Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Ruang Lingkup Islam dan Etika Bisnis

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Etika Bisnis Islam”

Dosen pengampu:

Roni Subhan, M.Pd.

Oleh :
1. Siti nuriyah E20192304
2. M. Shadiqurrahman E20192292
3. Linda nurul farawansyah E20192288
4. Intan purnama sari E20192283

PRODI EKONOMI SYARIAH 7

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMAMA ISLAM NEGRI JEMBER

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan khadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat tufiq, hidayah dan inayah hidayah ‘dan inayah sehingga
penulis dapat menyelesaikan

Makalah Etika Bisnis Islam, dengan judul “Ruang Lingkup Islam dan
Etika bisnis”. Kami ucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Roni Subhan,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis Islam yang telah memberikan
bimbingan untuk penyelesaian makalah ini.

Penyusun menyadari meskipun penulisan makalah ini telah mengupayakan


seoptimal mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak
sengaja, untuk itu bagi para pembaca yang budiman, kami harapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumya dan khususnya bagi
penulis serta memperoleh ridho Allah SWT. Aamiin.

Jember, 3 Maret 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................5

A. DEFINISI ETIKA BISNIS.........................................................................6


B. PENGERTIAN ETIKA BISNIS ISLAM.....................................................9
C. AKTIVITAS DAN ETIKA BISNIS.........................................................10
D. Perbandingan Etika Bisnis Dalam Perspektif Sistem Ekonomi Islam dan
Sistem Ekonomi Kapitalisme....................................................................16
E. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam.........................................................17
F. Kebaikan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis....................................18
G. Kelemahan-kelemahan pokok sistem ekonomi kapitalis…......................19
H. Etika Bisnis Dalam Prespektif Sistem Ekonomi Islam..............................19
I. Pengertian Sistem Perekonomian Indonesia..............................................20

BAB 3 PENUTUP..................................................................................................21

A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang dijadikan sebagai
pedoman atau panduan untuk bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga,
seluruh aspek yang berkaitan dengan bisnis tersebut dapat menjalankan
bisnis sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang adil, baik,
sehat, serta professional, baik bagi seluruh orang di dalam perusahaannya,
klien, mitra kerja, pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas.
Dalam dunia bisnis, kita pasti akan mengenal istilah etika bisnis. Banyak
orang yang sangat setuju bahwa etika bisnis memang perlu dimiliki oleh
setiap bisnis.
Selain itu, etika bisnis dan profesi juga memiliki kaitan yang erat
satu sama lain. Mengapa demikian? Karena etika bisnis dapat dijadikan
sebagai pedoman yang sama untuk diterapkan pada individu dalam bekerja
dan berperilaku sesuai dengan kaidah norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku di dalam tempat kerjanya. Oleh karena itu, setiap individu yang
terjun ke dalam dunia bisnis atau fokus pada profesinya harus membaca
dan memahami makalah etika bisnis serta materi etika bisnis yang
mungkin dimiliki masing-masing organisasi dan perusahaan. Tujuannya
agar individu dapat memahami etika bisnis yang diterapkan tempat
kerjanya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan devinisi etika bisnis?
2. Apa devinisi etika bisnis islam?
3. Apa perbandingan etika bisnis dalam perspektif sistem Ekonomi Islam
dan sistem ekonomi kapitalisme?
4. Jelaskan sistem perekonomian indonesia?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ETIKA BISNIS


Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang dijadikan sebagai pedoman
atau panduan untuk bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga, seluruh aspek
yang berkaitan dengan bisnis tersebut dapat menjalankan bisnis sesuai dengan
nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku yang adil, baik, sehat, serta professional,
baik bagi seluruh orang di dalam perusahaannya, klien, mitra kerja, pemegang
saham, pelanggan dan masyarakat luas. Dalam dunia bisnis, kita pasti akan
mengenal istilah etika bisnis. Banyak orang yang sangat setuju bahwa etika
bisnis memang perlu dimiliki oleh setiap bisnis.
Salah satu prinsip etika bisnis adalah menjadikan bisnis menjadi suatu
kegiatan yang beretika, sehingga dapat berjalan seiring dengan kaidah-kaidah
etika, hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam banyak hal, norma-norma
dan kaidah etika yang berlaku tidak hanya baik untuk diterapkan pada bisnis,
namun juga membantu kita untuk bertanggung jawab dan berperilaku baik
pada masyarakat. Itulah mengapa etika bisnis dan tanggung jawab sosial
selalu berjalan beriringan.
Selain itu, etika bisnis dan profesi juga memiliki kaitan yang erat satu
sama lain. Mengapa demikian? Karena etika bisnis dapat dijadikan sebagai
pedoman yang sama untuk diterapkan pada individu dalam bekerja dan
berperilaku sesuai dengan kaidah norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di
dalam tempat kerjanya. Oleh karena itu, setiap individu yang terjun ke dalam
dunia bisnis atau fokus pada profesinya harus membaca dan memahami
makalah etika bisnis serta materi etika bisnis yang mungkin dimiliki masing-
masing organisasi dan perusahaan. Tujuannya agar individu dapat memahami
etika bisnis yang diterapkan tempat kerjanya masing-masing.

 Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli


Bagaimana dengan pengertian etika bisnis menurut para ahli? Para
profesional mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat moral yang

5
baik dan tepat untuk dipraktikkan dalam suatu bisnis dan etika bisnis ini
juga dapat menjadi pedoman kebijakan yang tepat, ketika kita harus
mempertimbangkan topik-topik bisnis yang sekiranya dapat menjadi
kontroversial.
Menurut Kirk O. Hanson, seorang pakar etika yang sangat terkenal
dan juga merangkap sebagai Direktur Eksekutif di Markkula Center for
Applied Ethics menyatakan pendapatnya tentang pengertian etika bisnis.
Bagi Hanson, etika bisnis bukan sekedar seperangkat moral yang menjadi
pedoman untuk sebuah bisnis, namun etika bisnis dapat menjadi sebuah
studi tentang standar perilaku bisnis yang mempromosikan kesejahteraan
manusia dan kebaikan.
 Tujuan Etika Bisnis
Seringkali etika bisnis dipandu oleh hukum, sehingga dapat
berjalan secara beriringan. Meskipun begitu, ada beberapa organisasi yang
lebih memilih untuk beroperasi secara etis untuk mendapatkan penerimaan
dari masyarakat. Salah satu tujuan etika bisnis yang paling utama adalah
membantu membangun tingkat kepercayaan yang lebih tinggi antara para
pemangku kepentingan dalam suatu organisasi dan para konsumen.
Ada beberapa tujuan penting lainnya yang akan kita dapatkan ketika
menerapkan etika bisnis, yaitu sebagai berikut ini:
 Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Pribadi (Personal)
Pada tingkat pribadi, etika bisnis diterapkan dengan tujuan
untuk tidak menyalahgunakan properti orang lain. Selain itu, ini
juga bertujuan agar organisasi atau perusahaan akan menepati janji
dalam memperluas manfaat bisnis mereka kepada masyarakat
sekitar dan tidak mencari keuntungan yang instan dengan
melanggar norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku .
 Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Kebijakan Internal Organisasi.
Pada tingkatan ini, etika bisnis membantu organisasi atau
perusahaan untuk mempraktikkan bisnis mereka secara adil,
terutama dalam berurusan dengan karyawan dan para pemangku
kepentingan lainnya. Selain itu, etika bisnis juga bertujuan untuk

6
membantu organisasi dan perusahaan dalam memiliki komunikasi
yang terbuka dan lebih baik di semua tingkatan. Dengan
komunikasi yang terjalin dengan baik, para karyawan akan
terdorong untuk memberikan produktivitas yang lebih baik dan
mau menjalani segala kebijakan internal yang berlaku.
 Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Sosial.
Tujuan ketiga dalam etika bisnis adalah membantu
organisasi atau perusahaan untuk memiliki tingkat kepedulian
sosial yang tinggi, sehingga ini menjadi perhatian utama bagi
organisasi bisnis. Beberapa contoh dari tujuan etika bisnis ini
seperti, menjaga lingkungan agar tetap bersih, berhati-hati dalam
menggunakan sumber daya alam yang langka dan memastikan
kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat dan orang-orang
penting yang terlibat.
 Tujuan Etika Bisnis dalam Tingkat Pemangku Kepentingan.
Memiliki serta menerapkan etika bisnis juga bertujuan
untuk menjaga hubungan kita dengan para pemangku kepentingan
seperti, pemegang saham, pelanggan, pemasok barang, karyawan,
bank dan lembaga keuangan, pemerintah dan semua pihak lain
yang terhubung dengan organisasi atau perusahaan kita.
 Contoh Etika Bisnis
Setelah menyimak definisi dan tujuan dari etika bisnis, kini saatnya
kami mengajak rekan-rekan pembaca untuk mengenal beberapa contoh
etika bisnis, yaitu sebagai berikut ini:
 Menjaga data-data privasi yang bersifat sangat rahasia yang
dimiliki oleh klien, mitra bisnis dan pelanggan.
 Memenuhi permintaan klien dan mitra bisnis yang telah disepakati
dalam perjanjian kerja atau kontrak.

B. PENGERTIAN ETIKA BISNIS ISLAM


Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui
hal-hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melanjutkan tentu

7
melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan
dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Mempelajari
kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standart untuk
perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral.
Artinya etika bisnis Islami merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral
yang berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa etika bisnis Islam
adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk benar, salah dan halal haram
dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas yang sesuai
dengan syariah.
Karakteristik standart etika bisnis Islami yaitu :
1. Harus memperhatikan tingkah laku dari konsekuensi serius untuk
kesejahteraan manusia.
2. Memperhatikan validitas yang cukup tinggi dari bantuan atau keadilan.
Etika untuk berbisnis secara baik dan fair dengan menegakkan hukum
dan keadilan secara konsisten dan konsekuen setia pada prinsip-prinsip
kebenaran, keadaban dan bermartabat.
 Karena bisnis tidak hanya bertujuan untuk profit saja, namun perlu
mempertimbangkan nilai-nilai manusiawi, apabila tidak akan
mengorbankan hidup banyak orang, sehingga masyarakat pun
berkepentingan agar bisnis dilaksanakan secara etis.
 Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia yang
lainnya, sehingga membutuhkan etika sebagai pedoman dan
orientasi bagi pengambilan keputusan, kegiatan dan tindak tunduk
manusia dalam berhubungan (bisnis) satu dengan yang lainnya.
 Bisnis saat ini dilakukan dalam persaingan yang sangat ketat,
maka dalam persaingan bisnis tersebut orang yang bersaing
dengan tetap memperhatikan norma-norma etis pada iklim yang
semakin profesional justru akan menang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian bisnis Islami
tersebut selanjutnya dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara
fungsional akan membentuk suatu kesadaran beragama dalam

8
melakukan setiap kegiatan ekonomi (religiousness economy practical
guidance).

C. AKTIVITAS DAN ETIKA BISNIS


Dalam melakukan segala aktivitas terutama dalam bentuk kegiatan usaha
ada etika yang mengatur. Sehingga dalam kegiatan tersebut dapat
menimbulkan keharmonisan dan keselarasan antar sesama. Begitu juga dalam
dunia bisnis tidak lepas dari etika bisnis. Etika bisnis merupakan aturan yang
sangat mengatur tentang aktifitas bisnis.
a. Bertaqwa adalah senantiasa bermuamalah dengan muamalah yang Islami
atau berbisnis secara alami. Adapun aktifitas dan etika bisnis Islam adalah
sebagai berikut:
1. Pembisnis harus jujur (shiddiq)
Shiddiq adalah berkata benar. Jujur terhadap diri sendri, makhluk
lain dan sang pencipta. Tanpa kejujuran semua hubungan termasuk
hubungan bisnis tidak akan berjalan lama. Padahal dalam prinsip
berbisnis interaksi yang memberikan keuntungan sedikit tetapi
berlangsung berkali-kali lebih baik dari pada untung banyak tetapi
hanya sekali, dua kali atau tiga kali. Jujur merupakan motivator yang
abadi dalam budi pekerti dalam perilaku seorang pembisnis muslim.
Karena sebagai salah satu sarana untuk memperbaiki amalnya dan
sarana untuk bisa masuk surga.
2. Amanah
Islam mewajibkan pembisnis untuk mempunyai sikap amanah
terhadao dirinya sendiri dan orang lain apalagi tidak boleh
meremehkan hak orang yang memberikan amanah. Karena amanah
merupakan tanggung jawab yang besar yang lebih berat dari seluruh
yang ada didunia ini.
3. Adil
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis dan
melarang berbuat curang. Kecurangan dalam berbisnis pertanda
kehancuran bisnis tersebut karena kunci keberhasilan bisnis adlah

9
keadilan. Bersikap adil dalam transaksi jual beli berdampak baik
kepada hasil jualannya karena konsumen akan merasakan kenyamanan
dan tidak ada yang di lebihka serta dirugikan
a. Adapun beberapa distorsi atau kecurangan dalam pasar perspektif
Islam yaitu:
1. Rekayasa penawaran dan rekayasa permintaan
Rekayasa terjadi ketika pembeli menciptakan
permintaan palsu seolah olah terdapat banyak permintaan
terhadap suatu produk sehingga harga jual beli produk itu
akan naik. Hal ini bisa ditemukan misalnya dalam bursa
valas dan yang lainnya. Sedangkan rekayasa penawaran
(flash demand) atau lebih dikenal dengan ikhtiar. Ikhtiar
disini adalah penimbunan barang yang akan dijual yang
mana barang tersebut sedang dibutuhkan oleh masyrakat
dari sirkulasi pasar dalam satu masa tertentu sampai
kemudian barang tersbut akan semakin mahal.
2. Penipuan
Setiap transaksi di dalam Islam harus didasarkan
pada prinsip kerelaan antara kedua belah pihak. Mereka
harus mempunyai informasi tentang barang yang
diperdagangkan, baik dari segi kualitas, kauntitas harga
jual dan waktu serah terima. Sehingga tidak ada yang
merasa dirugikan di dalam hal ini, dan tidak ada pihak
yang meras dicurangi. Karena Islam tidak memaksa
seorang untuk menjual ataupun membeli suatu barang
karena unsur pemaksaan adalah suatu hal yang sangat
dilarang. Agar tidak merugikan pihak-pihak tertentu.
3. Kerancauan
Kerancauan atau yang biasa di sebut gharar juga
mengambil empat bentuk yang menyangkut kualitas, harga,
dan waktu penyerahan barang. Jual beli gharar yaitu segala
jenis jual beli dengan menipu pihak lain.

10
b. konsep Al quran bisnis yang etika
Terintegrasinya etika Islam dalam bisnis telah menciptakan
suatu paradigma bisnis dalam sistem etika bisnis Islam.
Poaradigma bisnis dalam sistem etika bisnis Islam. Paradigma
bisnis adalah gugusan pikir atau cara pandang tertentu yang
dijadikan sebagi landasan bisnis baik sebagai aktifiats maupun
entitas. Paradigma bisnis Islam di bangun dan dilandasi oleh
faktor-faktor berikut:
1. Kesatuan
Konsep kesatuan disini adalah kesuatuan
sebagaimana dalam konsep tauhid yang memadukan
keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim, baik dalam
ekonomi, politik, sosial, maupun agama. Tauhid hanya
dianggap sebagai keyakinan Tuhan hanya satu. Tetapi
tauhid adalah sistem yang harus dijalankan dalam
mengelola kehidupan ini.
2. Keseimbangan
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam
mengharuskan untuk berbuat adil. Pengertian adil dalam
Islam diarahkan agar hak orang lain harus di tempatkan
sebagaimana mestinya (sesuai dengan aturan syariah).
Karena orang yang adil lebih dekat dengan ketakwaan.
Bahwa keseimbangan hidup di dunia dan akhirat harus
diutamakan oleh para pembisnis muslim. Oleh karenanya,
konsep keseimbangan berarti menyerukan kepada para
pengusaha muslim untuk bisa merealisasikan tindakan-
tindakan (dalam bisnis) yang dapat menempatkan dirinya
dan orang lain dalam kesejahteraan duniawi dan
keselamatan akhirat.
3. Kehendak bebas
Hal yang terkait dengan kemampuan manusia untuk
bertindak tanpa paksaan dari luar. Kehendak bebas juga

11
tidak terlepas dari posisi manusia sebagai KhalifatuAllah di
muka bumi. Seperti halnya dalam bermuamalah, kebebasan
dalam menciptakan mekanisme pasar memang diharuskan
dalam islam dengan tidak ada pendzaliman, maysir gharar
dan riba. Dengan demikian, kebebasan berhubungan erat
dengan kesatuan dan kesetimbangan.
4. Pertanggung jawaban
Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan
kepada dua sisi yakni sisi vertikal (kepada Allah swt) dan
sisi horizontalnya kepada sesama manusia. Seorang
muslim harus meyakini bahwa Allah selalu mengamati
perilakunya dan akan harus di pertanggungjawabkan semua
tingkah lakunya kepada Allah di hari akhirat nanti. Sisi
horizontalnya kepada manusia atau kepada konsumen.
Tanggung jawab dalam bisnis harus di tampilkan secara
transparan (keterbukaan), kejujuran, pelayanan yang
optimal dan berbuat yang terbaik dalam segala urusan.
5. Kebenaran, kebajikan dan kejujuran
Kebenaran adalah nilai yang dijadikan dasar dan
tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam konteks
bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan
perilaku yang benar. Kebijakan adalah sikap yang baik dan
yang merupakan tindakan memberi keuntungan bagi orang
lain. Sedangkan kejujuran adalah sikap jujur dalam semua
proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan.
6. Toleransi dan keramahan tamahan.
Bentuk-bentuk toleransi dan keramah-tamahan
yaitu tidak menaikkan keuntungan yang melampaui batas
kewajaran menerima kembali dalam batas tertentu barang
yang dijualnya jika pembeli merasa tidak puas dengannya.
Oleh karena itu dengan bersifat ramah dan toleransi dalam

12
transaksi jual beli dapat membuat konsumen sengan dan
betah atau bahkan merasa tentram jika bertransaksi.
7. Keterbukaan dan kebebasan
Kesediaan pelaku bisnis untuk menerima pendapat
orang lain yang lebih benar serta menghidupkan potensi
dan inisiatif yang kreatif dan positif. Tidak hanya dengan
keterbukaan, seorang pembinsis haruslah menjalin
kerjasama dalam membagi beban dan memikul tanggung
jawab tanpa ada diskriminasi diantara pelaku bisnis.

D. Perbandingan Etika Bisnis Dalam Perspektif Sistem Ekonomi Islam dan


Sistem Ekonomi Kapitalisme
Sistem Ekonomi Islam Yang dimaksud dengan sistem ekonomi islam
adalah ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek sehari-hari bagi
individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun pemerintah/penguasa dalam
rangka mengorganisasikan faktor produksi, distribusi dan pemanfaatan barang
dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan/perundangundangan islam
(sunnatullah). Dengan demikian, sumber terpenting peraturan/perundang-
undangan perekonomian islam adalah al-qur,an dan sunnah.Namun demikian,
sangat disayangkan hingga saat ini belum ada suatu literatur yang mengupas
tentang sistim ekonomi islam secara menyeluruh.Memang sudah agak lama
ummat islam mengalami suatu penyakit pluralismeekonomi (berada di tengah-
tengah sistim ekonomi liberal, komunis dan sosialis).Hal itu (pluralisme sistim
ekonomi) muncul disebabkan oleh ketidakmampuan ummat islam melahirkan
suatu konsep sistim ekonomi islam (menggabungkan sistim ekonomi dan
syari,at).Kondisi ini oleh Muhammad Syafi,i Antonio dilukiskan dengan
mengemukakan “ Di satu pihak kita mendapatkan para ekonom, banker dan
usahawan yang aktif dalam menggerakkan roda pembangunan ekonomi, tetapi
lupa membawa pelita agama karena memang tidak mengusai syari,at terlebih
lagi fiqih muamalahsecara mendalam.Di lain pihak, kita menemukan para
kiyai dan ulama yang mengusai secara mendalam konsep-konsep fiqih, ulumul

13
qur,an dan disiplin lainnya tetapi kurang menguasai dan memantau fenomena
ekonomi dan gejolak bisnis di sekelilingnya.
Sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang dijalankan berdasarkan
syariat islam atau aturan-aturan Allah. Dengan bersandarkan kepada Alquran
dan Hadits Nabi Muhammad sebagai pedoman yang tujuan akhirnya adalah
keridhaan Allah, dengan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat
Islam.Dalam segala kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia harus sesuai
dengan ketentuan Allah, baik dalam hal jual beli, pinjam meminjam maupun
investasi.

E. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam:


1. Allah Pemilik Segala SesuatuAllah memberikan kekayaan kepada manusia
dan Dia adalah pemilik segala sesuatu.
2. Kekayaan di Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan AkhiratManusia
harus menggunakan kekayaan yang diperolehinya di dunia untuk
mendapatkan kehidupan yang baik dan kesejahteraan di Akhirat kelak.
3. Bagian di Dunia Tidak Boleh Diabaikan dalam Mendapatkan
AkhiratManusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini.
Manusia hendaklah bekerja sekuat kuatnya untuk mendapatkan kebaikan
di dunia gdengan cara yang paling adil dan dibenarkan oleh undang-
undang.
4. Berlaku Adil kepada Sesama Manusia Manusia mestilah berlaku baik
terhadap sesama manusia. Hendaklah mereka melaksanakan
tanggungjawab terhadap masyarakat dan membantu orang-orang yang
berada dalam kesusahan.
5. Tidak Boleh Melakukan Kerusakan Manusia mesti menghindari dirinya
dari melakukan pebuatan-perbutan dosa yang termasuk dalamnya
kegiatan-kegiatan mencari hasil kekayaan dengan cara yang tidak adil,
mubazir dalam penggunaan sumber-sumber dan hasil-hasil kekayaan serta
melakukan penipuan dalam bisnis.

14
F. Kebaikan Sistem Ekonomi Kapitalis Dan Sosialis.
Kebaikan-kebaikan sistem ekonomi kapitalis.Dibahwah ini akan
diterangkan dengan singkat kebaikan-kebaikan sistem ekonomi kapitalis
sebagai berikut : Persaingan bebas di antara individu akan mewujudkan tahap
produksi dan tingkat harga pada tingkat yang wajar dan akan membantu
mempertahankan penyesuaian yang rasional diantara kedua variabel tersebut.
Persaingan akan mempertahankan tahap keuntungan dan upah pada tingkat
yang sederhana dan rasional.
Untuk itu, dasar hukum akan mempertahankan semua perkara pada tahap
yang mendasar.Para ahli ekonomi kapitalis menyatakan bahwa motivasi untuk
mendapatkan keuntungan merupakan tujuan yang terbaik, sebanding dengan
tujuan untuk memaksimumkan produksi. Semakin sedikit kesempatan untuk
memperoleh keuntungansemakin kecil semangat untuk giat bekerja dan
meningkatkan produksi.
Sebaliknya, jika kita mempertahankan motivasi mendapatkan setiap
individu untuk memperoleh pendapatan sebanyak mungkin, setiap orang akan
berupaya bekerja keras dengan tenaga yang maksimum serta berusaha untuk
melakukan produksi maksimum.Para pendukung system ekonomi kapitalis
menyatakan bahwa kebebasan ekonomi sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Mereka menyebutnya “ Dasar hukum “ ekonomi dan menegaskan bahwa jika
dasar hukum diterapkan dengan bebas, ia akan meningkatkan produktivitas
masyarakat. Ini bukan saja berupaya meningkatkan kekayaan negara tetapi
dapat mewujudkan distribusi kekayaan yang rasional dalam masyarakat..2.
Kelemahan-kelemahan sistem ekonomi kapitalis.

G. Kelemahan-kelemahan pokok sistem ekonomi kapitalis dapat


dirumuskan sebagai berikut :
Persaingan bebas yang tak terbatas mengakibatkan banyak keburukan
dalam masyarakat apabila ia mengganggu kapasitas kerja dan system ekonomi,
sebagai contoh, hak individu yang tidak terbatas untuk memiliki harta
mengakibatkan pengumpulan kekayaan secara berlebih-lebihan oleh beberapa

15
individu. Ini mengakibatkan distribusi kekayaan yang tidak seimbang dalam
masyarakat dan seterusnya menyebabkan rusaknya sistem ekonomi.
Persaingan bebas mengakibatkan munculnya semangat persaingan di
antara individuindividu untuk kepentingan individu dan kepentingan umum
akan menimbulkan bahaya dan ketidak selarasan dalam masyarakat.Apabila
kekayaan hanya dimiliki oleh sebagian kecil individu, mereka akan
menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri, yang jelas mereka akan
mengorbankan kepentingan utama masyarakat, semata-mata untuk memenuhi
kepentinagn individu dengan masyarakat secara perlahan merupakan bagian
terpenting dalam masyarakat keseluruhan, dimana hal tersebut sangat
mengganggu sistem ekonomi.

H. Etika Bisnis Dalam Prespektif Sistem Ekonomi Islam


Etika bisnis merupakan seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar dan
salah. Dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas, ada
berapa hal yang dapat dikemukakan sebagai tujuan dari etika bisnis sebagai
beruikut:
1. Menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam
bisnis.
2. Memperkenalkan argumentasi-argumentasi moral dibidang
ekonomi dan bisnis serta cara penyusunannya.
3. Membantu untuk menentukan sikap moral yang tepat dalam
menjalankan profesi.

I. Pengertian Sistem Perekonomian Indonesia


Menurut rujukan dari Bappenas, sistem ekonomi Indonesia, walaupun
dengan perumusan yang agak beragam, telah dimuat di berbagai ketetapan
perundang-undangan. Dalam Undang Undang Dasar 1945, khususnya Pasal
33, sistem ekonomi dirumuskan sebagai berikut: “Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan” (ayat 1); “Cabang-
cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara “(ayat 2); “Bumi dan air dan kekayaan

16
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” (ayat 3).

Ketiga ayat ini dimuat baik di UUD45 sebelum di amandemen maupun di


UUD45 setelah diamandemen. Dari ketiga ayat ini sebenarnya telah tersirat
jenis sistem ekonomi yang dianut Indonesia. Namun pada UUD 1945, setelah
diamandemen, ditambah ayat (4) yang secara eksplisit merumuskan sistem
ekonomi Indonesia, yaitu “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.

Suatu perumusan lain mengatakan bahwa : “ Dalam Demokrasi Ekonomi


yang berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal sebagai berikut :

 Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap


manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah
menimbulkan dan mempertahankan kelemahan struktural ekonomi
nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.
 Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta aparatur ekonomi
negara bersifat dominan, mendesak dan mematikan potensi serta daya
kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.

Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu


kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan
masyarakat dan cita-cita keadilan sosial.” (GBHN 1993).

Selain di UUD 1945 dan GBHN 1993 itu, berbagai gagasan sistem
ekonomi Indonesia telah diutarakan oleh berbagai pakar ekonomi Indonesia.
Misalnya pakar ekonomi senior Indonesia mengatakan bahwa sistem ekonomi
Indonesia “….pada dasarnya merupakan ekonomi yang dijalankan oleh dunia
usaha swasta walaupun perlu diatur oleh negara…” (Widjojo Nitisastro. “The
Socio-Economic Basis of the Indonesian State”, 1959).

17
1. Ciri- ciri Sistem Perekonomian Indonesia
Menurut UUD’45, sistem perekonomian pancasila tercermin dan
dapat dilihat di dalam pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34. Sistem ekonomi yang
diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila yang
mengandung demokrasi ekonomi. Ini berarti bahwa segala kegiatan dalam
hal ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk kepentingan rakyat dibawah
pengawasan dari pemerintah.
Meski Setiap sistem ekonomi punya ciri-ciri yang berbeda satu
sama lain, namun ciri yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 adalah :
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang. Negara tetap mengakui hak milik perorangan yang tidak
bertentangan dengan kepentingan publik. Masyarakat adalah bagian yang
penting dalam sistem ekonomi dengan kegiatan produksi yang dilakukan,
dipimpin, dan diawasi oleh masyarakat.
2. Penerapan Sistem Perekonomian Indonesia
Dengan dasar penerapan sistem perekonomian Pancasila yang menjadi
acuan dasar keseluruhan perekonomian negara, berikut ini beberapa
contoh adanya penerapannya ekonomi Indonesia :
1. Adanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
Merujuk pada aturan dan undang- undang resmi negara
yang mengatakan hal- hal yang dianggap penting serta
berhubungan dengan hajat hidup orang banyak diatur oleh negara.

18
Karenanya, negara memimpin peran penting dalam menciptakan
Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.
2. Adanya Koperasi
Badan koperasi adalah salah satu bentuk implementasi dari
sistem perekonomian Indonesia yakni Pancasila. Setiap badan
koperasi didirikan dengan tujuan usaha kolektif yang memakai
dasar asas kekeluargaan.
3. Adanya Serikat Pekerja
Selain adanya BUMN dan juga Koperasi, maka ada juga
serikat pekerja yang diharapkan akan mampu meminimalisir,
memantau dan mengantisipasi kemungkinan adanya
penyelewengan atau eksploitasi dari sumber daya, dalam hal ini
sumber daya manusia.
3. Tujuan Sistem Perekonomian Indonesia
Merujuk pada kalimat terakhir dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 yang berbunyi bahwa tujuan bangsa adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan hal
yang mendasari tujuan pembangunan sistem perekonomian Indonesia. Ini
membuat secara umum, tujuan ekonomi Indonesia mengikuti ide- ide
dengan garis besar :
1. Peningkatan pendapatan perkapita negara.
2. Perencanaan pembangunan ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi.
3. Meningkatkan taraf hidup penduduk serta menyetarakannya.
4. Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
5. Mengurangi kesenjangan sosial.
6. Meningkatkan kapasitas produksi
7. Meningkatkan investasi.
8. Menurunkan angka kemiskinan.
9. Menciptakan keadilan dan kemakmuran masyarakat.
10. .Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan untuk peningkatan
kualitas hidup masyarakat.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep etika berhubungan erat dengan konsep akhlak dalam islam,
sehingga muncul istilah etika islam. Etika islam merupakan bagian dari
pokok-pokok ajaran islam yang lebih spesifik menekankan pada ajaran
moral yaitu bagaiman harus bersikap dan berperilaku sehingga perilaku
moral dapat menjadi justifikasi apakah seseorang berbuat baik atau
berbuat buruk.
Etika islam memberikan jalan tengah dimana aktivitas ekonomi
dan bisnis tidak selalu di orientasikan untuk kepentingan maksimalisasi
keuntungan atau benefit ekonomi. Melainkan mengarahkan untuk
mengendalikan dua kepentingan yang berlawanan.
B. Saran

20
DAFTAR PUSTAKA

https://studilmu.com/blogs/details/etika-bisnis-definisi-tujuan-contoh-dan-
manfaatnya-dalam-perusahaan, Diakses pada 3 Maret 2021.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7045/5/BAB%20II.pdf, Diakses pada 3 Maret


2021

https://idcloudhost.com/sistem-perekonomian-indonesia-pengertian-ciri-ciri-
tujuan-dan-penerapan-di-indonesia/, Diakses pada 3 Maret 2021.

Rozalinda. 2017. Ekonomi Islam. PT.Raja Gafindo, Persada, Depo.

Danupranata, Gita. 2016. Ekonomi Islam. Unit penerbitan Fakultas Ekonomi


UPFE-UMY Yogyakarta.

K.lubis Suhrawardi. 2000. hukum ekonomi Islam. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai