Anda di halaman 1dari 81

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP

KEJADIAN STUNTING DI DESA CIPADANG WILAYAH PUSKESMAS


GEDONG TATAAN TAHUN 2020

LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Oleh :

DINDI ANGGARA
142012016048

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020

i
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP
KEJADIAN STUNTING DI DESA CIPADANG WILAYAH PUSKESMAS
GEDONG TATAAN TAHUN 2020

LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pedidikan pada
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Oleh :

DINDI ANGGARA
142012016048

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020

ii
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian

Stunting Di Desa Cipadang Wilayah Puskesmas Gedong

Tataan Tahun 2020

Nama Mahasiswa: Dindi Anngara

Nim : 142012016048

Telah disetujui tanggal

MENYETUJUI

Oleh :

Pembimbing I

Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.,Mat.


NBM : 1017 462

Pembimbing II

Wahyu widiyawati,M.Keb
NBM : 1295 693

iii
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEJADIAN


STUNTING DI DESA CIPADANG WILAYAH PUSKESMAS GEDONG
TATAAN TAHUN 2020

Skripsi: dindi anggara Telah diperiksa dan di pertahankan dihadapan


Tim Penguji Skripsi

MENGESAHKAN

Penguji Utama : Istikomah,M.Keb


NBM : 1194180 (...............................................)

Penguju 1 : Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.,Mat


NBM : 1017 462 (...............................................)

Penguji 2 : Wahyu widiyawati,M.Keb


NBM : 1295 693 (..........................................)

Ketua
Program Studi

Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.,Mat


NBM : 1017 462

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhamadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati,M.Epid
NBM. 927024

iv
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP
KEJADIAN STUNTING DI DESA CIPADANG WILAYAH PUSKESMAS
GEDONG TATAAN TAHUN 2020

DINDI ANGGARA
F.Kes Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Puskesmas Gedong Tataan
Email : Dindy.anggara.15@gmail.com

ABSTRAK

Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor
seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Stunting
salah satu penyakit pada anak yang belum banyak di dengar, Sehingga sering kali ibu tidak paham
dengan penyebab stunting.Penyebab stunting antara lain karena genetik, asupan makan yang
kurang, infeksi, karakteristik ibu, status ekonomidan juga pola asuh dalam pemberian makan pada
anak. Berdasarkan hasil penelitian (Sulistianingsih, 2018) diketahui bahwa dari 385 balita di 11
Puskesmas Kabupaten Pesawaran ditemukan balita stunting sebanyak 46% sedangkan balita
normal sebanyak 54%. Sebagian besar balita tidak mendapatkan ASI eksklusif (66,2%) sedangkan
balita yang memiliki riwayat ASI eksklusif hanya 33,8%. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh (Cholifatun Ni’mah, 2015)diketahui bahwa ibu balita stunting 61,8%memiliki pengetahuan
gizi yang lebih rendah daripada ibu balita normal 29,4%. Penyebab terjadinya stunting salah
satunnya pengetahuan, seperti halnya pengetahuan yang berkaitan dengan gizi. Oleh karena itu,
berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dirumuskan masalahnya adalah : apakah ada
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian Stuntingdi Desa Cipadang Kecamatan
Gedong Tataan ?
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
kuantitatif yang bersifat analitik dengan rancangan cross sectional dan menggunakan teknik
purposive sampling dengan menganalisis hasil data yang ada pada jurnal yang telah diteliti
sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian Pengetahuan ibu mempunyai hubungan dengan kejadian
stunting pada anak terutama pengetahuan ibu mengenai nutrisi seimbang. Pengtahuan ibu
mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan anak terutama pengetahuan mengenai nutrisi.
Berdasarkan hasil review jurnal penelitian terhadap 20 jurnal nasional dan 5 jurnal internasional
dapat disimpulkan sebagai berikut :1). Publikasi jurnal dalam review penelitian dari tahun 2010-
2020 diantaranya tahun 2019 sebanyak 10 (40%), 2017 sebanyak 4 (16%), 2015 (), 2018 (8%),
2020 (8%) masing-masing sebanyak 2 jurnal, 2010 (4%), 2016 (4%) masing-masing sebanyak 1
jurnal, dan tahun 2014 sebanyak 3 (12%) jurnal. 2). Variabel penelitian dari 25 jurnal yaitu
variabel pengetahuan sebanyak 25 (78%) dan variabel sikap sebanyak 7 (22%). 3).Desain
penelitian dari 25 jurnal diantaranya crossectional sebanyak 17 (68%), Quasi eksperimen sebanyak
6 (24%) dan Pre eksperimen sebanyak 2 (8%). 4). Terdapat 23 jurnal yang menyampaikan ada
hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada anak dengan rata-rata nilai p-value <
0.05. 5).Terdapat 2 jurnal nasional yang menyampaikan tidak ada hubungan pengetahuan dengan
kejadian stunting pada anak dengan nilai p-value berturut-turut 0,967 dan 0,593. 6). Terdapat 7
jurnal menyampaikan sikap ibu berhubungan dengan kejadian stunting pada anak dengan rata-rata
nilai p-value < 0.05.
Diharapkan keluarga, lingkungan serta masyarakat dapat membantu ibu untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap nya terhadap penyakit pada balita serta pengetahuan
mengenai gizi yang penting untuk kesehatan balita. Dengan begitu diharapkan ibu dapat
memperhatikan segala resiko dan kesehatan untuk balita. Sehingga diharapkan penyakit stunting
pada anak dapat dihindari dan memperkecil angka penyakit stunting di Indonesia. Serta balita
dapat tumbuh dengan sehat dan terhindar dari stunting.
Kata Kunci : Stunting, Pengetahuan dan Sikap, Gizi.
84 Halaman+ 27 tabel+ 3 Bagan+.....Lampiran

v
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF
MOTHER AGAINST STUNTING EVENTS IN CIPADANG VILLAGE,
PUBLIC HEALTH CENTER, GEDONG TATAAN IN 2020
DINDI ANGGARA

F.Kes Muhammadiyah University Pringsewu


Gedong Tataan Health Center
Email: Dindy.anggara.15@gmail.com

ABSTRACT

Stunting is a chronic nutritional problem caused by many factors such as socioeconomic


conditions, maternal nutrition during pregnancy and lack of nutrition in infants. Stunting is one
disease in children that has not been heard much, so often mothers do not understand the causes of
stunting. The causes of stunting include genetic, inadequate food intake, infection, maternal
characteristics, economic status and also parenting in feeding children. Based on the results of the
study (Sulistianingsih, 2018), it was found that from 385 toddlers in 11 Pesawaran District Health
Centers found stunting toddlers as much as 46% while normal toddlers as much as 54%. Most
toddlers do not get exclusive breastfeeding (66.2%) while toddlers who have a history of exclusive
breastfeeding are only 33.8%. Whereas research conducted by (Cholifatun Ni'mah, 2015) found
that 61.8% stunting mothers have lower nutritional knowledge than 29.4% normal toddlers. The
cause of stunting is one of knowledge, as well as knowledge related to nutrition. Therefore, based
on the background description above, the problem is formulated as follows: is there a Relationship
between Knowledge and Attitudes of Mother Against Stunting in Cipadang Village, Gedong
Tataan Subdistrict?
The data analysis technique used in this study is to use quantitative methods that are analytic with
cross sectional design and use purposive sampling techniques by analyzing the results of data in
journals that have been previously studied. Based on research results, mother's knowledge has a
relationship with the incidence of stunting in children, especially mother's knowledge of balanced
nutrition. Knowledge of mother has a big influence on the growth of children, especially
knowledge about nutrition. Based on the results of a research journal review of 20 national
journals and 5 international journals it can be concluded as follows: 1). Journal publications in
research reviews from 2010-2020 include 2019 with 10 (40%), 2017 with 4 (16%), 2015 (), 2018
(8%), 2020 (8%) each with 2 journals, 2010 (4%), 2016 (4%) each with 1 journal, and in 2014
there were 3 (12%) journals. 2). Research variables from 25 journals are 25 (78%) knowledge
variables and 7 (22%) attitude variables. 3). Research designs from 25 journals including 17 (68%)
cross-sectional, 6 (24%) Quasi experiments and 2 (8%) Pre experiments. 4). There are 23 journals
that convey the relationship between mother's knowledge and the incidence of stunting in children
with an average p-value <0.05. 5). There are 2 national journals that convey no relationship of
knowledge with the incidence of stunting in children with p-values of 0.967 and 0.593,
respectively. 6). There are 7 journals conveying mother's attitude related to the incidence of
stunting in children with an average p-value <0.05
It is expected that the family, the environment and the community can help the mother to improve
her knowledge and attitudes towards illness in infants as well as knowledge about nutrition that is
important for toddler health. That way mothers are expected to pay attention to all risks and health
for toddlers. So hopefully stunting in children can be avoided and reduce the number of stunting in
Indonesia. And toddlers can grow healthy and avoid stunting.
Keywords: Stunting, Knowledge and Attitudes, Nutrition.
84 Pages + 27 tables + 3 Charts + ..... Appendix

vi
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
MOTTO

SESULIT APAPUN RINTANGAN YANG KITA HADAPI, KITA HARUS BISA

MELEWATI NYA, KARENA SETIAP RINTANGAN YANG KITA HADAPI AKAN

MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN YANG ALLAH BERI

vii
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
PERSEMBAHAN

Tidak ada kata selain mengucapkan rasa syukur, dengan izin Allah yang

memberikan segala nikmatnya kepada penulis untuk menuntut ilmu, semoga ilmu

yang hanya sedikit ini dapat bermanfaat untuk orang lain.

Karya Tulis Ini Dipersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung untuk terus maju menggapai

cita-cita

2. Adik-adiku Fajar Fernanda dan Annisa Naila Alhasna yang menjadi

motivasi untuk terus maju

3. Penyemangatku, Sahabatku Wahyuni Ugania, Rendi Angga Pamungkas

yang sudah menemani dalam situasi suka dan duka

viii
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Dindi anggara dilahirkan pada tanggal 15 november 1996 di Tulang Bawang,

putra pertama dari tiga bersaudara.

Riwayat Pendidikan

1. TK di Taman Kanak Bhadik Alam Gedung Harapan tahun 2001

2. SD di SDN Gedung rejo sakti tamat tahun 2008

3. SMP di SMPN 01 PENAWAR AJI tamat pada tahun 2012

4. SMK di SMK BHAKTI NUSANTARA tamat pada tahun 2015

ix
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat

waktu, proposal ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti mata

kuliah metedologi penelitian. Adapun judul proposal pada penelitian ini adalah

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian Stunting Di Puskesmas

Gedong Tataan”

Dalam penyusunan proposal ini, penulis mengalami banyak kesulitan,

namun karena peran serta dan dukungan dari berbagai pihak maka penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis

akan menyampaikan ucapan terima kasih, kepada :

1. Elmi Nuryati, M.Epid., selaku dekan fakultas kesehatan universitas

muhammadiyah pringsewu (UMPRI) sekaligus dosen pengampu mata kuliah

dalam penyusunan proposal ini.

2. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.,Mat.,selaku ketua prodi S1

keperawatan.

3. Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.,Mat., selaku dosen pembimbing I

4. Wahyu widayati, M.Keb selaku pembimbing II

5. Bapak/ Ibu dosen UMPRI yang telah banyak memberikan ilmu kepada

penulis dalam menempuh pendidikan S1 keperawatan.

6. Bapak, Ibu yang selalu mendukungku dalam menempuh pendidikan S1

keperwatan sampai dengan saat ini.

x
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
7. Teman-teman seangkatan S1 keperawatan tahun 2018, yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

8. Almamater UMPRI yang penulis banggakan.

Penulis telah menyelesaikan proposal ini sesuai dengan kemampuan penulis,

namun penulis menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun un tuk penyusunan

skripsi penulis selanjutnya. Semoga proposal ini bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi rekan-rejkan mahasiswa UMPRI Lampung, serta bagi

pembaca lainnya.

Pringsewu, 27 Juni 2020

Peneliti

xi
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iv

ABSTRAK.......................................................................................................v

MOTTO...........................................................................................................vii

PERSEMBAHAN...........................................................................................viii

RIWAYAT HIDUP.........................................................................................ix

KATA PENGANTAR....................................................................................x

DAFTAR ISI...................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar belakang…...................................................................................1

B. Rumusan masalah.................................................................................5

C. Tujuan penelitian..................................................................................5

D. Ruang lingkup.......................................................................................6

E. Manfaat penelitian…............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................8

A. Pengetahuan..........................................................................................8

B. Sikap.....................................................................................................13

C. Stunting.................................................................................................16

xii
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN.....................................................26

A. Strategi Pencarian Literatur..................................................................26

B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi..................................................................27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................29

I. Hasil Review Jurnal..............................................................................29

II. Data Review Jurnal...............................................................................34

III. Pembahasan...........................................................................................36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................68

I. Kesimpulan...........................................................................................68

II. Saran.....................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................70

LAMPIRAN

xiii
FakultasKesehatanUniversitasMuhammadiyahPringsewu
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting merupakan salah satu masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak

faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil dan kurangnya asupan

gizi pada bayi. Anak stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan

dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Salah satu

program upaya pemerintah pada masalah kesehatan anak pada SDGs yang

meneruskan program MDGs, 2014, ada pada poin ke 4. Indonesia optimis dapat

mencapai target dalam tujuan yang terdapat dalam SDGs untuk menurunkan

angka kematian pada anak.

Angka kematian anak di Indonesia telah mengalami penurunan yang signifikan

dari 97 per 1.000, kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000

kelahiran hidup pada tahun 2007. Dengan semakin menurunnya angka ini,

Indonesia diperkirakan akan dapat mencapai target sebesar 32 per 1.000 kelahiran

hidup.Dikarenakan program MDGs tahun 2014 belum tercapai maka program

tersebut diganti menjadi Sustainable Development Goals (SDGs) dan mempunyai

target pada tahun 2025 untukmenurunkan angka stunting hingga 40%.

(Kemenkes, 2018).

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Stunting salah satu penyakit pada anak yang belum banyak di dengar, Sehingga

sering kali ibu tidak paham dengan penyebab stunting. Penyebab stuntingantara

lain karena genetik, asupan makan yang kurang, infeksi, karakteristik ibu, status

ekonomidan juga pola asuh dalam pemberian makan pada anak.(Widyastuti,

2014).

Menurut Kemenkes, 2018sebanyak 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia

mengalami stunting. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan olehWorld

Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara kedua setelah

Laos dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara / South-East Asia

Regional (SEAR). Prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017

sebesar 36,4%. Kasus stunting tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi NTT

dengan presentasi stuntingsebanyak >50%. Sedangkan untuk provinsi Yogyakarta

menjadi provinsi dengan kasus stunting terendah kedua di Indonesia. Prevalensi

stuntingdi provinsi Yogyakarta adalah 22%.

Berdasarkan prevalensi stunting diProvinsi Lampung sebesar 42,6%. Bahkan

prevalensi balita pendek di Kabupaten Pesawaranmencapai 50,81% dari seluruh

balita di pesawaran (Eka Satriani Sakti, 2017). Laporan pemantauan statusgizi

(PSG) tahun 2015, kejadian balita pendek diKabupaten Pesawaran sebesar 24,4%

dan mengalami peningkatan menjadi 26,7% pada tahun 2016 dan meningkat

menjadi 35,5%pada tahun 2017.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Menurut data yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Gedong Tataan 2019 jumlah

anak yang mengalami stunting di 12 desa terdapat 249 balita. Diantara 12 desa

yaitu desa Cipadang dengan jumlah balita stunting sebesar 76 balita, desa

Sukaraja dengan jumlah balita stunting sebesar 41 balita dan Desa Bagelen

dengan jumlah balita stunting sebesar 24 balita, dari ketiga desa tersebut desa

Cipadang merupakan prevalensi terbanyak untuk kejadian pada balita stunting di

wilayah Puskesmas Gedong Tataan.(Dinkes Pesawaran, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian (Sulistianingsih, 2018) diketahui bahwa dari 385

balita di 11 Puskesmas Kabupaten Pesawaran ditemukan balita stunting sebanyak

46% sedangkan balita normal sebanyak 54%. Sebagianbesar balita tidak

mendapatkan ASI eksklusif (66,2%) sedangkan balita yang memiliki riwayat ASI

eksklusif hanya 33,8%. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Cholifatun

Ni’mah, 2015) diketahui bahwa ibu balita stunting 61,8% memiliki pengetahuan

gizi yang lebih rendah daripada ibu balita normal 29,4%.

Penyebab terjadinya stunting salah satunnya pengetahuan, pengetahuan

merupakan suatu hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap objek. Pengetahuan tidak hanya didapat dari sekolah saja, melainkan

pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman hidup sehari-hari terutama

pengetahuan ibu tentang gizi yang menyatakan bahwa semakin banyak

pengetahuan gizinya semakin diperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang

dipilih untuk dikonsumsi.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Hal ini sejalan dengan penelitian Cholifatun Ni’mah, 2015 yang menyatakan

bahwa untuk ibu yang tidak mempunyai cukup pengetahuan gizi sebesar 61,8%

dan ibu balita normal 29,4%. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang baik akan

memilih makanan yang paling menarik panca indera dan tidak mengadakan

pilihan berdasarkan nilai dari gizi makanan. Sebaliknya orang yang semakin

banyak pengetahuan gizi, lebih banyak mempergunakan pertimbangan rasional

dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut. (Gusti Revilla, 2016).

Selain pengetahuan sikap juga menjadi salah satu pengaruh pada kejadian

stunting.Sikap merupakan konsep sangat penting dalam komponen sosio-

psikologis, karena merupakan kecenderungan bertindak, dan berpersepsi. Sikap

ibu merupakan kesiapan tatanan saraf (neural setting) sebelum memberi respon.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Olsa, 2017 menunjukkan bahwa sikap

ibuada positif dan negatif, sebagian besar pada kategori yang positif

sebesar55,2%, sedangkan sikap ibu dengan kategori negatif sebesar 44,8%. Hasil

penelitian ini sejalan denganpeneltian yang dilakukan oleh Talitha yang

mengatakan bahwa sikap ibu paling banyak pada kategori positif81,1%,

sedangkan 18,9% pada ibu dengan sikap yang di kategorikan negatif. (Olsa,

2017).

Menurut penelitian Septamarini, 2019, mengatakan bahwa terdapat hubungan

sikap ibu dengan kejadian stunting usia 6-24 bulan memperoleh hasil p value (p

=0,003), ibu dengan sikap kurang memiliki resiko 5 kali lebih besar memiliki

balita stunting. (Septamarini, 2019).

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka, perumusan masalah pada

penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap

Kejadian Stuntingdi Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Apakah adaHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian

Stunting di Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2020.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian

Stunting di Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2020.

b. Mengetahui distribusi frekuensi Sikap Ibu Terhadap Kejadian Stunting di

Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2020.

c. Mengetahui distribusi frekuensiKejadian Stunting di Desa Cipadang

Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2020.

d. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap Kejadian Stunting di

Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2020.

e. Mengetahui hubungan sikap ibu terhadap Kejadian Stunting di Desa

Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Tahun 2020.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Jenis penelitian : Penelitian analitik dengan desain cross sectional di desa

Cipadang wilayah Kerja puskesmas Gedong Tataan.

2. Objek : Balita di desa Cipadang dengan kejadian stunting.

3. Subjek : Pasangan ibu dan balita stunting yang ada desa Cipadang

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

4. Tempat : Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten

Pesawaran.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Sebagai dasar membuat program selanjutnya diWilayah Kerja Puskesmas

Gedong Tataan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian di harapkan dapat menjadi salah satu tentang referensi

Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian Stunting.

3. Bagi Peneliti

Hasil peneiltian di harapkan dapat menjadi wawasan dan menambah

pengetahuan tentang, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap

Kejadian Stunting.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Hasil Penelitian di harapkan dapat menjadi acuan dan data awal peneliti lain

untuk melaksanakan penelitian tentang, Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Ibu Terhadap Kejadian Stunting.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh seseorang secara alami atau dapat di intervensi

baik langsung maupun tidak langsung. Perkembangan teori pengetahuan telah

berlangsung sejak lama. Filsuf pengetahuan yaitu Plato menyatakan

pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (justified

true believe). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

adalah suatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses

belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam,seperti motivasi dan faktor

dari luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.

Dalam wilkpedia, pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui

atau disadari oleh seseorang (Notoatmojo, 2003).

Pada umumnya pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu

sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Sebagai contoh, pengetahuan seorang

ibu tentang pentingnya imunisasi dasar bagi anaknya diperoleh dari suatu pola

kemampuan prediktif dari pengalaman dan infornasi yang diterima. Menurut

pendekatan konstruktivisik, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan

yang sedang dipelajari, melainkan sebagai kontruksi kognitif seseorang

terhadap objek, pengalaman ,maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah

suatu yang sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus-menerus oleh

seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-

pemahaman baru.

2. Jenis Pengetahuan

Pemahaman masyarakat terhadap pengetahuan dalam konteks kesehatan

sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian dariperilaku

kesehatan. Jenis pengetahuan di antaranya sebagai berikut :

a. Pengetahuan implisit

Pengertian implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk

pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,

seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang

biasanya sulit untuk di transfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun

lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan

bisa tidak disadari.

Contoh sederhana: seseorang mengetahui tentang bahaya merokok baagi

kesehatan, namun ternyata dia merokok.

b. Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan

atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud prilaku kesehatan.

Pengetahuan nyata di deskripsikan dalam tindakan-tindakan yang

berhubungan dengan kesehatan.

Contoh sederhana: Seseorang yang telah mengetahui bahaya merokok bagi

kesehatan ternyata dia tidak merokok.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto(2013), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalahsebagai berikut :

1. Pendidikan

Pengetahuan sangat eratkaitannya dengan pendidikan di mana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebutakan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek

juga mengandung duaaspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu.

2. Informasi/media massa

Informasi yang diperoleh baikdari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediateimpact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Berkembangnya Teknologi akan

menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

a. Sosial, budaya dan ekonomi

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu

sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan

seseorang.

b. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan

direspons sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

c. Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusanyang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalahnyata dalam bidang kerjanya.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


d. Usia

Usia memengaruhi daya tangkapdan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atauangket yang menanyakan tentang isimateri yang

akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang akan diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan di atas (Notoadmodjo, 2007).

3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut skinner, bila seseorang menjawab mengenai materi tertentu baik

secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui

bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut dinamakan

pengetahuan. Pengukuran pengetahuan seseorang ditetapken menurut hal-hal

sebagai berikut.

a) Bobot I : tahap tahu dan pemehaman.

b) Bobot II : tahap tahu, pemahaman dan analisis.

c) Bobot II :tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau anket yang

menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau

responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan

kalimat pernyataan menurut tahapan pengetahuan (Riyanto, 2013).

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


B. SIKAP

1. Definisi Sikap

Sikap didefinisikan sebagai reaksiatau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atauobjek. Manifestasi sikap itu tidak dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanyak esesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

yang dalam kehidupan sehari hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial.Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek(Notoatmodjo, 2007).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu sebagai berikut :

a. Menerima (Receiring)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi dapat dilihat

darikesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang

gizi.

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, danmenyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


c. Menghargai (Valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya, seorang yang mengajak

ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi

menimbangkan anaknya keposyandu, atau mendiskusikan tentang gizi,

adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif

terhadap gizi anak.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya,seorang ibu mau

menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang

tuanya sendiri.

Ada tiga cara pengukuran sikap, yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner.

Setiap cara memiliki keuntungan dan keterbatasan sehingga peneliti perlu

mempertimbangkan cara yang sesuai dengan tujuan penelitian sikap. Berikut

penjelasan cara ukur sikap menggunakan wawancara, observasi, dan kuisioner

menurut (Gayatri, 2004):

a. Wawancara langsung dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

ditanyakan langsung kepada responden. Kelemahan metoda ini adalah

responden seringkali merasa ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan sehingga hasil wawancara yang diperoleh dapat tidak sesuai dengan

kenyataannya.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


b. Observasi langsung dilakukan melalui pengamatan langsung tingkah laku

individu terhadap suatu obyek sikap. Secara umum, metoda ini sulit

dilakukan karena adanya kecenderungan untuk memanipulasi tingkah laku

yang terlihat apabila responden mengetahui bahwa dirinya sedang diamati.

Selain itu, peneliti juga akan merasa kesulitan untuk menafsirkan sikap

responden berdasarkan perilaku yang tampak. Hasil yang diperoleh dari

individu dapat memberikan hasil sesuai fakta pada individu namun akan

mengurangi obyektifitas apabila jumlah pengamatan semakin besar.

c. Kuesioner sikap digunakan dengan mengukur nilai tertentu dalam obyek

sikap di setiap pernyataan. Di sini, setiap responden mengisi langsung tingkat

kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang dibuat.

Menurut (Retnaningsih, 2016) penelitan pembentukan sikap tidak terjadi

demikian saja, melain kanmelalui suatu proses tertentu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya sikap adalah :

a. Faktor internal

Adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan

sendiri seperti selektifitas. Suatu rangsangan yang datang harus dipilihyaitu

mana rangsangan yang harus didekati dan mana rangsangan yang harus

dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan-

kecenderungan dalam diri seseorang.

b. Faktor eksternal

Faktor ekstern (faktor di luarmanusia) terdiri dari :

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1. Sikap objek yang dijadikan sasaran sikap.

2. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.

3. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.

5. Situasi pada saat sikap dibentuk.

C. Stunting

1. Pengertian Stunting

Stunting atau biasa disebut kerdil adalah kondisi dimana balita memiliki

panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur.

Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus

dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita

stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor

seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan

kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang

akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif

yang optimal.(Kemenkes, 2018).

Stunting adalah keadaan tubuhyang pendek atau sangat pendek yang

didasarkanpada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U)atau Tinggi

Badan menurut Umur (PB/U) denganambang batas (z-score) < -2 SD.

Stunting pada anak merupakan hasil jangka panjang konsumsi kronis diet

berkualitas rendah yangdikombinasikan dengan morbiditas, penyakit

infeksidan masalah lingkungan.(Olsa, 2017).

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Stunting merupakan salah satu wujud gizi kurang yang ditandai dengan

indikator PB/U kurang dari -2SD berisiko mengalami kematian empat kali

lebih besar pada usia kurang dari lima tahun dibandingkan dengan anak

berstatus gizi baik. Stunting paling berisiko terjadi pada masa dua tahun

pertama usia anak, yang merupakan masa dimana anak mengalami

perkembangan otak dan pertumbuhan linear yang pesat. Stunting masih dapat

diperbaiki jika terjadi pada dua tahun pertama usia anak, namun setelahnya

akan sulit untuk diperbaiki. Penyebab stunting antara lain adalah karena

genetik, panjang badan lahir, kurangnya asupan makan, infeksi, karakteristik

ibu dan status ekonomi. (Septamarini, 2019).

2. Etiologi Stunting

Penyebab stunting antara lain adalah karena genetik, panjang badan lahir,

kurangnya asupan makan, infeksi, karakteristik ibu dan status ekonomi. Pola

asuh dalam pemberian makan pada anak menurut beberapa penelitian

berpotensi menyebabkan stunting dan terbukti adanya hubungan antara

keduanya. Pemberian makan untuk anak usia 6-24 bulan harus diperhatikan

baik secara kualitas maupun kuantitas karena pada masa ini juga turut

ditanamkan tahap serta jenis makanan. Anak akan susah mengonsumsi

makanan pendamping pada periode ini karena adanya perubahan makanan

dari hanya ASI dan ditambah makanan lumat serta lunak, serta perkenalan

terhadap makanan keluarga untuk anak usia lebih dari satu tahun. Asupan

makanan dengan kualitas rendah pada anak merupakan gambaran langsung

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


dari pemilihan makanan orangtua yang diberikan kepada anak. (Septamarini,

2019).

Stunting tidak hanya disebabkan oleh satu faktor tetapi disebabkan oleh

banyak faktor yang berhubungan dengan faktor lain. Diantara faktor yang

mempengaruhi kejadian stunting, pola asuh memegang peranan penting

terhadap terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak. Pola asuh yang buruk

dapat menyebabkan masalah gizi di masyarakat. Peranan orang tua terutama

ibu sangat penting dalam pemenuhan gizi anak karena anak membutuhkan

perhatian dan dukungan orang tua dalam menghadapi pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat. Untuk mendapatkan gizi yang baik

diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari orang tua agar dapat menyediakan

menu pilihan yang seimbang. Tingkat pengetahuan gizi seseorang

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan Seorang

ibu yang memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang kurang akan sangat

berpengaruh terhadap status gizi anakya dan akan sukar untuk memilih

makanan yang bergizi untukanak dan keluarganya. (Olsa, 2017).

3. Dampak Stunting

Menurut (Kemenkes, 2018) ada dua dampak kejadian stunting yaitu sebagai

berikut :

a. Dampak Jangka Pendek.

1) Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian.

2) Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3) Peningkatan biaya kesehatan.

b. Dampak Jangka Panjang.

1) Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek

dibandingkan pada umumnya).

2) Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya.

3) Menurunnya kesehatan reproduksi.

4) Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa

sekolah.

5) Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.

4. Pencegahan Stunting

Berdasarkan hasil peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016

menurut (Kemenkes, 2018) tentang pedoman penyelenggara program

Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, upaya yang dilakukan untuk

menurunkan prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut:

a. Ibu Hamil dan Bersalin

1) Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan.

2) Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu .

3) Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan.

4) Menyelenggarakanprogram pemberian makanan berupa protein, dan

mikronutrien.

5) Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular).

6) Pemberantasan kecacingan.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7) Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku

KIA.

8) Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI

eksklusif.

9) Penyuluhan dan pelayanan KB.

b. Balita

1) Pemantauan pertumbuhan balita.

2) Menyelenggarakan Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

3) Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak.

4) Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

c. Anak Usia Sekolah

1) Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

2) Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS.

3) Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS).

4) Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba.

5. Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Kemudian perilaku seseorang tentang kesehatan menurut Lawrance Green

(2010) terdapat 3 faktor yaitu :

1) Faktor predesposisi (predisposissing factor)

Suatu keadaan yang dapat mempermudah dalam mempengaruiindividu

untuk berperilaku yang terwujud adapun faktor predisposisimeliputi:

a) Pengetahuan

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui penciuman manusia, yakni indra penglihatan dan

pendengaran manusia, yakni indra penglihatan, pedengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagain besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Wawan & Dewi, 2011)

b) Sikap

Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial

yang membahas unsur sikap, baik sebagai individu maupun

kelompok.Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap,

proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian

telah dilakukan terhadap sikap, kaitannya dengan efek dan perannya

dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antar kelompok, serta

pilihan pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya

terhadap perubahan (Wawan & Dewi, 2011)

c) Status ekonomi

Dalam kehidupan di masyarakat yang berlaku dan diterima secaraluas

oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempatijabatan tinggi

seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendahseperti camat dan lurah.

Di sekolah ada kepala sekolah dan ada stafsekolah.Di rt atau rw kita ada

orang kaya, orang biasa saja danada orang miskin.Perbedaan itu tidak

hanya muncul dari sisijabatan tanggung jawab social saja, namun juga

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain (Notoatmodjo,

2010).

d) Pendidikan

Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak yang

mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Pendidikan dalam kehidupan manusia merupakan sebuah proses

yang harus dilakukan sepanjang hayat. Pendidikan mempunyai fungsi

utamayang selalu ada dalam perkembangan sejarah manusia yaitu

untukmeningkatkan taraf pengetahuan manusia. Pendidikan merupakan

sarana sosialisasi nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat setempat,

juga sebagai media untuk mentransmisikan nilai nilai baru maupun

mempertahankan nilai-nilai lama (Anwarudin, 2011).

Faktor yang mempengaruhi stunting menurut (Kemenkes, 2018) sebagai

berikut :

a) Situasi ibu

Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta

setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko

terjadinya stunting. Faktor lainnya pada ibu yang mempengaruhi

adalah postur tubuh ibu (pendek), jarak kehamilan yang terlalu dekat,

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


ibu yang masih remaja, serta asupan nutrisi yang kurang pada saat

kehamilan.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun

2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa sebelum Hamil, Masa

Hamil, Persalinan, dan Masa sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan

Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual, faktor-

faktor yang memperberat keadaan ibu hamil adalah terlalu muda,

terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak

kelahiran. Usia kehamilan ibu yang terlalu muda (di bawah 20 tahun)

berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi

BBLR mempengaruhi sekitar 20% dari terjadinya stunting.

b) Situasi Bayi dan Balita

Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir tentunya sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhannya termasuk risiko terjadinya stunting. Tidak

terlaksananya inisiasi menyusu dini (IMD), gagalnya pemberian air

susu ibu (ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini dapat menjadi

salah satu faktor terjadinya stunting. Sedangkan dari sisi pemberian

makanan pendamping ASI (MP ASI) hal yang perlu diperhatikan

adalah kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan yang diberikan.

c) Situasi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi dan sanitasi tempat tinggal juga berkaitan

dengan terjadinya stunting. Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan

kemampuan dalam memenuhi asupan yang bergizi dan pelayanan

kesehatan untuk ibu hamil dan balita. Sedangkan sanitasi dan

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


keamanan pangan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit

infeksi.(Kemenkes, 2018).

6. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dan tinjauan pustaka yang digunakan untuk

mengidentifikasi variable yang akan diteliti yang berkaitan dengan konteks

ilmu pengetahuan yang di gunakan untuk mengembangkan kerangka konsep

penelitian (Notoadmodjo, 2010). Kerangka teori dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Pengetahuan Gizi yang Baik

 Pengetahuan
 Sikap

Stunting

Faktor yang
mempengaruhi stunting :
a. Situasi ibu / calon
ibu
b. Situasi bayi dan
balita
c. Situasi sosial
ekonomi

Sumber: (Kemenkes, 2018)

d) Kerangka Konsep

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Kerangka konsep penelitian pada hakekatnya adalah suatu uraian dan visualisasi

konsep – konsep serta variabel yang akan diukur ( Notoatmojo, 2010)

Gambar 2.2
Kerangka konsep
Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan Stunting
Dan Sikap
e) Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penenlitian hipotesis

ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel terkait.

Hipotesis berfungsi menentukan kearah pembuktian dan pernyataan yang harus

dibuktikan (Dharma, 2011).

Ha : Ada Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Stunting

di Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran tahun

2019.

BAB III

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


METODELOGI PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literature


1. Protokol dan Registrasi
Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai

hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kejadian stunting. Protokol

dalam studi ini menggunakan The Centre For Review And Dissemination

And The Joanna Briggs Institute Guideline sebagai panduan dalam asesmen

kualitas studi yang akan dirangkum. Evaluasi dalam literature review akan

menggunakan PRISMA ceklist untuk menentukan penyeleksianstudi.

2. DatabasePencarian

Literature review merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi

penelitian ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literature

dilakukan pada bulan Mei 2020. Penggunaan data dalam penelitian ini

adalah data sekunder, dengan cara menganalisis hasil penelitian dari peneliti

terdahulu. Sumber data sekunder berupa artikel jurnal baiknaisonal mupun

internasional dengan tema hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap

kejadian stunting. Pencarian dalam literature review ini menggunakan dua

database yaitu PubMed dan Google Scholar.

FakultasKesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

3. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan Boolean operator

( AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau

menspesifikasi pencarian, sehingga mempermudah dalam menentukan

artikel atau jurnal yang akan digunakan. Kata kunci yang digunakan dalam

penelitian literature ini disesuaikan dengan masing-masing database yaitu

pada google scholar “pengetahuan” DAN” sikap ” DAN” stunting”.

Sedangkan pencarian melalui PMC menggunakan kata kunci “"Knowledge"

AND "attitude" AND "stunting".

B. Kriteria Inklusi danEkslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework yang terdiri dari:

A. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan dianalisis

sesuai dengan tema dalam literaturereview

B. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus

perorangan, masyarakat sesuai dengan tema dalam literaturereview

C. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding atau biasa menggunakan kelompok control dalam

studi yang terpilih

D. Outcome yaitu hasil yang diperoleh pada studi terdahulu yang sesuai

dengan tema pada literaturereview.

E. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel

yangakan di review.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

Tabel 3.1 Format PICOS dalam Literature Review

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population Jurnal nasional dan Jurnal naional dan jurnal
jurnal internasional internasional yang tidak sesuai
yang berhubungan dengan topik.
dengan topik penelitian
yaitu hubungan
pengetahuan dan sikap
ibu terhadap kejadian
stunting
Intervention Pengukuran tinggi badan, Selain balita stunting
berat badan
Comparators Tidak ada faktor Tidak ada pembanding
pembanding
Outcomes Ada hubungan Tidak ada Ada hubungan
pengetahuan dan sikap pengetahuan dan sikap ibu
ibu terrhadap stunting terrhadap stunting

Study Design and publication Cross-sectional, kuantitatif Literature


Type review
Publication Post-2010 Pre-2010
Years
Language Indonesian dan Inggris Bahasa
selain
Indonesia
dan Inggris

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


I. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

a. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui publikasi google scholar

pada jurnal nasional dengan menggunakan kata kunci “stunting” DAN

“pengetahuan” DAN “sikap“. Sedangkan, pada jurnal Internasional dengan

menggunakan kata kunci “"Knowledge" AND "attitude" AND

"stunting".Peneliti menemukan 196.000 jurnal yang sesuai dengan kata

kunci tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian diseleksi, sebanyak

126.000 diekslusi karena terbitan tahun 2010 kebawah. Jurnal yang

diduplikasi dan jurnal yang tidak sesuai dengan criteria inklusi dilakukan

eksklusi, sehingga didapatkan 25 jurnal yang akan dilakukan analisis.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Review Jurnal

1. Ari Sulistyawati. 2019. Jurnal Ilmu Kebidanan, Jilid 5, Nomor 1,


Hlm 21-30
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita.
Tujuan : Untuk mengetahui Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting
Pada Balita.
Jenis : Observasional analitik dengan
Penelitian pendekatan cross sectional dan teknik
sampling digunakan purposive sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner dan
penelitian penggumpulan data menggunakan KMS untuk
mengambil TB/U anak.
Metode : Chis – square dan regresi logistic
Analisa Data ganda untuk multivariat
Populasi : 980 usia 1-59 bulan
Sampel : 108 balita usia 1-59 bulan
Hasil : Hasil analisa didapatkan pengetahuan
ibu tentang gizi mempunyai hubungan
signifikan dengan kejadian stunting pada anak
nilai p-value 0.000.

2. Cholifatun Ni’mah, Lailatul Muniroh. 2015. Media Gizi Indonesia,


Vol. 10 No. 1 Januari-Juni 2015 ; hal 84-90.
Judul : Hubungan tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan dan pola asuh ibu dengan
wasting dan stunting pada balita keluarga
miskin.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan dan pola asuh
ibu dengan wasting dan stunting pada balita
keluarga miskin.
Jenis : Survey analitik dengan pendekatan
Penelitian cross sectional dan teknik sampling digunakan
simple random sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner dan
penelitian penggumpulan data pengukuran TB dengan
microtoice serta wawancara.
Metode : Chis – square
Analisa Data
Populasi : 79 balita usia 13-59 bulan
Sampel : 49 balita usia 13-59 bulan
Hasil : Hasil analisa didapatkan pengetahuan
ibu tidak hubungan dengan kejadian stunting
pada anak denga nilai p-value 0.963.

3. Khoirun Ni’mah, Siti Rahayu Nadhiroh. 2015. Media Gizi Indonesia,


Vol 10, No.1 Januari-Juni 2015; hal 13-19.
Judul : Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian stunting pada
balita.
Jenis : Observasional analitik dengan
Penelitian pendekatan cross sectional dan teknik
sampling digunakan simple random sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner dan
penelitian penggumpulan data pengukuran TB dengan
microtoice serta wawancara.
Metode : Chis – square dan fisher exact
Analisa Data
Populasi : 79 balita usia 12-59 bulan
Sampel : 34 balita usia 12-59 bulan
Hasil : Hasil analisa didapatkan pengetahuan
gizi ibu ada hubungan dengan kejadian
stunting pada anak denga nilai p-value 0.015
(OR ,3877 CI(1,410-10,658)).

4. Risna Galuh Septamarini, Nurmasari Widyastuti, Racma Purwanti.


2019. Juournal of Nutrition College. Volume 8, Nomor 1 Tahun 2019
Halaman 9-20.
Judul : Hubungan pengetahuan dan sikap
responsive feeding dengan kejadian stunting
pada baduta usia 6-24 bulan di wilayah kerja
puskesmas bandarharjo semarang.
Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan dan
sikap responsive feeding dengan kejadian
stunting pada baduta usia 6-24 bulan.
Jenis : Observasional dengan pendekatan
Penelitian cross sectional dan teknik sampling digunakan
simple purposive sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner dan
penelitian penggumpulan data pengukuran TB dengan
microtoice serta wawancara.
Metode : Chis – square dan fisher exact
Analisa Data
Populasi : 62 balita usia 6-24 bulan
Sampel : 32 balita usia 6-24 bulan
Hasil : Hasil analisa didapatkan pengetahuan
RF nilai p-value 0.000 dan sikap RF dengan
nilai p-value 0.003 dapat disimpulkan kedua
variabel ada hubungan dengan kejadian
stunting pada anak usia 6-24 bulan.

5. Wityanti Setya Wardani. 2014. Nutrition Section of East Java


Provincial Office.
Judul : Hubungan tingkat pengetahuan gizi
dan pendidikan ibu balita dengan kejadian
stunting pada anak balita di kelurahan sidopoto
kota Surabaya.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan gizi dan pendidikan ibu balita
dengan kejadian stunting pada anak balita di
kelurahan sidopoto kota Surabaya
Jenis : Deskriptif analitik dengan
Penelitian pendekatan cross sectional dan teknik
sampling digunakan simple purposive
sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner dan
penelitian penggumpulan data pengukuran TB dengan
microtoice serta wawancara.
Metode : Chis – square dan fisher exact
Analisa Data
Sampel : 44 balita usia 12-59 bulan
Hasil : Hasil analisa didapatkan tingkat
pengetahuan (p-value 0.967) di simpulkan
bahwa tidak ada hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting di
kelurahan sidopoto kota Surabaya.

6. Edwin Danie Olsa. 2017. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


Padang.
Judul : Hubungan sikap dan pengetahuan ibu
terhadap kejadian stunting pada anak baru
masuk sekolah dasar di kecamatan nanggalo
kota padang.
Tujuan : Untuk mengetahui sikap dan
pengetahuan ibu terhadap kejadian stunting
pada anak baru masuk sekolah dasar di
kecamatan nanggalo kota padang
Jenis : Analitik observasional dengan
Penelitian pendekatan cross sectional
Instrument : Menggunakan kuesioner dan
penelitian penggumpulan data pengukuran TB menurut
WHO-NCHS 2007 serta observasi dan
wawancara.
Metode : Chis – square
Analisa Data
Sampel : 232 anak baru masuk sekolah usia 6-
7 tahun
Hasil : Berdasarkan hasil analisis bivariat
antara sikap dan kejadian stunting deketahui
nilai p < 0.05 (0.000) serta tingkat
pengetahuan dengan kejadian stunting
diketahui nilai p<0.05 (0.000) disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara sikap dan pengetahuan ibu dengan
kejadian stunting pada anak masuk sekolah
dasar di kecamatan nanggalo kota padang.

7. Wulandari, Fitri Rahayu. 2017. Seminar Nasional Dan Call For


Paper Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Judul : Analisis faktor risiko kejadian
stunting di puskesmas kerkap Bengkulu utara.
Tujuan : Untuk mengetahui faktor risiko
kejadian stunting di puskesmas kerkap
Bengkulu utara.
Jenis : Metode kuantitatif dengan
Penelitian pendekatan cross sectional dan teknik
sampling digunakan random sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner dan lembar
penelitian observasi.
Metode : Chis – square
Analisa Data
Sampel : 91 responden
Hasil : Berdasarkan hasil dari 91 responden
dengan variabel penelitian pengetahuan ibu
didapatkan nilai p-value 0.000 dan sikap ibu p-
value 0.000 memiliki hubungan dengan
kejadian stunting pada anak di puskesmas
kerkap Bengkulu utara.
8. Dian Indahwati Hapsari, Ria Risti Komala Dewi , Selviana. 2019.
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2
Agustus 2019.
Judul : Determinan kejadian stunting pada
balita di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan
terluar).
Tujuan : Untuk mengetahui faktor stunting
pada balita di wilayah 3T (tertinggal, terdepan
dan terluar).
Jenis : Observasional analitik dengan
Penelitian pendekatan cross sectional dan teknik
sampling digunakan propotional random
sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner dan lembar
penelitian observasi dan pengukuran menggunakan
microtois untuk TB.
Metode : Chis – square dan regresi logistic
Analisa Data ganda
Populasi : Seluruh balita usia 24-59 bulan
diwilyah kerja puskesmas darajuanti kabupaten
sintang
Sampel : 72 responden
Hasil : Berdasarkan hasil uji stastistik
menunjukan variabel pengetahuan tidak
berhubungan dengan kejadian stunting di
daerah 3T dengan nilai p-value 0.593

9. Wellem Elseus Pormes, Sefti Rompas, Amatus Yudi Ismanto. 2014.


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi.
Judul : Hubungan pengetahuan orang tua
tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-
5 tahun di TK malaekat pelindung manado.
Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan
orang tua tentang gizi dengan stunting pada
anak usia 4-5 tahun di TK malaekat pelindung
manado.
Jenis : Observasional analitik dengan
Penelitian pendekatan cross sectional dan teknik
sampling digunakan purposive sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner
penelitian pengetahuan tentag gizi dan pengukuran
menggunakan stature meter SH -20 dengan
ketelitian 0,1 untuk TB.
Metode : Chis – square
Analisa Data
Populasi : 60 anak usia 4-5 tahun
Sampel : 30 anak usia 4-5 tahun
Hasil : Berdasarkan hasil uji stastistik
menunjukan pengetahuan ibu tentang gizi pada
anak usia 4-5 tahun memiliki hubungan yang
bermakna dengan kejadian stunting dengan
nilai p-value 0.000.

10. Dianna, Neti Septianingsih, Jehani Fajar Pangestu. Jurnal


Kebidanan Khatulistiwa Volume 6 Nomor 1 Januari 2020,Hlm 7-15.
Judul : Perbedaan pengetahuan ibu balita
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
tentang stunting melalui media video dan
leaflet di wilayah kerja puskesmas saingon
kecamatan Pontianak timur.
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan tentang stunting melalui
media video dan leaflet
Jenis : Quasi eksperimen dengan rancangan
Penelitian nonequivalent control grup dengan teknik
purposive sampling.
Instrument : Menggunakan video dan leaflet serta
penelitian kuesioner pengetahuan.
Metode : Wilcoxon
Analisa Data
Populasi : 300 orang ibu balita
Sampel : 66 orang ibu balita
Hasil : Berdasarkan hasil uji stastistik
wilcoxon didapatkan sebelum dan sesudah
perlakuan didapatkan nilai p-value 0.001 dapat
disimpulkan media video dan leaflet
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan ibu terhadap stunting.
11. Erni Maywita, Novia Wirna Putri. 2019. Jurnal Human Care Volume
4, No. 3 Oktober 2019 : 173-177.
Judul : Determinan pengaruh tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan
kejadian stunting bayi 6-24 bulan.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu dengan
kejadian stunting bayi 6-24 bulan.
Jenis : Analitik dengan pendekatan cros
Penelitian sectional, teknik pengambilan sampel dengan
studi kasus dan kelompok kontrol 1:1
Instrument : Menggunakan kuesioner
penelitian
Metode : Chi square
Analisa Data
Sampel : 300 kasus, 300 kontrol
Hasil : Berdasarkan hasil uji stastistik
didapatkan nilai p-value 0.062 untuk
pengetahuan ibu yang artinya ada hubungan
yang bermakna dengan kejadian stunting pada
bayi 6-24 bulan.

12. Rizkia Dwi Rahmandiani, Sri Astute, Ari Indra Susanti. 2019. JSK,
Volume 5 Nomor 2 Desember Tahun 2019.
Judul : Hubungan pengetahuan ibu balita
tentang stunting dengan karakteristik ibu dan
sumber informasi di desa hergamanah
kecamatan jatinangor kabupaten sumedang.

Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu


balita tentang stunting dengan karakteristik ibu
dan sumber informasi di desa hergamanah
kecamatan jatinangor kabupaten sumedang.
Jenis : Analitik dengan pendekatan cros
Penelitian sectional, teknik sampling yaitu multistage
random sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner
penelitian
Metode : Chi square
Analisa Data
Sampel : 242 responden
Hasil : Berdasarkan hasil uji stastistik
diketahui bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu tentang stunting pada balita
dengan nilai p-value 0.000.

13. Rizki Mulya Gopur Kusuma Jaya, Mirasari Putri, Herry Garna.
2020. Volume 6, No. 1. Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Bandung, Prosinding Kedokteran.
Judul : Pengaruh pemberian ASI eksklusif
dan pengetahuan ibu tentang stunting terhadap
kejadian stunting usia 12-60 bulan.

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh


pemberian ASI eksklusif dan pengetahuan ibu
tentang stunting terhadap kejadian stunting
usia 12-60 bulan.
Jenis : Deskriptif korelasi dengan
Penelitian pendekatan cros sectional, teknik sampling
yaitu total sampling.
Instrument : Menggunakan kuesioner
penelitian
Metode : Chi square
Analisa Data
Sampel : 86 responden
Hasil : Berdasarkan hasil penelitain
diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang
stunting mempunyai hubungan yang signifikan
dengan kejadian stunting pada anak usia 12-60
bulan dengan nilai p-value 0.001.

14. Maryati Dewi, Mimin Aminah. Indonesia Journal Of Human


Nutrition, Juni 2016, Vol. 3, No.1 Suplemen 1-8
Judul : Pengaruh edukasi gizi terhadap
feeding practice ibu balita stunting usia 6-24
bulan.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh edukasi
gizi terhadap feeding practice ibu balita
stunting usia 6-24 bulan
Jenis : Quasi eksperimen dengan pre-post
Penelitian test two group desing teknik sampling yaitu
total sampling.
Instrument : Intervensi dengan booklet PMBA
penelitian
Metode : Uji wilcoxon dan mann withney
Analisa Data
Sampel : 20 responden
Hasil : Berdasarkan hasil penelitain
didapatkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
yang bermakna pada skor pengetahuan
sebelum dan sesudah intervensi pada kedua
kelompok (p=0.006; p=0.003) yang berarti
terdapat pengaruh edukasi gizi terhadap
feeding practice ibu balita stunting usia 6-24
bulan.
15. Izka Sofiyya Wahyurin Et Al. 2018. Ilmu Gizi Indonesia Vol. 02. No.
02, Februari 2019 ; 141 – 146.
Judul : Pengaruh edukasi stunting
menggunakan metode brainstorming dan
audiovisual terhadap pengetahuan ibu dengan
anak stunting.
Tujuan : Untuk mengetahui Pengaruh edukasi
stunting menggunakan metode brainstorming
dan audiovisual terhadap pengetahuan ibu
dengan anak stunting.
Jenis : Quasi eksperimen with time series
Penelitian design desing teknik sampling yaitu purposive
sampling.
Instrument : Kuesioner pengetahuan pre-post test,
penelitian audio visual dengan filem ilustrasi.
Metode : Uji beda wilcoxon
Analisa Data
Populasi : 79 ibu balita yang memiliki anak usia
12-59 bulan
Sampel : 34 ibu balita yang memiliki anak usia
12-59 bulan
Hasil : Berdasarkan analisis menunjukan
adanya perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan ibu mengenai stunting pada
waktu sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi dengan nilai p-value 0.009 dan
metode brainstorming dan audiovisual efektif
meningkatkan pengetahuan ibu mengenai
stunting

16. Ni Wayan Dian Ekayanthi, Pudji Suryani. 2017. Jurnal Kesehatan


Volume 10, Nomor 3, November 2019.
Judul : Edukasi gizi pada ibu hamil
mencegah stunting pada kelas ibu hamil.

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh edukasi


gizi pada ibu hamil mencegah stunting pada
kelas ibu hamil.
Jenis : Pre-eksperimen desing one grup pre
Penelitian test – post test dengan teknik sampling
consecutive sampling.
Instrument : Kuesioner pengetahuan dan sikap
penelitian pre-post test.
Metode : Uji paried t test untuk variabel
Analisa Data pengetahuan dan uji wilcoxon untuk variabel
sikap
Sampel : 35 orang ibu hamil trimester 1normal
tanpa komplikasi 3 kali pertemuan dalam
seminggu.
Hasil : Berdasarkan analisis stastistik untuk
pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah
edukasi menunjukan nilai p-value 0.000 IK
95% 4,61-704.
17. Naila Fauziantin, Apoina Kartina, S.A Nugraheni. Volume 18, No.2
September 2019. Visikes : Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Judul : Pengaruh pendidikan kesehatan
dengan media lembar balik tentang
pencegahan stunting pada calon pengantin.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan dengan media lembar
balik tentang pencegahan stunting pada calon
pengantin.
Jenis : Quasi eksperimen dengan control
Penelitian group non randomized design dengan teknik
sampling purposive sampling.
Instrument : Kuesioner pengetahuan dan sikap
penelitian pre-post test dan lembar balik.
Metode : Uji wilcoxon untuk pengetahuan dan
Analisa Data variabel sikap
Sampel : 72 responden (36 pasang calon
pengantin).
Hasil : Berdasarkan analisis stastistik untuk
sebelum dan sesudah perlakuan pengetahuan
terjadi peningkatan skor dari 11,17 menjadi
11,42 dengan nilai p-value 0.000. Sedangkan
untuk variabel sikap pada kelompok intervensi
meningkat setelah dilakukan perlakuan denga
rata-rata scor 7.40 menjadi 10,61 dengan hasil
uji stastisik p.value 0.000 dapat disimpulkan
pendidkan kesehatan mempunyai pengaruh
terhadap pengetahuan dan sikap calon
pengantin dalam pencegahan stunting.

18. Grace K.L. Langi, I Made Djendra, Rudolf B. Purba, Ryan S.P
Tondanggene. Gizido Volume 11 No.1 Mei 2019.
Judul : Pengetahuan ibu dan pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian stunting pada balita
2-5 tahun di puskesmas kawanhkoan
minahasa.
Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu
dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
stunting pada balita 2-5 tahun di puskesmas
kawanhkoan minahasa.
Jenis : Observasional analitikpendekatan
Penelitian cros sectional dengan teknik random sampling.
Instrument : Kuesioner dan antropometri TB/U.
penelitian
Metode : Uji Chi square
Analisa Data
Sampel : 41 responden usia anak 2-5 tahun
Hasil : Didapatkan hasil bahwa pengetahuan
ibu dalam kategori baik sebanyak 8 (19,5%),
cukup 17 (41,5%), kurang 16 (39%) dapat
diaktakan bahwa pengetahuan ibu di wilayah
kerja puskesmas Kawangkoan kabupaten
minahasa masih sangat belum memadai
dengan uji stastistik didapatkan nilai p-value
0.05 artinya terdapat hubungan pengetahuan
dengan kejadian stunting..

19. Titi Purwitasari Handayani, Vita Murniarti Tarawan, Juntika


Nurihsan. Jurnal Kebidanan Vol. 5, No 4, Oktober 2019 ; 357-363.
Judul : Peningkatan pengetahuan dan sikap
kader tentang stunting pada balita usia 12-36
bulan melalui penerapan aplikasi anak bebas
stunting (ABS).
Tujuan : Untuk mengetahui Peningkatan
pengetahuan dan sikap kader tentang stunting
pada balita usia 12-36 bulan melalui penerapan
aplikasi anak bebas stunting (ABS).
Jenis : Quasi eksperimen one grup pre test
Penelitian and post test dengan teknik simplel random
sampling.
Instrument : Kuesioner pengetahuan dan sikap
penelitian kader tentang stunting.
Metode : Uji wilcoxon
Analisa Data
Populasi : 220 kader dari 45 posyandu
Sampel : 80 responden
Hasil : Didapatkan hasil bahwa pengetahuan
dan sikap kader mengenai stunting sebelum
dan sesudah perlakuan menjukan peningkatan
signifikan dengan hasil uji stastistik p-value
0.001 yang berarti terdapat pengaruh penelitian
ini dengan aplikasi bebas stunting pada kader
posyandu.
20. Wa Ode Sri Andriani, Farit Rezal, WD. ST. Nurzalmariah.
Jimkesmas Volume 2, No. 6 Mei 2017.
Judul : Perbedaan pengetahuan, sikap dan
motivasi ibu sesudah diberikan program
mother smart grauding (MSG) dalam
pencegahan stunting diwilayah kerja
puskesmas puuwatu kota kendari tahun 2017.
Tujuan : Untuk mengetahui Perbedaan
pengetahuan, sikap dan motivasi ibu sesudah
diberikan program mother smart grauding
(MSG) dalam pencegahan stunting
Jenis : Pre eksperimen one grup pre test and
Penelitian post test dengan teknik purposive sampling.
Instrument : Kuesioner pengetahuan dan sikap
penelitian
Metode : Uji wilcoxon untuk pengetahuan dan
Analisa Data uji t untuk sikap
Sampel : 32 responden
Hasil : Didapatkan hasil bahwa pengetahuan
ibu setelah dilakukan intervensi mengalami
peningkatan signifikan dengan nilai median 13
dan nilai p-value 0.000 serta untuk variabel
sikap ibu menunjukan nilai post test lebih
besar yaitu 41,59 sedangkan pre test 33, 28
dengan uji t menunjukan nilai p-value 0.000
dapat disimpulkan bahwa kedua variabel
menunjukan adanya perbedaan pengetahuan
dan sikap setelah diberikan program MSG
dalam pencegahan stunting pada ibu diwilayah
kerja puskesmas puuwatu kota kendari

21. Sedigheh Yeganeh, Niloofar Motamed, Saeid Najafpour Boushehri,


Maryam Ravanipour. Bmc Public Health 2018 (18:621).
Judul : Assessment of the knowledge and
attitude of infants’ mothers from busheshr
(iran) on food security using anthropometric
indicator in 2016; a cross sectional study.
Tujuan : Untuk mengetahui knowledge and
attitude of infants’ mothers from busheshr
(iran) on food security using anthropometric
indicator in 2016;
Jenis : Deskriptif analitik pendekatan cross
Penelitian sectional.
Instrument : Kuesioner pengetahuan dan sikap
penelitian
Metode : Uji spearman test untuk pengetahuan,
Analisa Data sikap dan uji chi square dan regressi analisis
untuk multivariate.
Sampel : 400 responden yang mempunyai
anak usia 1-2 tahun.
Hasil : Didapatkan hasil dari analisis bahwa
pengetahuan ibu (p-value 0.0001), sikap (p-
value 0.05) dapat disimpulkan ada
hubungannya pengetahuan dan sikap ibu
dengan indeks antropometri anak. disampaikan
bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan
rendah mempunyai risiko 4,87 untuk anak
mengalami indek TB/U dibawah standar yang
berarti untuk kejadian stunting mempunyai
peluang lebih besar.

22. Olusegun Fadare, Mulubrhan Amare, George Movrotas, Dere


Akerele, Adebayo Ongunniyi. PLOT ONE 14(2) : e0212775 (2019).
Judul : Mother’s nutrition related knowledge
and child nutrition outcomes : empirical
evidence from nigeria.
Tujuan : Untuk mengetahui Mother’s nutrition
related knowledge and child nutrition
outcomes
Jenis : Deskriptif analitik pendekatan cross
Penelitian sectional dengan teknik kluster sampling.
Instrument : Kuesioner pengetahuan dan
penelitian pengukuran status nutria anak dengan TB/U z-
score (HAZ) dan BB/U z-score (WHZ).
Metode : Chi square
Analisa Data
Sampel : 4,941 responden usi 6-23 bulan.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis
pengetahuan ibu mengenai nutrisi dan status
antropometri anak didapatkan nilai p-value
0.00 (0.018) hal ini menunjukan adanya
hubungan yang signifikan antara pengetahuan
ibu mengenai nutrisi dengan status gizi anak
berdasarkan indek antropometri.

23. Benta A Abuya, James Ciera, Elizabeth Kimani-Murage. BMC


Pidiatrics 2010.
Judul : Effect of mother’s education on
child’s nutritional status in the slums of
nairobia.
Tujuan : Untuk mengetahui Effect of mother’s
education on child’s nutritional status in the
slums of nairobia.
Jenis : Studi cross sectional untuk stunting
Penelitian dan studi involves eight sub cohorts of
children.
Instrument : Kuesioner
penelitian
Metode : Chi square
Analisa Data
Sampel : 5156 responden usi 0-42 bulan.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis
disampaikan 40% anak usia 0-42 bulan
mengalami stunting, pendidikan ibu dalam
penelitian ini berperan besar mengaruhi
pengetahuan ibu mengenai status nutrisi anak
pada masa golden period dengan hasil
penelitian p-value 0.05.

24. Imelda Angeles-Agdeppa, Emilita Monville Oro, Julian F. Gonsalves,


Mario V. Capanzana. Wiley Maternal & Child Nutrition, January
2019.
Judul : Integrated school based nutrition
programme impoved the knowledge of mother
and schoolchildren.
Tujuan : Untuk mengetahui Integrated school
based nutrition programme impoved the
knowledge of mother and schoolchildren.
Jenis : Quasi eksperimen one grup pre test
Penelitian and post test dengan teksik cluster sampling
Instrument : Kuesioner pengetahuan dan
penelitian pengukuran TB/U, BB/U berdasarkan z-score
dengan microtoice.
Metode : t-test
Analisa Data
Populasi : 2,856,765 siswa di 27 districk 280
sekolah dasar.
Sampel : 73 responden anak dan 160 ibu.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis
disampaikan program pendidikan nutrisi pada
ibu yang mempunyai anak sekolah dasar
mengalami peningkatan pengetahuan tentang
nutrisi setelah dilakukan edukasi dan pada
penelitian ini disampaikan ibu yang
mempunyai pengetahuan baik anaknya
mengalami stunting sebanyak 32 anak dan
pengetahuan kurang 19 anak dengan uji
stastistik nilai p-value 0.004 yang berarti
pengetahuan ibu mempunyai peran penting
dalam kejadian stunting dan mempengaruhi
indeks antropometri anak.

25. David Mukunya, Samuel Kizto, Tonny Orach, Regina Ndagire, Emily
Tumwakire, Godfrey Zary Rukundo, Ezekiel, Sarah Kiguli. BMC
Public Health 2014, 14:976.
Judul : Knowlage of integrated management
of childhood illnesses community and family
practice (C-IMCI) anda association with child
undernutrition in northern Uganda : a cross
sectional study.
Tujuan : Untuk mengetahui Knowlage of
integrated management of childhood illnesses
community and family practice (C-IMCI) anda
association with child undernutrition in
northern Uganda
Jenis : Deskriptif dengan pendekatan cross
Penelitian sectional dengan teknik two sub counties
proposefully.
Instrument : Kuesionerpengetahuan dan
penelitian pengukuran TB/U, BB/U berdasarkan z-score
dengan microtoice.
Metode : Logistic regression analisis
Analisa Data
Populasi : 47000 anak
Sampel : 443 carataker child pairs usia anak 0-
60 bulan.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis
disampaikan knowledge of C-IMCI odds ratio
0,5 dan CI 95% 0,2-1,1, dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan dalam penelitian ini dapat
mempengaruhi perilaku kelaurga dalam
memberikan asupan nutrisi kepada anak usia
0-60 bulan dan berpengaruh besar terhadap
status nutrisi anak. Pada penelitian ini anak
yang mengalami stunting sebanyak 52 anak
berusia < 25 bulan dan > 25 bulan sebanyak 4
anak, disimpulkan pengetahuan keluarga
mempunyai hubungan signifikan dengan
kejadian stunting pada anak usia 0-60 bulan p-
value 0.05.

2. Data Review Jurnal


Tabel 4.1 Karakteristik umum jurnal dalam penyeleksian studi (n-

25)

Kategori N %
Tahun Publikasi
1 4
2010 3 12
2014 2 8
2015 1 4
2016 4 16
2017 2 8
2018 10 40
2019 2 8
2020
Total 25 100
Variabel
Penelitian 25 78
Pengetahuan 7 22
Sikap
Total 32 100
Desain Penelitian
Pre eksperimen 2 8
Quasi eskperimen 6 24
Crossectional 17 68
Total 25 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa tahun publikasi dari 25 jurnal

yaitu tahun 2010 sampai dengan 2020. Publikasi jurnal dalam review penelitian

terbanyak tahun 2019 yaitu 10 (40%), 2017 sebanyak 4 (16%), 2015 2 (8%), 2018

(8%), 2020 (8%) masing-masing sebanyak 2 jurnal, 2010 (4%), 2016 (4%)

masing-masing sebanyak 1 jurnal, dan tahun 2014 sebanyak 3 (12%) jurnal.

Sedangkan variabel penelitian dari 25 jurnal terbanyak yaitu variabel pengetahuan

sebanyak 25 (78%) dan variabel sikap sebanyak 7 (22%) serta desain penelitian

dari 25 jurnal terbanyak crossectional yaitu 17 (68%), Quasi eksperimen sebanyak

6 (24%) dan Pre eksperimen sebanyak 2 (8%).


3. Pembahasan

1. Hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting

Berdasarkan analisis jurnal nasional sebanyak 20 dan

internasional sebanyak 5 diketahui bahwa 23 jurnal menyampaikan

pengetahuan ibu mempunyai hubungan dengan kejadian stunting pada

anak terutama pengetahuan ibu mengenai nutrisi seimbang. Terdapat 3

jurnal yang menyatakan pengetahuan ibu tidak memiliki hubungan

yang bermakna dengan kejadian stunting yaitu penelitian yang

dilakukan oleh (Wityanti, 2014) dengan hasil penelitian didapatkan

nilai p-value 0.967 dan penelitian (Dian Indahwati Hapsari et al, 2019)

menyampaikan hasil penelitian dengan nilai p-value 0.593. Hasil dari 3

jurnal tersebut mengemukakan bahwa pengetahuan ibu dalam kategori

baik presentase lebih besar dibandigkan denga yang kurang baik, hal

ini dampak dari akses informasi yang diberikan oleh pemerintah

setempat ataupun memperoleh sendiri dari berbagai sumber, namun

pengetahuan yang didapat tidak sepenuhnya diimplementasikan dalam

pengasuhan anak. Selain itu terdapat faktor yang dominan anak

mengalami stunting dari ke 3 jurnal tersebut yaitu pola asuh dan

pemberian makan pada anaknya.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya


(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil

pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui

indera yang di milikinya (Mata,hidung,mulut dan sebagainya). Dengan

sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan seseorang di

peroleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan

(mata) (Notoatmodjo, 2010).

Penetahuan ibu mempunyai pengaruh besar terhadap

pertumbuhan anak terutama pengetahuan mengenai

nutrisi.Pengetahuan yang baik mengenai nutrisi dipengaruhi oleh

faktor lingkungan dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang

baik dan buruk tergantung sifat dari kelompoknya dan budaya yang

memegang peran penting dalam pengetahuan serta pendidikan

merupakan faktor yang mendasari untuk mengembangkan pengetahuan

dan pengalaman merupakan hal yang baik untuk mengasah

pengetahuan ibu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sulistyawati,

2019) menyampaikan pengetahuan ibu berhubungan langsung dengan

kejadian stunting dengan nilai p-value 0.000 (OR : 0,208, CI : 0.084-

0,519). Pengetahuan mengenai gizi merupakan proses awal dalam

perubahan perilaku peningkatan status gizi, sehingga pengetahuan

merupakan faktor internal yang mempengaruhi perubahan perilaku.


Pengetahuan ibu tentang gizi akan menentukan perilaku ibu dalam

menyediakan makanan untuk anaknya.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ni’mah &

Nadhiroh, 2015) menyampaikan bahwa pengetahuan ibu yang baik dan

diiringi dengan pendidikan lebih baik cenderung mempunyai

kemampuan dalam mengimplementasikan pengetahuan atau informasi

yang diperoleh lebih baik dibandingan ibu dengan pendidikan rendah

dan hasil penelitain ini menunjukan ada hubungan yang bermakna

pengetahuan ibu dengan kejadian stuntingdengan nilai p-value 0.015

(OR : 3.877 CI : 1,410-10,658), pengetahuan yang tidak baik memiliki

risiko 3,877 kali lebih besar dengan kejadian stunting pada anak

dibandingan dengan pengetahuan ibu yang baik. Penerapan nutrisi

dalam pola asuh anak yang tepat dapat mencegah terjadinya malnutrisi

seperti dalam pemberian makan pendamping yang tepat usia.

Malnutrisi berpengaruh besar terhadap kejadian stunting dan anemia

pada anak sementara anemia berhubungan dengan pencapaian tumbuh

kembang anak (Sulistyawati, 2019).

Penelitian dilakukan oleh Risna Galuh Septamarini dkk

(2019) menyampaikan bahwa pengetahuan ibu mengenai responsive

feeding memiliki hubungan dengan kejadian stunting usisa 6-24 bulan

sebesar p-value 0.000.berdasarkan nilai Odds Ratio (OR) ibu

berpengetahuan rendah mengenai RF 10,2 kali lebih tinggi anak


mengalami stunting dibandingkan ibu yang berpengetahuan RF cukup.

Pengetahuan RF dalam kelompok kasus pada penelitian ini memiliki

skor lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol pada poin

pemberian makan. Pengetahuan merupakan faktor tidak langsung yang

berpengaruh terhadap status gizi anak. Pengetahuan mengenai

kesehatan, komsumsi makanan bernutrisi seimbang dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Gangguan masalah status

gizi anak saat ini dampak dari kurangnya pengetahuan ibu mengenai

kebutuhan makanan bergizi.

Pengetahuan ibu merupakan faktor terpenting dalam

mengasuh anaknya dan mempengaruhi tumbuh kembangnya.

Pengetahuan sejatinya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal

(pendidikan, pekerjaan, usia) dan faktor eksternal (lingkungan dan

sosial budaya). Berdasarkan penelitian (Rahmandianti, Astuti, &

Susanti, 2019) menyampaikan yang menjadi faktor besar yang

mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan dan sumber

informasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa pada ibu

yang memiliki pengetahuan kurang didominasi dengan pendidikan

SMP (66,4%) dengan hasil uji statistik Chi Square didapatkan nilai p-

value 0.05 yang berarti ada hubunganya pendidikan ibu dengan

pengetahuan dan kejadian stunting pada anak. Berbeda dengan hasil

penelitian (Cholifatun Ni’mah, & Lailatul Muniroh, 2015)

menyampaikan pengetahuan ibu tidak hubungan dengan kejadian


stunting pada anak denga nilai p-value 0.963 hal ini dipengaruhi

karena ibu telah mendapatkan berbagai informasi sebelumnya oleh

tenaga kesehatan dalam menagulangi atau mencegah stunting.

Penelitian ini sejalan dengan (Wityanti Setya Wardani. 2014)

denganhasil analisa didapatkan tingkat pengetahuan p-value 0.967,

diperkuat oleh (Hapsari, Dewi, & Selviana. 2019) menyampaikan

variabel pengetahuan tidak berhubungan dengan kejadian stunting di

daerah 3T dengan nilai p-value 0.593 hal ini dikarenakan akses

informasi pada daerah 3T terus dipioritaskan oleh pemerintah selain itu

dengan adanya program nusantara sehat membuat masyarakat di

daerah 3T mendapatkan informasi dalam masalah pencegahan stunting

lebih masih dan terpantau oleh tenaga kesehatan ataupun pemerintah

hal ini yang membuat variabel pengetahuan tidak memiliki hubungan

dengan kejadian stunting pada anak.

Peneliti berpendapat bahwa berdasarkan hasil analisis dari 25

jurnal menunjukan pengetahuan ibu mempunyai andil besar terhadap

tumbuh kembang anak dan pengetahuan yang baik akan membentuk

perilaku ibu yang lebih konsisten dibandingkan dengan pengetahuan

yang kurang. Pengetahuan yang rendah pada literature review ini

terbanyak pada ibu yang berpendidkan SMP dibandingkat ibu yang

memiliki pendidikan sekolah menegah atas dan pendidikan tinggi.


Pengetahuan yang rendah menyulitkan para ibu untuk menima

dan menyerap informasi, hal ini membuat implementasi dari informasi

yang diterima ataupun yang disampaikan oleh ahli seperti tenaga

kesehatan mengenai sosialisasi gizi seimbang tidak di terapkan dengan

maksimal dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan dan tingkat

pendidikan baik. Review dari 25 jurnal menyampaikan pengetahuan

mengenai gizi, pemberian makan, dan stunting mempunyai peran

penting dalam masalah status gizi anak, pengetahuan ibu yang kurang

baik mengenai hal tersebut meningkatkan risiko berkali lipat anak

mengalami gangguan dalam kesehatan dan pertumbuhanya antara lain

stunting.

2. Hubungan sikap ibu dengan kejadian stunting

Berdasarkan studi literature review dari 25 jurnal terdapat 7

jurnal yang menyampaikan variabel sikap ibu terhadap kejadian

stunting pada anak. Sebanyak 4 dari 7 jurnal dengan desain penelitian

cros sectional, 2 jurnal desain Quasi eksperimen dan 1 jurnal dengan

desain pre eksperimen, ketujuh jurnal tersebut menyampaikan sikap

ibu mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian stunting pada

anak dengan rata-rata nilai p-value < 0.05.

Menurut Notoatmodjo (2010) mengidentifikasikan sikap

sebagai kesediaan untuk bereaksi secara positif atau secara negative

terhadap obyek – obyek tertentu. Sebagai suatu pola perilaku, tendensi


atau kesiapan antisipatif, predisposisi, sikap adalah respon terhadap

stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sikap adalah pandangan atau

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek

tertentu. Sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal.Faktor internal tersebut antara lainfactor yang terdapat dalam

diripribadi manusia itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang

terdapat dari luar diri manusia itu sendiri.

Sikap meupakan kesiapan atau kesedian untuk bertindak dan

sikap dapat mempengaruhi pengalaman seseorang yang bersumber dari

dalam diri, kebiasaan-kebiasaan, pengaruh dari lingkungan dan sosial

budaya (Oktaningrum, 2018). Faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap seseorang terutama ibu yaitu pengalaman pribadi

yang meningalkan kesan yang kuat. Menurut Wa Ode Sri Andriani dkk

(2017) sikap merujuk kepada evaluasi individu terhadap berbagai

aspek dunia sosial dan bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa

suka atau tidak suka terhadap isu atau ide orang lain dapat disimpulkan

sikap merupakan hasil pertimbangan untung dan rugi dari perilaku

yang dimaksud (Andiani, Rezal, & Nurzalmariah, 2017).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Septamarini,

Widyastuti, & Purwanti, 2019) menyampaikan terdapat hubungan

sikap ibu dengan kejadian stunting usia 6-24 bulan nilai p-value 0.003.

Penelitian ini menyampaikan sikap ibu yang kurang baik terhadap

pemberian makan memiliki risiko 5,6 kali lebih besar anaknya


mengalami stunting dibandingkan sikap ibu yang baik dalam

pemberian makan pada anaknya. Skor sikap dalam penelitian ini pada

kelompok stunting lebih rendah dibandingkan kelompok kasus. Sikap

ibu yang kurang baik akan berdampak pada pemberian makan

keanaknya, dampak jangka panjang yang ditimbul akan yaitu

gangguan pertumbuhan dan perkemabangan anak.

Sejalan dengan penelitian (Olsa, 2017) menyampaikan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian

stunting pada anak didapatkan nilai p-value 0.000. Sikap ibu dalam

penelitian ini mayoritas memiliki sikap positif (55,2%) menunjukan

bahwa sikap ibu yang positif akan membawa dampak yang positif

terhadap status gizi anak dan mencegah kejadian stunting, namun

dalam penelitian menunjukan sikap ibu yang positif masih terdapat

sikap yang menunjukan belum mau untuk menerima, merespon,

menghargai dan bertanggung jawab atas apa yang telah diketahui. Hal

ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh (Notoatmodjo, 2010)

bahwa sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata di perlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain

dukungan tenaga kesehatan melalui penyuluhan kesehatan kepada ibu

yang mempunyai balita untuk memperhatikan asupan makan pada

anaknya setiap harinya.


Hasil penelitian (Edwin, Delmi & Eliza, 2017) menyampaikan

bahwa sikap ibu memiliki hubungan signifikan dengan kejadian

stunting pada anak usia sekolah dasar dengan nilai p-value 0.000,

presentase sikap ibu yang negatif dalam penelitian ini yaitu 31,7% dan

positif 95,3%, sikap negatif pada responden maka tindakan dan

perilakunya cenderung negatif sehingga masalah kesehatan terutama

gizi pada anak akan berpelung lebih besar dibandingkan sikan ibu

positif. Penelitian ini sejalan dengan (Fauziantin, Kartina, &

Nugraheni, 2019) menyapaikan hasil penelitian dengan metode Quasi

eksperimen untuk variabel sikap pada kelompok intervensi

menunjukan peningkatan setelah dilakukan perlakuan denga rata-rata

skor 7.40 menjadi 10,61 dengan hasil uji stastisik p-value 0.000 dapat

disimpulkan pendidkan kesehatan mempunyai pengaruh terhadap sikap

calon pengantin dalam pencegahan stunting.

Berdasarkan hasil literatur didapatkan bahwa sikap ibu

memiliki peran penting dalam masa tumbuh kemabanga anak. Sikap

ibu yang positif akan memberikan peluang besar kepada anak untuk

terhindar dari masalah kesehatan seperti masalah gizi yang akhirnya

dapat menghambat pertumbuhan anak. Kejadian stunting berdasarkan

hasil penelitian dan kajian teori yang terkait bahwa sikap ibu disini

yaitu bagaimana seorang ibu memberikan makan, pola asuh yang tepat

untuk mencgah stunting pada anak (Titi et al, 2019). Selain itu seorang

ibu yang memiliki sikap gizi yang kurang akan sangat berpengaruh
terhadap status gizi anakya dan akan sukar untuk memilih makanan

yang bergizi untuk anak dan keluarganya. Sikap pemberian makan ibu

kepada anaknya memiliki dominasi yang besar dengan kejadian

stunting terutama sikap ibu yang negatif.

Sikap merupakan bagian dari domain perilaku yang dapat

dibentuk dengan edukasi dan informasi hal ini untuk membentuk sikap

yang positif terutama seorang ibu. Selain itu sikap ibu dapat dibentuk

melalui interaksi sosial yang positif melalui memanfaatkan berbagai

informasi mengenai pencegahan stunting melalui digital dan

penyuluhan tenaga kesehatan perlu terus dilakukan untuk menigkatkan

sikap positif pada ibu terutama yang mempunyai anak balita.

Peningkatan sikap yang positif dapat terjadi pada seoarang

ibu dengan pemberian edukasi mengenai kebutuhan gizi, hal ini dapat

meningkatkan pengetahuan (Edwin Danie Olsa, 2017). Mendapatkan

sikap yang baik dan langeng pada ibu yaitu dengan pemberian edukasi

atau pengetahuan, dengan demikian informasi atau pengetahuan yang

diperoleh dapat memunculkan sikap yang baik dan pemahaman serta

keyakinan terhadap kebutuhan asupan makanan untuk mencegah

berbagai masalah tumbuh kembang anak utamanya berkaitan dengan

stunting (Pratiwi, Bahar & Rasma, 2016).

Pembentukan sikap ibu tidak terlepas dari peran anggota

keluarga seperti orang tua, suami dan kerabat, sikap keluarga yang
positif akan meningkatkan dan mengguatkan pembentukan sikap

seorang ibu dalam pengasuhan anaknya (Notoatmodjo, 2010), namun

tidak dengan dukungan sikap keluarga terhadap ibu dalam pola asuh

anak yang negatif justru akan berpengaruh besar terhadap perilaku ibu

dalam mengasuh anaknya seperti tidak memperhatikan tumbuh

kembang anak dan pemberian makan tidak sesuai kebutuhan anak.

Sikap yang negatif pada ibu dampak dari lingkungan keluarga

terutama pola pengasuhan anak dapat meningkatkan berbagai risiko

kesehatan yang tidak mengguntugkan bagi anak tidak hanya masalah

stunting tetapi juga masalah kesehatan lainya seperti malnutrisi, gizi

buruk, KEP (kekurangan energi protein) dan nantinya berdampak pada

tumbuh kembang anak (Wulandari dkk, 2017).

Berdasarkan kajian literatur peneliti berpendapat bahwa sikap

ibu dipengaruhi oleh arus globalisasi terutama informasi. Sikap ibu

dapat dibentuk secara konsisten dengan pengetahuan yang didapat

sehingga mempengaruhi perilaku keseharianya. Ibu yang yang

memiliki sikap negatif cenderung mempunyai metode pengasuhan

anak sepertihalnya memberikan asupan makanan, menjaga kebersihan

anak dan lingkungan sekitar yang kurang baik. Kondisi ini berdapak

buruk bagi kesehatan anak terutama usia balita yang rentang akan

serangan penyakit dan permasalahan kesehatan lainya yaitu gagal

tumbuh atau stunting.


Sikap dan perilaku seorang ibu dalam pengasuhan anak

dipengaruhi oleh suami dan orang tua terutama ibu kandung ataupun

mertua yang dapat mempengaruhi cara pengasuhan anak sejak dari

lahir hingga setelahnya. Sikap yang diturunkan dari keluarga ke ibu

dapat membantu dalam tumbuh kembang anak, namun sikap yang

negatif salah satunya menganjurkan ibu memberikan makanan

pendamping ASI sebelum usia 6 bulan yang justu dapat berdampak

negatif bagi tumbuh kembang anak kelak.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil review jurnal penelitian terhadap 20 jurnal

nasional dan 5 jurnal internasional dapat disimpulkan sebagai berikut :

A. Publikasi jurnal dalam review penelitian dari tahun 2010-2020

diantaranya tahun 2019 sebanyak 10 (40%), 2017 sebanyak 4 (16%),

2015 (), 2018 (8%), 2020 (8%) masing-masing sebanyak 2 jurnal, 2010

(4%), 2016 (4%) masing-masing sebanyak 1 jurnal, dan tahun 2014

sebanyak 3 (12%) jurnal.

B. Variabel penelitian dari 25 jurnal yaitu variabel pengetahuan sebanyak 25

(78%) dan variabel sikap sebanyak 7 (22%).

C. Desain penelitian dari 25 jurnal diantaranya crossectional sebanyak 17

(68%), Quasi eksperimen sebanyak 6 (24%) dan Pre eksperimen

sebanyak 2 (8%).
D. Terdapat 23 jurnal yang menyampaikan ada hubungan pengetahuan ibu

dengan kejadian stunting pada anak dengan rata-rata nilai p-value < 0.05.

E. Terdapat 2 jurnal nasional yang menyampaikan tidak ada hubungan

pengetahuan dengan kejadian stunting pada anak dengan nilai p-value

berturut-turut 0,967 dan 0,593.

F. Terdapat 7 jurnal menyampaikan sikap ibu berhubungan dengan kejadian

stunting pada anak dengan rata-rata nilai p-value < 0.05.

2. Saran

Dari kesimpulan diatas, penulis ingin menyampaikan saran – saran terhadap

pihak terkait. Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

A. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan adanya peneliti atau review jurnal ini, dapat

digunakan untuk bahanrefrensi tentang pentingnya mengetahui

hubungan kejadian stunting pada anak, sertadapat menambah

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pada rogram studi S1

keperawatan FKesUniversitas MuhammadiyahPringsewu.

B. Bagi Keluarga

Diharapakan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan pada

keluarga terutama kedua orang tua anak mengenai stunting dan

keluarga dapat meningkatkan pencegahan stunting pada anak melalui

komsumsi makanan bernutrisidan menjaga kesehatan anak.

C. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menverifikasi variabel

variabel lain seperti status ekonomi keluarga, pendidikan dan pekerjaan

orang tua, ASI eksklusif terutama variabel yang berkaitan dengan

kejadian stunting pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ari Sulistyawati. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Stunting Pada Balita.Jurnal Ilmu Kebidanan, Jilid 5, Nomor 1, Hlm 21-
30.

Benta A Abuya, James Ciera, Elizabeth Kimani-Murage. Effect of mother’s


education on child’s nutritional status in the slums of nairobia.BMC
Pidiatrics 2010.

Cholifatun Ni’mah, Lailatul Muniroh. 2015. Hubungan tingkat pendidikan,


tingkat pengetahuan dan pola asuh ibu dengan wasting dan stunting
pada balita keluarga miskin. Media Gizi Indonesia, Vol. 10 No. 1
Januari-Juni 2015 ; hal 84-90.

David Mukunya, Samuel Kizto, Tonny Orach, Regina Ndagire, Emily


Tumwakire, Godfrey Zary Rukundo, Ezekiel, Sarah Kiguli. Knowlage of
integrated management of childhood illnesses community and family
practice (C-IMCI) anda association with child undernutrition in
northern Uganda : a cross sectional study. BMC Public Health 2014,
14:976.

Dian Indahwati Hapsari, Ria Risti Komala Dewi , Selviana. 2019. Determinan
kejadian stunting pada balita di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan
terluar).Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 2
Agustus 2019.
Dianna, Neti Septianingsih, Jehani Fajar Pangestu. Perbedaan pengetahuan ibu
balita sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang stunting
melalui media video dan leaflet di wilayah kerja puskesmas saingon
kecamatan Pontianak timur. Jurnal Kebidanan Khatulistiwa Volume 6
Nomor 1 Januari 2020,Hlm 7-15.

Edwin Danie Olsa. 2017. Hubungan sikap dan pengetahuan ibu terhadap
kejadian stunting pada anak baru masuk sekolah dasar di kecamatan
nanggalo kota padang.Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Erni Maywita, Novia Wirna Putri. 2019. Determinan pengaruh tingkat


pendidikan dan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting bayi 6-24
bulan. Jurnal Human Care Volume 4, No. 3 Oktober 2019 : 173-177.

Grace K.L. Langi, I Made Djendra, Rudolf B. Purba, Ryan S.P Tondanggene.
Pengetahuan ibu dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting
pada balita 2-5 tahun di puskesmas kawanhkoan minahasa.Gizido
Volume 11 No.1 Mei 2019.

Hariska Pratiwi, Hartati Bahar & Rasma. 2016. Peningkatan Pengetahuan, Sikap,
dan Tindakan Ibu Alam Upaya Pencegahan Gizi Buruk pada Balita
Melalui Metode Konseling Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Wua-
Wua Kota Kendari Tahun 2016.

Imelda Angeles-Agdeppa, Emilita Monville Oro, Julian F. Gonsalves, Mario V.


Capanzana. Integrated school based nutrition programme impoved the
knowledge of mother and schoolchildren. Wiley Maternal & Child
Nutrition, January 2019.

Izka Sofiyya Wahyurin Et Al. 2018. Pengaruh edukasi stunting menggunakan


metode brainstorming dan audiovisual terhadap pengetahuan ibu
dengan anak stunting.Ilmu Gizi Indonesia Vol. 02. No. 02, Februari 2019
; 141 – 146.

Khoirun Ni’mah, Siti Rahayu Nadhiroh. 2015. Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Stunting Pada Balita.Media Gizi Indonesia, Vol 10,
No.1 Januari-Juni 2015; hal 13-19.
Maryati Dewi, Mimin Aminah.Pengaruh edukasi gizi terhadap feeding practice
ibu balita stunting usia 6-24 bulan.Indonesia Journal Of Human
Nutrition, Juni 2016, Vol. 3, No.1 Suplemen 1-8.

Naila Fauziantin, Apoina Kartina, S.A Nugraheni. Pengaruh pendidikan


kesehatan dengan media lembar balik tentang pencegahan stunting pada
calon pengantin. Volume 18, No.2 September 2019. Visikes : Jurnal
Kesehatan Masyarakat.
Ni Wayan Dian Ekayanthi, Pudji Suryani. 2017. Edukasi gizi pada ibu hamil
mencegah stunting pada kelas ibu hamil.Jurnal Kesehatan Volume 10,
Nomor 3, November 2019.

Notoatmodjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.

Olusegun Fadare, Mulubrhan Amare, George Movrotas, Dere Akerele, Adebayo


Ongunniyi. Mother’s nutrition related knowledge and child nutrition
outcomes : empirical evidence from nigeria. PLOT ONE 14(2) :
e0212775 (2019).

Risna Galuh Septamarini, Nurmasari Widyastuti, Racma Purwanti. 2019.


Hubungan pengetahuan dan sikap responsive feeding dengan kejadian
stunting pada baduta usia 6-24 bulan di wilayah kerja puskesmas
bandarharjo semarang. Juournal of Nutrition College. Volume 8,
Nomor 1 Tahun 2019 Halaman 9-20.

Rizki Mulya Gopur Kusuma Jaya, Mirasari Putri, Herry Garna. 2020. Pengaruh
pemberian ASI eksklusif dan pengetahuan ibu tentang stunting terhadap
kejadian stunting usia 12-60 bulan.Volume 6, No. 1. Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Bandung, Prosinding Kedokteran.

Rizkia Dwi Rahmandiani, Sri Astute, Ari Indra Susanti. 2019. Hubungan
pengetahuan ibu balita tentang stunting dengan karakteristik ibu dan
sumber informasi di desa hergamanah kecamatan jatinangor kabupaten
sumedang.JSK, Volume 5 Nomor 2 Desember Tahun 2019.

Sedigheh Yeganeh, Niloofar Motamed, Saeid Najafpour Boushehri, Maryam


Ravanipour. Assessment of the knowledge and attitude of infants’
mothers from busheshr (iran) on food security using anthropometric
indicator in 2016; a cross sectional study.BMC Public Health 2018
(18:621).
Titi Purwitasari Handayani, Vita Murniarti Tarawan, Juntika Nurihsan.
Peningkatan pengetahuan dan sikap kader tentang stunting pada balita
usia 12-36 bulan melalui penerapan aplikasi anak bebas stunting
(ABS).Jurnal Kebidanan Vol. 5, No 4, Oktober 2019 ; 357-363.

Wa Ode Sri Andriani, Farit Rezal, WD. ST. Nurzalmariah. Perbedaan


pengetahuan, sikap dan motivasi ibu sesudah diberikan program mother
smart grauding (MSG) dalam pencegahan stunting diwilayah kerja
puskesmas puuwatu kota kendari tahun 2017.Jimkesmas Volume 2, No.
6 Mei 2017.

Wellem Elseus Pormes, Sefti Rompas, Amatus Yudi Ismanto. 2014. Hubungan
pengetahuan orang tua tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5
tahun di TK malaekat pelindung manado.Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

Wityanti Setya Wardani. 2014. Hubungan tingkat pengetahuan gizi dan


pendidikan ibu balita dengan kejadian stunting pada anak balita di
kelurahan sidopoto kota Surabaya.Nutrition Section of East Java
Provincial Office.

Wulandari, Fitri Rahayu. 2017. Analisis faktor risiko kejadian stunting di


puskesmas kerkap Bengkulu utara. Seminar Nasional dan Call For Paper
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai