Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN

EDUKASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANTARJATI 9 KOTA BOGOR DALAM
UPAYA PENINGKATAN BUDAYA K3

PROGRAM STUDI TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segenap rahmat dan karunia-Nya, sehingga diselesaikan penyusunan laporan
kegiatan dengan judul “Edukasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sekolah Dasar
Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor dalam Upaya Peningkatan Budaya K3” dengan baik.
Penyelesaian laporan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada tim dosen SMK3, pihak SDN Bantarjati 9 Kota
Bogor, dan seluruh rekan LNK B2 Sekolah Vokasi IPB.
Adapun tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi mengenai
pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sekolah, selain itu agar siswa/i
mendapatkan pengalaman baru serta edukasi diluar mata pelajaran wajib sekolah,
memberikan ilmu yang sudah didapatkan selama di kampus untuk menginformasikan
penerapan budaya K3 yang baik dan benar. Kegiatan edukasi langsung terhadap sekolah
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja ini juga diharapkan menambah soft skill kami
dalam penyampaian materi di depan umum.
Disadari bahwa proposal kegiatan edukasi ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan
yang masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan. Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
wawasan para pembaca, khususnya mahasiswa.
Bogor, Januari 2018
1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian keselamatan dan
kesehatan kerja atau K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Lembaga pendidikan memiliki peranan dalam
mengedukasi siswa-siswi sebelum terjun ke dunia pekerjaan. dr. Ventje dalam materinya
berjudul “Pentingnya Pengetahuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Profesi Guru”
menyampaikan, dengan adanya penerapan K3 disekolah-sekolah, maka akan terciptanya
budaya disiplin pada saat melakukan pekerjaan. Kedisiplinan itu akan menjadi dasar dalam
mengerjakan setiap aktivitas, di Indonesia penerapan K3 masih kurang di lingkungan
sekolah, akibatnya siswa-siswi serta masyarakat dilingkungan sekolah masih belum mengerti
arti pentingnya K3 didalam kegiatan sehari-harinya.
Bahaya yang mungkin terjadi dalam kegiatan disekolah-sekolah yaitu bahaya
mekanik, bahaya listrik, bahaya biologis, dan bahaya kimia. Bahaya mekanik dalam kegiatan
disekolah contohnya segala macam kegiatan yang menggunakan alat pemotong, bahaya
listrik meliputi pengoperasian alat elektronik seperti komputer, bahaya biologis bisa
disebabkan oleh vektor penyakit dari hewan sekitar, sedangkan bahaya kimia bisa disebabkan
oleh cairan, ataupun peralatan elektronik yang bersifat kimia.
Penerapan K3 sejak dini harus di terapkan untuk semua sekolah agar meminimalisir
potensi bahaya dan resiko yang terjadi ketika siswa/i berada di sekolah. Manfaat ilmu K3 ini
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar siswa/i memiliki
kesiapan dalam menghadapi bencana alam, kebiasaan hidup sehat,dan siap serta siaga dalam
meminimalisir potensi bahaya dan resiko yang akan terjadi nanti.
SDN Bantar jati 9 Kota Bogor merupakan salah satu sekolah yang terletak di dalam
perumahan, yang lingkupnya pun tidak terlalu luas. Untuk tempat parkirnya saja masih belum
tersedia, Keadaan sekolahnya bersih,dan rapih namun terlalu banyak siswa/i nya. Keadaan
seperti yang tidak memungkinkan semua guru dapat mengawasi semua murid yang ada di
sana, sekolah ini sangat menarik untuk diberikan penyuluhan mengenai budaya K3 yang
diharapkan dengan adanya pemaparan ilmu yang disampaikan dari mahasiswa bisa menjadi
bekal untuk siswa/i SDN Batar jati 9 Kota Bogor dalam menghadapi keadaan yang
mencekam,bahkan menghindari potensinya bahaya dan resiko.
Penataan sarana dan prasarana yang kurang tepat dapat mengganggu konsentrasi dalam
belajar. Ruangan yang sempit dengan intensitas siswa yang besar memicu siswa/i SDN Bantar
jati 9 Kota Bogor dapat berkurangnya konsentrasi dalam belajar dan mudah lelah, Disamping itu
dengan sempitnya ruangan kelas semakin kecil juga ruang gerak siswa/i dalam beraktifitas yang
mengakibatnya kesalahan dalam posisi duduk serta kegiatan lainnya. Akses yang minim ini
mengakibatkan terbatasnya siswa untuk berekspresi sehingga timbul pemicu hal yang tidak
diinginkan seperti terbetur benda ,berkelahi,dan sebagainya.
Pengetahuan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diajarkan oleh
guru adalah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan siswa pada saat melaksanakan
kegiatan di sekolah dan menghindari terjadinya resiko kecelakaan kerja yang mungkin
terjadi. Untuk itu, setiap tempat kegiatan industri maupun pendidikan perlu menerapkan
kesehatan dan keselamatan kerja.

1.2.Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan di Sekolah Dasar Negeri 9 Bantarjati Bogor ialah
memberikan edukasi terkait nilai-nilai K3 yang dapat diterapkan di sekolah dan menciptakan
masyarakat yang berbudaya K3.
1.3.Manfaat
Manfaat dilaksanakannya kegiatan di Sekolah Dasar Negeri 9 Bantarjati Bogor ialah :
Untuk Sekolah Dasar :
Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara SD
Negeri 9 Bantarjati Bogor serta sekolah dapat mengkaji atau meninjau kembali dalam
pengendalian jika terjadi bencana. Rekomendasi yang diberikan oleh mahasiswa IPB yang
nantinya bermanfaat terutama untuk kemajuan SD 9 Bantarjati Bogor serta siswanya.

Untuk Sekolah Vokasi IPB :


Menciptakan hubungan kerjasama antara SD Negeri 9 Bantarjati Bogor dengan
perguruan tinggi yang dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan
2. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tema
Tema kegiatan ini adalah Edukasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Sekolah Dasar Negeri Bantarjati 9 Kota Bogor

2.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
Hari, tanggal pelaksanaan : Jumat, 2 November 2018
Waktu pelaksanaan : 08.00 WIB – 11.00 WIB
Lokasi pelaksanaan : Jl. Dalurung No.20, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor.
Pelaksana kegiatan : Kelas 3A dan 3B SD Negeri 9 Bantarjati Bogor
3. PEMBAHASAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah populer dengan sebutan K3, dewasa ini
implementasinya telah menyebar secara luas di hampir setiap sektor. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja didefinisikan sebagai suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan
orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamat
serta aktifitas dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif (Tarwaka 2008). Salah satu
tempat yang harus melaksanakan K3 adalah sekolah, baik pada keadaan normal maupun pada
keadaan tidak normal seperti ketika terjadi bencana.
Terdapat tiga faktor yang memengaruhi perilaku individu. Faktor pertama yaitu faktor
dasar (predisposing factors), mencakup pengetahuan, sikap, kebiasaan, norma sosial,
keterlibatan pekerja, komunikasi dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu di dalam
masyarakat yang terwujud dalam motivasi. Faktor kedua yaitu faktor pendukung (enabling
factors), mencakup sumber daya atau potensi masyarakat, terwujud dalam pelatihan,
tersedianya fasilitas atau sarana keselamatan kerja, lingkungan fisik, dan lingkungan kerja.
Faktor ketiga yaitu faktor penguat (reinforcing factors) mencakup sikap dan perilaku dari
orang lain yang terwujud dalam dukungan sosial. Sebagai contoh dari faktor penguat yaitu
komitmen manajemen, pengawasan, Undang-Undang, peraturan dan prosedur K3 (Green
2000).
Cooper (2001) menyatakan bahwa, budaya keselamatan merupakan interelasi dari tiga
elemen, yaitu organisasi, pekerja, dan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya
keselamatan harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang ada, pada seluruh tingkatan
dan tidak hanya berlaku untuk pekerja saja. Indikator pelaksanaan budaya keselamatan
tergantung dari visi dan misi organisasi. Budaya keselamatan dibentuk oleh komitmen
manajemen, peraturan dan prosedur, komunikasi, keterlibatan pekerja, kompetensi, dan
lingkungan sosial pekerja yang dapat dilihat dari persepsi pekerja (Cooper dalam Andi dkk.,
2005). Reason (1997) mengungkapkan bahwa budaya keselamatan kerja yang baik dapat
membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku
aman dalam melakukan pekerjaan.
Materi yang disampaikan pada saat implementasi K3 di SD N 9 Bantarjati terkait
dengan masalah ergonomic dan tanggap darurat apabila terjadi bencana alam berupa gempa
bumi atau kebakaran. Masalah ergonomic yang disampaikan berupa kebiasaan sehari-hari
murid yang ada di sekolah seperti sikap duduk yang benar dan sikap membaca buku yang
benar. Sedangkan tanggap darurat yang disampaikan meliputi cara menghadapi kondisi
apabila terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan kebakaran. Materi disampaikan dengan
peragaan atau membuat simulasi kondisi pada saat terjadi gempa bumi atau kebakaran
sehingga murid dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
SD N 09 Bantar jati memiliki bangunan yang bertingkat yang terdiri dari ruang kelas,
kantor, kantin, dan toilet. Perkarangan sekolah cukup luas untuk dijadikan sebagai titik
kumpul. Berdasarkan kondisi sekolah yang diamati, terdapat kemungkingan untuk terjadi
kebakaran dan tentunya gempa bumi yang tidak dapat diprediksi. Sehingga perlu adanya
edukasi mengenai tanggap darurat kepada murid-murid.
Kedatangan kami ke sekolah disambut sangat baik oleh pihak sekolah terutama
muird-murid yang terlihat sangat antusias. Penyampaian nilai-nilai K3 Kepada murid-murid
sekolah dasar berupa ergonomic dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam seperti
gempa bumi dan kebakaran. Terkait masalah ergonomic, murid dijelaskan kebiasaan-
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu fungsi tubuh. Sedangkan kesiapsiagaan dan
tanggap darurat disampaikan dengan mempertontonkan video. Selain itu, keadaan darurat
tidak bisa diketahui kapan dan dimana akan terjadinya, namun yang ada adalah bagaimana
kesiapsiagaan dalam menghadapi keadaan darurat (DBKK3 RI 2010). Untuk itu diadakanlah
simulasi gempa dan kebakaran kemudian murid diminta untuk melakukan hal-hal yang telah
disampaikan dalam menghadapi situasi tersebut. Murid terlihat sangat antusias dalam
melakukan simulasi kebakaran. Sebagai imbalannya murid diberikan reward berupa makanan
sehingga semakin memacu semangat murid.
4. PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan edukasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilingkungan
sekolah yang telah dilakukan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa aktivitas yang
dilakukan dilingkungan Sekolah Dasar Negeri 9 Bantarjati Bogor telah berlandaskan terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja seperti kondisi kursi yang sudah tertata dengan rapih,
pencahayaan yang memadai, label Keselamatan sudah terpasang dengan baik dan benar, dan
juga terdapat Alat Pemadam Api Ringan untuk berjaga-jaga apabila terjadi kebakaran. Akan
tetapi, sebagian warga sekolah dan siswa-siswi belum memahami peran K3 sepenuhnya dalam
aktivitas di sekolah dan diharapkan dengan adanya kegiatan edukasi ini keseluruhan warga
sekolah dapat memahami paran penitng K3 dalam aktivitas di lingkungan sekolah.

3.2 Saran
Mengingat pentingnya K3 dalam berbagai aspek begitu pula dalam lingkungan
sekolah, kami selaku tim edukasi menyarankan kepada pihak sekolah supaya pihak
sekolah tidak melupakan peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan bagi yang belum
melaksanakan segala aktivitas di lingkungan sekolah dengan prinsip K3 diharapkan dapat
menerapkan prinsip K3 dalam setiap kegiatan di sekolah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, D. 2001, Improving Safety Culture: A Practical Guide. Hull: Applied


Behaviour Sciences.
Cooper, D. 2001, Improving Safety Culture: A Practical Guide. Hull: Applied Behaviour
Sciences.
Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010 .
Pedoman Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di Perkantoran. Jakarta
Erwin Dyah.,Suyono Zain.2013.Hubungan Antara Faktor Pembentuk Budaya Keselamatan
Kerja Dengan Safety Behaviour di PT DOK dan Perkapalan Surabaya Unit Hull
Construction.The Indonesian Of Occuptional Safety and Health.Vol
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen Implementasi K3 di
Tempat Kerja. Harapan Press. Surakarta
Lampiran 1 dari 3
SUSUNAN KEPANITIAAN
EDUKASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANTARJATI 9 KOTA BOGOR DALAM UPAYA
PENINGKATAN BUDAYA K3

Penanggung jawab : Dosen Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Dimas Ardi Prasetya. ST, M.SI, CWS

Ketua Pelaksana :
Sekretaris :
Bendahara :

Divisi-divisi
1. Divisi Acara : Ayu Anggia J3M116013
Puput Ariesta N J3M116104
Risa Ayuvirdhani J3M216148
Ayu Nimatul M J3M116015
Iqma Riska S J3M116053
Bayu Wafiudin J3M116016

2. Divisi Logistik : Nandikha Rizki S J3M216091


Rinaldi Kusnandar J3M216114
Ilham Akbar J3M116051
Novembriawan P J3M116097
Muhammad Gilang J3M216180

3. Divisi Konsumsi : Mauliddya Kumara J3M216065


Debora Sonya J3M216164
Hanna Adelya J3M216171
Sri Karlita J3M116124
Donna Gusman J3M216166
Muhammad Farhan R J3M216188
4. Divisi PHDD : Arif Zulfa J3M116012
Regina Arlisa J3M116109
Wardah Fauziyyah J3M216197
Muhammad Faiz A J3M116079

5. Pembicara : Muhammad Mustofa J3M216189


Fiha Nurfatharani J3M116046
Della Monia J3M116025
Farras Aziz M J3M216319
Nur Aina Septiani J3M116099
Muhammad Iqbaal F J3M116082
Syahla Lutfia J3M216169
Lampiran 2 dari 3
SUSUNAN ACARA
EDUKASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANTARJATI 9 KOTA BOGOR DALAM UPAYA
PENINGKATAN BUDAYA K3

No. Waktu Kegiatan Penanggung Jawab


1 08.00-08.30 Panitia datang ke lokasi Ayu Anggia
2. 08.30-09.00 Briefing panitia Ayu Anggia
3. 09.00-11.00 Penyampaian materi Puput Ariesta
4. 11.00 -11.15 Pembagian hadiah dan Risa Ayuvirdhani dan
sesi dokumentasi Ayu Nimatul M
5. 11.15-11.30 Penutupan kegiatan Iqma Riska
6. 11.30-11.45 Games di Bis Bayu Wafiudin
Lampiran 3 dari 3
DOKUMENTASI KEGIATAN
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 1 dan 2 kegiatan penyambutan pembukaan acara dari LNK B2

Gambar 3.pemaparan materi Gambar 4. Tanya jawab mengenai


Bencana

Gambar 5.Pemaparan materi Gambar 6. Bernyanyi bersama


tanggap darurat
Gambar 7. Pengarahan tanggap Gambar 8. Bersiap berlindung saat
darurat gempa terjadi gempa

Gambar 9. Bermain bersama Gambar


Gambar 10.
10. Penjelasan
Penjelasan materi
materi ergonomics
ergonomics

Gambar 11. Dokumentasi bersama Gambar


Gambar 12.Dokumentasi
12.Dokumentasi bersama
bersama
Gambar 9. Bermain bersama Gambar 10. Penjelasan materi ergonomics

Gambar 11. Dokumentasi bersama Gambar 12.Dokumentasi bersama

Anda mungkin juga menyukai