Anda di halaman 1dari 21

STIE IGI JAKARTA

Mata Kuliah : Kewiraan


Jurusan/Smester : Akuntansi/II
Hari/Tanggal : kamis, 4 Juni 2020
Rombongan : Malam
Dosen : Dr. Margiyanto Sukamto,MM,MPD
Pertemuan ke : XI
Pokok Bahasan : Aspek Tan Nas

ASPEK KETAHANAN NASIONAL


2.1 Aspek Ketahanan Nasional Indonesia
Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi
kehidupan nasional Indonesia sesunggughnya ketahanan nasional merupakan
suatu gambaran dari kondisi sistem tata kehidupan nasional dalam berbagai aspek
pada saat – saat tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relative
berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek
dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit
dipantau, karena sangat kompleks.
Dalam rangka memahami dan membina tata kehidupan nasional itu, perlu
suatu penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional, dalam
bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalu suatu
kesepakatan dari hasil analisis yang mendalam yang didasarkan oleh teori
hubungan manusia dengan tuhan, dengan manusia atau masyarakat dan dengan
lingkungan sekitar.
Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran
bahwa konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar-aspek yang
mendukung kehidupan, yaitu :

1. Aspek yang berkaitan dengan alamiah yang bersifat statis, meliputi aspek
geografi, kependudukan, dan sumber daya alam.
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial yang besifat dinamis, meliputi aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan Aspek Pertahanan dan
Keamanan
1) Aspek yang berkaitan dengan alamiah yang bersifat statis
Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra,
sedangkan aspek sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah
Pancagatra.  Kedua aspek itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas
mempunyai hubungan timbal balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan
istilah keterhubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependensi).
a) Aspek geografi
Letak geografis suatu negara memberikan petunjuk mengenai tempat di atas
muka bumi dari suatu negara tersebut. Terdapat dua jenis negara yang memiliki ciri
khusus berkenaan dengan lokasinya, yaitu:

a. Negara yang dikelilingi daratan (land locked country).


Seperti Afganistan, Hongaria, Swiss, Austria, dan sebagainya.

b. Negara yang dikelilingi lautan.


Seperti Indonesia, Jepang, Filipina, Selandia Baru, dan lain-lain. seperti
Irak, Brunai Darusalam. Dimana negara yang demikian ini dibedakan menjadi 2
golongan, yaitu: · Negara kepulauan (lautnya lebih dominan), · Negara pulau
(daratnya lebih dominan).
c. Negara pulau (Island State)
Negara yang memiliki unsur daratan lebih dominan daripada unsur lautan.
Contoh: Australia, Malagasi. Dimana negara daratan yang mempunyai daerah
yang bersifat archipelago, maka negara tersebut juga tidak dapat dinamai sebagai
negara kepulauan, seperti Indonesia.
Posisi letak geografis Indonesia terletak pada posisi silang dunia, antara
dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta dua samudra, yaitu Samudra hindia dan
Samudra Pasifik. Dengan demikian, Indonesia terletak pada jalur lalu lintas
perdagangan. Namun, aspek geografis Indonesia juga menggambarkan negara
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berkisar 17.000 pulau kecil yang
dipisahkan oleh laut.
Dari data tentang letak geografi Indonesia dapat memberikan gambaran
tentang bentuk kedalam dan bentuk keluar. Bentuk kedalam menampakkan corak,
wujud dan tata susunan dan bentuk keluar dapat diketahui situasi dan kondisi
lingkungan serta hubungan timbal balik antara negara dan lingkungannya. Negara
Indonesia sebagai wadah bangsa Indonesia dengan batas-batas nasionalnya,
memberikan ciri bagi bangsa Indonesia.
b. Aspek Kependudukan
Penduduk adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu.
Dengan demikian penduduk indonesia adalah semua orang yang bertempat tinggal
dalam wilayah indonesia.
Penduduk merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan dan
perkembangan suatu negara. Jumlah penduduk yang besar juga sering dikatakan sebagai
salah satu maodal dasar pembangunan nasional. Ungkapan seperti itu memang ada
benarnya, namun harus diingat bahwa penduduk dapat menjadi modal dasar
pembangunan apabila penduduk tersebut memiliki kualitas tertentu, sehingga dapat
mendukung kualitas tertentu,sehingga dapat mendukung pembangunan.
Ketahanan nasional sangat dipengaruhi oleh kondisi kependudukan. Oleh sebab
itu, dalam rangka pembangunan kita harus dapat melihat persoalan-persoalan apa yang
ada dalam kependudukan kita dan bagaimana pengaruhnya dalam terhadap ketahanan
nasional. Persoalan kependudukan di indonesia secara garis besar dapat ditemukan
sebagai berikut :
a. Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi.
b. Persebaran penduduk yang tidak merata dimana sekitar 60% penduduk indonesia
berada dipulau jawa padahal luas pulau jawa hanya 7% dari luas seluruh
indonesia.
c. Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia sehingga mengakibatkan tingginya
anggka pengangguran.
d. Kualitas penduduk yang relatif rendah, baik dari aspek pendidikan maupun
penguasaan ketrampilannyaa.
e. Komposisi penduduk yang didominasi oleh penduduk usia muda, sehingga
membwa konsekuensi penyediaan fasilitas pendidikan dan perluasan lapangan
kerja.

Persoalan-persoalan tersebut kalau tidak ditangani secara tepat akan


menimbulkan masalah-masalah sosial, seperti pengangguran, kekurangan
pangan/gizi, munculnya kawasan kumuh, dan sebagainya.
Kondisi yang demikian itu pada akhirnya akan memicu timbulnya sikap
dan perilaku yang menyimpang seperti kekerasan sosial, kejahatan, prostitusi dan
semacamnya yang akan mengganggu ketahan nasional. Untuk itu, kita sebagai
generasi penerus bangsa harus memikirkan pemecahan masalah dari masalah-
masalah yang di atas.
c. Aspek Aumber daya Alam
Kekayaan alam suatu negara merupakan segala sumber dan potensi alam
yang terdapat di muka bumi, laut, dan udara yang berada di wilayah kekuasaan
negara tersebut. Dimana kekayaan alam Indonesia ditetapkan berdasar pada:
a. TAP MPR NO. IV Tahun 1973.
b. Batas-batas landas kontinen Indonesia yang telah disetujui antara negara
tetangga.
c. Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia 200 mil laut diukur dari garis-garis
pangkal laut, yaitu jalur diluar laut wilayah Indonesia sebagaimana
ditetapkan berdasarkan UU No 4 Prp. Tahun 1960 tentang perairan
Indonesia.
Kekayaan alam jika dilihat dari sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu
kekayaan alam yang dapat diperbaharui (renewable resource) dan kekayaan alam
yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resource).
Sedangkan dilihat dari jenisnya, kekayaan alam dibedakan dalam tiga
golongan, yaitu hewan (fauna), tumbuhan (flora), dan bahan tambang (mineral).
Sebagaimana kita ketahui bahwa kekayaan alam yang terdapat di muka bumi tidak
tersebar secara merata.
Dalam artian bahwa kekayaan alam antara daerah satu dengan daerah
lainnya berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan
pemanfaatan alam agar kekayaan alam yang ada dapat termanfaatkan secara
merata dan optimal.
Adapun pemanfaatan kekayaan alam tersebut sebaiknya dimanfaatkan
berdasarkan asas maksimal, lestari, dan berdaya saing. Maksimal memiliki arti
memberi manfaat yang optimal untuk pembangunan dan menjaga ketimpangan
antar daerah. Lestari berarti pemanfaatan kekayaan alam harus didasari kebijakan
yang memperhatikan aspek kelestarian alam demi kepentingan generasi yang akan
datang dan kesinambungan pembangunan.
Sedangkan berdaya saing berarti bahwa pemilikan kekayaan alam tersebut
dapat memperkuat “bargaining posi-tion” dalam hubungan dengan negara lain
serta mengurangi ketergantungan dengan negara lain.
Dengan hal tersebut, tujuan pengelolaan kekayaan alam adalah untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari segenap potensi sumber alam
yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan Bangsa dan
Rakyat Indonesia berlandaskan Wawasan Nusantara.
2) Aspek yang berkaitan dengan sosial yang besifat dinamis.
Aspek sosial kemasyarakatan adalah Hakekat dari ketahanan nasional yang
mencakup dan meliputi kehidupan nasional bersifat dinamis disebut dengan Astagatra,
Aspek sosial (Dinamis) meliputi Aspek idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam.
a. Aspek idiologi
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi  segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari luar negeri maupun dari dalam
negeri, yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan  ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.
Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi mental bangsa yang berlandaskan
pada keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa  dan
negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Pancasila merupakan ideologi nasional, dasar negara, sumber hukum dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk mencapai ketahanan
ideologi maka diperlukan aplikasi nyata Pancasila secara murni dan konsekuen
baik objektif maupun subjektif.
Pelaksanaan objektif adalah bagaimana pelaksanaan nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi tersurat atau paling tidak tersirat dalam UUD 1945 dan
segala peraturan  perundang-undangan dubawahnya, serta segala kegiatan
penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subjektif adalah bagaimana nilai-nilai
tersebut dilaksanakan oleh pribadi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari
secara pribadi, anggota  masyarakat dan negara.
Pancasila mengandung sifat idealistik, realistik dan fleksibilitas sehingga
terbuka terhadap perkembangan yang terjadi sesuai realitas perkembangan
kehidupan tetapi sesuai dengan idealisme yang terkandung didalamnya.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia terdapat dalam Alinea
IV Pembukaan UUD 1945, Pancasila sebagai ideologi nasional diatur dalam
Ketetapan MPR RI No.:XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai pandangan hidup
dan sumber hukum diatur dalam Tap. MPRS RI No.: XX/MPRS1966 jo. Tap. 
MPR RI No.:IX/MPR/1976.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi diperlukan langkah pembinaan
sebagai berikut :
1. Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif ditumbuhkembangkan secara
konsisten
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu teru direlevansikan dan diaktualisasikan nilai
instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang
berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.
3. Sesanti Bhineka Tunggal Ika  dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari
Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan di masyarakat yang majemuk
sebagai upaya  untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta
moralitas yang loyal utuh dan bangga terhadap bangsa dan negara. Di samping itu
perlu dituntut sikap yang wajar dari anggota masyarakat dan pemerintah terhadap
adanya keanekaragaman. Untuk itu  setiap anggota masyarakat dan pemerintah
memberikan penghormatan dan penghargaan yang wajar terhadap kebhinekaan.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia
harus dihayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan
keampuhannya demi terwujudnya tujuan nasional serta cita-cita bangsa Indonesia,
khususnya oleh setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan serta setiap warga negara Indonesia. Dalam hal ini teladan
para pemimpin penyelenggara negara dan tokoh-tokoh masyarakat merupakan hal
yang sangat mendasar.
5. Pembangunan sebagai pengamalan  Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik
material dengan pembangunan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekulerisme. Dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia,
maka strategi pembangunan harus adil dan merata di seluruh wilayah  untuk
memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
6. Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya dalam mata pelajaran lain, juga diberikan kepada masyarakat.
b. Aspek politik
Politik berasal dari kata politics dan atau policy artinya berbicara politik 
akan mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) atau juga kebijaksanaan.
Pemahaman itu berlaku di Indonesia dengan tidak memisahkan antara  politics
dan policy sehingga kita menganut satu paham yaitu politik.
Hubungan tersebut tercermin dalam fungsi pemerintahan negara sebagai
penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan tuntutan  masyarakat sebagai tujuan yang
ingin diwujudkan sehingga kebijaksanaan pemerintahan negara itu haruslah serasi
dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
politik bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi tantangan, gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung  untuk
menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara Republik Indonesia 
berdasarkan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Politics di Indonesia harus dapat dilihat dalam konteks  Ketahanan Nasional
ini yang meliputi dua bagian utama yaitu politik dalam negeri dan politik luar
negeri.
1. Politik dalam Negeri
a. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan
yang bersifat absolut, kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat
b. Mekanisme politik yang memungkinkan  adanya perbedaan pendapat, namun
perbedaaan itu tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak antagonistis yang
dapat menjurus pada konflik fisik. Disamping itu harus dicegah timbulnya
diktator mayoritas dan tirani minoritas.
c. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam
masyarakat, dengan tetap dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara.
d. Terjalin komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat dan antar
kelompok/golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional
dan kepentingan nasional.
2. Politik luar Negeri
a. Hubungan  luar negeri ditujukan  untuk lebih meningkatkan kerjasama
internasional di berbagai bidang  atas dasar saling menguntungkan,
meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri, memantapkan  persatuan
bangsa dan keutuhan NKRI.
b. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan
persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang dan atau dengan negara maju
sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Peranan Indonesia dalam
membina dan mempererat persahabatan dan kerjasama antar bangsa yang saling
menguntungkan perlu terus diperluas dan ditingkatkan.
c. Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi,
peningkatan diplomasi dan lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar dan
mahasiswa serta kegiatan olah raga.
d. Perkembangan, perubahan  dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji denga seksama
agar  secara dini dapat diperkirakan terjadinya dampak negatif yang dapat
mempengaruhi stabitlitas nasional serta menghambat kelancaran pembangunan dan
pencapaian tujuan nasional
e. Langkah bersama negara berkembang untuk memperkecil ketimpangan dan
ketidakadilan dengan negara industri maju perlu ditingkatkan dengan  melaksanakan
perjanjian perdagangan internasioal serta kerjasama dengan lembaga-lembaga
keuangan internasional.
f. Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui penggalangan dan
pemupukan solidaritas dan kesamaan  sikap serta kerjasama internasional dengan
memanfaatkan berbagai forum regional dan global.
g. Peningkatan kualitas sumberdaya  manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan
secara menyeluruh terhadap sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon
diplomat agar dapat menjawab tantangan tugas yang dihadapinya. Disamping itu,
perlu ditingkatkan aspek-aspek kelembagaan dan sarana penunjang lainnya
h. Perjuangan bangsa Indoesia di  dunia yang menyangkut kepentingan nasional seperti
melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan
hak-hak warga negara Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan.
c. Aspek ekonomi
Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat , meliputi produksi, distribusi
serta konsumsi barang dan jasa. Usaha-usaha untuk meningkatkan  taraf hidup
masyarakat secara individu maupun kelompok serta cara-cara yang dilakukan
dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara akan memberi corak
dan warna terhadap kehidupan perekonomian dari negara itu. Sistem
perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka
terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Di sisi lain, sistem
perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian penuh oleh
pemerintah, kurang peka terhadap pengaruh dari luar. Kini tidak ada lagi sistem
perekonomian liberal murni dan atau sistem perekonomian sosialis murni karena
keduanya sudah saling melengkapi dengan beberapa modifikasi didalamnya.
Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia mengacu kepada
pasal 33 UUD 1945. Didalamnya menjelaskan bahwa sistem perekonomian
adalah usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan
untuk mensejahterakan bangsa. Dengan demikian, perekonomian tidak hanya
dijalankan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan badan-badan
usaha negara, namun masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan perekonomian
dalam bentuk usaha-usaha swasta yang sangat luas bidang usahanya. Koperasi
adalah salah satu bentuk usaha yang mungkin untuk dikembangkan yaitu suatu
bentuk usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan. Di dalam perekonomian
Indonesia tidak dikenal adanya usaha monopoli dan monopsoni baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
Secara makro sistem perkonomian Indonesia dengan menggunakan
terminologi nasional dapat disebut sebagai sistem perekonian kerakyatan.
Merujuk pasal 33 UUD 1945 maka kemakmuran yang dituju adalah kemakmuran
rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk mereka yang ada di pulau-pulau terpencil
dan puncak-puncak gunung melalu pemanfaatan sumber-sumber kekayaan alam
yang ada.
Era globalisasi menuntut negara untuk senantiasa mewaspadai dan tidak
mungkin menutup diri dari perkembangan dan perubahan sistem ekonomi yang
mengglobal pula. Oleh karena itu, negara harus mampu mengintegrasi ekonomi
nasional dengan ekonomi global secara adaptif dan dinamis sehingga diperoleh
hasil optimal bagi kepentingan nasional dan tujuan nasional.
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan
perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan  kekuatan nasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari
luar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun tidak langsung untuk
menjamin kelangsungan hidup pereokonomian  bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan
perekonomian bangsa, yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
ekonomi yang sehat dan dinamis  serta kemampuan menciptakan kemandirian
ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat
yang adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan kepada
mantapnya ketahanan ekonomi melalui terciptanya iklim usaha yang sehat serta
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa,
terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatkan daya saing dalam
lingkup persaingan global.
Usaha untuk mencapai ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya
pembinaan terhadap berbagai hal yang dapat menunjangnya antara lain  yaitu :
a. Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat  mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah nusantara melalui ekonomi
kerakyatan untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional kelangsungan hidup
bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
b. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan :
1) Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan  pelaku ekonomi kuat
dan tidak memungkinkan ekonomi kerakyatan berkembang.
2) Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta aparatur ekonomi negara
bersifat dominan  serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-
unit ekonomi diluar sektor negara.
3) Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok  dalam bentuk
monopoliyang merugikan masuarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
4) Strukttur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan
dalam keselarasan dan keterpaduan antar sektor pertanian dengan perindustrian
dan jasa.
5) Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar asas
kekeluargaan dibawah pengawasan anggota masyarakat, serta memotivasi dan
mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Harus diusahakan keterkaitan dan
kemitraan antara para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu Pemerintah,
BUMN, Koperasi, Badan Usaha Swasta, dan sektor informal untuk mewujudkan
pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas ekonomi.
6) Pemerataan pembangunan dan pemfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan
melalui keseimbangan dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sektor.
7) Kemampuan bersaing harus  ditumbuhkan  secara sehat dan dinamis dalam
mempertahankan  serta meningkatkan  eksistensi kemandirian perekonomian nasional,
dengam memanfaatkan  sumber daya nasional secara optimal dengan sarana iptek
tepat guna dalam menghadapi  setiap permasalahan serta dengan tetap memperhatikan
kesempatan kerja.
d. Aspek sosial budaya
Istilah sosial budaya mencakup dua segi utama kehidupan bersama manusia
yaitu segi sosial dimana manusia demi kelangsungan hidupnya harus
mengadakan  kerjasama dengan manusia lainnya. Sementara itu, segi budaya
merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manifestasinya tampak
dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang terlembagakan.
Pengertian sosial pada hakekatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib,
sepenanggungan dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Adapun
hakekat budaya adalah sistem nilai  yang merupakan hasil hubungan manusia
dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta
merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Dengan demikian,
kebudayaan merupakan seluruh cara hidup suatu masyarakat yang manifestasinya
dalam tingkah laku dan hasil dari tingkah laku yang dipelajari dari berbagai
sumber. Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan
alam, lingkungan psikologis dan lingkungan sejarah.
Masyarakat budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa
fokus budaya. Fokus budaya dapat berupa nilai dan norma religius, ekonomis atau
nilai sosial kultural lain, seperti misalnya ideologi modern, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung  kemampuan
mengembangkan  kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam
maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia 
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud ketahanan sosial budaya nasional tercermin dalam kehidupan sosial
budaya  bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan  Pancasila, yang
mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan  kehidupan sosial
budaya manusia dan masyarakat Indonesia. Esensi pengaturan dan
penyelenggaran  kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia adalah
pengembangan  kondisi sosial budaya dimana setiap warga masyarakat  dapat
merealisasikan  pribadi dan segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai-
nilai Pancasila
e. Aspek Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya  upaya
seluruh rakyat  Indonesia sebagai satu sistem pertahanan dan keamanan dalam
mempertahankan  dan mengamankan negara  demi kelangsungan hidup dan
kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pertahanan dan keamanan dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan
dan mengerakkan seluruh potensi  nasional  termasuk kekuatan  masyarakat di
seluruh  bidang kehidupan nasional secara terintegasi dan terkoordinasi, yang
diadakan oleh pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai inti
pelaksana.
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan   pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan
ketangguhan  yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang
dari luar maupun dari dalam baik langsung maupun tidak langsung yang
membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup  bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya
tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan yang
dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara.
Dengan kata lain, adalah keuletan dan ketangguhan  bangsa dalam
mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat
semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, militer dan kepolisian disusun dan dikerahkan  secara terpimpin ,
terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin kelangsungan sistem keamanan
nasional (dulu dikenal dengan sishankamrata) yang ditandai dengan :

a. Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang dan Damai.


b. Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
c. Petahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.
d. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia Diselenggarakan dengan
Sistem Keamanan Nasional (sishankamrata).
e. Segenap Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta.
Diorganisasikan kedalam satu wadah tunggal yang dinamakan TNI dan Polri.
Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya
bela negara , yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui
penyelenggaraan Siskamnas (Sishankarata) untuk menjamin kesinambungan
Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan
kedaulatan negara yang mencakup  wilayah tanah air beserta segenap isinya
merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara. Oleh karena itu,
haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan
sendiri.
Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan  yang
diabdikan untuk kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara.
Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus
dilindungi dari segala ancaman dan gangguan, agar dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan lahir dan bathin segenap lapisan masyarakat bangsa
Indonesia.
Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat  mungkin harus dihasilkan  oleh
industri dalam negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa
dimana indutri dalam negeri masih terbatas kemampuannya. Oleh  karena itu,
iptek militer dalam negeri senantiasa harus ditingkatkan kemampuannya.
Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan haruslah diselenggarakan  oleh manusia-manusia yang berbudi luhur,
arif bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna
nilai dan hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup  dan perkembangan
hidup bangsa, memerlukan dukungan manusia-manusia  yang bermutu tinggi,
tanggap dan tangguh serta bertanggung  jawab, kerelaan berjuang dan berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan pribadi.
Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman
pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan
pertahanan, dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil,
profesional, efektif, efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan
bersenjata dalam wadah tunggal TNI disusun dalam Siskamnas (Sishankamrata)
dengan strategi penangkalan.
Sebagai kekuatan  inti Kamtibnas, Polri berpedoman kepada Tri Brata dan
Catur Prasetya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan 
penegakkan hukum, memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban
masyarakat.Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan
ketaatanya kapada hukum.
Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan yang diinginkan
adalah kondisi  daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh
rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan
keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya
serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.

2.2 Kondisi Ketahanan Nasional Saat Ini


a. Kondisi ketahanan nasional yang berkaitan dengan sosial adalah sebagai
berikut:
1. Bidang idiologi
Seperti yang kita ketahui bahwa ideologi dan dasar negara kita
adalahPancasila. Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian
dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan
dengan kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi
perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia bersatu.
Tetapi sekarang ini kenyataannya sangat jauh dari apa yang diharapkan
,seiring dengan berkembangnya jaman yang sangat bebas dan masyarakat yang
tidak selektif menilai teknologi yang dianggap penting atau tidak penting sangat
mempunyai kecenderungan untuk jauh dari apa yang menjadi sikap yang
individualisme dan hanya mementingkan kepentingan idividu (kelompoknya)
menjadikan ideology Pancasila ini semakin pudar dan jauh dari penerapan yang
sesuai dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Keadaan seperti ini secara perlahan juga akan menghilangkan kearifan
local yang memang sudah ada sejak dulu pada masyarakat Indonesia dan Sangat
disayangkan ideology yang menjadi dasar Negara kita yakni ideology Pancasila
bukannya semakin menguat , tetapi yang terjadi malah sebaliknya yakni menjadi
ideology yang hanya dijadikan sebagai bingkai “frame” saja , karena penerapan
yang terjadi sekarang ini pun sudah jelas terlihat semakin banyaknya perbuatan-
perbuatan individu ataupun kelompok yang tidak sesuai dengan koridor-koridor
nilai dari pancasila itu sendiri. Contoh hal sepele yang terjadi di masyarakat
diberbagai daerah di Indonesia yang dulu benar-benar ada namun sekarang
semakin menghilang yakni adanya sikap “ gotong royong “ dan adanya
perkumpulan-perkumpulan yang positive dalam masyarakat ( musyawarah dalam
mufakat untuk memecahkan suatu permasalahan dan perkumpulan rutin pemuda-
pemudi kampung yang menekankan pembahasan tentang jiwa nasionalisme).

2. Bidang politik

Kondisi politik yang carut-marut, syarat kepentingan golongan dan


perorangan, bangsa hanya dijadikan sebagai taruhan untuk memperkaya diri.
Politik kekuasaan yang semakin kehilangan kesantunan berpolitik, semangat
memperjuangkan kebaikan dan kemajuan bangsa. Semakin hari, semakin banyak
masalah yang tak terselesaikan, kabar politik dipenuhi dengan kabar korupsi,
kolusi,dan nepotisme. Tak ada yang benar-benar bisa memperjuangkan bangsa ini.
Bangsa yang mulai hancur berkeping-keping. Semuanya harus bersayarat dalam
politik, bukan untuk kemajuan dan kebaikan bangsa Indonesia.
Semua masalah bersumber dari satu hal yang sampai saat ini belum
dilakukan secara maksimal, lebih hanya gerakan formalitas belaka. Belum
menyentuh subtansi inti yang mau dibawa sampai ke sendi-sendi masyarakat.
Konsep yang hanya dibawakan dalam acara-acara resmi kenegaraan tanpa pernah
bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Masalah moral masalah seluruh
bangsa. Ideologi Pancasila yang harus direvolusikan untuk kemajuan bangsa,
dalam ranah sosial, budaya, dan ekonomi.

Revitalisasi dan revolusi pancasila menjadi hal yang penting untuk


dilakukan dalam proses kehidupan Indonesia yang demokrasi sebatas pada
formalitas dan prosedural, namun merevolusi sampai kepada posisi substansi yang
mau dibawa.

3. Bidang ekonomi
Ketahanan ekonomi nasional indonesia saat ini belum dapat dikategorikan
normal sebab masyarakat masih banyak yang pengangguran. Seiring dengan
negara belum ada kemampuan sepenuhnya untuk memanfaatkan kekayaan alam,
yaitu karena, kurang modal, belum memiliki keterampilan teknologi yang
memadai dan tingkat manajemen yang belum memenuhi harapan.
Contohnya, Kenaikan harga BBM banyak membuat masyarakat semakin
merasa resah atas keputusan tersebut. Mengapa demikian ? hal ini disebabkan
akan berpengaruhnya harga- harga pada kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.
Seperti kenaikan transportasi, makanan, dsb yang menyebabkan semakin
banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
Secara tidak langsung untuk pendidikan pun menjadi nomer 2, karena mereka
lebih memikirkan bagaimana menjalani kehidupan mereka sehari-harinya.
Bila pendidikan tidak begitu diperlukan maka ketahanan nasional pun
tidak menjadi kuat. Kekuatan suatu bangsa adalah memiliki generasi- generasi
penerus pandai, memiliki kemampuan untuk ketahanan negaranya sendiri.

4. Bidang sosial budaya


Kondisi sosial budaya dan politik indonesia semakin hari semakin
menjadi-jadi. Semakin tak memberikan kesantunan dalam kehidupan sehari-hari.
Kehidupan sosial yang mengalami ketinggalan pangan yang semakin
tinggi, walaupun neraca ekonomomi yang semakin baik dari ketahun-tahun.
Namun kenyataan pengangguran dan kemiskinan yang semakin menjangkinti
setiap warga negara. Tak ada kesantunan sosial untuk dinikmati setiap hari. Hanya
ada masalah yang silih berganti.
Kondisi budaya bangsa yang semakin ditiup angin lalu lalang tak punya
pedoman, kasus-kasus kriminalitas yang semakin menghantui. Pemerkosaan yang
menindas kaum perempuan, kota yang tak ramah lagi. Perbuatan jahat yang
semakin menjadi hal yang lumrah dilakukan, seakan menjadikan bangsa Indonesia
semakin tak memiliki adab dan sopan santun. Budaya sopan santun semakin
luntur di gerus oleh zaman yang semakin kapitalis, mementingkan unsur material,
semua diukur dengan uang, hidup yang semakin hedon dan sekuler.
5. Bidang pertahanan
Permasalahan yang masih terjadi seputar pertahanan dan keamanan
Indonesia yang sesegera mungkin harus diselesaikan demi terciptanya stabilitas
keamanan dalam negeri dan membangun kekuatan demi menangkal bahaya luar
yang berpotensi mengikis kedaulatan Indonesia.
Pertama, pola kerja dan koordinasi yang belum jelas antara lembaga
pertahanan dan keamanan, lembaga tersebut antara lain TNI, POLRI, BIN, BNPT
serta berbagai instansi yang terkait.
Kedua,profesionalisme yang belum terbangun sepenuhnya dilembaga
pertahanan dan keamanan, sehingga masih sering terjadi penyelewengan dan
memperluas gerak kejahatan yang ada.
Ketiga, adanya gerakan separatisme di berbagai daerah yang mengancam
integrasi Indonesia.
Keempat, masih adanya jaringan terorisme yang beroperasi di Indonesia
dan masih menjadi ancaman yang nyata.
Kelima, adanya ancaman terhadap kedaulatan wilayah Indonesia, baik di
darat, laut maupun udara.
Ancaman dari dalam negeri yang dihadapi saat ini, kata Luhut adalah
terorisme, narkoba, gerombolan separatis bersenjata, konflik komunal, dan
disintegrasi bangsa. “Sementata dari luar negeri berupa konflik perbatasan,
spionase, cyber war, proxy war, terorisme, dan kejahatan lintas negara,” kata
(Luhut dalam kuliah umum di Balai Sidang Universitas Indonesia, Rabu (20/4)).
Sedangkan kondisi nasional yang berkaitan dengan alam adalah sebagai
berikut;
1. Bidang geografi
Dikarenakan letaknya yang strategis semenjak dulu Indonesia telah
menjadi arena  perebutan pengaruh oleh pihak asing. Negara ini telah melalui
beberapa periodisasi penguasaan dan perebutan pengaruh, mulai dari Portugal,
Belanda, hingga Amerika Serikat dan Uni Soviet ketika Perang Dingin. Di masa
mendatang tidak menutup kemungkinan Indonesia akan kembali menjadi wilayah
perebutan pengaruh oleh negara-negara besar. Hal ini bisa dilihat dengan
kemunculan China sebagai hegemon baru di kawasan yang telah menggeser
perimbangan kekuasaan sekaligus mengikis pengaruh Amerika di kawasan.
Selain itu Indonesia dan kawasan sekitarnya dapat menjadi daerah rawan
sengketa. Sengketa ini bisa terjadi mengingat Indonesia masih belum
menyelesaikan masalah-masalah semisal batas laut dengan negara-negara seperti,
Australia, Filipina, Palau, Papua Nugini dan Timor Leste. Proses perundingan
perbatasan membutuhkan waktu yang lama, sementara itu hal ini akan menjadikan
Indonesia rentan terhadap pengaruh asing akibat kontrol di perbatasan yang
lemah. Mulai dari kejahatan transnasional hingga terorisme sangat mungkin
dilakukan di Indonesia yang sangat luas dengan kondisi geografisnya dan
pengawasan yang terbatas.
Secara ringkas, hubungan antara posisi geografis yang strategis dan
keberadaan negara Indonesia di masa mendatang akan ditentukan oleh dua hal.
Pertama, seberapa baik negara ini menyelesaikan proses perundingan perbatasan.
Hasil dari perundingan perbatasan dengan negara lain akan menentukan strategi
pengelolaan perbatasan dan pertahanan. Kedua, strategi yang akan dilakukan
Indonesia dalam mengantisipasi pengaruh China dan negara besar lainnya di
kawasan Asia Timur.
2. Bidang kependudukan
Situasi kependudukan Indonesia saat ini dinilai masih kurang
menguntungkan, baik yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, administrasi
kependudukan, maupun mobilitas/persebarannya. Hasil Sensus Penduduk 2010
menunjukan jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat mencapai 237.6 juta
jiwa pada tahun 2010 dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang cukup
tinggi yaitu 1,49 persen pertahun naik dibandingkan dari 1,47 persenpertahun
pada tahun 2000. Itu berarti tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan
telah berjumlah sekitar 250 juta jiwa.
Permasalahan penduduk di atas akan menimbulkan berbagai macam
dampak baik itu dari segi sosial, ekonomi, pertahanan, keamanan negara termasuk
kelangsungan lingkungan hidup mereka sendiri. Pengetahuan tentang kondisi
penduduk tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat Indonesia secara
umum. Masih kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku penduduk terhadap
kependudukan.
Kepadatan penduduk di Indonesia merupakan sumber dari berbagai
permasalahan yang dialami bangsa kita selama ini. Kemiskinan yang besar,
pengangguran dan sumber daya manusia yang rendah merupakan hal yang tidak
lepas dari negeri ini. Siapa yang dapat mengatasi dan mencegah itu semua ?
Jawabannya adalah generasi muda. Generasi muda Indonesia harus siap mencegah
dan mengurangi semua masalah bangsa ini. Semua itu akan berawal dari
kesadaran generasi muda tentang masalah yang timbul dari kepadatan penduduk
Indonesia selama ini.
3. Bidang sumber daya alam
Sumber daya Alam di Indonesia semua potensi alamnya dapat
dikembangkan untuk proses produksi(berkembang) hanya saja manusia-manusia
di Indonesia tidak Pintar-pintar mengolah kekayaan Sumber Daya Alamnya untuk
menjadi berguna untuk Negara Indonesia itu sendiri.
Hanya saja banyak Industri-Industri Asing yang lebih memanfaatkan
Negara Indonesia ini menginvestasikan industrinya di Negara ini untuk
memanfaatkan kekayaan-kekayaan sumber daya alamnya yang akan diolah, dan
nanti di jual dan hasilnya dibagi dua antara Membayar Tenaga Kerjanya yaitu
Rakyat Indonesia itu sendiri dan sebagiannya diambil untuk Pemasukan Negara
Industri Asing tersebut.
Jadi Sumber Daya Alam di Indonesia setiap tahun ke tahunnya akan hilang
begitu saja, karna tidak dimanfaatkan secara penuh. Jika Kekayaan SDA di
Indonesia diolah oleh Negara Indonesia itu sendiri dan Hasil Olahannya akan di
Exspor atau dijual ke Negara-Negara lain maka Indonesia akan Kaya dari segi
SDAnya maupun Kaya Perekonomiannya.
Tapi hal tersebut berbanding jauh jika kita liat secara Kenyataaan/Real.
Sangat Miris sekali kalau kita liat sekarang-sekarang ini. Dulu Indonesia pada
SDAnya bisa mengimpor hasil dibidang Pertanian/beras, Buah-buahan dan
sebagainya ke Negara Sebelah. Eh, malah sekarang Indonesia Mengexpor beras
dan buah-buahan dari negara sebelah.
Kenapa bisa begitu? karna Sebagian dari Lahan Pertanian yg berada di
Indonesia sudah dibangun Gedung-gedung yang tak berguna sebagian investasi
dari Negara Asing. Jadi Di harapkan untuk Rakyat Indonesia dan Dibantu juga
oleh Pemerintahannya agar meliat SDA kita yg terbuang sia-sia karna tidak
adanya Pelestarian dan Penjagaan ketat untuk Sumber Daya Alam dari Pihak-
pihak yang tidak Bertanggung Jawab.

Anda mungkin juga menyukai