada level 1 dalam
hierarki perencanaan prioritas) dinyatakan dalam
bentuk agregat, jadwal produksi induk (Master
Production Scheduling=MPS) yang merupakan
hasil dari proses penjadwalan produksi induk
(Master Production Scheduling=MPS) dinyatakan
dalam konfigurasi spesifik dengan nomor-nomor
item yang ada dalam item master dan BOM (Bills
of Material) files. Aktivitas penjadwalan produksi
induk (master production scheduling=MPS or
96
Gambar Proses Penjadwalan Produksi Induk Sumber : Gasperz, Vincent. 2001 : 143
Data permintaan total merupakan salah satu perencanaan yang berada pada level 2 dalam hierarki
sumber data bagi proses penjadwalan produksi perencanaan prioritas, sedangkan perencanaan yang
induk. Data permintaan total berkaitan dengan berada pada level 1 (level yang lebih tinggi) dakam
ramalan penjualan (sales forecasts) dan pesanan- hierarki perencanaan prioritas. Pada dasarnya
pesanan (orders). Status inventori berkaitan terdapat sejumlah perbedaan antara rencana
dengan informasi tentang on-hand inventory, stok produksi (production plan) dan jadwal produksi
yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu induk (Master Production Scheduling=MPS) yang
(allocated stock), pesanan-pesanan produksi dan merupakan hasil dari kedua aktivitas perencanaan
pembelian yang dikeluarkan (released production tersebut
and purchase orders) dan firm planned orders.
METODE
MPS harus mengetahui secara akurat berapa banyak
inventori yang tersedia dan menentukan berapa
banyak yang harus dipesan. Rencana produksi
memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS
harus menjumlahkannya untuk menentukan tingkat
produksi, inventori dan sumber-sumber daya lain
dalam rencana produksi itu. Data perencanaan
berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing
yang harus digunakan, sbrimkage factor, stok
pengaman (safety stock) dan waktu tunggu (lead
time) dari masing-masing item yang biasanya
tersedia dalam file induk dari item (Item Master File).
Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas
untuk mengimpelementasikan MPS menjadi salah
satu input bagi MPS. Pada dasarnya RCCP dan
MPS merupakan aktivitas perencanaan yang berada
pada level yang sama (level 2) dalam hierarki
perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas
pada sistem MRP II. RCCP menentukan kebutuhan
kapasitas untuk mengimplementasikan MPS,
menguji kelayakan jadwal produksi induk (master
scheduler) untuk mengambil tindakan perbaikan
apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian aantara
penjadwalan produksi induk dan kapasitas yang
tersedia. Seperti telah dikemukakan dalam sistem
MRP II, penjadwalan produksi induk (Master
Production Scheduling=MPS) merupakan aktivitas Gambar Flow- Chart Metode Penelitian
97
Hasil dan pembahasan mesin dengan 1 hari kerja = 8 jam kerja, dengan 3
Setelah melakukan pengolahan dan analisa shift per hari, 1 minggu = 6 hari kerja , 1 bulan = 25
data, maka penulis dapat mengambil kesimpulan hari kerja efektif maka:
sebagai berikut: Dari perhitungan dapat diketahui Waktu tersedia per bulan = 25 hari kerja efektif x 8
jenis peramalan yang digunakan adalah metode jam kerja x 3 shift per hari = 600 jam/bulan
Single Exponensial Smoothing.Nilai MAD nya Kapasitas yang tersedia untuk mesin Washing = 3
sebesar 102044,3. dibandingkan dengan Double x 600 x 0,88 x 0,88 = 1.394 jam/bulan
Exponensial Smoothing.Nilai MAD nya sebesar Kapasitas yang t ersedia untuk mesin Crushing = 3
102852,4 atau dengan Weighted Moving Avarages x 600 x 0,88 x 0,88 = 1.394jam/bulan
Model yang nilai MAD nya sebesar 90099,63. Kapasitas yang tersedia untuk mesin Pelletizing =
Dari hasil peramalan terhadap jumlah permintaan 4 x 600 x 0,88 x 0,88 = 1.859 jam/bulan
periode sebelumnya dengan 12 periode kita dapat
membuat jadwal induk produksi dan menyusun Bill 4. Dapat mengetahui Capacity Load Profile
Of Resoursce dengan jam standart yaitu 0,000316 masing-masing mesin
jam/kg. Dapat mengetahui kebutuhan kapasitas

Gambar Capacity Load Profile Mesin Washing

Gambar Capacity Load Profile Mesin Crushing

Gambar Capacity Load Profile Mesin Pelletizing


98
Keterangan: ▬ Kapasitas Tersedia ; Konseptual Sampai Operasional, Erlangga,
■ Kapasitas Yang Dibutuhkan Jakart.
Kotler , Philips , 1987 , “ Dasar Dasar Pemasaran
Dari gambar diatas kebutuhan actual lebih “, Edisis Tiga, Jilid Satu, Penerbit Intermeddia
kecil dari pada kapasitas yang tersedia dan jadwal Jakarta
induk produksi layak/dapat dipergunakan pada Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode
perusahaan. Penelitian Survai, jakarta, 1989.
Niti Semito , 1984,” Marketing “, Edisi Kelima ,
KESIMPULAN Penerbit Yudistira
Perusahaan dapat memproduksi produk Pellet Nasution, Arman H, 1995, Perancangan &
Polyprophylen lebih banyak lagi karena kapasitas Pengendalian persedian, Departemen Teknik
mesin yang tersedia masih cukup dari kapasitas Industri, ITS, Surabaya.
yang dibutuhkan. Perusahaan dapat merencanakan Sofyan Assauri, 1993, Manajemen Produksi,
kembali jadwal induk produksi, agar dapat Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
menjadwalkan pesanan-pesanan produksi. Indonesia.
Siagian P., 1987, Penelitian Operasional : Teori dan
Daftar Pustaka Praktek, UI-Press, jakarta
Alhusin, Syahri, Aplikasi Statistik Praktis dengan Sciffman, Leon G. , Leslie L. Kanuk, Consumer
Menggunakan SPSS 10 for Windows, edidsi Behavior. Prentice Hall Inc. , Englewood Cliffs,
kedua, Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2003 fourth edition, 1981, New Jersy
Assauri, Sofyan. Manajemen Produksi dan Singgih aSntoso ,2002, SPSS,”Statistic
Operasi. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Multivariate “ Edisi Pertama , Penerbit PT.
Indonesia. 1999 Gramedia Jakarata
Basu Swasata, 1997, “Analisa Perilaku Konsumen Santoso. Budi, 1997, Manajemen Proyek, Edisi
Dalam Upaya Penyusunan Strategi Ketiga, Gubna Widya, Jakarta Suta Laksana,
Pemasaran Yang Tepat Dan Efektif ”, Edisi Iftikar Z. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung.
Kedua, Penerbit Gramedia Jakarta ITB. 1979
Buffa, 1995, Managemen Produksi / Operasi, T. Ali Haedar, 1986, Prinsip-Prinsip Network
Penerbit Erlangga, Jakarta. Planning, PT. Gramedia, Jakarta.
Chapnish, A. 1983, Introduction to Human Factor Teguh Baroto, 2002, Perencanaan dan
Consideration in System Design, In C.M. Pengendalian Produksi, Penerbit Ghalia
Mitchel, P. Van Balen and K. Moe Leas, Nasa Indonesia.
Conference Publ. 2246, Washington. T. Hani Handoko, 1994, Manajemen, Edisi Kedua,
Bambang Tri Cahyono , 1996, “ Manajemen BPFE, Yogyakarta
Pemasaran “ IPWI Jakarta Tjutju Tarliah Dimyati, Akhmad Dimyati,
Gasperz, Vincent. Produktion Planning And 1994 ; Operations Research, Model-model
Inventory Control. Jakarta. Gramedia Pustaka Pengambilan Keputusan, penerbit PT. Sinar
Utama 2001 Baru Algensindo Bandung
Gitosudarmo, Indriyo. Sistem Perencanaan dan Wignjosoebroto, Sritomo, 1992, Teknik Tata
Pengendalian Produksi Yogyakarta. BPFE. Cara dan Pengukuran Kerja, edisi kedua,
1988 ITS, Surabaya.
Husnan, S. dan Muhammad, S., 1984, Studi
Kelayakan Proyek, BPFE, Yogyakarta.
Hendra Kusuma, 2004, Manajemen Produksi
Perencanaan dan Pengendalian Produksi,
edisi ketiga, Penerbit ANDI, Yogjakarta.
Herjanto, Eddy. Manajemen Produksi dan Operasi.
Jakarta. Binarupa Aksara. 1999
Nasution, H Arman. Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Jakarta. Ganesa widya 1999
Iman Soeharto, 1997, Manajemen Proyek Dari
99

Anda mungkin juga menyukai