Proses Perekayasaan
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik
dan sosial negara. FASB mengartikan pelaporan keuangan sebagai sistem dan sarana
penyampaian informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi
keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen keuangan.
FASB membatasi pengertian pelaporan keuangan untuk tujuan eksternal dan pelaporan
keuangan disamakan dengan pelaporan keuangan eksternal umum.
Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil perekayasaan akuntansi di
tingkat nasional. Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam negara untuk
menunjang tercapainya tujuan negara. Perekayasaan akuntansi berkepentingan dengan
pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasi ideologi, teori, konsep dasar, dan teknologi
yang tersedia secara teoristis dan praktis untuk mecapai tujuan ekonomik dan sosial negara
dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya negara.
Dalam perekayasaan tujuan negara dijabarkan dalam tujuan pelaporan keuangan untuk
membantu tercapainya tujuan negara. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan perekayasaan
melibatkan pertimbangan dan pemilihan berbagai gagasan tentang ideologi, filosofi,
paradigma, dan konsep dasar untuk menjamin agar tujuan pelaporan tercapai. Proses
perekayasaan pada dasarnya adalah untuk menjawab pertanyaan mendasar bagaimana kegiatan
perusahaan disimbolkan dalam bentuk statemen keuangan sehingga orang yang dituju dapat
membayangkan operasi perusahaan secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis
operasi perusahaan.
Rerangka Konseptual
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas dasar pertanyaan perekayasaan akan
menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di Amerika
disebut rerangka konseptual. Rerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil perekayasaan
sering disebut pula sebagai seperangkat prinsip umum, seperangkat doktrin, atau suatu struktur
konsep-konsep yang terpadu atau saling berkaitan.
Sebagai semacam konstitusi bagi profesi, rerangka konseptual akan menjadi landasan
untuk memecahkan masalah-masalah perlakuan akuntansi. Tanpa rerangka konseptual sebagai
“konstitusi” akan sangat sulit bagi penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa
perlakuan akuntansi tertentu lebih baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk
menilai bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang lain dalam
rangka mencapai tujuan sosial atau ekonomik. Tanpa rerangka konseptual, tidak dapat
dihindari kemungkinan penyususn standar untuk menggunakan konsep-konsep menurut selera
sendiri tanpa suatu haluan yang jelas sehingga ada kemungkinan “ganti dewan ganti standar”.
akibatnya standar akuntansi yang diterbitkan tidak pernah konsisten.
Tanpa rerangka konseptual dapat mengakibatkan penyusun standar akuntansi diperalat
oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang menguntungkan pihak tersebut. Rerangka
konseptual melindungi profesi akuntansi dari politisasi untuk kepentingan pihak yang tidak
semestinya sehingga kepentingan umum dikorbankan. karena akuntansi merupakan alat untuk
mencapai tujuan nasional, akuntansi tidak akan netral atau steril dari politisasi dalam arti
kebijakan politik ekonomi negara.
Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan sifat dan fungsi
pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat rerangka konseptual sebagai
berikut:
1) Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung jawab dalam
penyusunan/penetap standar akuntansi.
2) Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai dalam
praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik.
3) Menentukan batas-batas pertimbangan penyusunan statemen keuangan.
4) Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan
terhadap statemen keuangan.
5) Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.
Yang dikemukakan Kam di atas sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh FASB dalam
tiap pengantar pernyataan konsep, FASB menegaskan bahwa FASB sendiri yang akan banyak
memanfaatkan rerangka konseptual akan memberi suatu landasan umum dan penalaran dasar
untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan alternatif-alternatif dalam
pengembangan standar akuntansi. Penalaran ini dapat digunakan untuk mengevaluasi standar
dan praktik yang berjalan dan mengembangkan standar dan praktik di masa datang.
Pemahaman ini akan mampu meningkatkan kebermanfaatan dan keyakinan terhadap laporan
dan pelaporan keuangan terutama dalam masalah-masalah yang standar atau aturan resminya
belum ada atau belum ditentukan secara tegas.
Struktur Akuntansi
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan pihak-
pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi
keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Sarana-sarana yang
membentuk struktur akuntansi meliputi peraturan pemerintah, standar akuntansi, laporan
keuangan, dan konveksi pelaporan. Struktur tersebut dapat dipandang menggambarkan
pengertian pelaporan keuangan sebagai mekanisma tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-
sarana pelaporan bekerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuangan yang
diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan termasuk fungsi auditor untuk menentukan
kewajaran statemen keuangan.
Untuk menjelaskan pengertian akuntansi, struktur tersebut menggambarkan luas lingkup
(scope) akuntansi sebagai seperangkat pengetahauan sekaligus mengaitkannya dengan
pengertian akuntansi sebagai praktik dan profesi proses dan kegiatan yang dilukiskan diatas
PABU merupakan proses dan kegiatan perekayasaan yang melibatkan pengetahuan teori
akuntansi sebagai penalaran logis. Jadi, proses dan kegiatan dibawah PABU merupakan praktik
pelaksanaan hasil perekayasaan ditingkat perusahaan. Proses ini lebih berkepentingan dengan
bagaimana entitas pelapor (reporting entities) yang berada dalam suatu wilayah negara
menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan dengan cara tertentu sesuai PABU.
Bidang Studi
Suatu struktur dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti (core) program
studi akuntansi. Sebagai misal, kompetensi dan materi yang memampukan peserta didik untuk
merekayasa dapat diracik dalam bentuk mata kuliah Teori akuntansi atau perekayasaan
pelaporan keuangan. Kompetensi dan materi untuk memberi kemampuan peserta didik untuk
menyusun dan menyajikan informasi sesuai PABU.
Bidang Profesi
Struktur akuntansi juga dapat menggambarkan kesempatan karir bagi mereka yang
menguasai seperangkat pengetahuan akuntansi. Orang dapat bekerja dibidang pemerintahaan
untuk menjadi perekayasa akuntansi.