DAN MINUMAN”
Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Bioteknologi
Diampu Oleh : Diah Sudiarti, S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh :
Arini Haqque (1803408008)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah yang
penulis susun dengan judul “Aplikasi Bioteknologi Dalam Bidang Industri Makanan
Dan Minuman” ini semoga dapat menambah pengetahuan serta bermanfaat bagi pembaca.
Selaku penulis, serta bagi para pembacanya, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian dan
waktunya, penulis sampaikan banyak terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bioteknologi
2.2 Jenis-jenis Bioteknologi
2.2.1. Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)
2.2.2. Bioteknologi Putih/Abu-Abu (White/Grey Biotechnology)
2.2.3. Bioteknologi Hijau (Green Biotechnology)
2.2.4. Bioteknologi Biru (Blue Biotechnology)
2.3 Pemanfaatan Bioteknologi dalam Bidang Pangan
2.3.1. Teknologi sel mikroba, untuk produksi pangan terfermentasi dan aditif pangan
2.3.2. Aplikasi enzim baik untuk persiapan bahan maupun pengolahan pangan
2.3.3. Kultur sel atau jaringan tanaman dan tanaman transgenik
2.3.4. Kultur sel hewan dan hewan transgenik
2.3.5. Rekayasa protein
2.4 Manfaat Bioteknologi dalam Bidang Pangan
2.5 Produk Bioteknologi dalam Bidang Pangan
2.5.1. Produk makanan bergizi tinggi
2.5.2. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol
2.5.3. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam
2.5.4. Produk bahan penyedap
2.6. Dampak Penggunaan Bioteknologi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bioteknologi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis bioteknologi.
3. Untuk mengetahui pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pangan.
4. Untuk mengetahui manfaat bioteknologi dalam bidang pangan.
5. Untuk mengetahui produk bioteknologi dalam bidang pangan.
6. Untuk mengetahui dampak penggunaan bioteknologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu contoh makanan bergizi tinggi hasil bioteknologi adalah tempe.
Tempe merupakan makanan tradisional masyarakat Indonesia yang sudah dikenal
sejak dulu. Tempe dibuat dengan memanfaatkan jamur genus Rhizopus, seperti R.
stoloniferus, R. oligosporus, dan R. oryzae. Tempe memiliki beberapa keunggulan,
yaitu bergizi tinggi dan mudah dicerna. Hal itu disebabkan selama proses fermentasi,
jamur Rhizopus menghasilkan enzim protease yang mampu mendegradasi protein
menjadi asam amino dan juga menghasilkan enzim lipase yang menguraikan lemak
menjadi asam lemak. Baik asam amino maupun asam lemak merupakan senyawa
sederhana yang langsung dapat diserap oleh tubuh.
b. Oncom
Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur
Neurospora sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye
yang merupakan pewarna alami. Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase,
lipase protease yang aktif selama proses fermentasi. Selain itu, juga dapat
menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa.
Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester
yang beraroma sedap.
c. Roti
Gambar 1.c Roti
Sumber: http://www.dinimon.com/
Roti juga termasuk makanan produk bioteknologi yang bergizi tinggi. Roti
dibuat dengan cara fermentasi oleh ragi atau yeast. Dalam pembuatan roti, produk
fermentasi yang diperlukan hanyalah karbon dioksida. Karbon dioksida membentuk
gelembung-gelembung udara dalam adonan roti. Gelembung-gelembung udara
tersebut menjadi roti bertekstur ringan atau berongga-rongga. Adonan roti terdiri atas
campuran tepung terigu, garam, lemak, air dan yeast. Yeast tidak memiliki enzim
untuk memecah amilum yang terdapat di dalam tepung, tetapi penambahan air
mengaktifkan enzim amilase yang ada di dalam tepung terigu. Selanjutnya, enzim
amylase memecah amilum menjadi gula dan gula difermentasi menjadi alcohol serta
karbon dioksida oleh yeast.
d. Nata de coco
Nata de coco merupakan produk fermentasi air kelapa oleh bakteri
Acetobacter xylinum. Nata sebenarnya adalah polisakarida (selulosa) yang disintesis
bakteri tersebut selama proses fermentasi berlangsung. Biosintesis selulosa ini
menggunakan sumber gula yang berasal dari medium air kelapa, yaitu glukosa dan
fruktosa.
2.6.2. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol
a. Tapai
Tapai merupakan makanan beralkohol yang memiliki rasa khas dengan
kandungan alkohol 3-5 %. Untuk membuat tapai digunakan ragi tapai. Pada ragi tapai
terdapat berbagai mikroorganisme, umumnya dari kelompok jamur dan khamir
(yeast). Pada saat fermentasi tapai terjadi proses sakarifikasi pati (amilum) oleh enzim
amilase yang dihasilkan oleh jamur, kemudian dilanjutkan dengan fermentasi alkohol
oleh khamir.
b. Bir
Bir dibuat dari tumbuhan barley (sejenis gandum). Pada umumnya yeast yang
digunakan dalam pembuatan bir adalah Saccharomyces cerevisiae dan S.
carlsbergensis. Enzim-enzim yang terdapat di dalam yeast mengubah maltosa dalam
biji barley menjadi glukosa. Fermentasi bir umumnya memakan waktu 5-14 hari,
bergantung pada jenis bir dan hasil pengubahan gula menjadi alcohol, yaitu 3-5 %
larutan.
c. Minuman anggur atau wine
Minuman anggur atau wine terbuat dari sari buah anggur yang juga
difermentasikan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Jenis minuman anggur yang
dihasilkan bergantung pada jenis buah anggur yang digunakan, proses fermentasi, dan
cara penyimpanannya. Rasa dan aroma anggur bergantung pada asam-asam organik
dan senyawa-senyawa aromatik organik yang terdapat di dalam sari buah anggur dan
proses fermentasi. Minuman anggur umumnya mengandung alkohol dengan kadar 10-
15 %.
2.6.3. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam
a. Yoghurt
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan bakteri, yaitu
Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus. Untuk mengubah gula susu
(laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu
tertentu dengan maksud untuk membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam
proses pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung
renin untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan
susu yang harus dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan.
Enzim tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan
lemak menjadi asam amino. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan
pemampatannya besar. Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya
makin tinggi sehingga cita rasanya makin tajam.
c. Sauerkraut dan pikel (acar)
Bakteri asam laktat yang digunakan untuk fermentasi sayur-sayuran dan biji-
bijian dalam pembuatan sauerkraut dan pikel (acar) adalah Lactobacillus casei,
Lactobacillus brevis, Lactobacillus cremoris. Makanan yang difermentasikan oleh
bakteri asam laktat, selain menjadi awet juga memiliki cita rasa yang khas dan mutu
gizinya lebih baik.
2.6.4. Produk bahan penyedap
a. Tauco
Tauco merupakan produk fermentasi biji kedelai oleh kapang, khamir, ataupun
bakteri. Pada pembuatan tauco terdapat dua tahap proses fermentasi yaitu fermentasi
tahap pertama dilakukan oleh kapang, seperti pada pembuatan tempe. Dan fermentasi
tahap kedua dilakukan oleh bakteri atau khamir yang halotoleran dalam larutan
garam. Mikroorganisme yang terlibat dalam pembuatan tauco, antara lain Aspergillus
oryzae, Rhizopus oligosporus, Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp.,
Zygosaccharomyces soyae.
b. Kecap
3.1 Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi memiliki beberapa
jenis atau cabang ilmu yang beberapa di antaranya diasosiasikan dengan warna, yaitu
Bioteknologi merah (red biotechnology), Bioteknologi putih/abu-abu (white/grey
biotechnology), Bioteknologi hijau (green biotechnology), Bioteknologi biru (blue
biotechnology).
Teknologi sel mikroba sudah diaplikasikan dibidang pangan beberapa abad yang lalu.
Tujuan dari teknologi sel mikroba ini adalah untuk pengawetan pangan yang menghasilkan
berbagi jenis pangan terfermentasi seperti dadih (yoghurt dan keju), tauco, tape dan
sebagainya. Sedangkan teknologi mikrobial yang bertujuan untuk menghasilkan bahan kimia
(sekaligus bahan pangan) adalah produksi etanol oleh khamir dan proses lanjutannya untuk
menghasilkan cuka (asam asetat) oleh bakteri.
3.2 Saran
Dalam menerapkan bioteknologi, sebagai manusia yang memiliki naluri seyogyanya
dapat menerapkannya sesuai dengan norma-norma agar dampak negatif dari penerapan
bioteknologi dapat dinetralisir.
DAFTAR PUSTAKA