Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

COMBUSTIO

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Oleh Dosen Pembimbing Dra. Karyati, M.Pd.

Disusun Oleh:

Wahyu Nur Arifin

17

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

PRODI S1 KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
KONSEP MEDIS.....................................................................................................................3
A. DEFINISI COMBUSTO...............................................................................................3
B. ETIOLOGI....................................................................................................................3
C. TANDA DAN GEJALA................................................................................................4
D. PATOFISIOLOGI........................................................................................................5
E. KLASIFIKASI...............................................................................................................6
F. PEMERIKSAAN PENUNJANGAN PEMERIKSAAN DIGNOTIK......................6
G. PENGKAJIAN..............................................................................................................7
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................7
I. RENCANA KEPERAWATAN....................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. KESIMPULAN............................................................................................................11
B. SARAN.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Combustio (luka bakar) merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis
yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan
dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk
penanganannya. Penyebab Combustio (luka bakar) selain karena api (secara langsung
ataupun tidak langsung), juga karena pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan
kimia. Combustio (luka bakar) karena api atau akibat tidak langsung dari api (misalnya
tersiram panas) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga (Sjamsuhidajat, 2005).

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar resusitasi pada trauma dan


penerapannya pada saat yang tepat diharapkan akan dapat menurunkan sekecil mungkin
angka-angka tersebut diatas. Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi kewaspadaan akan
terjadinya gangguan jalan nafas pada penderita yang mengalami trauma inhalasi,
mempertahankan hemodinamik dalam batas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui
dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin terjadi akibat trauma listrik, misalnya
rabdomiolisis dan disritmia jantung. Mengendalikan suhu tubuh dan
menjatuhkan/mengeluarkan penderita dari lingkungan trauma panas juga merupakan
prinsip utama dari penanganan trauma termal (American collage of surgeon committee on
Trauma, 1997). Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama
terhadap kemungkianan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap
infeksi, mencegah kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi
sebagai organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan
mempengaruhi citra tubuh. Combustio (luka bakar) adalah hal yang umum, namun
merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar dapat dicegah (Horne dan
Swearingen, 2000).

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi, Etiologi dan Patofisiologi Combustio (Luka Bakar)?


2. Bagaimana pengkajian pada klien Luka Bakar?
3. Diagnosa keperawatan apa yang muncul pada klien Luka Bakar dan intervensinya?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada


klien dengan Luka Bakar.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Luka Bakar.


b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Luka
Bakar.
c. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan Luka
Bakar.
d. Mahasiswa mampu menerapkan implementasi keperawatan pada klien dengan
Luka Bakar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP MEDIS

A. DEFINISI COMBUSTO

Combustio (Luka bakar) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau
terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal),
atau radiasi (radiation).

Combustio (Luka Bakar) adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu
panas, kimia, elektrik, radiasi dan thermal (Djohansjah, M, dkk, 1991:365). Combustio
(Luka Bakar) adalah luka yang terjadi bila sumber panas bersentuhan dengan tubuh atau
jaringan dan besarnya luka ditentukan oleh tingkat panas atau suhu dan lamanya terkena
(Doengoes, Marilyn E.2000).

Combustio (Luka Bakar) adalah luka yang disebabkan oleh karena kontak langsung
atau bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan panas, kimia dan sumber lain yang
menyebabkan terbakar (Hudak & Gallo, 1996:927).

3
Combustio (Luka Bakar) adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia, dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam
(Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo,2001).

Combustio (Luka Bakar) adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik atau gigitan hewan (buku Ilmu Ajar bedah Syamsu Hidayat).

B. ETIOLOGI

1. Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh melalui konduksi
atau radiasi elektromagnetik.

a. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn).


b. Seperti Gas, Cairan, bahan padat (solid).
c. Luka Bakar Bahan Kimia (Hemical Burn).
d. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn).
e. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury).

2. Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi 3 fase, yaitu:

a. Fase akut

Ada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena
adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan
keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat sistematik.

b. Fase sub akut

Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan
jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis dan
penguapan cairan tubuh disertai panas/energi.

4
c. Fase lanjut
Fase ini berlansung setelah terjadi penutupan luka smapai terjadi maturasi.
Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut
hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.

C. TANDA DAN GEJALA

1. Derajat I (superficial)

a. Lapisan luar epidermis terbakar.


b. Edema kulit kering.
c. Pucat saat ditekan.
d. Eritema ringan hebat.

2. Derajat II (parsial)

a. Mengenai epidermis.
b. Bila dibersihkan tampak homogery.
c. Pucat bila ditekan.
d. Kemerahan dan kulit melepuh.
e. Sensitif terhadap dingin.

3. Derajat III

a. Mengenai seluruh lapisan kulit.


b. Warna merah tua, hitam, putih atau cokelat.
c. Permukaan kering dan edema.
d. Kerusakan jaringan lemak terlihat.

4. Derajat IV

5
a. Mengenai seluruh jaringan dibawah kulit.
b. Kerusakan jaringan seluruh lapisan kulit.
c. Mengenai muskulus dan tulang (Hudak & Gallo:1996).

5. PATOFISIOLOGI

Luka Bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah sehingga air,


klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat
berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn shock (shock
Hipovolemik) merupakan komplikasi yang sering tubuh terhadap kondisi ini adalah :

1. Respon kardiovaskuler

Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran


kapiler mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang
diikuti dengan punurunan curah jantung Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan
perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.

2. Respon renalis

Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR


menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibatkan gagal ginjal.

3. Respon gastro intestinal

Respon umum pada luka bakar > 20% adalah penurunan aktivitas
gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan
neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlakuan luas. Pemasangan NGT
mencegah terjadinya distensi abdomen, muntah dan aspirasi.

6
4. Respon imonologi

Sebagian basis mekanik, kulit sebagai mekanisme pertahanan dari organisme


yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme
masuk kedalam luka.

6. KLASIFIKASI

American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Luka Bakar mayor

a. Luka Bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada
anak-anak.
b. Luka Bakar fullthickness lebih dari 20%.
c. Terdapat Luka Bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
d. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan
luasnya luka.
e. Terdapat Luka Bakar listrik bertegangan tinggi.

2. Luka Bakar minor

Luka Bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992)
adalah:

7
a. Luka Bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10%
pada anak-anak.
b. Luka Bakar fullthickness kurang dari 2 %.
c. Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
d. Luka tidak sirkumfer.
e. Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANGAN PEMERIKSAAN DIGNOTIK

1. Laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Thrombosit, Gula darah, Elektrolit, Ureum,


Kreatinin, Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, Analisa gas darah (bila
diperlukan), dll.
2. Rontgen : Foto Thorax, dll.
3. EKG.
4. CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih
dari 30% dewasa dan lebih dari 20% pada anak.

8. PENGKAJIAN

1. Data subyektif
a. Umur.
b. Penyebab.
c. Lamanya kontak.
d. Ada tidaknya asap, gangguan jalan nafas.
e. Lokasi terjadi : tertutup keracunan CO.
f. Pengobatan yang diberikan.
g. Riwayat penyakit yang diderita (DM, Jantung, Epileps, dll)
2. Data obyektif
a. Tanda-tanda vital.
b. Luas Luka Bakar.
c. Kedalaman Luka Bakar.
d. Kotoran.

8
e. Daerah yang terbakar.
f. Gejala hypovolemik syok.

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan ujung-ujung saraf karena Luka Bakar.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema dan efek dari inhalasi asap.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak edukuatnya pertahanan primer, kerusakan
kulit, rauma jaringan prosedur invasif.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan ketahanan dan kekuatan otot.
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit.

10. RENCANA KEPERAWATAN

N Diagnosa Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC


O Keperawatan
1. Nyeri akut -Level Nyeri -Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan dengan -Kontrol Nyeri secara komprehensif.
kerusakan ujung- -Comfort level -Atur posisi tidur senyaman
ujung saraf karena Kriteria Hasil : mungkin.
Luka Bakar. -Pasien mampu mengontrol -Bantu pasien untuk
nyeri (atau penyebab nyeri, berfokus pada aktivitas,
mampu menggunakan teknik bukan pada nyeri dan rasa
nonfarmakologi untuk tidak nyaman dengan
mengurangi nyeri). melakukan pengalihan
-Pasien melaporkan bahwa melalui televise, radio dan
nyeri berkurang dengan interaksi dengan
menggunakan manajemen pengunjung.
9
nyeri. -Ajarkan pasien tentang
-Pasien mengenali skala nyeri, Relaksasi untuk mengatasi
frekuensi dan tanda-tanda nyeri.
nyeri. -Kontrol lingkungan yang
-Pasien menyatakan rasa dapat mempengaruhi nyeri.
nyaman setelah nyeri
berkurang.
2. Pola nafas tidak -Status respirasi -Buka jalan nafas, gunakan
efektif berhubungan -Airway patency teknik chin lift atau jaw
dengan edema dan -Vital sign status thrust bila perlu.
efek dari inhalasi Kriteria Hasil : -Auskultasi suara nafas,
asap. -Pasien mampu batuk efektif. catat adanya suara
-Suara nafas bersih, tidak ada tambahan.
sianosis dan dyspneu pasien
dapat memperlihatkan jalan
nafas yang paten (tidak merasa
tercekik, irama nafas normal,
frekuensi nafas dalam rentang
normal).
3. Kekurangan volume Kriteria Hasil : -Monitor status cairan
cairan berhubungan -Mempertahankan urine output termasuk intake dan output
dengan output yang 30 ml/jam. cairan.
berlebihan. -Tekanan darah, nadi, suhu -Monitor respon pasien
tubuh dalam batas normal. terhadap penambahan
Tidak ada tanda-tanda cairan.
dehidrasi, elastisitas kulit baik. -Dorong pasien untuk
menambah intake oral.
-Monitor tanda vital.
4. Resiko infeksi Infeksi tidak terjadi -Kaji tanda-tanda infeksi.
berhubungan tidak Kriteria Hasil : -Meminimalkan
adekuatnya -Jumlah Leukosit DBN. penyebaran agens infeksius.
pertahanan primer, -Pasien terbebas dari tanda dan -Pantau penampilan Luka
kerusakan kuli, gejala infeksi. Bakar dan area Luka Bakar.
trauma jaringan -Memperlihatkan hygiene -Bersihkan area Luka Bakar

10
prosedur invasif. personal yang ada kuat. setiap hari dan lepaskan
-Pembentukan jaringan jaringan nekrotik.
granulasi baik.
5. Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas -Bantu pasien untuk
berbuhungan Kriteria Hasil : mengidentifikasi pilihan
penurunan ketahan -Pasien dapat mengidentifikasi aktivitas.
dan kekuatan otot aktivitas atau situasi yang -Fasilitasi latihan otot
menimbulkan nyeri yang dapat resistif secara rutin untuk
mengakibatkan intoleransi mempertahankan atau
aktivitas. meningkatkan kekuatan
-Pasien memperlihatkan otot.
aktivitas sehari-hari dengan -Bantu dan arahkan pasien
beberapa bantuan. untuk mengenali aktivitas
kehidupan sehari-hari yang
dapat dilakukan.
6. Kerusakan Integritas Kriteria Hasil : -Anjurkan pasien untuk
kulit berhubungan -Menunjukkan regenerasi yang memakai pakaian yang
dengan kerusakan telah dicapai oleh sel dan longgar.
permukaan kulit. jaringan setelah penutupan -Hindari kerutan pada
yang diharapkan. tempat tidur.
-Mencapai penyembuhan tepat -Kumpulkan dan analisa
waktu pada area Luka Bakar. data pasien untuk
mempertahankan integritas
kulit dan membrane
mukosa.
-Lakukan perawatan luka
atau perawatan kulit secara
rutin.
-Ubah dan atur posisi
pasien sesering mungkin.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap
kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit yang melindungi tubuh dari infeksi,
mencegah kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai
organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivitasi vitamin D, dan mempengaruhi
citra tubuh.

Luka Bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapat dicegah.

Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

12
B. SARAN

Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Luka Bakar, tingkat Luka Bakar,
tindakan pada Luka Bakar agar dapat bermanfaat serta berguna bagi pembaca dan masyarakat
umum.

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather.2012.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nurarif, Amin Huda dan Hardri Kusuma.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC_NOC.Yogyakarta : Penerbit Media Action Publising.

Smeltzer & Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8 Volume 3.Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wilkinson, Judith M dan nancy R.Ahern.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan :


Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, criteria hasil NOC.Edisi 9.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai