Adanya perubahan komposisi modal pada perusahaan anaknya khususnya berkurangnya saldo
LYD tanpa diikuti dengan berkurangnya aktiva dari saat terjadinya pemilikan saham
menimbulkan masalah tersendiri yaitu bila setelah terjadi pembagian bonus saham disusun neraca
konsolidasi. Masalah tersebut terutama berhubungan dengan proses eliminasi terhadap hak-hak
pemilikan pada perusahaan anak.
Contoh 5 :
Pada tanggal 1 Jan 2011 PT. Wijaya membeli 400 lb saham PT. Dian dengan kurs 175. Pada saat
tersebut posisi modal PT. Dian sbb :
Modal saham 500 lb nominal @ Rp 100.000 Rp 50.000.000
LYD Rp 27.500.000
Dalam tahun 2011 PT. Dian melaporkan laba Rp 12.500.000 dan membagikan bonus saham
sebanyak 50% dari modal yang telah beredar.
Dengan bertitik tolak pada data tersebut, bila sesaat setelah terjadinya pemilikan saham-saham PT.
Dian disusun neraca konsolidasi sbb :
1) Metode Cost
- Tidak ada penghasilan apapun yang harus diakui dari bonus saham yang dibagikan
- Nilai investasi juga tidak berubah walaupun dalam hal ini diterima saham yang sama
sebanyak 50% x 400 lb = 200 lb (karena disamping tidak ada pengorbanan yang terjadi
untuk 200 lb saham yang diterima kemudian dan juga tambahan 200 lb yang sekarang
dimiliki itu sama sekali tidak mempengaruhi besarnya bagian pemilikan perusahaan induk
pada perusahaan anaknya
Bila setelah terjadi pembagian saham bonus disusun neraca konsolidasi : eliminasi hak-hak
pemilikan dari perusahaan induk diatur sbb :
a) Eliminasi terhadap modal saham dipakai titik tolak dari posisi terakhir (setelah pembagian
bonus saham) sebesar % x pemilikan
b) Eliminasi terhadap saldo LYD bertitik tolak pada saldo LYD pada saat / tanggal terjadinya
pembelian saham dikurangi dengan jumlah yangdikapitalisasi sebagai modal saham
(statutair)
Kredit :
Modal saham PT. Dian
Elim 80% - 50.000.000 - - - -
20% - - - - - 10.000.000
Kredit :
Modal saham PT. Dian
Elim 80% - 75.000.000 - - - -
20% - - - - - 15.000.000
20%x15.000.000 - - - - - 3.000.000
Keterangan :
1. LYD : 27.500.000 – (50% x Rp 50.000.000) bonus saham 50% modal yang beredar
: 27.500.000 – 25.000.000 = 2.500.000 dieliminasi 80% = 2.000.000 .
2. Modal Saham PT. Dian : 50.000.000 + 50% x 50.000.000 = 75.000.000
3. LYD PT. Dian : 27.500.000 – 12.500.000 = 15.000.000
4. Kenaikan = 2500.000------- 15.000.000 = 12.500.000
5. PT Dian laba untuk bonus 12.500.000 unt bonus( Deviden bonus)
2) Metode Equity
- Rekening investasi saham perusahaan anak harus di debit 80% x Rp 12.500.000 = Rp
10.000.000 sebagai pengakuan terhadap bagian atas laba yang diperoleh PT. Dian dalam
tahun 2011 dengan rekening kredit pada Laba/Rugi PT. Dian (LYD)
- Penerimaan 200 lb saham bonus hanya dicatat dalam bentuk memo, dengan demikian
sekarang dimiliki 600 lb dari 750 lb saham PT. Dian yang sudah beredar
- Bila setelah terjadi pembagian bonus saham kemudian disusun neraca konsolidasi :
Eliminasi terhadap hak-hak pemilikan pada perusahaan anak di dalam lajur bertitik tolak
pada posisi keuangan perusahaan anak pada saat neraca konsolidasi disusun (seperti dalam
metode equity biasa)
Kredit :
LYD PT. Wijaya
Modal saham PT. Dian - - - - - 10.000.000
20% - - - - - 15.000.000
20% - - - - - 3.000.000
1V.Laba/Rugi dari Transaksi Antar Perusahaan yang Berafiliasi
Selama di antara perusahaan yang berafiliasi sebagai unit usaha masih tetap melanjutkan usahanya
masing-masing maka di antara unit usaha tersebut melakukan jual beli untuk fasilitas pabriknya.
Hal tersebut berakibat timbulnya Laba/Rugi.
1. Laba/Rugi dari transaksi jual beli barang dagangan antar perusahaan yang berafiliasi
2. Laba/Rugi dari transaksi penjualan aktiva tetap antar perusahaan yang berafiliasi
Sesuai dengan konsepnya :
Di dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi laba/rugi yang timbul tidak boleh diakui, karena
jual beli barang, jasa, maupun harta tidak bergerak di pandang semata-mata sebagai perpindahan
pengelolaan saja dan oleh karenya tidak ada alasan apapun untuk menaikkan/menurunkan nilai
ataupun mengakui timbulnya laba/rugi dari barang, jasa, maupun harta tak bergerak yang
bersangkutan, kecuali apabila barang, jasa, maupun harta tak bergerak tersebut oleh pihak yang
membeli telah dijual kepada pihak lain di luar hubungan afiliasi.
Di dalam laporan keuangan kosolidasi Laba/Rugi serta kenaikan / penurunan nilai barang/ jasa,
maupun harta tak bergersak yang telah diakui masing-masing pihak harus dihapus (dieliminasi)
1. Laba/Rugi dari transaksi jual beli barang dagangan antar perusahaan yang berafiliasi
Ketentuan :
a. Bila penjualan barang dagangan dilakukan oleh perusahaan induk berarti perusahaan induk
telah mengakui terjadi laba/rugi dan atau kenaikan/penurunan nilai barang tersebut.
Dengan demikian tidak melibatkan kepentingan para pemegang saham minoritas, oleh
karena itu terlepas dari pemilikan sahamnya seluruh jumlah laba/rugi harus dihapuskan.
Sebaliknya, persediaan barang harus dilaporkan sebesar harga pokok semula (original cost)
b. Bila pihak yang menjual barang adalah perusahaan anak berarti perusahaan anak yang telah
mengakui timbulnya laba/rugi, di lain pihak juga kenaikan/penurunan terhadap
kekayaannya.
Bila pemilikan saham oleh perusahaan induk kurang dari 100% berarti menyangkut
kepentingan/hak-hak para pemegang saham minoritas. Bagi para pemegang saham minoritas
laba/rugi tersebut sudah direalisasi maka mereka berhak atas pembagian laba/rugi yang timbul bila
dibagikan kepada para pemegang saham.
Contoh 6 :
Penjualan barang dagangan oleh perusahaan induk kepada perusahaan anaknya
PT. Dani memiliki 100% saham yang beredar dari PT. Wijaya. Pada tanggal 31 Des 2010PT.
Wijaya melaporkan persediaan barang dagangan Rp 2.500.000 dimana termsuk diantaranya
barang yang dibeli oleh PT. Dani sebesar Rp 1.000.000. Harga pokok barang dagangan tersebut
menurut catatan PT. Dani Rp 750.000.
Bila tanggal 31 Des 2010 disusun neraca konsolidasi maka terhadap persediaan barang dagangan
yang ada pada PT. Wijaya harus dikurangi menjadi sebesar harga pokok semula yaitu Rp 750.000,
sedangkan LYD dari PT. Dani juga harus dikurangi sebesar laba yang telah diakui atas barang
dagangan yang dijual kepada PT. Wijaya sebesar Rp 250.000 (Rp 1.000.000 – Rp 750.000)
Jurnal eliminasinya :
LYD PT. Dani Rp 250.000
Persediaan barang dagangan PT. Wijaya Rp 250.000
Kredit :
Laba Yang Ditahan PT. Dani 250.000 - 250.000 - - -
Contoh 7 :
Penjualan barang dagangan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk memiliki 100% saham
perusahaan anak.
PT. Dani memiliki 100% saham PT. Wijaya. Persediaan barang dagangan PT. Dani pada tanggal
31 Des 2010 menunjukkan saldo Rp 5.000.000 termasuk diantaranya barang dagangan Rp
3.000.000 dibeli dari PT. Wijaya. Atas barang dagangan tersebut PT. Wijaya memperhitungkan
tingkat laba kotor sebesar 20% dari harga pokoknya Rp 2.500.000 = 500.000
Bila tanggal 31 Des disusun neraca konsolidasi maka laba yang timbul harus dihapuskan : nilai
persediaan harus dikurangi menjadi harga pokok semula.
Sedangkan rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan transaksi tersebut akan nampak
dalam daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi sbb :
Kredit :
Modal saham PT. Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
Kredit :
Modal saham PT. Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
Keterangan :
* 125.000.000 + 5.000.000 + 3.000.000 = 133.000.000
** 50.000.000 + 8.000.000 = 58.000.000
Laba yang diakui perusahaan induk : 23.000.000 – (15.000.000 + 500.000) = 7.500.000
Contoh 8 :
Penjualan barang dagangan oleh perusahaan anak kepada perusahaan induk apabila perusahaan
induk memiliki kurang dari 100% saham perusahaan anak
Umpama contoh 7 PT. Dani hanya memiliki 80% dari jumlah saham PT. Wijaya.
Dalam hal ini PT. Dani sebagai perusahaan induk mempunyai hak atas laba :
80% x Rp 500.000 = Rp 400.000
Sedang selisihnya dibebankan kepada para pemegang saham minoritas PT. Wijaya yaitu Rp
100.000
Prosedur eliminasi bila disusun neraca konsolidasi taggal 31 Des 2010 sbb :
1) Metode Cost
- Bagian laba atas barang dagangan 80% x Rp 500.000 = Rp 400.000 tersebut belum
diakui/dicatat pada buku-buku PT. Dani, melainkan seluruhnya di buku PT. Wijaya
- Maka seluruh laba yang timbul harus dikurangkan dari saldo LYD PT. Wijaya pada
tanggal 31 Des 2010 sebagai rekening lawan dari penurunan nilai barang dagangan
yang ada pada PT. Dani menjadi harga pokok semula
- Baru kemudian atas saldo LYD setelah dikurangi dengan Rp 500.000 tersebut eliminasi
terhadap hak-hak pemilikan perusahaan induk dilakukan
- Konsekuensi dari alokasi laba atas barang dagangan tersebut kepada masing-masing
kelompok pemegang saham, maka untuk menentukan hak para pemegang saham
minoritas terhadap saldo LYD PT. Wijaya pada tanggal 31 Des 2010 dipakai titik tolak
dari : saldo LYD setelah dikurangi jumlah laba yang harus dihapuskan tersebut
Dalam hal ini hak para pemegang saham minoritas terhadap saldo LYD PT. Wijaya pada tanggal
31 Des 2010 harus sebesar 20% (Rp 23.000.000 – Rp 500.000) = Rp 4.500.000
Perhitungan :
Saldo LYD tanggal 31 Des 2010 Rp 23.000.000
Bagian pemilikan pemegang saham minoritas 20%
Hak atas saldo LYD dalam neraca individual Rp 4.600.000
Dikurangi :
Alokasi jumlah laba atas barang dagangan
20% x Rp 500.000 yang dihapuskan (Rp 100.000)
Hak atas saldo LYD dalam neraca yang dikonsolidasikan Rp 4.500.000
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Rekening Neraca PT. Dani PT. Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit :
Persediaan barang dagangan 5.000.000 - - 500.000 4.500.000 -
Investasi saham-saham PT. 125.000.000 - - - - -
Wijaya
Elim 80% modal saham - - - 80.000.000 - -
Elim 80% LYD 15.000.000 - - - 12.000.000 - -
Selisih harga perolehan di atas - - - - 10.000.000 -
nilai buku saham
Kredit :
Modal saham PT. Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
20%
LYD PT. Wijaya - 23.000.000 500.000 - - -
(20% x 22.500.000)
Kenaikan saldo laba untuk PT. - - - - - 6.000.000
Dani
2) Metode Equity
- Buku-buku PT. Dani telah pula diakui bgian atas laba dari barang dagangan tersebut,
yaitu 80% x Rp 500.000 = Rp 400.000
- Oleh karena itu metode equity sebagai rekening lawan dari pengurangan nilai
persediaan barang dagangan sebesar Rp 500.000 adalah debit masing-masing saldo
LYD PT. Dani Rp 400.000 dan saldo LYD PT. Wijaya Rp 100.000 yang merupakan
hak atas bagian laba para pemegang saham minoritas
Jurnal eliminasi terhadap laba terjadi dari transaksi jual beli abarang dagangan antara PT. Dani
dan PT. Wijaya sebagai perusahaan afiliasi pada metode equity :
LYD PT. Dani Rp 400.000 80%
LYD PT. Wijaya Rp 100.000 20%
Persediaan barang dagangan Rp 500.000
Adapun prosedur eliminasi terhadap hak-hak pemilikan PT. Dani dan PT. Wijaya selanjutnya
dilakukan sebagaimana biasa yaitu bertitik tolak pada posisi akhir hak-hak pemegang saham PT.
Wijaya
Perbedanya terletak pada prosedur penentuan hak para pemegang saham minoritas terhadap saldo
LYD pada tanggal 31 Des 2010.
Dalam hal ini dipakai dasar penentuan saldo PT. Wijaya dikalikan % pemilikan sahamnya
dikurangi dengan bagian ata laba barang dagangan yang dihapuskan tersebut.
Kredit :
Modal saham PT. Dani 250.000.000 - - - - 250.000.000
20%
LYD PT. Wijaya - 23.000.000 100.000 - - -
Kredit :
Laba Yang Ditahan PT. Dani - - 500.000 - 500.000 -
Jurnal eliminasi yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan transaksi penjualan aktiva tetap
oleh PT. Dani kepada PT. Wijaya untuk penyusunan neraca konsolidasi pada setiap akhir tahun
periode akuntansi selama umur pemakaiannya dapat diikhtisarkan dalam tabel sbb :
Tanggal penyusunan Saldo LYD, PT. Dani Akumulasi penyusutan Mesin & alat pabrik
neraca konsolidasi (debit) mesin & alat pabrik (kredit)
(debit)
Pada saat penjualan 500.000 - 500.000
Akhir tahun ke 1 400.000 100.000 * 500.000
Akhir tahun ke 2 300.000 200.000 ** 500.000
Akhir tahun ke 3 200.000 300.000 *** 500.000
Akhir tahun ke 4 100.000 400.000 500.000
Akhir tahun ke 5 - 500.000 500.000
* : dihitung dari 1/5 x (Rp 2.500.000 – Rp 2.000.000) = Rp 100.000
** : dihitung dari 2/5 x (Rp 2.500.000 – Rp 2.000.000) = Rp 200.000
*** : dihitung dari 3/5 x (Rp 2.500.000 – Rp 2.000.000) = Rp 300.000
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi yang disusun pada akhir tahun ke 3 sbb
:
Kredit :
Akumulasi penyusutan - 1.500.000 300.000 - - 1.200.000
Tanggal penyusunan Saldo LYD, PT. Dani Akumulasi penyusutan Mesin & alat pabrik
neraca konsolidasi (debit) mesin & alat pabrik (kredit)
(debit)
Pada saat penjualan 500.000 - 500.000
Akhir tahun ke 1 400.000 100.000 * 500.000
Akhir tahun ke 2 300.000 200.000 ** 500.000
Akhir tahun ke 3 200.000 300.000 *** 500.000
Akhir tahun ke 4 100.000 400.000 500.000
Akhir tahun ke 5 - 500.000 500.000
Adapun bentuk daftar lajur penyusunan neraca konsolidasi pada akhir tahun ke 4 sbb:
Kredit :
Akumulasi penyusutan 2.000.000 - 400.000 - - 1.600.000
Kredit :
Akumulasi penyusutan 500.000 - 100.000 - - 400.000
Dalam contoh tersebut untuk masa 5 tahun PT. Dani telah membebankan biaya penyusutan mesin
pada pendapatan yang bersangkutan sebesar Rp 500.000, sedang sharusnya sebesar Rp 400.000
yaitu 1/5 x Rp 2.000.000 atau terlalu besar Rp 100.000/tahun
Dengan demikian dalam tahun ke 1 begitu juga untuk tahun-tahun berikutnya mesin harus diakui
biaya sebesar Rp 25.000 (100.0000 – 75.000) oleh PT. Dani sebagai akibat pembelian mesin dari
PT. Wijaya. Di lain pihak jumlah yang sama Rp 25.000 tersebut merupakan bagian laba para
pemegang saham minoritas pada PT. Wijaya
2) Metode Cost
Laba antar transaksi yang dilaporkan PT. Wijaya belum/tidak diakui oleh PT. Dani di dalam
laporan keuangan individual sampai dengan ada realisasi melalui pembagian deviden.
Kredit :
Akumulasi penyusutan 500.000 - 100.000 - - 400.000
Seperti halnya transaksi jual beli baik berupa barang dagangan, jasa maupun fasilitas-fasilitas
produksi lainnya, maka sangat dimungkinkan terjadinya pemilikan obligasi (surat hutang) dari
suatu perusahaan oleh perusahaan lain di dalam lingkungan perusahaan yang berafiliasi berarti
akan timbul utang piutang antar perusahaan yang berafiliasi.
Di dalam neraca konsolidasi hutang piutang harus dihapus/dileiminasi.
Perbedaan antara harga jual obligasi dengan nilai nominalnya disebabkan oleh karena tingkat
bunga nominal obligasi tidak sama dengan tingkat bunga efektifnya. Akan tetapi pada saat jatuh
temponya obligasi (hutang) akan dibayar sesuai dengan nilai nominalnya. Oleh karena tiu nilai
buku obligasi harus disesuaikan secara periodik sehingga pada saat jatuh temponya nilai buku
obligasi persis sama dengan nilai nominalnya.
Contoh 12 :
Pemilikan obligasi oleh perusahaan anak atas obligasi yang dikeluarkan perusahaan induk.
PT. Dani mengeluarkan 10 lb 6% obligasi nominal @ Rp 1.000.000. Pada tanggal 1 Jan 2010
obligasi tertanggal 1 Jan 2010 dijual seluruhnya dengan kurs 110 bunga dibayar tiap setengah
tahun masing-masing tip tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Obligasi tersebut akan jatuh tempo pada
tanggal 1 Jan 2020. Empat tahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Jan 2014 PT. Wijaya merupakan
salah satu perusahaan anak dari PT. Dani membeli 5 lb obligasi PT. Dani dari pemegang
sebelumnya dengan harga seluruhnya Rp 5.450.000.
Apabila setelah terjadi transaksi pembelian obligasi oleh PT. Wijaya kemudian disusun neraca
konsolidasi maka nilai buku hutang obligasi untuk 5 lb pada tanggal 1 Jan 2014 harus dieliminasi
sesuai dengan dasar anggapan bahwa transaksi tersebut berarti penarikan kembali/pelunasan
terhadap hutang obligasi.
Pelunasan obligasi tersebut bisa dihitung sbb :
Nominal 10 lb obligasi Rp 10.000.000
Premium (10% x Rp 10.000.000) Rp 1.000.000
Amortisasi, 1 Jan 2010 – 2014
(4/10 x Rp 1.000.000) Rp 400.000
Rp 600.000
Nilai buku, 1 Jan 2014 Rp 10.600.000
Atas dasar pada contoh 12 bentuk daftar lajur pada tanggal 1 Jan 2014, dimana obligasi yang
dimilki PT. Wijaya diperlakukan sebagai obligasi yang ditarik dari peredaran tampak sbb :
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa amortisasi premium secara periodik akan mengurangi nilai
buku hutang obligasi pada buku-buku PT. Dani sebesar premium obligasi Rp 100.000 diamortisasi
10 tahun Rp 100.000
Sehingga untuk obligasi sebesar nominal Rp 5.000.000 nilai bukunya akan berkurang secara
periodik sebesar ½ x Rp 100.000 = Rp 50.000 (karena PT. Dani mengeluarkan 10 lb abligasi tetapi
ditarik kembali 5 lb)
Di lain pihak amortisasi premium investasi obligasi pada buku-buku PT. Wijaya secara periodik
akan mengakibatkan penurunan nilai buku sebesar Rp 450.000 diamortisasi 6 tahun = Rp 75.000
(Rp 5.450.000 – Rp 450.000 = Rp 5.000.000)
Eliminasi L/R yang terjadi secara periodik akan berkurang sebesar selisih amortisasi premium
periodik menurut PT. Wijaya dengan amortisasi periodik PT. Dani yaitu 1/6 x Rp 150.000 =
Rp25.000
Bila sampai dengan akhir periode tahun 2017 obligasi PT. Dani yang dimiliki oleh PT. Wijaya
tidak dijual kembali dan neraca konsolidasi disusun pada tanggal 31 Des 2017 maka bentuk daftar
lajur penyususnan neraca konsolidasi sbb :
Daftar Lajur Penyusunan Neraca Konsolidasi
Rekening Neraca PT. Dani PT. Wijaya Eliminasi Neraca Konsolidasi
D K D K
Debit :
- 5.150.000 - 150.000 5.000.000 -
Investasi 6% obligasi PT. Dani
(nominal Rp 5.000.000)
Contoh 13 :
Pemilikan obligasi oleh perusahaan induk atas obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan anak.
PT. Dani memiliki 75% saham PT. Wijaya sejak beberapa tahun yang lalu. Untuk memenuhi
modal kerjanya pada tanggal 1 Jan 2010 PT. Wijaya mengeluarkan 10 lb 6% obligasi nominal @
Rp 1.000.000 dengan kurs 110. Obligasi tertanggal 1 jan 2010 dan akan jatuh tempo pada tanggal
1 Jan 2020. bunga obligasi dibayar tiap setengah tahun masing-masing tanggal 1 Jan dan 1 Juli. 4
tahun kemudian, pada tanggal 1 Jan 2014 PT. Dani membeli 5 lb obligasi PT. Wijaya dari para
pemegang sebelumnya dengan harga seluruhnya sebesar Rp 5.450.000
Nominal 5 lb obligasi Rp 5.000.000
Premium (10% x Rp 5.000.000) Rp 500.000
Amortisasi, 1 Jan 2010 – 2014
(4/10 x Rp 500.000) Rp 200.000
Rp 300.000
Nilai buku, 1 Jan 2014 Rp 5.300.000
Dilunasi dengan harga Rp 5.450.000
Rugi pelunasan bligasi Rp 150.000
Bila setelah terjadi transaksi tersebut disusun neraca konsolidasi maka hubungan hutang piutang
antara PT. Wijaya dengan PT. Dani harus ditiadakan.
L/R yang terjadi harus segera diakui
Rugi yang terjadi Rp 150.000 harus dialokasikan
PT. Dani : 75% x Rp 150.000 = Rp 112.500
PT. Wijaya : 25% x Rp 150.000 = Rp 37.500
Eliminasi terhadap premium obligasi serta pengakuan rugi di dalam neraca konsolidasi :
Tanggal penyusunan Premium Obligasi LYD PT. Dani LYD PT. Wijaya Investasi Obligasi
neraca konsolidasi (debit) (debit) (debit) (kredit)
1 Jan 2014 300.000 112.500 37.500 450.000
31 Des 2014 250.000 93.750 31.250 375.000
31 Des 2015 200.000 75.000 25.000 300.000
31 Des 2016 150.000 56.250 18.750 225.000
31 Des 2017 100.000 37.500 12.500 150.000
31 Des 2018 50.000 18.750 6.250 75.000
31 Des 2019 - -
Kredit :
Hutang obligasi - 10.000.000 - - - 10.000.000
(25% x Rp 2.350.000)
Kenaikan saldo LYD untuk PT.
Dani - - - - - 112.500
Kredit :
Hutang obligasi - 10.000.000 - - - 10.000.000
(25% x Rp 2.500.000)
Catatan :
a) Saldo PT. Dani diumpamakan sebesar Rp 4.525.000 tidak termasuk bagian atas laba yang diperoleh
PT. Wijaya sejak terjadinya pemilikan saham yaitu sebesar 75% x (Rp 2.500.000 – Rp 2.200.000)
= Rp 225.000
b) Kenaikan saldo LYD PT. Wijaya sejak pemilikan saham-sahamnya oleh PT. Dani sampai dengan
tanggal 1 Jan 2014 adalah sebesar Rp 300.000