Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi Jalan

Oleh:
M Septian Dwi W NIM.191910301095

Kelas:
Geometrik Jalan Raya (A)

Pendahuluan
Kunci keberhasilan suatu negara dapat dilihat dari tingginya tingkat
infrastuktur negara tersebut. Infrastuktur merupakan sektor yang vital dalam
perkembangan negara. Peran vital ini menjadikan pembangunan infrastruktur
diprioritaskan dalam membangun negara yang makmur. Keberadaan infrastuktur
yang memadai dalam negara tersebut akan menunjang perkembangan negara
tersebut kearah sejahtera.
Infrastruktur tranportasi menjadi salah satu perhatian penting dalam
menggerakan roda kehidupan masyarakat. Adanya infrastruktur transportasi yang
baik akan memudahkan masyarakat dalam beraktivitas dan berpergian. Jalan raya
menjadi salah satu infrastruktur tranportasi yang penting sebab sebagai sarana
mobilitas masyarakat dalam berkegiatan sehari-hari. Jalan raya yang berkualitas
akan membawa dampak positif kepada masyarakat dalam keseharian mereka
seperti meningkatnya produktivitas sebab biaya distribusi berkurang.
Indonesia merupakan negara dengan total luas daratan 1.922.570 km².
Dengan luas sebesar itu,adanya jalan raya yang baik sangatlah diperlukan guna
memudahkan pergerakan rakyat Indonesia. Selain itu, dengan adanya jalan raya
yang baik,ini bisa menjadi simbol saling terhubungnya antar wilayah di Indonesia.

Dalam proses pembangunan jalan raya,dibutuhkan rencana yang matang


agar jalan yang dibangun memiliki mutu yang tinggi. Kesalahan seringkali terjadi
entah itu dari segi teknis ataupun non-teknis. Namun sebagai seorang engineer yang
handal, kesalahan-kesalahan tersebut bisa diatasi dengan perencanaan yang matang.
Pengetahuan tentang macam jalan dan pengklasifikasiannya menjadi hal yang wajib
diketahui sebelum pembangunan jalan dilakukan sebab pengetahuan ini menjadi
dasar dalam membbangun jalan. Minimnya pengetahuan tentang klasifikasi jalan
dapat membawa dampak yang buruk kepada jalan yang dibangun. Oleh karena itu,
pentingnya pengetahuan tentang klasifikasi jalan dibahas agar tercipta jalan raya
yang baik dan bermanfaat bagi sekitar.

Pembahasan
Menurut UU No. 38 tahun 2004, jalan dapat didefinisikan sebagai prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi aktivitas lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, dan jalan kabel.
Sedangkan, menurut Clarkson H.Oglesby (1999) jalan adalah jalur-jalur yang di
atas permukaan bumi yang dengan sengaja dibuat oleh manusia dengan
berbagai bentuk, ukuran-ukuran dan konstruksinya untuk dapat digunakan untuk
menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang-
barang dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya dengan cepat dan mudah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jalan merupakan suatu prasaran trasportasi darat
yang dibangun manusia di permukaan bumi untuk menyalurkan lalu lintas baik itu
orang,hewan,dan kendaraan yang mengangkut barang dengan mudah.
Dalam membangun jalan yang tepat sasaran dan berkualitas
tinggi,diperlukan pengetahuan tentang klasifikasi jalan sehingga jalan yang
nantinya dibangun dapat memenuhi fungsi sesuai dengan PP No.34 tahun 2006.
Kesalahan-kesalahan akibat kurangnya pengetahuan tentang pengklasifikasian
jalan dapat menimbulkan kerugian baik dari segi materil maupun nonmateril.
Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 206 Tentang Jalan menjelaskan bahwa
penyelenggaraan jalan yang menyeluruh perlu melihat jalan sebagai satu kesatuan
sistem jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan antar pusat kegiatan.
Maka dalam hal ini dikenal sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder.
 Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistem Jaringan Jalan Primer merupakan sistem jaringan jalan yang
menjadi penghubung wilayah wilayah distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional. (Permen PU No.3 Tahun
2012).

 Sistem Jaringan Jalan Sekunder


Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan yang
berperan sebagai penghubung wilayah distribusi barang dana jasa di
wilayah perkotaan. (Permen PU No.3 Tahun 2012)
 Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya:
 Jalan Arteri
Jalan arteri merupakan jalan yang berfungsi sebagai pelayan
angkutan utama untuk perjalanan yang jauh. Jalan arteri didesain
dengan kecepatan rencana lebih dari 60km/jam. Lebar badan
jalannya mencapai lebih dari 8 meter dan memiliki kapasitas volume
lalu lintas di atas rata-rata serta tidak boleh terganggu oleh kegiatan
lokal.
 Jalan Kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan yang berperan untuk melayani
kendaraan dengan jarak sedang dan didesain dengan kecepatan
rencana diatas 40km/jam.Lebar jalan yang dimiliki oleh jalan ini
adalah lebih dari 7 meter dengan kapasitas jalan cenderung lebih
besar daripada volume lalu lintas rata-rata dan tidak boleh terganggu
oleh kegiatan lokal.
 Jalan Lokal
Jalan lokal adalah jalan umum yang biasa difungsikan untuk
melayani kendaraan dengan perjalanan dekat.Jalan ini didesain
dengan kecepatan rencana paling rendah 20km/jam dan memiliki
lebar badan jalan lebih dari 5 meter.
 Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang digunakan untuk
melayani kendaraan dengan jarak perjalanan dekat dan berkecepatan
rendah.
 Klasifikasi jalan berdasarkan wewenang pembinaanya:
 Jalan Nasional
Jalan nasional merupakan jalan penghubung antar ibukota
provinsi.Selain itu jalan nasional juga diberikan pada jalan strategis
yang memiliki nilai terhadap kepentingan nasional.
 Jalan Provinsi
Jalan provinsi adalah jalan yang menghubungkan ibukota provinsi
dengan ibukota kabupaten/kotamadya. Jalan yang juga
menghubungkan antar ibukota kabupaten/kotamadya.Selain itu
jalan provinsi juga diberikan kepada jalan yang memiliki nilai
terhadap kepentingan provinsi.
 Jalan Kabupaten
Jalan kabupaten adalah jalan yang memiliki nilai strategis terhadap
kepentingan kabupaten.Selain itu,semua jalan kolektor primer
yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan nasional dapat
digolongkan sebagai jalan kabupaten.
 Jalan Desa
Jalan desa merupakan jalan hasil dari swadaya masyarakat desa
tersebut baik yang ada di desa maupun kelurahan guna
memudahkan aksesibilitas masyarakat tersebut.
 Jalan Khusus
Jalan yang dibangun oleh suatu instansi/badan hukum/perorangan
untuk melayani kepentingan dari masing masing instansi.

 Klasifikasi jalan berdasarkan kelasnya:

Jalan dibagi menjadi beberapa kelas yang didasarkan pada fungsinya,


ukuran kendaraan, dan Muatan Sumbu Terberat (MST).(UU No.29 tahun
2009)

Kelas Jalan Fungsi Jalan Ukuran Kendaraan MST


Kelas I Jalan Arteri Lebar ≤ 2.500 mm 10 Ton
Jalan Kolektor Panjang ≤ 18.000 mm
Tinggi ≤ 4.200 mm
Kelas II Jalan Arteri Lebar ≤ 2.500 mm 8 Ton
Jalan Kolektor Panjang ≤ 12.000 mm
Jalan Lokal Tinggi ≤ 4.200 mm
Jalan
Lingkungan
Kelas III Jalan Arteri Lebar ≤ 2.500 mm 8 Ton
Jalan Kolektor Panjang ≤ 9.000 mm
Jalan Lokal Tinggi ≤ 3.500 mm
Jalan
Lingkungan
Kelas Khusus Jalan Arteri Lebar ≤ 2.500 mm >10 Ton
Panjang ≤ 18.000 mm
Tinggi ≤ 4.200 mm
Kesimpulan
Secara umum jalan merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan untuk
menunjang pertumbuhan negara mengingat fungsi dari jalan sebagai pelayan
pergerakan barang dan jasa. Dalam proyek pembangunan jalan diperlukan
perencanaan yang matang baik dari segi kegunaan hingga volume lalu lintas.
Perencanaan yang matang akan meminimalisir kerugian akibat kesalahan
dalam proses pembangunan, serta jalan yang dibangun dapat difungsikan
sebagaimana mestinya. Maka dari itu,pengklasifikasian jalan sangatlah penting
dalam proses pembangunan jalan.

Daftar Pustaka

Clarkson H,Oglesby,1999,Alih Bahasa,Teknik Jalan Raya Jilid


1,Gramedia,Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Jalan,18 Oktober


2004. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 132. Jakarta.

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2012,Pedoman Penetapan


Fungsi Jalan dan Status Jalan.25 Januari 2012..Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 137.Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Jalan. 31


Oktober 2006. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai