BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa
datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat
dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa
depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas
waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan.
Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat
kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa
pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan untuk
rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif. Dengan berlatar
belakang hal tersebut maka seseorang menyisihkan sebagian dari pendapatannya
di masa produktif dan meng-investasikannya untuk masa dimana sudah kurang
produktif. Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka
deposito, menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas,
saham, dan lain-lain. Sebelum melakukan investasi kita perlu melakukan uji
kelayakan atau yang biasa disebut analisis finansial. Maka dari itu kami ingin
memaparkan apa itu analisis finansial dalam investasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek. Di pihak lain, dengan adanya
hasil perhitungan kriteria investasi, penanaman modal dapat menggunakannya
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan [CITATION
Ano151 \l 1057 ].
Keterangan:
Bt = Economic Benefit (penerimaan untuk unit penampungan susu) pada
tahun ke t
Ct = Cost (pengeluaran untuk unit penampungan susu) pada tahun ke t
t = Tahun Investasi unit penampungan susu (Jangka Waktu)
n = Umur Investasi unit penampungan susu (1,2,3,…,n)
i = Social Discount Rate (Tingkat Suku Bunga)
Contoh : rate = 15 %
Net Benefit
Th Capital Cost Definit DF PV
(4)
(0) (1) (2) (3) (5) (6)
(3) – (2) – (1)
0 100 0 0 -100 1 -100
1 - 10 0 -10 0,8696 -8,696
2 - 15 0 -15 0,7561 -11,342
3 - 20 20 0 0,6575 0
4-10 - 25 75 50 2,7356* 136,78
n-20 - 30 100 70 1,2405* 86,835
Total NPv 103,577
(1 + i)10− 1 (1 + i)3− 1
= −
(1 + i )10 . i (1 + i )3 . i
(1 + 0,15)10− 1 (1 + 0,15)3− 1
= −
annuity faktor periode 4-10 (1 + 0,15)10 . 0,15 (1 + 0,15)3 . 0,15
= 5,0188 – 2,2832
Present value annuitas 4 – 10 = 2,7356
Bila kita menggunakan tabel maka akan lebih mudah.
NPv selain dicari dengan rumus Net Benefit X DF, dapat pula dicari dengan
Present value benefit dikurangi present value of cost.
Contoh rate = 15 %
Biaya Present Benefit
Th DF PV (5) NPv
kotor value biaya kotor
(0) (2) Benefit (5) – (3)
(1) (3) = (1) x (2) (4)
0 100 100 1 0 0 -100
1 10 8.696 0,8696 0 0 -8,696
2 15 11,342 0,7561 0 0 -11,342
3 20 13,15 0,6575 20 13,15 0
4-10 25 68,39 2,7356 75 205,17 136,78
15-20 30 37,215 1,2405 100 124,05 86,835
238,793 342,37 103,577
2.2.2. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara net benefit
yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif.
Untuk menhitung Net Benefit – Cost Ratio kita dapat menggunakan Rumus:
n
Jadi bila suatu proyek, makin meningkatnya biaya operasional dan maintenent
menyebabkan makin rendahnya gross B/C. seandainya dengan makin
meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan tidak mempengaruhi Net
Benefit (benefit kotor juga ), maka NPv, IRR maupun Net B/C tetap. Sebaliknya
Gross B/C makin mendekati 1 dengan makin meningkatnya biaya operasional dan
pemeliharaan.
Jika a/b > 1 ; maka:
a>b a (c + b) > b (c + a)
a.c>b.c a/b > (c + a) / (c + b)
a . c + ab > b . c + ab
Jika C mendekati tak terhingga, pecahan tersebut mendekati 1. Tetapi NPv
tidak terpengaruh karena (at + Ct) - (bt + ct) sama dengan (at – bt). jadi Net
B/C ratio tidak berubah. Dan halnya sama untuk discaunt rate yang menjadikan
arus benefit bersih sama dengan nol atau Net B/C = 1, yaitu IRR. Jadi hanya
Gross B/C yang besarnya peka terhadap dikurangkan atau tidaknya biaya rutin
dari benefit dan biaya kotor.
Yang ingin kita ketahui dalam analisa benefit cost ialah besarnya
keuntungan yang kita peroleh sebagai akibat inovasi, asal investasi didefinisikan
sebagai sisa biaya, entah apa jenisnya, yang tidak bisa ditutupi dalam jangka
waktu satu tahun (artinya : setiap nilai rumus Bt – Ct yang negatif)
Ukuran yang digunakan dalam hasil perhitungan Profitability Ratio sama dengan
rasio sebelumnya, apabila PR > 1 berarti layak (feasible), PR < 1 berarti tidak
layak dan PR = 1 berarti berada dalam keadaan BEP.
2.2.5. IRR
IRR adalah niai discount rate – i yang mempunyai NPv dari pada proyek
sama dengan nol. Yaitu:
n
B t −C t
∑ = 0
t=1 (1+IRR )t
D
IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam
suatu proyek.
E
Penurunan IRR:
C
IRR juga menunjukkan tingkat perputaran dari model
B
D
Kita mempunyai sebagun yaitu ACD dan ABE
NPv = F
AB AC
A
(I)
=
C
Maka BE CD
B
…. AB = NPv1 ; AC = AB + BC, CD = I2 - It
AB AC
NPv
NPv
0
=
Maka : BE CD
1
2. Jika aliran kas tidak sama maka harus dicari satu per satu yakni dengan cara
mengurangkan total investasi dengan cash flow sampai diperoleh hasil total
investasi sama dengan cash flow pada tahun tertentu.
Keterangan :
n = tahun terakhir dimana jumlah cash flow masih belom bisa menutup origin
investment
a = jumlah origin investment
b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n
c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n+1
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah,
gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas
keluar (cash out flow).
b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas
yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,
dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran
kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja,
nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Dalam membuat laporan arus kas, kita mengenal dua metode penyusunannya,
yaitu :
3.1 Kesimpulan
Cash flow merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas
yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar
perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2015, 6). Teori Studi Kelayakan. Diakses 28, 2016, dari Tipe Pedia:
http://www.tipepedia.com/2015/07/teori-studi-kelayakan-beserta.html
Bachtiar, Ramadhan. (204). Cash Flow Penyusunannya. Diakses 28, 2016, dari
Ramadhan Bachtiar: http://ramadhanbachtiar.blogspot.co.id/2014/10/
cash-flow-penyusunanya.html
Fatoni, Ahmad. (2011). Kriteria Investasi. Diakses 28, 2016, dari
Kokalissidimpuan:
http://kokalissidimpuan.blogspot.co.id/2011/02/kriteria-investasi.html
http://www.zonasiswa.com/2014/08/pengertian-investasi-lengkap.html
13