Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“KROMATOGRAFI”

DISUSUN OLEH:
NAMA : Siska B Siregar
NIM : 195040200111021
KELAS : R-1
ASISTEN : Gabriela Kezia Wiliani

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

NILAI : …….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kromatografi merupakan cara untuk untuk memisahkan campuran senyawa
menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya sehingga kemurnian bahan
atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan
benar. Analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip dasar
kromatografi. Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa Teknik
kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat
kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Kromatografi kertas merupakan salah satu
bagian dari teknik pemisahan kromatografi yang paling sederhana. Dalam pemisahan
menggunakan teknik pemisahan kromatografi kertas pada dasarnya didasarkan pada
prinsip adsorpsi fase diam terhadap fase gerak, dimana yang menjadi fase diamnya
adalah kertas yang mengandung serat selulosa, sedangkan yang menjadi fase geraknya
adalah eluen yang digunakan untuk setiap spesifikasi campuran yang akan dipisahkan.
Percobaan yang dilakukan pada video tersebut adalah kromatografi kertas.
Penjelasan tentang cara menggunakan kromatografi kertas dijelaskan di video sebagai
bahan referensi.

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum kromatografi adalah untuk mengetahui cara
menggunakan kromatografi.

1.3. Manfaat
Manfaat dari praktikum kromatografi adalah praktikan diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang dipelajari ke bidang pertanian.
BAB II
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum kromatografi adalah
sebagai berikut.
• Alat
No Bahan Fungsi
1. Ruang kromatografi
2. Tabung reaksi Sebagai tempat larutan
3. Mortar Untuk menghaluskan bahan
4. Strip kertas saring Untuk tempat ekstrak pigmen
5. Gelas arloji Sebagai tempat bahan
6. Sudip/spatula Untuk mengumpulkan ekstrak
7. Pensil Untuk menggambar garis horizontal
8. Penggaris Untuk menggambar garis horizontal
9. Gunting Untuk memotong bahan hingga kecil

• Bahan
No. Bahan fungsi
1. Daun bayam segar Sebagai bahan
2. Pelarut eter asetat Sebagai pelarut
3. 5 ml asetan Sebagai pelarut

2.2. Langkah kerja


Siapkan alat dan bahan

Ambil beberapa daun bayam segar dari gelas arloji


Potong daun bayam menjadi potongan-potongan kecil kemudian kumpulkan dalam
mortar

Tuangkan sebanyak 5 ml aseton ke dalam mortar

Giling daun bayam kemudian kumpulkan ekstrak ke dalam gelas arloji

Ambil strip kertas saring dengan takikan sempit di salah satu ujung strip

Gambar garis horizontal sekitar 2-3 cm dari ujung takik pada strip kertas saring

Ambil ekstrak dan teteskan setetes ekstrak pigmen di tengah garis, biarkan
mengering

Ulangi proses tersebut sampai 4 atau 5 tetes tepat di atas kertas

Tuang pelarut eter aseton ke dalam ruang kromatografi

Gantung potongan kertas saring ekstrak dimuat ke ruang kromatografi sekitar 1 cm


di atas tingkat pelarut

Biarkan ruang kromatografi tidak terganggu selama beberapa waktu

Ambil strip dengan hati-hati dan biarkan mengering, lalu amati.

2.3. Analisa Perlakuan


Hal pertama yang dilakukan pada praktikum kromatografi adalah menyiapkan
alat dan bahan. Setelah tersedia, ambil beberapa daun bayam segar kemudian potong
menggunakan gunting hingga menjadi potongan-potongan kecil dan kumpuklan dalam
mortar. Tuangkan sebanyak 5 ml aseton ke dalam mortar. Giling potongan daun bayam
dengan aseton menggunakan alu. Kumpulkan ekstrak menggunakan sudip ke dalam
gelas arloji. Ambil strip kertas saring dengan takikan sempit di salah satu ujung strip.
Gambar garis horizontal sekitar 2-3 cm menggunakan pensil dan penggaris dari ujung
takik pada strip kertas saring. Menggunakan tabung reaksi ambil beberapa ekstrak dan
letakkan setetes ekstrak pigmen di tengah garis. Biarkan tetesan mengering, ulangi
proses ini sampai 4 atau 5 tetes ditempatkan di atas kertas. Tuangkan pelarut eter aseton
ke dalam ruang kromatografi. Gantung potongan kertas saring ekstrak dimuat ke ruang
kromatografi sekitar 1 cm di atas tingkat pelarut. Biarkan ruang kromatografi tidak
terganggu selama beberapa waktu. Ambil strip dengan hati-hati dan biarkan
mengering, lalu amati.

2.4. Pengamatan
Strip kertas kromatografi yang kering menunjukkan empat pita ppigmen yang
berbeda. Pigmen yang berbeda dapat diidentifikasi melalui warnanya. Ukur jarak setiap
pita pigmen dari tempat pemuatan dan juga jarak yang ditempuh pelarut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Berdasarkan hasil praktik dari video, diperoleh nilai Rf hasil dari konfersi nilai
karoten, xantofil, klorofil a, dan klorofil b ke rumus:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑙𝑢𝑖 𝑝𝑖𝑔𝑚𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎
Rf = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑙𝑢𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

No. Pigmen Jarak yang Ditempuh Jarak yang Nilai Rf


Pigmen Yang Berbeda Dilalui Pelarut
1. Karoten 6,65 cm 7 cm 0,95
2. Xantofil 5,25 cm 7 cm 0,71
3. Klorofil a 4,55 cm 7 cm 0,65
4. Klorofil b 3,15 cm 7 cm 0,45

3.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum kromatografi dari video, diperoleh pita kuning jingga
paling atas menandai karoten, pita kekuningan di bawahnya menandai xantofil, pita
hijau gelap ketiga dari atas menandai klorofil a, dan pita hijau kekuningan yaitu pita
paling bawah menandai klorofil b. Menurut Agustini (2017), Karoten dan xantofil
merupakan bagian dari karatenoid, dimana karatenoid adalah pigmen organik yang
terdapat pada kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kelompok organisme lainnya,
seperti mikroalga. Karoten adalah karatenoid murni hidrokarbon, tidak memiliki atom
oksigen, sedangkan xantofil adalah karatenoid pembawa atom oksigen.
Klorofil a dan klorofil b memiliki perbedaan warna yang diakibatkan oleh
terjadinya pergeseran ke daerah hijau sehingga mengakibatkan klorofil a berwarna
hijau gelap (kebiruan) sedangkan klorofil b berwarna hijau kekuningan (Rohmat et al.,
2014). Menurut Pratama dan Laily (2015), pada pertumbuhan tingkat tinggi klorofil a
dan klorofil b merupakan pigmen utama pada fotosintetik, yang berperan menyerap
cahaya violet, biru, merah, dan memantulkan cahaya hijau.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kromatografi melalui video, dapat
disimpulkan bahwa teknik kromatografi kertas digunakan untuk menentukan atau
mengidentifikasi jenis-jenis pigmen pada suatu tanaman. Kromatografi kertas memiliki
dua fase yaitu fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang terdapat pada
permukaan kertas, fase gerak berupa cairan yang biasa disebut pelarut. Kromatografi
kertas memiliki kelebihan yaitu lebih sederhana dan mudah. Nilai Rf menjadi
parameter dalam menentukan senyawa pigmen yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, N. W. S. (2017). Kemampuan Pigmen Karoten Dan Xantofil Mikroalga


Porphyridium crunetum Sebagai Antioksidan Pada Domba. J. Informatika
Pertanian. 26(1): 1-12.
Pratama, A. J. dan Laily, A. N. (2015). Analisis Kandungan Klorofil Gandasuli
(Hedychium gardnerianum Shephard ex Ker-Gawl) pada Tiga Daerah
Perkembangan Daun yang Berbeda. J. Seminar Nasional Konservasi dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Hal: 216-219.
Rohmat, Nur., Ibrahim, Ratna., dan Riyadi, P. H. (2014). Pengaruh Perbedaan Suhu
dan Lama Penyimpanan Rumput Laut Sargassum polycystum Terhadap Stabilitas
Ekstrak Kasar Pigmen Klorofil. J. Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan. 3(1): 118-126.

Anda mungkin juga menyukai