2014-2-01231-AR Bab2001
2014-2-01231-AR Bab2001
LANDASAN TEORI
13
14
• Kantor
Secara etimologis kantor berasal dari Belanda: “kantoor”, yang maknanya:
ruang tempat bekerja, tempat kedudukan pimpinan, jawatan instansi dan sebagainya.
Dalam bahasa inggris “office” memiliki makna yaitu: tempat memberikan pelayanan
(service), posisi, atau ruang tempat kerja.
Pengertian kantor dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kantor dalam arti dinamis
dan kantor dalam arti statis.
1. Kantor dalam arti dinamis merupakan proses penyelenggaraan kegiatan
pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan, dan
penyampaian/pendistribusian data/informasi. Atau dapat dikatakan kantor dalam
arti dinamis merupakan kegiatan ketatausahaan atau kegiatan administrasi dalam
arti sempit.
2. Sedangkan kantor dalam arti statis bisa berarti ruang kerja, kamar kerja, markas,
biro, instansi, lembaga, jawatan, badan, perusahaan, serta tempat atau ruangan
penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan
penyampaian/pendistribusian data/informasi. Selain pengertian-pengertian
tersebut, ada beberapa pengertian kantor secara statis menurut beberapa ahli
diantaranya yaitu:
• Menurut Moekijat (1997:3), kantor adalah setiap tempat yang biasanya
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha, dengan nama apapun
juga tempat tersebut mungkin diberikan.
• Menurut Atmosudirjo (1982:25), kantor adalah unit organisasi terdiri atas
tempat, staf personil dan operasi ketatausahaan guna membantu pimpinan.
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kantor adalah balai (gedung, rumah,
ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut tempat bekerja.
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Kantor
Tujuan kantor sebagai pemberi pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari
definisi tersebut, dapat diperluas menjadi fungsi kantor/pekerjaan yang dilakukan
(Pratama, 2013:5-7), yaitu sebagai berikut:
• Menerima informasi
Menerima informasi dalam bentuk surat, penggilan telepon, pesanan, faktur,
dan laporan mengenai berbagai kegiatan bisnis.
• Merekam dan menyimpan data-data serta informasi.
15
tertutup. Keuntungan tata ruang bersekat atau berkamar ini antara lain adalah sebagai
berikut:
• Rahasia pekerjaan lebih terjamin, baik dari segi pembuatan dokumen, pembicaraan
maupun aset lainnya yang disimpan seorang pegawai.
• Pekerja menjadi lebih konsentrasi.
• Meningkatkan kewibawaan pekerja karena bekerja di dalam suatu ruangan
tersendiri.
• Terasa lebih menghargai tamu.
Sedangkan kerugian tata ruang kantor bersekat adalah sebagai berikut:
• Komunikasi antar pegawai menjadi terhambat karena ada sekat pemisah antara satu
pegawai dengan pegawai lainnya.
• Biaya yang dikeluarkan untuk membuat tata ruang berkamar lebih besar ketimbang
membuat tata ruang kantor terbuka, karena perlu membuat sekat-sekat kamar setiap
ruangannya.
• Membutuhkan ruangan kantor yang lebih luas.
• Penggunaan ruangan kurang fleksibel.
• cubical office layout
B. Tata Ruang Kantor Terbuka (Open Plan Office)
Tata ruang kantor terbuka merupakan pengaturan tata ruang kantor dengan
menggunakan sebuah ruangan besar untuk bekerja yang ditempat beberapa orang
pegawai. Tata ruang terbuka memungkinkan komunikasi antar pegawai menjadi
lebih lancar, sehingga mendorong para pegawai lebih komunikatif dan kreatif.
Keuntungan tata ruang kantor terbuka adalah sebagai berikut:
• Fleksibel dalam penggunaan seluruh ruangan serta tidak memerlukan biaya tinggi.
• Mudah melakukan komunikasi antar pegawai.
• Pemeliharaan peralatan, pemeliharaan kebersihaan ruangan, penggunaan
peralatan, menjadi lebih mudah, hal ini akan menghemat biaya perusahaan.
• Menghemat penggunaan cahaya penerangan.
• Biaya instalasi pertama lebih murah dibanding tata ruang berkamar.
Sedangkan kerugian tata ruang kantor terbuka adalah sebagai berikut:
• Kegaduhan sering muncul disebabkan komunikasi yang sangat lancar dan intens.
• Konsentrasi pegawai terkadang buyar melihat banyak orang hilir mudik.
• Sulit merahasiakan pekerjaan penting dan bersifat rahasia.
19
• Pemandangan kurang baik karena tumpukan dokumen para pegawai menjadi tidak
rapi.
• Kurang efektif diterapkan bagi pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
C. Tata Ruang Kantor Berpanorama (Landscape Office)
Tata ruang kantor berpanorama adalah tata ruang kantor yang dihiasi oleh
taman, dekorasi, dan hiasan lainnya. Bentuk ruangan ini bertujuan agar tampilan
kantor menjadi nyaman selayaknya diluar ruangan.
Keuntungan tata ruang kantor berpanorama adalah sebagai berikut:
• Pegawai merasa nyaman dan betah bekerja di dalam ruangan.
• Pemandangan kantor terlihat segar dan hijau.
• Udara menjadi lebih segar, serta suplai oksigen semakin banyak.
• Tidak membutuhkan pencahayaan tinggi karena desain ini juga menggunakan
penerangan dari alam.
• Produktivitas kerja meningkat, karena pekerjaan dilaksanakan dengan efisien.
Sedangkan kerugian tata ruang kantor berpanorama adalah sebagai berikut:
• Biaya pembuatannya tinggi, karena selain membuat ruangan kantor juga membuat
panorama, atau taman dan dekorasi lainnya.
• Biaya perawatan menjadi lebih tinggi.
• Membutuhkan tenaga ahli dalam perancangan tata ruang kantor.
• Konsentrasi berkurang ketika terjadi sesuatu hal yang aneh diluar ruangan.
• office landscape layout
D. Tata Ruang Kantor Gabungan (Mixed Office)
Tata ruang kantor gabungan berarti gabungan antara ketiga bentuk tata ruang
sebelumnya. Penggunaan tata ruang kantor ini perlu dipertimbangkan untuk
meminimalkan kerugian dan memanfaatkan keuntungan dari ketiga tata ruang
sebelumnya.
2.2 Tinjauan khusus
2.2.1 Teori tentang OTTV (SNI 03-6389-2000)
OTTV (overall thermal transfer value) adalah angka yang ditetapkan sebagai
kriteria perancangan untuk selubung bangunan yang dikondisikan. Selubung
bangunan yang dimaksudkan adalah elemen bangunan yang menyelubungi bangunan
gedung, yaitu dinding luar dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana
sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut.Untuk membatasi
20
perolehan panas akibat radiasi matahari lewat selubung bangunan, maka ditentukan
nilai perpindahan termal menyeluruh untuk selubung bangunan tidak melebihi 45
watt/m.
Rumus perhitungan OTTV:
Nilai OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi
tertentu, dapat dihitung dengan persamaan 1:
21
Tabel 3. Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk dinding luar dan atap tak tembus cahaya
Tabel 4. Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk cat permukaaan dinding luar
Jumlah panas yang berlebihan di iklim tropis belum dimanfaatkan secara optimal
oleh beberapa perancang pada bangunan tinggi. Pada kenyataannya mayoritas
bangunan rendah maupun tinggi justru memiliki desain bangunan yang
mengeliminasi terang alami dan menggunakan sebanyak mungkin lighting. Oleh
karenanya kondisi padatnya bangunan tinggi di perkotaan harus diimbangi dengan
pengurangan efek pembayangan sekitar yang berakibat munculnya ruang-ruang yang
terjebak oleh gelap dan meningkatnya konsumsi energi untuk lighting.
Dalam sun path diagram dapat diketahui posisi matahari berdasarkan
tanggal, bulan dan waktu siang hari untuk mendapatkan besarnya sudut ketinggian
O
matahari atau disebut sebagai altitude, dengan besaran sudut berkisar antara 0
O
hingga 90 . Seperti contohnya bila sebuah kota yang berada diatas lintasan
khatulistiwa atau berada tepat di atas jalur ekuator, maka garis lintang matahari
O
berada di 0 , kota di Indonesia yang berada posisi ini sebutlah kota Pontianak bila
menunjukan jam 12 siang di bulan September dan Maret maka matahari akan berada
O
tepat di atas ketinggian altitude 90 atau posisi matahari berada tegak lurus
dengan permukaan bumi. Hal demikian akan terjadi juga pada garis lintas matahari
akan berada tepat di atas kepala untuk kota-kota yang berada di atas permukaan
O
bumi dengan garis lintang 23-24 LS pada tanggal 22 Desember tepat menunjukan
waktu jam 12 siang.
Seluruh permukaan bangunan harus terlindungi dari sinar matahari secara
langsung. Dinding dapat dibayangi oleh pepohonan. Atap perlu diberi isolator panas
atau penangkal panas. Langit-langit umum dipergunakan untuk mencegah panas
dari atap merambat langsung ke bawahnya (Satwiko, 2005).
Bila melihat pada beberapa desain bangunan tropis, sebenarnya masyarakat
Indonesia cukup mengenal bagaimana dan apa yang dimaksud dengan “hijau”
demi kepentingan dan kenyamanan hidup. Bagaimana pun terbatasnya lahan yang
dimiliki, tetap diupayakan agar rumah dan lingkunganya tetap nyaman untuk
ditinggali. Macam-macam cara yang d i lakukan, misalnya teras depan digunakan
untuk menggantung dan menanam berbagai macam tanaman sehingga menyerupai
tembok tanaman yang berefek pada pengurangan panas. Disamping itu daun yang
hijau dalam proses fotosintesis bisa menghasikan udara yang lebih baik bagi
kesehatan lingkungan. Inisiatif yang ditempuh oleh masyarakat untuk menerapkan
23
konsep ekologis bagi lingkunganya merupkan suatu upaya yang sederhana dalam
mewujudkan keberlanjutan.
Pada skala lingkungan mikro, fenomena radiasi matahari ini mempengaruhi
laju peningkatan suhu lingkungan. Kondisi demikian mempengaruhi aktivitas
manusia di luar ruangan, untuk mengatasi fenomena ini ada tiga hal yang bisa
dikendalikan yaitu durasi penyinaran matahari, intensitas matahari, dan sudut
jatuh matahari (Satwiko, 2005).
Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk
meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun
kenyamanan atau produktivitas penghuninya. Untuk mencapai tujuan itu, karya
rancang bangun hemat energi dapat dilakukan dengan pendekatan aktif maupun
pasif. Pendekatan pasif mengandalkan kemampuan perancang untuk mengantisipasi
fluktuasi iklim luar melalui solusi arsitektural, sedangkan pendekatan aktif
mutlak memerlukan kolaborasi perancang dan engineering melalui solusi teknologi.
B. Selubung bangunan
Selubung bangunan (building envelope) memiliki peran penting dalam
menjawab masalah iklim dan penghematan energi, seperti radiasi matahari,
hujan, kecepatan angin , tingginya kelembaban serta pemanfaatan potensi alam
antara lain dengan memanfaatakan cahaya alami untuk penerangan ruang serta
penghawaan alami baik melalui dinding maupun atap , serta memilih material yang
memiliki perambatan panas relatif kecil Faktor panas yang berasal dari luar
bangunan akan masuk kedalam ruang melalui selubung bangunan, baik melalui
dinding maupun atap yang merupakan beban pendingin yang harus dinetralisir oleh
sistem pendingin (AC) dengan menggunakan energi.
Untuk itu dalam rangka pemikiran penghematan energi, maka perolehan
panas tersebut harus dibatasi. Perambatan panas (Heat Transfer) adalah proses
perpindahan kalor dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas.
Terdapat tiga cara perambatan panas:
• Perambatan Panas konduktif: perpindahan panas dari benda yang lebih panas
ke benda yang kurang panas melalui kontak (sentuhan).
• Perambatan panas konvektif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas
ke benda yang kurang panas melalui aliran angin (atau zat alir lainnya)
• Perambatan panas radiatif: perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke
benda yang kurang panas dengna cara pancaran.
24
PU Sunarno di tahun 2003, atas dasar masterplan itu kita teruskan. Sementara itu
kaitannya dengan konsep green building, bangunan gedung ini di desain
secara green yang mendapat sertifikat platinum dari Green building Council, yang
merupakan sertifikat tertinggi.
Gedung PU merupakan Pilot project sejati dari GREENSHIP NB 1.0. gedung
yang dibangun bersama-sama dengan penyusunan GREENSHIP. Prosesnya
mengadopsi konsep Integrated Design Team dan menjadi tonggak yang sangat
penting dan simbol kebangkitan Industri bangunan Indonesia. Gedung 18 lantai
28.957 m2 dilengkapi gedung parkir dan plaza. Gedung yang sejak awal berambisi
untuk mencapai peringkat Platinum GREENSHIP ini merencanakan IKE 142,64
KWH/m2 dan penghematan 30 % dari baseline. Untuk mencapainya diterapkan
prinsip-prinsip passive design dengan OTTV 28,1 W/m2, Natural lighting dengan
aplikasi lightshelf untuk memperbesar daerah terpaan cahaya matahari dan
penggunaan system AC dengan Chiller effisiensi tinggi. Sistem AC Water cooled
menggunakan 3 Chiller ( 2 running, 1 standby) dan 2 cooling tower dengan
perhitungan cooling load sebesar 0,623 KW/TR dipenuhi oleh Chiller dengan
Efisiensi menurut data teknis 0,571 KW/TR saat beban penuh. Memahami arti
pentingnya proses TC, maka tolok ukur BEM 4, yaitu Proper
Commisioning dilaksanakan.
sebesar 131.378 kWH/m2.tahun atau 32,4 % dari baseline. Data ini yang kemudian
diajukan dalam penilaian GREENSHIP NB 1.0 pada Sidang tahun 2011. Nilai yang
didapatkan dari Kategori EEC total 15 point (18 %) dari 83 point yang didapatkan
dan berbuah penghargaan berupa sertifikat GREENSHIP NB Platinum pada 2012.
dilakukan dengan cara mengatur orientasi bangunan yang optimal dengan cara
memperkecil luasan sisi bangunan pada arah timur dan barat. Sementara penataan
tersebut dapat membuat bayangan yang dapat membayangi sisi bangunan agar panas
radiasi dari matahari tidak langsung mengenai sisi bangunan (Tumbuhan dapat
digunakan sebagai second screen facade alami). Penggunaan material yang tepat
Dari jurnal-jurnal tersebut diperoleh unsur kebaruan dari penelitian ini yaitu
penggunaan selubung bangunan yang memfokuskan pada faktor pembayangan untuk
mengontrol nilai OTTV. Dengan mengontrol nilai OTTV diharapkan dapat
mengurangi suhu di dalam bangunan. Dengan semakin rendahnya suhu di dalam
ruang, mengakibatkan kerja mesin pendingin udara semakin ringan. Dengan semakin
ringannya kerja mesin pendingin udara, mengakibatkan penggunaan listrik pada
bangunan dapat dikurangi.
38