Nim : 1810411263
Kelas: Manajemen D
Soal:
Jawaban
1.
Akuntansi syari’ah dan akuntansi konvensional merupakan sifat akuntansi yang diakui
oleh masyarakat ekonomi secara umum. Keduanya merupakan hal yang tidak terpisahkan
dari masalah ekonomi dan informasi keuangan suatu perusahaan atau sejenisnya. Untuk
membedakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah dalam akuntansi syari’ah dan akuntansi
konvensional, dapat diuraikan sebagai berikut;
2.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah,
Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan ‘Uruf (adat
kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi dalam
Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional.
Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat Islami, dan
termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat
penerapan Akuntansi tersebut.
ٌ@ًًّمى فَ@@ا ْكتُبُوهُ َو ْليَ ْكتُبْ بَ ْينَ ُك ْم َك@@اتِبS @@ل ُم َس ٍ @ين آ َمنُ@@وا إِ َذا تَ@ َدايَ ْنتُ ْم بِ@ َدي ٍْن إِلَى أَ َج َ يَا أَيُّهَ@@ا الَّ ِذ
ِ َّق َو ْليَت
ق ُّ @ب َك َما َعلَّ َمهُ هَّللا ُ فَ ْليَ ْكتُبْ َو ْليُ ْملِ ِل الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْال َح َ ُب َكاتِبٌ أَ ْن يَ ْكت َ ْبِ ْال َع ْد ِل َواَل يَأ
ض @ ِعيفًا أَ ْو اَلَ ق َس @فِيهًا أَ ْو ُّ @@@@ان الَّ ِذي َعلَيْ@@ ِه ْال َح َ هَّللا َ َربَّهُ َواَل يَب َْخسْ ِم ْن@@هُ َش @ ْيئًا فَ@@إِ ْن َك
@و فَ ْليُ ْملِ@@لْ َولِيُّهُ بِ ْال َع@ ْد ِل َوا ْستَ ْش@ ِه ُدوا َش@ ِهي َد ْي ِن ِم ْن ِر َج@@الِ ُك ْم فَ@إِ ْن لَ ْم َ @ُيَ ْستَ ِطي ُع أَ ْن يُ ِم@ َّل ه
ض @ َّل إِحْ @ َداهُ َما فَتُ @ َذ ِّك َر ِ َض ْو َن ِم َن ال ُّشهَ َدا ِء أَ ْن ت َ ْان ِم َّم ْن تَر ِ َيَ ُكونَا َر ُجلَي ِْن فَ َر ُج ٌل َوا ْم َرأَت
ص@ ِغيرًا أَ ْو َ ُالش@هَ َدا ُء إِ َذا َم@@ا ُد ُع@@وا َواَل تَ ْس@أ َ ُموا أَ ْن تَ ْكتُبُ@@وه ُّ ب َ ْإِحْ َداهُ َما اأْل ُ ْخ َرى َواَل يَأ
@ونَ @لش@هَا َد ِة َوأَ ْدنَى أَاَّل تَرْ تَ@@ابُوا إِاَّل أَ ْن تَ ُك َّ َِكبِيرًا إِلَى أَ َجلِ ِه َذلِ ُك ْم أَ ْق َس@طُ ِع ْن@ َد هَّللا ِ َوأَ ْق@ َو ُم ل
ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَ@@ا ٌح أَاَّل تَ ْكتُبُوهَ@@ا َوأَ ْش@ ِه ُدوا إِ َذا تَبَ@@ايَ ْعتُ ْم َ اض َرةً تُ@ ِديرُونَهَا بَ ْينَ ُك ْم فَلَي ِ تِ َجا َرةً َح
ُ ق بِ ُك ْم َواتَّقُ@@وا هَّللا َ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم هَّللا ُ َوهَّللا
ٌ ُضا َّر َكاتِبٌ َواَل َش@ ِهي ٌد َوإِ ْن تَ ْف َعلُ@@وا فَإِنَّهُ فُ ُس@و َ َواَل ي
بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ٌم
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang
lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang
seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di
antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
Dalam ayat diatas terkandung Perintah untuk menulis utang piutang dipahami oleh
banyak ulama sebagai anjuran bukan kewajiban. Memang sungguh sulit perintah itu
diterapkan oleh kaum muslimin ketika turun ayat ini jika perintah utang-piutang bersifat
wajib karena kepandaian tulis menulis pada masa itu sangatlah langka.
Perintah tulis menulis mencakup perintah kepada kedua orang yang bertransaksi, dalam
arti salah seorang menulis dan apa yang dituliskan di serahkan kepada mitranya jika mitra
pandai tulis baca, dan bila tidak panda, atau keduanya tidak pandai maka hendaklah mencari
orang ketiga.