net/publication/339998381
CITATIONS READS
0 854
3 authors:
Diyan Herdiyantoro
Universitas Padjadjaran
23 PUBLICATIONS 27 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Tualar Simarmata on 18 March 2020.
TUALAR SIMARMATA
MIEKE ROCHIMI SETIAWATI
DIYAN HERDIYANTORO
Penulis:
TUALAR SIMARMATA
MIEKE ROCHIMI SETIAWATI
DIYAN HERDIYANTORO
TUALAR SIMARMATA
MIEKE ROCHIMI SETIAWATI
DIYAN HERDIYANTORO
x + 55 h.; 21 cm
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, buku ini
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami menerima kritik dan
Penulis
Hal
KATA PENGANTAR ................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................... viii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN ................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xi
LAMPIRAN .............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 51
Tabel Hal
1 Daftar Alat dan Bahan untuk Mengukur Indikator
Kesehatan Tanah ......................................................... 4
2 Perbandingan Komposisi Kimia Kotoran Cacing (Cast)
dan Tanah .................................................................... 40
Tabel Hal
1 Tekstur Tanah .............................................................. 43
2 Kestabilan Agregat Tanah ............................................ 43
3 Infiltrasi Tanah .............................................................. 43
4 Warna Tanah ................................................................ 44
5 Kekuatan Tanah ........................................................... 44
6 Kedalaman Efektif Tanah ............................................. 44
7a Bahan Organik Tanah (Metode Jar) ............................. 44
7b Bahan Organik Tanah (Metode Destruksi oleh H2O2
10%) ............................................................................. 44
8 pH Tanah ...................................................................... 45
9 Salinitas Tanah ............................................................. 45
10 Tutupan Vegetasi Lahan .............................................. 45
11 Banyaknya Perakaran .................................................. 45
12 Populasi Cacing Tanah ................................................ 45
Gambar Hal
1 Tahapan Evaluasi Cepat Kesehatan Tanah ............ 5
2 Teknik Penetapan Tekstur Tanah ............................ 8
3 Penetapan Tekstur Tanah Menggunakan Jar.
(Keterangan: a=Tinggi Pasir, b=Tinggi Debu,
c=Tinggi Liat, x=Tinggi Massa Tanah, y=Tinggi
Volume Air) .............................................................. 9
4 Segitiga Tekstur Tanah untuk Menentukan Kelas
Tekstur Tanah .......................................................... 11
5 Teknik Penetapan Kestabilan Agregat Tanah ......... 12
6 Penetapan Kestabilan Agregat Tanah
Menggunakan Jar .................................................... 13
7 Teknik Penetapan Infiltrasi Tanah ........................... 16
8 Contoh Lembar Munsell Soil Color Chart 7,5 YR .... 18
9 Teknik Penetapan Warna Tanah ............................. 20
10 Teknik Penetapan Kekuatan Tanah ........................ 22
11 Teknik Penetapan Kedalaman Efektif ...................... 24
12 Teknik Penetapan Bahan Organik Tanah (Metode
Jar) ........................................................................... 27
13 Penetapan Bahan Organik Tanah Menggunakan
Jar. (Keterangan: a=Tinggi Pasir, b=Tinggi Debu,
c=Tinggi Liat, d=Tinggi Bahan Organik, x=Tinggi
Massa Tanah, y=Tinggi Volume Air, z=Tinggi
Massa Tanah, Volume Air dan Bahan Organik) ...... 28
14 Teknik Penetapan Bahan Organik Tanah (Metode
Destruksi oleh Hidrogen Peroksida) ........................ 30
15 Teknik Penetapan pH Tanah ................................... 32
16 Teknik Penetapan Tutupan Vegetasi Lahan ............ 37
17 Teknik Penetapan Banyaknya Perakaran ............... 38
18 Teknik Penetapan Populasi Cacing Tanah .............. 42
Lampiran Hal
1 Daftar Isian Pengukuran Indikator Kesehatan
Tanah ..................................................................... 43
2 Skor Indikator Kesehatan Tanah ............................ 46
3 Kartu Kesehatan Tanah ......................................... 49
4 Contoh Penggunaan Kartu Kesehatan Tanah ....... 50
(i) Mempunyai solum tanah yang dalam; (ii) Daya simpan air dan
drainase tanah baik; (iii) Tahan terhadap degradasi tanah; (iv) Dapat
memasok unsur hara yang cukup bagi tanaman; (v) Bebas dari
regional (SQI, 1999; Gugino et al., 2009; NRCS, 2012) tidak seperti
i. Tekstur tanah,
v. Kekuatan tanah,
ii. pH tanah,
Kategori Kesehatan
Tanah
(Sakit, Sedang, Sehat),
Faktor Pembatas,
Rekomendasi Perbaikan
1 2 3
(45% bahan mineral dan 5% bahan organik) dan 50% ruang pori
(25% terisi air dan 25% terisi udara). Bagian padat mineral tanah
1996; Larson dan Pierce, 1994; Doran dan Parkin, 1994; Arsyad,
2000).
bawah lapisan yang halus. Lapisan yang kasar disebut pasir, lapisan
yang agak halus disebut debu dan lapisan yang halus disebut liat.
8 cm.
3. Air.
x b
% =
% =
% =
pasir 50%, debu 20% dan liat 30%, maka kelas tekstur
terbentuk karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama
x 0,5 cm.
3. Stop watch.
5. Air.
Cara Kerja:
(Gambar 6).
infiltrasi adalah banyaknya air per satuan waktu yang masuk melalui
2000).
cm) dengan tinggi 1,6 inch (4 cm) dengan salah satu sisi
dibuat lancip.
2. Palu.
3. Alas papan.
6. Air.
7. Stop watch.
Cara Kerja:
perlahan keluar.
no. 5 berikut.
Widiatmaka, 2001).
baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart yang
notasi dalam buku tersebut, misalnya 7,5 YR 3/4 (dark brown) hal ini
tua).
Cara Kerja:
(Gambar 9).
Chart. Tuliskan nilai Hue (H), Value (V) dan Chroma (C)
tanahnya.
pori-pori tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bobot isinya
yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar
1. Penetrometer saku.
Cara Kerja:
penetrometer.
posisi nol.
tanah karena solum tanah hanya terdiri dari horison A dan B. Bila di
berikut: dalam (>90 cm), sedang (90–50 cm), dangkal (50–25 cm),
2. Pisau.
Simarmata et al. (2019)|Evalusi Cepat Kesehatan Tanah Lahan Kering| 23
3. Meteran.
Cara Kerja:
kapasitas tukar kation (KTK) tanah dalam menjerap unsur hara dan
tanah menjadi lebih remah, infiltrasi dan tata udara (aerasi) dapat
seperti asam humat dan asam fulvat, hormon dan enzim yang tidak
(45% bahan mineral dan 5% bahan organik) dan 50% ruang pori
(25% terisi air dan 25% terisi udara) (Hardjowigeno, 2003). Jika
di atas air yang disebut dengan bahan organik tanah (Gambar 12).
Bahan organik akan mengapung di atas air karena bobot isi bahan
8 cm.
3. Air.
Cara Kerja:
z
c
x b
berikut:
% =
Peroksida)
Semakin banyak buih dan semakin lama waktu reaksi yang timbul
1. Tabung jar.
Cara Kerja:
tersebut.
3.2.2. pH Tanah
2003).
dalam air. Pada tanah masam unsur fosfor (P) tidak dapat diserap
alkalis unsur P juga tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh
1. pH meter saku.
2. Air.
menetapkan pH tanah.
Doyle, 2012).
berikut: (i) 0–2 (bukan salin), (ii) 2–4 (rendah), (iii) 4–8 (sedang), (iv)
1. EC meter saku.
2. Tabung film.
3. Akuades.
erosi.
Simarmata et al. (2019)|Evalusi Cepat Kesehatan Tanah Lahan Kering| 35
Peranan tutupan vegetasi lahan dalam mencegah erosi yaitu:
sturuktur dan porositas tanah, dan (iv) Penguapan air dari tanaman
Cara Kerja:
2001). Ukuran akar adalah sebagai berikut: (i) <2 mm (halus), (ii) 2–
tertentu yaitu: (i) <2% (sedikit), (ii) 2–20% (sedang), (iii) >20%
(banyak).
Cara Kerja:
3. Amati dan hitung jumlah akar (buah) yang dapat dilihat oleh
meningkatkan infiltrasi dan aerasi tanah. Selain itu, cacing yang mati
Simarmata et al. (2019)|Evalusi Cepat Kesehatan Tanah Lahan Kering| 39
merupakan sumber makanan mikroba dan unsur hara tanah yang
= 15 x 15 x 10 cm (2250 cm3).
2. Palu.
3. Alas papan.
7. Air (2 l).
Cara Kerja:
toples koleksi.
mengembalikannya ke tanah.
42 |Simarmata et al. (2019)|Evalusi Cepat Kesehatan Tanah Lahan Kering|
Lampiran 1. Daftar Isian Pengukuran Indikator Kesehatan Tanah.
Tabel 7b. Bahan Organik Tanah (Metode Destruksi oleh H2O2 10%).
Lama Berbuih
Kode Lokasi Pengamatan
(detik)
..... .....
(Metode Destruksi; H2O2 10%) (Metode Destruksi; H2O2 10%) (Metode Destruksi; H2O2 10%)
Skor: Skor: Skor:
1. <99 detik 4. 100–125 detik 7. -
2. - 5. 126–150 detik 8. -
3. - 6. 151–200 detik 9. >201 detik
Allison, FE. 1973. Soil Organic Matter and Its Role in Crop
Production. Amsterdam: Elsevier Scientific Publishing
Company.
Anwar, EK. 2007. Analisis Kelimpahan Populasi dan Karakterisasi
Cacing Tanah. Dalam: Saraswati, R., Husen, E.,
Simanungkalit, RDM. (Editor). Metode Analisis Biologi Tanah.
ISBN: 978-602-8039-05-5. Bogor: Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Balai Penelitian Tanah. 2005. Prospek Pengembangan dan
Pemanfaatan Pupuk Organik di Indonesia. Bogor: Balai
Penelitian Tanah.
Brady, NC. 1984. The Nature and Properties of Soils. Ninth Edition.
New York: Macmillan Publishing Company.
Coleman, DC., Crossley, DA. 1996. Fundamentals of Soil Ecology.
USA: Academic Press.
Doran, JW., Parkin, TB. 1994. Defining and assessing soil quality. p.
3-21. In: Doran, JW., Coleman, DC., Bezdicek, DF., Stewart,
BA. (Eds.). Defining Soil Quality for a Sustainable
Environment. SSSA Spec. Publ. No. 35. Madison: Soil Sci.
Soc. Am., Inc. and Am. Soc. Agron., Inc.
Doran, JW., Sarrantonio, M., Liebig, M. 1996. Soil health and
sustainability. In: Sparks, DL. (Ed.). Advances in Agronomy.
Vol. 56. p. 1-54. San Diego: Academic Press.
Foth, HD. 1990. Fundamentals of Soil Science. Eighth Edition. USA:
John Wiley & Sons, Inc.
Gugino, BK., Idowu, OJ., Schindelbeck, RR., van Es, HM., Wolfe,
DW., Moebius-Clune, BN., Thies, JE., Abawi, GS. 2009.
Cornell Soil Health Assessment Training Manual. Second
Edition. NY: Cornell University.
Hanafiah, KA., Anas, I., Napoleon, A, Ghoffar, N. 2005. Biologi
Tanah: Ekologi dan Makrobiologi Tanah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Hardie, M., Doyle, R. 2012. Measuring soil salinity. In: Clifton, NJ.
(Ed.). Methods in Molecular Biology. DOI 10.1007/978-1-
61779-986-0_28. PubMed: 414-424.
Dr. Ir. Mieke Rochimi Setiawati, MP., meraih gelar Sarjana (Ir.) dari
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Padjadjaran pada tahun 1985.
Gelar Magister Pertanian (MP.) didapatkan dari Program Studi Ilmu Tanah
dan Nutrisi Tanaman Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran pada
tahun 1995 dan gelar Doktor Ilmu Pertanian (Dr.) dari Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran pada tahun 2004. Sejak tahun 1987
diangkat menjadi tenaga pengajar sebagai dosen tetap pada Jurusan Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Pada program pendidikan jenjang S-1, S-2 dan S-3 mengampu mata kuliah: Mikrobiologi
Pertanian, Bioteknologi Pertanian, Biofertilisasi, Kualitas Tanah, Pertanian Organik, Biologi
Tanah dan Teknologi Pengelolaan Tanah Sawah. Fokus utama penelitian adalah peran pupuk
hayati bakteri endofitik penambat nitrogen dan azolla dalam menyediakan unsur hara nitrogen
bagi tanah dan tanaman.
Diyan Herdiyantoro, SP., MSi., meraih gelar Sarjana Pertanian (SP.) dari
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun
2001. Gelar Magister Sains (MSi.) didapatkan dari Program Studi Ilmu
Tanah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005.
Pada tahun 2015 melanjutkan pendidikan jenjang S-3 Doktor Ilmu Pertanian
di Sekolah Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Sejak
tahun 2006 diangkat menjadi tenaga pengajar sebagai dosen tetap pada
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Pada program pendidikan jenjang S-1 mengampu mata kuliah: Mikrobiologi Pertanian,
Bioteknologi Pertanian, Biofertilisasi, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Kualitas Tanah, Matematika
Statistika, Perancangan Percobaan dan Metode Ilmiah Penulisan Karya Ilmiah. Fokus utama
penelitian adalah peran pupuk hayati bakteri pelarut kalium dalam menyediakan unsur hara
kalium bagi tanaman pada tanah-tanah dengan ketersediaan kalium yang rendah.