Anda di halaman 1dari 6

Singgih Suhan Nanto | Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan

Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan

Singgih Suhan Nanto


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Dermatitis adalah suatu peradangan kulit yang terjadi sebagai adanya respon tubuh terhadap faktor eksogen dan atau
faktor endogen, sehingga nantinya akan menimbulkan suatu keadaan klinis yaitu berupa timbulnya efloresensi yang
polimorfik berupa eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan disertai keluhan gatal yang terjadi pada bagian
kulit dermis dan epidermis. Tanda–tanda tersebut dapat timbul secara bersamaan ataupun dapat timbul sendiri–
sendiri.Dermatitis kontak sendiri dapat terjadi dan diakibatkan oleh suatu pekerjaan, ini biasanya disebut dengan dermatitis
kontak akibat kerja (DKAK), DKAKsendiri biasanya banyak terjadi di tangan dan kaki dari pekerja.Hal ini banyak diakibatkan
oleh karena kurangnya kesadaran mengenai personal hygiene dan tidak dilengkapinya alat pelindung diri sewaktu
melaksanakan pekerjaannya. Angka insiden untuk dermatitis kontak akibat kerja itu sendiri bervariasi antara 2% - 10%.
Diperkirakan sebanyak 5% - 7% penderita dermatitis akan berkembang menjadi kronik dan 2% - 4% di antaranya sulit untuk
disembuhkan dengan pengobatan topical.

Kata kunci:Dermatitis, Dermatitis Kontak Akibat Kerja, Alat Pelindung Diri (APD), dan Personal Hygiene.

Contact DermatitisEventsDue toWorkOnHygiene Personnel


Abstract
Dermatitis is an inflammation of the skin that occurs as the body's response to exogenous factors or endogenous factors, so
that will lead to a clinical state in the form of onset efloresensi polymorphic erythema, edema, papules, vesicles, scaling,
lichenification and accompanied by complaints of itching that occurs on the skin dermis and epidermis. Such signs can occur
simultaneously or may occur singly. Contact dermatitis may occur alone and is caused by a job, is usually called the
Occupational contact dermatitis (DKAK), DKAK itself is usually a lot going on in the hands and legs of workers. This is
because due to lack of awareness of personal hygiene and does not include its personal protective equipment when
carrying out his job. Incidence of occupational contact dermatitis itself varies between 2% - 10%. It is estimated that as
much as 5% - 7% of patients will develop chronic dermatitis and 2% - 4% of which are difficult to treat with topical
treatment.

Keywords:Dermatitis , Occupational Contact Dermatitis, Personal Protective Equipment ( PPE ) , and Personal Hygiene.

Korespondensi:Singgih Suhan Nanto, Jl. Budi Utomo 2 no 11 Ganjar Asri Metro Barat, HP 082371227791,
singgihsuhan.anto@gmail.com

Pendahuluan Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis


Dermatitis kontak merupakan suatu Kulit Indonesia (Perdoski) 2009, sekitar 90%
reaksi inflamasi akut atau kronis dari suatu zat penyakit kulit akibat kerja merupakan
yang bersentuhan dengan kulit. Dibagi menjadi dermatitis kontak, baik iritan maupun alergik.2
dua jenis dermatitis kontakyaitu, dermatitis Penyakit kulit akibat kerja dapat berupa
kontak iritan (DKI) disebabkan oleh iritasi dermatitis dan urtikaria. Dermatitis kontak
kimia, dan dermatitis kontak alergi (DKA) merupakan 50% dari semua penyakit akibat
disebabkan oleh antigen atau alergen. kerja, terbanyak bersifat nonalergi atau iritan.1
Keduanya memunculkan reaksi Dermatitis kontak akibat kerja
hipersensitivitas tipe IV, yaitu cell-mediated merupakan salah satu kelainan kulit yang
atau tipe lambat. Karena DKI bersifat toksik, sering dijumpai.Kelainan kulit ini dapat
maka reaksi inflamasi hanya terbatas pada ditemukan sekitar 85% sampai 98% dari
daerah paparan, batasnya tegas dan tidak seluruh penyakit kulit akibat kerja. Insiden
pernah menyebar. Sedangkan DKA merupakan dermatitis kontak akibat kerja diperkirakan
reaksi imun yang cenderung melibatkan kulit di sebanyak 0,5 sampai 0,7 kasus per 1000
sekitarnya atau spreading phenomenon dan pekerja per tahun. Dermatitis kontak akibat
bahkan dapat menyebar di luar area kerja biasanya terjadi di tangan dan angka
yangterkena. Pada DKA dapat terjadi insiden untuk dermatitis bervariasi antara 2%
penyebaran yang menyeluruh.1 sampai 10%.Perlu dicatat bahwa 80% dari
dermatitis kontak akibat kerja atau

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015| 147


Singgih Suhan Nanto | Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan

Occupational Contact Dermatitis adalah iritan terjadinya dermatitis kontak yaitu seperti
dan 20% alergi. Namun, data terakhir dari emulsifier, surfaktan, ataupun biosida.Contoh
Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahan iritan yang banyak ditemukan dan
bahwa persentase dermatitis kontak akibat mengakibatkan dermatitis kontak akibat kerja
kerja karena alergi mungkin jauh lebih tinggi, pada pekerja selokan dan tukang sapu jalan
berkisar antara 50 dan 60 persen, sehingga adalah sabun dan deterjen, pestisida, debu,
meningkatkan dampak ekonomi dari kerja kotoran, keringat, desinfektan, petroleum,
DKA.3,4 pupuk buatan,dan sejenisnya. Sedangkan
Besarnya insidensi penyakit kulit akibat bahan allergen yang dapat menyebabkan
kerja yang merupakan dermatitis kontak dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja
sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena infeksi kulit selokan dan tukang sapu adalah bahan-bahan
dan 2,1% penyakit kulit karena sebab lain. Pada yang terbuat dari karet, yaitu sarung tangan,
studi epidemiologi, diIndonesia sepatu bot, Potassium dichromate, yaitu alat-
memperlihatkan bahwa 97% dari 389 kasus alat pertanian, preservatives pada pupuk
adalah dermatitis kontak, dimana 66,3% buatan, pestisida, antimikrobial, cow dander,
diantaranya adalah dermatitis kontak iritan serbuk gandum, tepung terigu, dan storage
dan 33,7% adalah dermatitis kontak alergi.5 myte, molds.3
Pada wilayah Lampung sendiri, didapatkan
data prevalensi pekerja terkenanya dermatitis Isi
kontak sekitar 63%, ini didapat menurut Dermatitis kontak adalah suatu inflamasi
survailence tahunan yang dilakukan oleh dinas pada kulit yang dapat disertai dengan adanya
kesehatan provinsi Lampung pada tahun 2012 edema interseluler pada epidermis karena kulit
dan menjadi peringkat pertama penyakit kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang
yang paling sering dialami.6 berkontak dengan kulit. Berdasarkan
Dalam praktek klinis, banyak bahan penyebabnya, dermatitis kontak ini dibagi
kimia dapat bertindak baik sebagai iritan menjadi dua, yaitu dermatitis kontak alergi dan
maupunalergen. DKA adalah salah satu dermatitis kontak iritan.9
masalah dermatologi yang cukup Adapun Dermatitis kontak alergi adalah
sering,menjengkelkan, dan menghabiskan hipersensitivitas tipe lambat, hasil dari kontak
biaya. Perlu dicatat bahwa 80% dari kulit dengan alergen yang spesifik pada orang-
dermatitiskontak akibat kerja atau orang yang mempunyai sensitivitas yang tinggi
Occupational Contact Dermatitis adalah iritan terhadap alergen tersebut.10 Penyebab sendiri
dan 20% adalah alergi, dan dilaporkan bahwa adalah bahan kimia sederhana dengan berat
insiden dermatitis kontak okupasi berkisar molekul umumnya rendah , yaitu <1000 dalton,
antara 5hingga 9 kasus tiap 10.000 karyawan merupakan alergen yang belum diproses,
full-time tiap tahunnya.7 disebut hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif,
Dermatitis itu sendiri adalah suatu dapat menembus stratum korneum sehingga
peradangan kulit yang terjadi sebagai adanya mencapai sel epidermis dibawahnya, yaitu sel
respon tubuh terhadap faktor eksogen dan hidup.
atau faktor endogen, sehingga nantinya akan Reaksi alergi ini menyebabkan inflamasi
menimbulkan suatu keadaan klinis yaitu pada kulit yang bermanifestasi eritema,
berupa timbulnya efloresensi yang polimorfik edema, dan vesikel. Hal ini dapat
berupa eritema, edema, papul, vesikel, dipengaruhioleh potensi sensitisasi alergen,
skuama, likenifikasi dan disertai keluhan gatal dosis per unit area, luas daerah yang terkena,
yang terjadi pada bagian kulit dermis dan lama pajanan, oklusi, suhu dan kelembapan
epidermis.8 lingkungan, vehikulum, dan pH. Juga faktor
Dermatitis kontak itu sendiri dapat individu, misalnya keadaan kulit pada lokasi
diakibatkan karena beberapa faktor. Studi data kontak, dan status imunologik misalnya sedang
yang diambil di California terdapat lebih dari menderita sakit, terpajan sinar matahari.11
13.000 jenis pestisida dimana mengandung Adapun lokasi lainnya adalah lengan jika
lebih dari 800 bahan aktif.3 Insiden tertinggi tidak tertutupi dan pada wajah serta leher
dermatitis kontak akibat kerja terkait dengan apabila terpapar dengan debu atau fumes.
pestisida terdapat pada selokan - selokan. Alergik terhadap karet dapat menyebabkan
Bahan-bahan lainnya yang dapat menyebabkan dermatitis. Beberapa pekerja mengalami

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015| 148


Singgih Suhan Nanto | Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan

proses adaptasi terhadap alergen dan iritan. eritema derajat rendah, vesikel, atau
DKAK dapat terjadi kapan saja, tetapi erosi dan selalu berlokasi di punggung
mengalami puncak setelah lama bekerja.12 tangan dan jari.
Untuk dermatitis kontak alergi ini sendiri 2. Reaksi dermatitis kontak iritan
daridata didapatkan banyak akutbiasanya timbul akibat paparan
menyerangpekerjakhususnya para pekerja bahan kimia asam atau basa kuat, atau
yang berkontak langsung dengan faktor paparan singkat serial bahan kimia, atau
penyebabnya,diantaranya seperti pekerja kontak fisik.
industri tekstil, doktergigi, pekerja konstruksi, 3. Reaksi Iritasi akut tertunda merupakan
elektronik, industri lukisan, rambut, industri reaksi akut tanpa tanda yang terlihat
sektormakanan dan logam, industri produk akibat reaksi inflamasi hingga 8 sampai
pembersih dan para pekerja kebersihan.13,14 24 jam. Setelah gejala klinis timbul, maka
Sedangkan Dermatitis kontak iritan (DKI) tampilan klinisnya sama dengan
merupakan reaksi peradangan kulit dermatitis kontak iritan akut.
nonimunologik, dengan patofisiologi yang 4. Reaksi dermatitis kontak iritan kronik
kompleks dan kerusakan kulit terjadi langsung kumulatif Jenis ini akibat adanya
tanpa didahului proses sensitisasi. Dermatitis paparan berulang pada kulit, dimana
kontak iritan sangat berbeda dengan dermatitis bahan kimia yang terpapar sering lebih
kontak alergi dari proses terjadinya yaitu dari satu jenis dan bersifat lemah karena
dimana bahan iritan atau toksin merusak dengan paparan tunggal tidak akan
membrane lemak keratinosit, tetapi sebagian mampu timbulkan dermatitis iritan.
dapat menembus membran sel dan merusak Bahan iritan ini biasanya berupa sabun,
lisosom, mitokondria, atau komponen inti. deterjen, surfaktan, pelarut organik dan
Kerusakan membran akan mengaktifkan enzim minyak.
fosfolipase yang akan merubah fosfolipid 5. Reaksi Iritasi subyektif pasien biasanya
menjadi asam arakhidonat (AA), diasilgliserida mengeluh gatal, pedih, seperti terbakar,
(DAG), platelet activating factor (PAF), dan atau perih pada hitungan menit setelah
inositida (IP3). AA diubah menjadi kontak dengan bahan iritan, tetapi tanpa
prostaglandin (PG) dan leukotrin (LT). PG dan terlihat perubahan pada kulit.
LT menginduksi vasodilatasi dan meningkatkan 6. Reaksi Iritasi noneritematosus gejala
permeabilitas vaskular sehingga yang sering timbul meliputi rasa
mempermudah transudasi komplemen dan terbakar, gatal, dan pedih.
kinin. PG dan LT juga bertindak sebagai 7. Reaksi Dermatitis gesekan.Tipe ini
kemoatraktan kuat untuk limfosit dan biasanya menimbulkan kulit kering,
neutrofil, serta mengaktivasi sel mast hiperkeratotik pada kulit yang terabrasi,
melepaskan histamin, PG dan LT lain, sehingga dan membuat kulit lebih rentan
memperkuat perubahan vaskular.11 terhadap terjadinya iritasi.
Adapun faktor yang dapat menyebabkan 8. Reaksi traumatik dapat timbul setelah
hal tersebut adalah bahan-bahan iritan seperti, trauma akut kulit seperti terbakar atau
minyak, alcohol, glycol, sodium hidroksida dan laserasi dan paling sering timbul pada
asam hidroflurat yang merupakan asam kuat tangan, serta dapat bertahan 6 minggu
dengan konsentrasi 100%. Selain faktor di atas, atau lebih. Proses pembengkakan pada
banyak faktor yang menimbulkan kelainan kulit dermatitis jenis ini memanjang dan
pada dermatitis kontak iritan, seperti faktor eritema, bersisik, papul atau vesikel
individumisalnya, ras, usia, lokasi, atopi, dapat timbul.
penyakit kulit lain, faktor lingkungan misalnya, 9. Reaksi pustular atau acneiformsering
suhu, kelembaban, udara, oklusi.15 tampak setelah terpapar bahan kimia
Dermatitis kontak iritan memiliki saat bekerja, seperti minyak, tar, logam
manifestasi klinis yang dapat dibagi berat, dan halogen, serta dapat pula
dalambeberapa kategori, berdasarkan bahan setelah penggunaan kosmetik.
iritan dan pola paparan. Setidaknya ada 10tipe 10. Reaksi Exsiccation eczematid, gambaran
klinis dari dermatitis kontak iritan, yaitu : klinis yang menjadi karakteristik adalah
1. Reaksi iritasiyang muncul sebagai reaksi gatal, kulit kering, dan ichtyosiform
monomorfik akut yang meliputi bersisik, bersisik.16

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015| 149


Singgih Suhan Nanto | Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan

Disisi lain tenaga kerja itu sendiri tidakmemadai. Selain itu, menasihati
merupakan sesuatu kriteria seseorang yang pekerja dengan DKA untukmeninggalkan
sudah, sedang mencari, serta yang sedang posisimereka saat ini mungkin bukan
melaksanakan pekerjaan didalam dirinya. saran terbaik, terutama jika perubahan
Dalam hal ini, pekerja dapat terkena dermatitis pekerjaan akanmenghasilkan dampak
kontak itu diakibatkan karena penggunaan alat ekonomi yang signifikan buruk.7
pelindung diri sewaktu bekerja yang minim dan 2. Induksi Ambang Batas
personal hygiene yang buruk.17 Pencegahan DKA yang benar
Alat pelindung diri itu sendiri adalah alat terletak pada penentuan ambang batas
yang digunakan seseorang dalam melakukan untuk induksipenyakit. Berdasarkan
pekerjaan dengan maksud melindungi dirinya informasi ini, produk dapat dipasarkan
dari sumber bahaya tertentu, baik yang berasal dan tempat kerjadirancang agar
dari pekerjaan dan lingkungan kerja, yang mengandung alergen pada tingkat
berguna dalam usaha mencegah atau bawah ambang batas.7
mengurangi kemungkinan cedera atau sakit.18
Sedangkan Personal Hygiene adalah Ringkasan
salah satu kemampuan dasar manusia dalam Dermatitis kontak adalah suatu
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan inflamasi pada kulit yang dapat disertai dengan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan adanya edema interseluler pada epidermis
sesuai dengan kondisi kesehatan yang karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan
layak,baik secara fisik maupun psikologis.19 kimia yang berkontak dengan kulit.Berdasarkan
Beberapa peneltian sebelumnya penyebabnya, dermatitis kontak ini dibagi
mengenai hubungan insidensi terkenanya menjadi dua, yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja dermatitis kontak alergi.
yang berkontak langsung dengan bahan-bahan Dermatitis kontak alergi sendiri adalah
alergen dan iritan, menunjukkan bahwa hipersensitivitas tipe lambat, hasil dari kontak
dermatitis kontak terjadi dikarenakan tidak kulit dengan alergen yang spesifik pada orang-
maksimalnya penggunaan alat pelindung diri orang yang mempunyai sensitivitas yang tinggi
dalam bekerja dan buruknya kebersihan diri terhadap alergen tersebut.Penyebab sendiri
atau personal hygiene para pekerja setelah adalah bahan kimia sederhana dengan berat
melakukan pekerjaan. molekul umumnya rendah, yaitu <1000 dalton.
Untuk itu para petugas kebersihan Sedangkan Dermatitis kontak iritan
dianjurkan sekali menghindari hal-hal yang (DKI) merupakan reaksi peradangan kulit
dapat menjadi faktor penyebab terjadinya nonimunologik, dengan patofisiologi yang
suatu dermatitis kontak, maka ada hal-hal yang kompleks dan kerusakan kulit terjadi langsung
harus diperhatikan, yaitu seperti : tanpa didahului proses sensitisasi.
1. Menghindari Alergen Berdasarkan penelitian, dermatitis
Setelah kemungkinan penyebab kontak itu sendiri banyak ditemukan pada
masalah dermatologi pasien telah pekerja, khususnya pada pekerja selokan dan
ditentukan oleh uji tempel, sangat tukang sapu jalan yang langsung berkontak
penting untuk menyampaikan informasi dengan bahan-bahan alergen, iritan tanpa
ini kepada pasien dengan cara yang perlindungan diri yang memadai dan tingkat
mudah dimengerti. Ini melibatkan kebersihan diri yang buruk.
penjelasan cermat terhadap bahan yang Hal ini diperkuat dengan beberapa
mengandung alergen.20 peneltian sebelumnya mengenai hubungan
Namun, untuk beberapa bahan insidensi terkenanya dermatitis kontak akibat
kimia seperti nikel dan kromium logam, kerja pada pekerja yang berkontak langsung
penghindaranlangsung setelah sekali dengan bahan-bahan alergen dan iritan,
sensitisasi tidak selalu menghasilkan menunjukkan bahwa dermatitis kontak terjadi
perbaikan gejala. Secarakeseluruhan, dikarenakan tidak maksimalnya penggunaan
prognosis untuk alergi akibat kerja ini alat pelindung diri dalam bekerja dan buruknya
buruk. Dengan demikian,menghindari kebersihan diri para pekerja setelah melakukan
alergen yang sudah pernah terpapar pekerjaan.
sekaliadalah pencegahan yang

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015| 150


Singgih Suhan Nanto | Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan

Simpulan Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas


Dari hasil penelitian didapatkan Kedokteran Universitas Indonesia; 2010:
Penggunaan Alat Pelindung Diri yang minimal 129-53.
dan ditambah lagi dengan tingkat personal 10. Hogan DJ. Allergic Contact Dermatitis
hygiene yang buruk setelah melakukan suatu [Internet]. Medscape; 2009 [Diperbarui
pekerjaan, khususnya pekerjaan yang tanggal 26 April 2013; diakses tanggal 9
langsung berkontak dengan bahan-bahan April 2015]. Tersedia dari
alergen dan iritan. Ini adalah suatu faktor yang :http://emedicine.medscape.com/article/
dapat menyebabkan insidensi terkenanya 1049216/overview#showall.
dermatitis kontak saat bekerja pada para 11. Dillon BT. Contact Dermatitis [Internet].
pekerja yang langsung berkontak dengan [Diakses tanggal 17 november 2012].
bahan-bahan alergen dan iritan tersebut. Tersedia dari:
http://www.emedicinehealth.com/contac
Daftar Pustaka t_dermatitis/page16_em.htm#Authors
1. Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s Color and Editors.
Atlas and Synopsis of Clinical 12. Gawkrodger DJ. Dermatology An
Dermatology. Edisi ke-6. New York: The Illustrated Colour Text. Churchill
McGraw-Hill Companies; 2009:20-33. Livingstone: 2003: 39–117.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit 13. Maiphetlho L. Allergies in the Workplace:
Indonesia. Majalah Ilmiah Dermato- Contact Dermatitis in the Textile Industry.
Venerologica Indonesiana. Maj Ilm Current Allergy and Clinical Immunology.
Dermato-Venerologica Indones; 2009. 2007; 20(1): 28-35.
3. Marks JG, Elsner P, Deleo VA. Contact & 14. Sanja, Maaike J, Maarten M. Individual
Occupational Dermatology. Edisi ke- Susceptibility to Occupational Contact
7.USA: Mosby Inc; 2002: 0-3. Dermatitis. Industrial Health. 2009; 47:
4. Belsito DV. Allergic Contact Dermatitis. 469-78.
Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, 15. Chowdhury, M. M. U., Maibach HI.
Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Editor. Occupational Skin Disorders.Current
Fitzpatrick’s Dermatology in General Occupational & Enviromental
Medicine. Edisi ke-6. New York: The Medicine.LaDou J. 2007;4(1): 280–297.
McGraw-Hill;2003: 1164-79. 16. Taylor JS, Sood A, Amado A. Irritant
5. Hudoyo. Dermatitis Kontak Akibat contact dermatitis. Dalam : Fitzpatricks
Kerja.Edisi ke-4. Jakarta: Raja Grafindo dkk, editor. Dermatology in general
Persada; 2002:70-3. medicine. New York: Mc Graw Hill
6. Departemen Kesehatan Republik Medical. 2008; 1(7): 395-401.
Indonesia. Lokakarya Nasional Jaminan 17. Budiono. Penerapan Peraturan Menteri
Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar. Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Jakarta:Depkes; 2012. Indonesia. 2006.
7. Belsito DV. Occupational contact 18. Setiawati. Proses pembelajaran dalam
dermatitis: etiology, prevalence and pendidikan kesehatan. Jakarta: Tim Dinas
resultant impairment/disability. J Am Acad Kesehatan Jakarta; 2008: 110-22.
Dermatol. 2005; 53(1):303. 19. Carpenito L. Buku Saku Diagnosis
8. Sularsito SA, Djuanda S. Hubungan Keperawatan. Edisi ke-10. Jakarta: EGC;
Personal Hygiene Terhadap Dermatitis 2007.
Kontak. Jakarta: Fakultas Kedokteran 20. Holgate S, Church MK, Lichtenstein LM.
Universitas Indonesia. 2007;4(1): 129–40. Allergy. Edisi ke-3. Philadelphia: Mosby
9. Kosasih A, Djuanda A E al. Ilmu Peyakit Elsevier; 2006: 118-27.

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015| 151


Singgih Suhan Nanto | Kejadian Timbulnya Dermatitis Kontak Pada Petugas Kebersihan

Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015| 152

Anda mungkin juga menyukai