Anda di halaman 1dari 39

SARANA PENUNJANG KRITIS

INDUSTRI FARMASI
SISTEM TATA UDARA (AHU/HVAC)
SISTEM PENGOLAHAN AIR (WATER SYSTEM)
SISTEM UDARA BERTEKANAN (COMPRESSED
AIR)
Sistem Tata Udara
• Sistem Tata Udara atau yang lebih sering dikenal dengan
AHU (Air handling Unit) atau HVAC (Heating, Ventilating
and Air Conditioning), memegang peran penting dalam
industri farmasi. Hal ini antara lain disebabkan karena :
1. Untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan
pembuatan produk,
2. Memastikan produksi obat yang bermutu,
3. Memberikan lingkungan kerja yang nyaman bagi personil,
4. Memberikan perlindungan pada Iingkungan di mana
terdapat bahan berbahaya melalui pengaturan sistem
pembuangan udara yang efektif dan aman dari bahan
tersebut.
Sistem Tata Udara
• adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan
melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah
pergerakan udara dan mutu udara – termasuk
pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan
yang ada di udara (seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’).
• Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa
mesin/alat yang masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu sistem tata udara yang dapat
mengontrol suhu, kelembaban, tekanan udara, tingkat
kebersihan, pola aliran udara serta jumlah pergantian
udara di ruang produksi sesuai dengan persyaratan
ruangan yang telah ditentukan.
Kontaminasi Silang
• Definisi : Kontaminasi silang
• Kehadiran produk lain dalam jumlah yang
sangat kecil dan ditelusuri bersumber dari
produk farmasi lain
Sumber kontaminasi silang

• Sistem tata udara yang tidak memadai


• Desain serta pengoperasian yang tidak
memadai dari sistem ekstraksi debu
• Prosedur pembersihan (bangunan, alat) tidak
memadai
• Pelaksanaan pembersihan alat tidak memadai
• Sebagai upaya untuk mengendalikan kondisi
lingkungan tersebut, maka setiap industri farmasi
diwajibkan untuk memiliki Sistem Tata Udara (Air
Handling System/AHS). Seluruh regulatory
code (WHO TRS 902/2002; WHO TRS 908/2003
dan PIC/S 2006) mensyaratkan Sistem Tata Udara
(Air Handling System/AHS) harus dikendalikan
dan dikualifikasi. AHS sering juga disebut dengan
HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning).
Baik dalam CPOB (2001) maupun CPOB Terkini (cGMP),
penentuan kelas ditentukan oleh parameter-parameter
sebagai berikut:
a. Jumlah partikel di udara lingkungan,
b. Jumlah mikroba di udara lingkungan dan permukaan
obyek,
c. Jumlah pergantian udara (air change),
d. Kecepatan alir udara (air flow), pola aliran udara ,
e. Filter (jenis dan posisi),
f. Perbedaan tekanan antar ruang, dan
g. Temperatur (t) dan Kelembaban relatif (Relative
Humidity/RH).
Beberapa hal baru yang diatur dalam CPOB Terkini
(CPOB: 2018) antara lain adalah :
a. Jumlah partikel pada kondisi at rest (kondisi
statis) dan in operation(kondisi dinamis).
b. Batasan kontaminasi mikro (CFU= Colli Form
Unit) untuk monitoring udara ruang bersih.
c. Preparasi dan pengisian aseptik berada diruang
kelas A dengan latar belakang ruang kelas B
Larangan penggunaan filter dari asbes.
d. Monitoring bioburden (frekuensi dan metode)
pada produk, air dan lingkungan di kelas bersih.
SISTEM TATA UDARA
(AIR HANDLING SYSTEM)
• Sistem Tata Udara : dirancang sedemikian
rupa agar kondisi kritis dapat diatasi
• Sistem tata udara tergantung dari jenis produk
yang akan dibuat dan tingkat kelas ruangan
yang digunakan misalnya ruang steril, non
steril, betalaktam, non betalaktam,
sefalosporin dsb
SISTEM TATA UDARA
(AIR HANDLING SYSTEM)
Kriteria untuk menentukan Sistem Tata Udara yang
efektif :
• Struktur dan konstruksi akhir (“finishing”) bangunan
• Penyaringan udara
• Kecepatan pertukaran udara (“air change”)
kecepatan pembuangan udara kotor
• Arah aliran udara lokasi pembuangan udara
• Tekanan udara dalam ruangan
• Temperatur
• Kelembaban (“humidity)
SISTEM TATA UDARA
• Pada dasarnya terdiri dari :
1. Cooling air (evaporator) : mengendalikan suhu,
kelembaban relatif (Rh) udara yang didistribusikan ke
ruang-ruang produksi
2. Blower (Static Pressure Fan) : bagian dari AHU yang
berfungsi untuk menggerakkan udara di sepanjang sistem
distribusi udara yang tergabung dengannya. Blower ini
dapat diatur agar selalu menghasilkan frekuensi
perputaran yang tetap, hingga akan selalu
menghasilkan output udara dengan debit yang tetap.
Dengan adanya debit udara yang tetap tersebut maka
tekanan dan pola aliran udara yang masuk ke dalam
ruang produksi dapat dikontrol.
3. Filter : berfungsi untuk mengendalikan jumlah partikel
dan mikroorganisme yang mencemari udara masuk ke
dalam ruang produksi
Filter, biasanya ditempatkan di dalam rumah filter
(filter house) yang didesain sedemikian rupa agar
mudah untuk dibersihkan dan/atau diganti. Hal penting
yang harus diperhatikan dalam pemasangan filter ini
adalah penempatan posisi filter harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat “memaksa” seluruh
udara yang akan didistribusikan tersebut
melewati filter terlebih dahulu.
• Filter yang digunakan untuk AHU dibagi
menjadi beberapa jenis/tipe, tergantung
efisiensinya, yaitu
a. Pre-filter (efisiensi penyaringan: 35%);
b. Medium filter (efisiensi penyaringan: 95%);
dan
c. High Efficiency Particulate Air (HEPA)
filter (efisiensi penyaringan: 99,997%).
4. Ducting : berfungsi sebagai saluran tertutup
tempat mengalirnya udara, menghubungkan
blower dengan ruang produksi. Terdiri dari
saluran udara masuk (supply duct) dan saluran
udara ke luar ruang produksi (return duct)
• Ducting harus didesain sedemikian rupa sehingga
dapat mendistribusikan udara ke seluruh ruangan
produksi yang membutuhkan, dengan hambatan
udara yang sekecil mungkin.
• Desain ducting yang tidak tepat akan
mengakibatkan hambatan udara yang besar
sehingga akan menyebabkan inefisiensi energi yang
cukup besar. Ducting juga harus didesain agar
memiliki insulator di sekeliling permukaannya, yang
berfungsi untuk menahan penetrasi panas dari
udara luar yang memiliki suhu yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan suhu di dalam ducting.

5. Dumper : berfungsi mengatur jumlah udara
yang dipindahkan ke ruang produksi
Contoh HVAC
Definisi Status HVAC Ruangan

as built at rest In operation


air air air

Desain Statik Dinamik


Klasifikasi Partikel Udara
Kelas At rest (non operasional) Operasional

Jumlah maksimum partikel/m3 yang diperbolehkan


untuk kelas setara atau lebih tinggi
≥0,5 µm ≥5 µm ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm

A 20 3.520 20
3.520
B 29 352.000 2.900
3.520
C 2.900 3.520.000 29.000
352.000
D 3.520.000 29.000 Tidak Tidak
ditetapkan ditetapkan
E 3.520.000 29.000 Tidak Tidak
ditetapkan ditetapkan
Tipe-tipe Dasar Desain HVAC
1. Sistem udara segar 100% (sekali lewaf) /full
fresh-air (once-through);
2. Sistem resirkulasi; dan
3. Sistem ekstraksi/ exhaust.
• Sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga
memenuhi persyaratan kondisi suatu ruang, kemudian diekstrak
dan dibuang ke atmosfer. Sistem ini biasanyadigunakan pada
fasilitas yang menangani produk/ pelarut beracun untuk
mencegah udara tercemar disirkulasikan kembali.
Resirkulasi harus tidak menyebabkan risiko kontaminasi atau kontaminasi
silang (termasuk uap dan bahan yang mudah menguap). Kemungkinan
penggunaan udara resirkulasi ini dapat diterima, bergantung pada jenis
kontaminan udara pada sistem udara balik. Hal ini dapat diterima blla filter
HEPA dipasang pada aliran udara pasokan (atau aliran udara balik) untuk
menghilangkan kontaminan sehingga mencegah kontaminasi silang.
Bila dimungkinkan, debu atau cemaran uap hendaklah dihilangkan dari
sumbernya. Titik tempat ekstraksi hendaklah sedekat mungkin dengan
sumber keluarnya debu. Dapat digunakan ventilasi setempat atau tudung
penangkap debu yang sesuai. Contoh aplikasi sistem adalah Area: Ruangan,
Glove boxes, atau Lemari yang dilengkapi dengan tudung buangan.
Contoh/Aplikasi Sistem Tata Udara
Air-handling unit

Secondary

HEPA
Cooling coil

Supply

fi lter
Primary

air fan

fi lter
fi lter

Production room
Production room with ceiling
with low level return
return

Room D
Room E
ISTILAH-ISTILAH PENTING
• HVAC (HEATING, VENTILATION and AIR CONDITIONING) :
peraturan penting yang ditetapkan GMP untuk menjamin
pembuatan produk farmasi yang berkualitas
• Kontaminasi silang : Pencemaran suatu bahan atau produk
dengan bahan atau produk lain
• Ruang bersih (clean area/ clean room) : ruang atau area di
bawah pengawasan dan pengendalian lingkungan terhadap
cemaran partikulat dan mikroba pada tingkat yang telah
ditetapkan. Konstruksi dan penggunaan area ini dibuat
sedemikian rupa untuk mengurangi masuknya, tumbuhnya
dan tertahannya cemaran dalam ruang atau area.
Ruang bersih zona A,B atau C
dikategorisasikan sebagai ruang steril yang
digunakan untuk kegiatan steril
• Ruang Penyangga Udara (‘airlock’) :
Ruang tertutup berpintu dua atau lebih yang
dihubungkan ke dua atau lebih ruang lain yang
berbeda kelas kebersihan dan dimaksudkan
untuk mengendalikan aliran udara saat pintu
dari ruang lain terbuka
• Aliran turbulen (turbulen flow, or non-
unidirectional airflow) : adalah pendistribusian
udara yang pada awalnya melalui pengawasan
yang terkontrol tetapi kemudian bercampur
dengan udara ruangan (induksi)
• unidirectional airflow (UDAF) : sistem aliran
udara yang melewati daerah bersih dengan
kecepatan gerak yang tetap dan mempunyai
aliran yang paralel (standar modern tidak
berbicara tentang aliran laminar, tetapi disetujui
UDAF)
Unidirectional displacement of
Turbulent dilution of dirty air dirty air

Supply air Supply air

Return Return air Return air


air Return air
SISTEM UDARA BERTEKANAN
(COMPRESSED AIR)
• Sistem Udara Bertekanan (SUB) adalah salah satu
sarana penunjang kritis industri farmasi. Sarana
penunjang kritis karena udara bertekanan ini dapat
berdampak langsung pada kualitas produk.
• Udara bertekanan ini digunakan untuk mendorong
pneumatic/silinder pada hampir semua mesin-mesin
dalam Farmasi seperti mesin cetak, mesin FBD, mesin
liquid filling machine, mesin blow and suck, fillingtube
machine dan lain-lain. Ada beberapa udara bertekanan
yang bersentuhan “menyembur” ke produk, sehingga
kualitas udaranya perlu diperhatika
Persyaratan Kualitas Udara
Bertekanan:
• Spesifikasi kualitas udara ditentukan oleh 3
komponen yaitu:
1. P (Particle)
2. W (Water) /Kandungan Kelembapan
3. O (Oil)/ Oil Vapor
Persyaratan Udara Tekan menurut ISO
8573-1: 2010
Persyaratan udara tekan menurut ISPE dalam pedoman udara
bertekanan (ISPE Good Practice Guide Processed Gases).

Dengan berbagai pertimbangan serta tidak adanya standar resmi


CPOB/GMP baik dari PIC/S, TGA, maupun FDA, maka untuk
persyaratan Kualitas udara Bertekanan disarankan penggunaan standar
menurut pedoman ISPE.

Anda mungkin juga menyukai