DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Syukriah,M.Pd Pada
Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga merupakan suatu tambahan
pengetahuan dan wawasan bagi kami para penyusun makalah ini terutama materi-materi baru
yang dapat memberikan pemahaman-pemahaman yang lebih bervariatif.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan penulis makalah ini
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya sebagai referensi tambahan di bidang
Bahasa Indonesia.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Depan ......................................................................................................... 1
D. Sumber …………………………………………………………………………12
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehari – hari kita mengenal istilah tema, topik dan judul dalam pembuatan sebuah
karangan baik itu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Tema dan topik sangat
dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan awal sebelum benar – benar menulis karean
tema dan topik sebuah acuan dlam pengambilan data – data untuk di tuangkan ke dalam
sebuah tulisan.
Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng dari apa
yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diingkan oleh sang penulis tersebut.
Penetapan topik sebelum mulai menggarap suatu tema merupakan suatu keahlian. Topik mana
yang akan dipergunakan dalam sebuah karangan bukan merupakan persoalan. Namun
seringkali pula justru hal inilah yang menjadi beban yang tidak kecil bagi kita yang baru mulai
menulis. Kita masih kesulitan dalam menentukan topik apa yang akan kita tulis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah :
C. Tujuan Penulisan
A. Topik
1. Pengertian Topik
Secara etimologis, kata “topik” berasal dari kata bahasa Yunani, topoi yang berarti
“tempat”. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik
berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang
digarap menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan
ditulis? atau Hendak menulis tentang apa? Atau topik merupakan suatu pokok dari sebuah
pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi ladasan dalam penulisan sebauah artikel.
Syarat sebuah topik ialah harus menarik perhatian, dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca dan topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real,dll.
Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik
karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang berifat umum dan belum
terurai berbeda dengan tema, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan
penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan
judul. Topik dapat menjadi judul karangan.namun, antara keduanya terdapat perbedaaan, topik
adalah payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang
penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih
jelas atau lebih terarah.
Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal
proses penulisan, yaitu pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui bahwa proses
pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik. Pada jelnis karangna lain
pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai, serta dapat diganti - ganti
sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.
2. Sumber Topik
Tak jarang seorang openulis bingung saat menentukan hendak menulis apa, rasanya
semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat
dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne
N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menemukan sumber topik
dengan cara sebagai berikut :
1. Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
c. Kelompok Anda
f. Peristiwa lucu
3. Pembatasan Topik
Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan
menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994: 211), ada
lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
Keraf (1979: 113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai
berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral. Kedua,
ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran topik
pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat,
ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian
dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa
topik yang hendak dibahas benar – benar sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik minat Anda akan membuat
Anda lancar menuliskannya.Selain itu, jika Anda tertarik untuk menuliskannya tentu akan
membuat Anda bersemangat mencari referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis sesuatu yang kira-kira tidak
membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun minat baca seseorang tentulah
berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda menulis sesuatu yang
baru, eksotik, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang
terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang untuk membacanya.
4. Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada sama
sekali rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat merepotkan Anda
sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan Anda
sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan terfokus.
Hal ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-tele.
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan;
objek formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau, misalnya: “Kesusastraan Indonesia
(objek material) Ditinjau dari Sudut Gaya Bahasanya (objek formal). Kepemimpinan Ditinjau dari
Sudut Pembentukan Kader-kader Baru; Keluarga Berencana ditinjau dari Segi Agama.
B. Tema
Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti
”sesuatu yang telah diuraikan”. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan
dibatasi. Tema berarti pokok pemikiran atau suatu gagasan pokop atau ide pikiran tentang
suatu hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikam seperti sebuah rumah,
tema merupakan fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis
dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang
sangatlah penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi
karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan
penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline). Berdasarkan uraian di atas, contoh
berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangkan karangan. Sekaligus
membedakan antara topik, judul dan tema.
Tema : Upaya mengatasi kriminalitas pada para pelajar bukanlah semata-mata tanggung jawab
aparat kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab para orang tua para pelajar.
Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait.
Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat yang
beragama yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa kita sesma
mkhluk hidup haruslah hidp damai dan berdampiungan. Seperti dalam topik, tema juga perlu
pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok
bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang
efektif
C. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Fungsi utama kerangka karangan adalah untuk mengatur hubungan antara gagasan-gagasan.
Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam
perencanaan karangannya. Kerangka karangan mengandung rencana kerja menyusun kerangka.
Kerangka akan mengarahkan akan penulisan menggarap karangan secara teratur. Kerangka
juga akan membantu penulis membedakan antara ide utama dan ide tambahan.
3. Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karang sudah “selesai” karena
semua ide sudah dikumpul, dirinci dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun
kalimat-kalimatnya saja untuk “menyembunyikan” ide dan gagasannya.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan di antara gagasan yang
ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka. Bagian
utama biasanya didahului angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan bagian bawahnya
(subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka Arab
saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-kode
itu akan lebih kompleks di dalam karangan yang benar benar seperti skripsi, tesis, disertasi, dan buku
a. Pola Alamiah
Seperti yang telah diuraikan di atas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah
mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit
dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1. Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang
seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang dipakai untuk
mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah
tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
1. Daerah Lahat
2. Daerah Pendopo
1. Daerah Samosir
2. Daerah Toba
C. Banjir di .......
2) Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik
yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangakaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah
pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti di atas dapat
divariasikan dengan susuna terbalik misalnya dari akhir ke awal. Perhatikan contoh kerangka
karangan yang memakai urutan waktu dibawah ini.
Berdasarkan kerangka di atas dapat dibuat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea;
dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat diperluas lagi menjadi empat bab; bahkan dapat
dibauat menjadi satu buku. Begitualah pentingnya membbuat kerangka karangan sebelum
mengarang.
b. Pola Logis
Di atas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara
berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut
pandangnya. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks –antiklimaks, sebab – akibat,
pemecahan masalah, dan umum – khusus.
2. Penyebab Kebakaran
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Telah sama-sama kita ketahui tadi bahwa tata Bahasa Indonesia mengarang memerlukan 3
aspek penting yakni, adanya Topik, Tema, dan Kerangka Karangan. Topik berarti pokok
pembicaraan atau pokok permasalahan, sedangkan Tema berarti pokok pemikiran, ide atau
gagasan. Dan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusuna
gagasan.
B. Saran
Setiap Mahasiswa diharapkan mampu menulis karangan dengan menggunakan tiga aspek
karangan untuk memperjelas suatu rincian. Dan berhati-hatilah dan penggunaan bagian-bagian
karangan tersebut agar hasil karangan dapat terlihat jelas.