BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada ilmu bidang kefarmasiaan banyak ditemukan berbagai
macam pengecekkan kesehatan yang dimana sangat berfungsi untuk
mengetahui kondisi kesehatan tubuh kita. Hal tersebut sangat penting
untuk mengetahui kesehatan bagi tubuh karena, bukan hanya dilihat
dari tanda dan gejala yang timbul tapi kita juga perlu melakukan
pemeriksaan secara klinik. Salah satunya yaitu pemeriksaan darah
dalam serum yang nantinya dapat kita lihat dari hasil pemeriksaan
tersebut apakah tubuh kita mengalami toksisititas atau tidak.
Pada pemeriksaan hati melalui pemeriksaan SGOT dan SGPT
dalam serum. Dimana, SGOT atau yang biasa disebut dengan AST
merupakan enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi,
yang dapat ditemukan pada jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak,
limfa, pankreas, dan paru-paru. Sedangkan, SGPT atau ALT
merupakan enzim yang tinggi yang terdapat pada hati dan juga
terdapat pada jantung, otot dan gina. Tetapi, untuk ALT lebih banyak
ditemukan di dalam hati dibandingkan dengan jantung dan jaringan
otot. Karena, hati merupakan suatu kelenjar di dalam tubuh yang
membantu pada sistem pencernaan dan fungsi metabolik yang
berfungsi mengabsorbsi semua zat untuk fungsi detoksifikasi, maka
hati menduduki urutan pertama medapat pengaruh toksik dari semua
senyawa atau zat asing.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan hepar,
misalnya konsumsi kronik alkohol, kegemukan yang berlebihan,
masuknya obat atau zat kimia ke dalam tubuh, diet yang tidak tepat
dan zat toksik seperti CCl4 Patel Sebagai indikasi kerusakan hati,
maka salah satu parameter yang diamati adalah SGPT dan SGOT
serum serta pengamatan histopatologi hati.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
jantung, sel hati, otot rangka, ginjal dan butir darah merah. Apabila
ada kenaikan kadar SGOT didalam darah dokter akan menduga ada
peningkatan kerusakan sel dalam organ tadi. (Djojodibroto, 2001)
Dibawah ini merupakan penyebab-penyebab SGOT
meningkat menurut Djojodibroto (2001)
1. SGOT dalam darah meninggi bila ada:
a. Bila ada hemolisis
b. Pada bayi baru lahir
2. Kenaikkan 10 – 100 kali lipat dari normal bila:
a. Infrak otot jantung
b. Hepatitis karena virus
c. Nekrosis sel hati karena keracunan
d. Sirkulasi darah terganggu sehingga terjadi shok atau
hipoksemia
3. Kenaikan moderat bila :
a. Sirosis (sampai 2 kali lipat normal)
b. Sakit kuning karena penyumbatan saluran empedu
c. Keganasan dihati (liver)
d. Penyakit otot rangka
e. Setelah trauma fisik
f. Setelah operasi (terutama operasi jantung)
g. Butir darah merah hemolisis. (Djojodibroto, 2001)
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan adalah tabung reaksi, sentrifuge,
spektrofotometer.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan aquadest, darah, dan reagent
SGOT dan SGPT.
3.3 Cara Kerja (Anonim, 2021)
1. Penyiapan serum
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
c. Disentrifuge selama 15 menit pada kecepatan 6000rpm
d. Diambil serum darah
e. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Pengukuran adsorban sampel
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Sebanyak 2400 µL Reagen (R1) SGOT/SGPT dimasukka ke
dalam tabung reaksi
c. Ditambahkan 300 µL sampel serum ke dalam tabung reaksi
yang telah berisi R1
d. Diinkubasi selama 60 detik pada suhu 37°C
e. Ditambahkan 600 µL Reangen 2 (R2) SGOT/SGPT,
homogenkan
f. Diinkubasi sealam 11 menit 30 detik pada suhu 37°C
g. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 505 nm pada
spektrofotometri Uv-Vis (A1)
h. Pengukuran diulangi pada menit ke-2 (A2), ke- 3 (A3), dan ke-
4 (A4)
i. Inkubasi 25 detik
j. Ditambahakn 250 µL sampel (inkubasi 50 detik)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
SGOT
A. Pengumpulan data dan informasi
1. Nilai normal SGOT dalam serum : 5 – 35 U/L
B. Pencatatan dan Pelaporan
a. Hasil pengukuran pemeriksaan SGOT dalam serum
menggunakanspektrofotometri UV-Vis
A1 = 0,852
A2 = 0,743
A3 = 0,643
A4 = 0,520
b. Perhitungan
1. Rumus :
(𝐴1−𝐴2)+(𝐴2−𝐴3)+(𝐴3−𝐴4)
SGOT = × 2,143 𝑈/𝐿
3
2. Perhitungan pemeriksaan:
(0,852−0,743)+(0,743−0,643)+(0,643−0,520)
SGOT = × 2,143 𝑈/𝐿
3
= 0,235 U/L
c. Interpretasi data hasil pemeriksaan:
Diketahui nilai normal SGOT dalam serum adalah 5-35 U/L. Dari
hasill pemeriksaan dan perhitungan nilai SGOT di dalam serum
pada praktikum kali ini, didapatkan hasil 0,235 U/L
d. Kesimpulan:
Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa sampel
serum yang diujikan, nilai SGOT nya dibawah dari nilai normal
SGOT
SGPT
A. Pengumpulan data dan informasi
1. Nilai normal SGPT dalam serum : 5-35 U/L.
B. Pencatatan dan pelaporan
a. Hasil pengukuran pemeriksaan SGPT dalam serum
menggunakanspektrofotometri UV-Vis
A1 = 1,072
A2 = 0,920
A3 = 0,851
A4 = 0,765
b. Perhitungan
1. Rumus :
(𝐴1−𝐴2)+(𝐴2−𝐴3)+(𝐴3−𝐴4)
SGPT = × 2,143 𝑈/𝐿
3
2. Perhitungan pemeriksaan:
(1,072−0,920)+(0,920−0,851)+(0,851−0,765)
SGPT = × 2,143 𝑈/𝐿
3
= 0,219 U/L
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita melakukan percobaan
pemeriksaan SGPT dan SGOT di dalam serum. Dimana, SGOT dan
merupakan enzim yang dapat kita temukan di hati, jantung, otot
SGOT dan SGPT untuk mendapatkan hasil nilai SGOT dan SGPT
dalam serum
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada
kelompok 4 yaitu nilai SGOT yaitu 0,235 U/L dan nilai SGPT 0,219
U/L. Dari data tersebut bahwa nilai SGOT dan SGPT nya dibawah
batas normal SGOT dan SGPT
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-1, menit ke-2, ke-3, dan
ke-4.
b. SGPT
1. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan.
Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-1, menit ke-2, ke-3, dan
ke-4.