Anda di halaman 1dari 2

Zakat dan Sedekah sebagai Ajaran Kemanusiaan

Oleh : Mualimin Erdi, S.Th.I, M.Sos

Zakat dan shadaqah merupakan salah satu ajaran yang cukup penting dalam Islam. Begitu
pentingnya zakat dalam Islam sehingga dijadikan sebagai rukun keislaman seseorang. Hal ini karena baik
zakat maupun shadaqah tidak hanya berhubungan dengan aspek ritual dan kewajiban sebagai umat Islam
saja, tetapi juga berhubungan dengan aspek kemanusiaan. Wajar jika kemudian banyak ayat terkait perintah
untuk membayar zakat dan shadaqah selalu disandingkan dengan perintah ibadah ritual langsung kepada
Allah yaitu Shalat. Setidaknya terdapat 24 ayat yang menyebutkan shalat dan zakat secara beriringan.
Diantaranya terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 43.
َّ ٰ ‫ٱلز َك ٰوةَ َو ۡٱر َكعُواْ َم َع‬
٤٣ َ‫ٱلر ِكعِين‬ َّ ‫َوأَقِي ُمواْ ٱل‬
َّ ْ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتُوا‬
Terjemahan : Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (QS Al-
Baqarah ayat 43).

Banyaknya ayat yang menyebutkan secara beriringan antara perintah shalat dan zakat menunjukkan
bahwa Islam tidak hanya memerintahkan umatnya untuk memperhatikan ritualitas saja, namun juga urusan
kemanusiaan juga. Dengan kata lain, ajaran zakat merupakan bukti bahwa Islam sangat memperhatikan
urusan kemanusiaan. Hal ini karena dalam ajaran zakat tersebut terkandung ajaran untuk cinta kasih dan
saling berbagi antara sesama manusia. Tidak hanya itu, zakat juga dapat menghilangkan kesenjangan sosial
dalam bermasyarakat. Oleh karena itu meskipun secara persentase sangat kecil, namun jika setiap umat
Islam memiliki kesadaran yang tinggi untuk membayar zakat maka berbagai permasalahan kemiskinan,
kelaparan, kesehatan, dan kesenjangan sosial yang terjadi diantara umat Islam dapat diselesaikan
menggunakan dana zakat tersebut.
Dalam Islam selain memiliki nilai kemanusiaan, zakat dan shadaqah juga berfungsi untuk
membersihkan dosa, kenistaan, dan sifat buruk yang ada pada diri manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah
SWT dalam surah At-Taubah ayat 103.
َّ ‫ن لَّ ُه ۡۗۡم َو‬ٞ ‫س َك‬
ُ‫ٱّلل‬ َ ‫ص ِل َعلَ ۡي ِه ۡۖۡم ِإ َّن‬
َ ‫صلَ ٰوت ََك‬ َ ‫ط ِه ُره ُۡم َوتُزَ ِكي ِهم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ۡذ ِم ۡن أَ ۡم ٰ َو ِل ِه ۡم‬
َ ُ ‫صدَ َق ٗة ت‬
١٠٣ ‫س ِمي ٌع َع ِلي ٌم‬ َ
Terjemahan : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (QS At-
Taubah ayat 103).

Ayat tersebut menunjukkan bahwa zakat dan shadaqah memiliki makna membersihkan. Dengan kata
lain, seseorang yang gemar bersedekah dan taat berzakat dirinya telah membersihkan harta yang dimilikinya
dari hak kaum fakir dan miskin. Begitu juga, dengan bersedekah dan berzakat seseorang juga sudah
berusaha untuk membersihkan dirinya dari sifat kikir, tamak, dan rakus terhadap harta benda.
Perlu kita sadari bahwa harta dan kekayaan yang dimiliki oleh kita tidak mungkin didapatkan jika
tanpa bantuan orang lain. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kebun atau sawah pasti akan
memerlukan bantuan orang lain dalam mengolah kebun dan sawahnya tersebut baik dalam penyediaan
pupuk, penjualan, bahkan mengolahnya menjadi produk siap jual. Bahkan seringkali bantuan tersebut
didapatkan dari orang yang kurang mampu secara ekonomi misalnya buruh atau karyawan. Oleh karena itu
dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa tidak akan sempurna keberkahan dan kebaikan dari harta yang dimiliki jika
tidak dinafkahkan sebagiannya untuk orang yang memerlukan. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ali-
Imran ayat 92.
َۚ ‫لَن تَنَالُواْ ۡٱل ِب َّر َحتَّ ٰى تُن ِفقُواْ ِم َّما ت ُ ِحب‬
َّ ‫ُّونَ َو َما تُن ِفقُواْ ِمن ش َۡي ٖء فَإِ َّن‬
٩٢ ‫يم‬ٞ ‫ٱّللَ ِبِۦه َع ِل‬
Terjemahan : Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya
Allah mengetahuinya.
Oleh karena harta dan rezeki yang kita miliki ini diperoleh dengan bantuan orang lain, maka harusnya
harta dan rezeki tersebut juga dapat dinikmati oleh mereka terutama kaum fakir dan miskin. Hal ini juga telah
disebutkan dalam Al-Qur’an surah Adz-Zariat ayat 19.
ِ ‫سآئِ ِل َو ۡٱل َم ۡح ُر‬
١٩ ‫وم‬ َّ ‫ق ِلل‬ٞ ‫َوفِ ٓي أَ ۡم ٰ َو ِل ِه ۡم َح‬
Terjemahan : Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak mendapat bagian.

Lebih jauh lagi ajaran zakat dan shadaqah ini merupakan pola dasar untuk menghilangkan
kemiskinan. Dimana kemiskinan merupakan keadaan yang tidak diinginkan oleh semua orang. Selain itu
kemiskinan juga dapat menjadi pemicu berbagai permasalahan sosial. Bahkan parahnya lagi, kemiskinan juga
dapat menyebabkan umat Islam menjadi kufur. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat.

‫َداَك ُرْقَفلْا ْ َنأ َنْوُكَياًرْفُك‬


Terjemahan : Kemiskinan sangat dekat dengan kekufuran.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa ajaran Islam tentang zakat dan shadaqah
menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mengedepankan aspek ritualitas saja untuk mencapai kemuliaan di
sisi Allah SWT, namun juga Islam mengedepankan aspek sosial dan kemanusiaan dalam mencapai
keberkahan hidup dan kemuliaan di sisi Allah SWT. Semoga kita menjadi orang yang senantiasa menebar
cinta kasih kepada sesama melalui zakat dan shadaqah sehingga kehidupan kita dan keluarga kita senantiasa
diberkahi oleh Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai