Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa,
sedangkan, menurut istilah shalat bermakna serangkaian kegiatan ibadah
khususatau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihramdan diakhiri dengan
salam. Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad telah memberikan peringatan
keras kepadaorang yang suka meninggalkan salat wajib, mereka akan dihukumi
menjadi kafir

dan mereka yang meninggalkan salat maka pada hari kiamat akan
disandingkan bersama dengan orang-orang, seperti Qarun, Fir'aun, Hamandan
Ubay bin Khalaf. Hukum shalat yaitu wajib. Namun juga ada shalat sunnah dan
shalat sunnahmuakkad (sangat dianjurkan) yaitu, shalat 2 hari raya, shalat
qiyamul lail, shalatwitir, dan shalat sunnah thawaf. Sebelum melaksanakan
shalat ada syarat-syaratyang harus dipenuhi dan ada rukun syarat yang harus
dilakukan sesuai dengantuntunan dan tidak boleh sampai tertinggal agar ibadah
shalat sah dan diterimaoleh Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah

1. Hakikat shalat dan keutamaannya

2. Shalat sebagai tiang agama dan urgensinya bagi keberagaman muslim

3. Hikmah shalat dari berbagai aspek

4. Ancaman terhadap orang yang tidak mengerjakan shalat

1.3 Tujuan Penulisan

Memahami hakikat shalat dan keutamaannya, mengetahui hikmahmelaksanakan


aktivitas shalat, dan mengetahui akan ancaman bagi yangmeninggalkan shalat
serta mampu melaksanakan ibadah shalat dengan baik dan benar.
BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Hakikat Shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat yaitu tidak


dapatdiragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggembirakan
hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi
orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur
dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah.
Shalatmerupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah
memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan
memperkenalkannyasebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka,
supaya dengan shalattersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan
keberuntungan karena dekatdengan-Nya. Allah tidak membutuhkan mereka
(dalam pelaksanaan shalat), tetapi justru hakikatnya shalat tersebut merupakan
anugerah dan karunia Allah untukmereka. Dengan shalat maka hati seorang
hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah dan Allah menjadikan hati itu lebih
sempurna serta merasa gembira danmerasakan kenikmatan untuk beribadah
kepada-Nya.

2.2 Keutamaan Shalat

Shalat memiliki keutamaan yang sangat besar di dalam Alquran maupun As-
Sunnah. Oleh karena itu, shalat adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendasar
bagi seorang hamba dan sama sekali bukan sebagai beban yang
memberatkannya, bahkan shalat hakikatnya sebuah aktifitas yang sangat
menyenangkan hati seoranghamba. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam

memperumpamakan shalatdengan perumpamaan yang sangat indah, yang


menunjukkan bahwa ia adalahsebuah kebutuhan dan kegembiraan hati orang-
orang yang beriman, karenadengannya Allah menghapuskan dosa hamba-Nya.
Shalat yang dilakukan dengan baik bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji
dan mungkar. Allah SWT berfriman dalan QS. Al-Ankabuut ayat 45 yang
artinya,

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (Perbuatan-perbuatan)Keji dan


munkar"

Shalat memang membuahkan ketakwaan, karena mendorong pelakunya


untuksenantiasa ingat Allah dari waktu ke waktu, di tengah-tengah
kesibukannyadengan dunia dan di tengah-tengah kelalaian serta kegersangan
hatinya,Allah

Ta’ala berfirman dalam QS. Thaha:14 yang artinya :

“Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”

Barangsiapa yang mampu memahami dan menghayati dengan baik lautan


mutiarahakikat ibadah shalat, maka shalat dipandangannya menjadi suatu
aktifitas yangsangat menyenangkan dan ini terjadi pada diri Rasulullah beliau
bersabdadalam(HR. An-Nasaa`i dan Ahmad),

“ Dijadikan sesuatu yang paling menyenangkan hatiku ada pada


saatmengerjakan shalat .”

2.3 Shalat sebagai tiang agama

Shalat dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting,


sehinggaRasulullah menyatakan bahwa shalat tiang agama Islam. Sebagaimana
sabdaRasulullah SAW dalam (HR. Bukhari Muslim),

“Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang menegakkan shalat,maka


berartiia menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat
berarti ia merobohkan agama”.

Hadits di atas merupakan suatu rujukan bahwa tegak dan tidaknya agama Islam
pada diri seorang muslim tergantung pada keistiqamahan seorang hamba
dalammelaksanakan shalatnya. Shalat tidak hanya dimaknai sebatas kewajiban,
tetapiruh shalat harus bisa memberikan warna yang sangat positif pada perilaku
seoranghamba yang terpancar pada kesungguhan untuk selalu menaati Allah
danmenjauhkan diri dari perilaku maksiat dan mungkar. Sebagai tiang agama,
makaharus ada makna dan nilai setiap orang melaksanakan shalat,
sebagaimanadiuraikan oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyaa
Ulumuddin,yakni:

a. Hudhurul Qolbi (menghadirkan jiwa). Ketika melaksanakan shalat


haruskonsentrasi penuh semata-mata menghadap kepada Allah dan
mengharapkeridhaan-Nya. Segala hal yang bersifat keduniaan harus kita
lupakan sejenak,agar kita tidak termasuk ke dalam golongan orang yang celaka,
karena tergolongyang melalaikan shalat. Firman Allah SWT dalam surah Al-
Ma’un: 4-5 yangartinya,
“Maka celakalah bagi orang -orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang
lalai

dalam shalatnya”

b. Tafahhum yaitu menghayati apa saja yang dikerjakan dalam shalat, baik
berupa bacaan maupun gerakan anggota badan lainnya karena di dalamnya
tersimpanmakna pernyataan kesiapan, janji dan kepasrahan secara total kepada
Allah SWTdi surah Thaha : 14 yang artinya ,

“Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”

c. Ta’zhim artinya sikap mengagungkan Allah yang disembahnya serta


adanyakesadaran secara total bahwa manusia adalah sangat kecil di hadapan
Sang Pencipta, Allah Yang Maha Agung,

d. Al-Khouf; yakni rasa takut kepada Allah yang dilambari rasa hormat kepada-
Nya,

e. Ar-Roja’yakni harapan untuk mendapatkan rahmat dan ridha-Nya,

f. Al-Haya’yakni rasa malu kepada Allah, karena apa yang


dipersembahkankepada-Nya sama sekali belum sebanding dengan rahmat dan
karunia yang telahdiberikan-Nya kepada kita.

Dengan mampu menghadirkan makna dan nilai-nilai shalat di atas, makasecara


bertahap akan timbul harapan bahwa akan ada hubungan timbal balikantara
ibadah ritual dalam ibadah shalat sebagai tiang agama dengan nilai-nilaiyang
tersembunyi di dalamnya, yang akan dapat menghiasi kehidupan setiapmuslim
dalam kehidupan pribadi sehari-hari dan akan membias dalam kehidupansosial
kemasyarakatan sepanjang hayatnya.

Anda mungkin juga menyukai