BAB 2 KIA Jeanette
BAB 2 KIA Jeanette
TINJAUAN TEORI
Pasien yang sedang terancam kehidupannya harus cepat diberi prioritas utama. Triase
penyakit atau cidera untuk menetapkan prioritas kebutuhan perawat secara efisien.
Standar waktu dalam melakukan triase yaitu berlangsung selama 2-5 menit bagi
orang dewasa dan 7 menit untuk anak-anak. Triase dapat dilakukan oleh perawat
professional yang terlatih dalam melakukan prinsip triase atau mengikuti pelatihan
mengklasifikasikan pasien dalam waktu 2-3 menit untuk dewasa dan 7 menit untuk
anak-anak.
2. Komprehensif yaitu, triase dasar yang sudah menjadi standar untuk digunakan dan
telah didukung oleh Emegrency Nurse Association (ENA). ENA meliputi beberapa
hal seperti:
a. A (Airway)
b. B (Breathing)
c. C (Circulation)
d. D (Dissability of Neurity)
e. E (Ekspose)
b. Pemeriksaan diagnostic
4. Triase Bedside
Triase ini dilakukan langsung dengan cepat dan tanpa menunggu antrian oleh
1. Merah (Emergen)
segera dan menjadi prioritas utama. Kondisi pasien dengan status merah ini
b. Gangguan pernapasan
2. Kuning (Urgent)
tidak termasuk dalam prioritas utama dan tanda-tanda vital pasien masih stabil.
Kejadian dengan status kuning dapat kita temukan pada kasus seperti :
a. Fraktur multiple
b. Fraktur femur/pelvis
c. Korban dengan resiko syok (korban dengan trauma, gangguan jantung atau
abdomen)
d. Gangguan kesadaran
Semua korban dengan kasus diatas harus segera diberikan infus dan pengawasan
Pasien yang diberi status hijau tidak memerlukan penanganan segera. Pasien ini
dapat ditunda pengobatannya. Kondisi pasien dengan status hijau dapat kita
temukan pada :
a. Luka minor
c. Fraktur minor
4. Hitam (Expectant)
Dalam Bahasa Yunani, asma berarti terengah-engah dan juga serangan napas
pendek. Istilah ini sering dimaksudkan untuk serangan napas pendek pada
beberapa saat lalu tanpa mengetahui penyebab pastinya. Sekarang istilah ini
diungkapkan untuk menggambarkan keadaan dimana adanya rangsangan yang
napas yang disebabkan adanya reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti T-
menyebabkan adanya batuk, dyspnea, dan wheezing karena obstruksi pada jalan
napas, namun bersifat reversible dan bisa terjadi secara berulang (Miftahul, 2018)
penyakit asma memiliki saluran napas yang sensitif dan mudah bereaksi terhadap
debu, tungau, udara, hewan peliharaan dan juga suhu dingin. Hal-hal inilah yang
kekambuhan asma.
1. Asma Alergik yaitu asma yang disebabkan oleh adanya alergen seperti
emosi, infeksi saluran napas atau juga common cold yang dapat menimbulkan
serangan. Asma tipe ini dapat naik tingkat menjadi asma berat seiring
emfisema.
2015)
minggu
b. Persisten ringan yaitu, terjadinya asma >1 kali /bulan atau <1 kali/minggu
c. Persisten sedang yaitu, kekambuhan asma >1 kali/minggu tetapi tidak terjadi
setiap hari
• Mengalami kegelisahan
(Rahajoe, 2015).
a. Hidung
dipisahkan oleh sekat hidung. Didalam hidung juga terdapat bulu halus yang
berfungsi menyaring kotoran dan debu dari udara yang kita hirup. Terdapat 3
lapisan pada hidung, yang pertama adalah bagian luar dinding terdiri dari kulit.
Kedua ada lapisan tengah yang terdiri dari otot-oto dan tulang rawan. Lapisan ketiga
adalah lapisan dalam yang terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yaitu karang
hidung yang berjumlah 3 buah, terdiri dari konka nasalis inferior, konka nasalis
b. Faring
Faring merupakan persimpangan antara jalan naps dan jalan makan yang
terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut depan ruas
tulang leher. Lobang kanoa merupakan penyambungan antara hidung dan faring dan
penghubung ke daerah bawah, ada lubang laring dan esophagus. Dibawah selaput
lendir terdapat jaringan ikat dan folikel getah bening bernama adenoid. Rongga
tekak dibagi 3 yaitu, nasofaring yang berada sejajar dengan kanoa, orofaring yang
berada sejajar dengan istmus fausium, dan laringofaring yang terdapar di paling
bawah.
c. Laring
Laring merupakan saluran udara dan pembentuk udara yang terletak pada
d. Trakea
Trakea merupakan lanjutan dari laring yang terdiri dari 16 sampai 20 cincin,
terbentuk dari tulang rawan berbentuk huruf C. Bagian dalam dilapisi oleh lendir
berbulu getar yang disebut sel bersilia dan hanya bergerak kearah luar. Trakea
memiliki Panjang sekitar 9-11 cm, pada bagian belakang terdiri dari jaringan ikat
berlapis otot polos. Sel bersilia berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang
e. Bronkus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakea. Terdapat 2 buah yang sejajar dengan
trakea dan berlapis sel bersilia. Alur bronkus yaitu menuju bawah dan kesamping
kearah tumpukan paru-paru. Bronkus bagian kanan lebih pendek dan besar
disbanding bronkus kiri. Bronkus terdiri dari 9-11 cincin dan mempunyai 2
bronkioli yang ujungnya terdapat alveoli yaitu tempat pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida.
f. Paru-paru
Paru-paru merupakan organ dalam tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan endotel. Luas
permukaan alveoli kurang lebih 90 m 2 jika dibentangkan. Dalam lapisan ini terjadi
pertukaran gas O2 yang masuk ke dalam darah dan CO 2 yang dikeluarkan dari darah.
Jumlah alveoli diperkirakan ada 700.000.000 buah di kedua paru-paru. Pada paru-
paru kanan terdapat 3 bagian yaitu pulmo dekstra superior, lobus media dan lobus
inferior, tiap lobus terdiri dari lobules. Sedangkan pada paru-paru kiri terdapat 2
bagian yaitu pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior yang disetiap lobusnya
terdiri dari belahan kecil yang disebut dengan segmen. Terdapat 10 segmen pada
paru-paru kiri yang berada 5 buah pada lobus superior, 2 buah pada lobus medialis
Kapasitas paru-paru adalah jumlah udara yang dapat masuk mengisi paru-paru
beberapa hal seperti kondisi paru-paru, umur, sikap, dan bentuk tubuh seseorang.
2. Proses Terjadinya Pernapasan
Proses pernapasan terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Proses ini terjadi secara
bergantian, teratur dan berirama secara terus menerus. Pada orang yang sedang
melakukan pernapasan dada, maka rangka dada terbesar akan bergerak. Hal ini terjadi
pada rangka dada yang lunak, terdapat pada orang muda dan wanita. Sedangkan ketika
bernapas dan diafragma turun naik, itu dinamakan pernapasan perut. Pernapasan perut
biasanya terjadi pada orang tua dan pria karena tulang rawannya tidak begitu lembek
3. Fisiologi Pernapasan
Oksigen yang ada dalam tubuh dapat diatur sesuai kebutuhan. Kerusakan otak
bahkan kematian bisa terjadi jika selama 4 menit tidak mendapat oksigen, karena begitu
pentingnya oksigen bagi manusia. Jika pasokan oksigen berkurang, dapat menyebabkan
kekacauan pada pikiran dan anoksia serebralis. Apabila oksigen tidak mencukupi
kebutuhan, kemerahan yang terdapat pada bibir, telinga, lengan dan kaki dapat berubah
Ketika kita bernapas memasukkan oksigen dari mulut kita dan membuangnya
melalui hidung, oksigen akan masuk melalui trakea dan sampai ke alveoli yang
oksigen dari darah, oksigen akan menembus membrane dan diambil oleh sel darah
melalui hidung. Ada 4 proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner, yang
pertama adalah ventilasi pulmoner yaitu gerakan pernapasan yang menukar udara luar
dan dalam di alveoli. Selanjutnya ada arus darah dari paru-paru yang mengandung
banyak oksigen masuk ke seluruh tubuh, lalu karbondioksida dari seluruh tubuh akan
masuk ke paru-paru. Lalu ada distribusi arus udara dan darah yand sedemikian rupa
dapat mencapai semua bagian tubuh dengan jumlah yang tepat. Dan yang terakhir ada
difusi gas yang menembus membrane alveoli dan korbondioksida akan lebih mudah
2.2.5 Etiologi
Berikut adalah beberapa hal yang menjadi faktor predisposisi dan faktor
1. Faktor Predisposisi
Hal ini merupakan faktor genetik yang diturunkan dari orangtua ataupun
Penderita yang mempunyai keluarga dekat dengan penyakit alergi lebih mudah
terpapar oleh faktor pencetus karna ada bakat alergi, dan hipersensitifitas
2. Faktor Predisposisi
alergen yang masuk ke saluran napas seperti bulu binatang, serbuk bunga,
spora, bakteri, jamur, debu dan polusi. Alergen kontaktan dapat terjadi akibat
adanya kontak langsung dengan kulit seperti jam tangan, perhiasan dan juga
logam. Alergen ingestan merupakan alergen yang masuk lewat mulut atau
saluran cerna seperti makanan atau obat-obatan (Wijaya & Putri, 2014).
1. Stadium dini
Terdengar ronchi basah yang bersifat hilang timbul pada serangan kedua
atau ketiga
Wheezing
2. Stadium lanjut/kronik
Terdapat batuk
Sianosis
(Indra, 2018).
2.2.7 Patofisiologi Asma
antara lain alergen, virus dan iritan. Terjadinya asma terbagi menjadi 2 jalur yaitu
jalur imunologis dan saraf otonom. Antibodi IgE adalah reaksi hipersensitivitas tipe
1 yang mendominasi jalur imunologis. Reaksi alergi ini akan timbul pada orang
yang cenderung membentuk antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar. Alergi
yang terjadi pada asma, antibodi IgE akan melekat pada permukaan sel mast di
intertisial paru-paru yang berhubungan dengan bronkus dan bronkiolus. Jadi ketika
penderita menghirup alergen, maka terjadilah fase sensitiasi, sehingga antobodi IgE
Antibodi yang menempel pada sel mast tadi menyebabkan degranulasi dan
adanya edem local pada dinding bronkiolus, terdapat mucus kental dan juga spasme
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Sputum
b. Pemeriksaan Darah
1. Pada umumnya hasil analisis darah akan normal tetapi bisa terdapat
3. Tanda dari infeksi bisa ditemui oleh adanya hiponaptremia dan kadar
4. Peningkatan IgE juga terlihat pada pemeriksaan faktor alergi dan bisa
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
bronchitis
c. Elektrokardiografi
d. Spirometri
Tindakan ini diperlukan jika asma sulit dikontrol untuk melihat adanya
2.2.9 Komplikasi
Asma yang tidak dapat terkendali lagi dapat menyebabkan komplikasi antara lain :
aktifitas sehari-hari.
2. Fungsi paru yang terganggu dapat mengakibatkan gangguan sistem tubuh dan
3. Peradangan yang terjadi dalam waktu yang lama dapat menimbulkan adanya
4. Peningkatan resiko kematian yang tinggi akibat serangan asma yang sering
2.2.10 Pengobatan
1. Penanganan asma
albutenol, terbutaline, iso parenteral, dan meta profenid. Obat ini digunakan
mucus yang ada dalam jalan napas. Contoh obat yang digunakan yaitu :
aminophylline dan teophyllin. Obat ini diberikan secara oral atau melalui
IV.
bersihan jalan napas, biasanya dilakukan oleh pasien yang memiliki banyak
sputum.
e. Inhibitor sel mast : untuk mengurangi inflamasi pada jalan napas. Contoh
tingkat 55 mmHg.