Anda di halaman 1dari 6

Nama: Wahyu Pamungkas

Kelas: 4-04 DIII Pajak


No. Presensi: 28
NPM: 2301190424
ASSESSING THE RISK OF MATERIAL MISSTATEMENT

A. AUDIT RISK
Risiko kesalahan material adalah fungsi untuk menunjukan laporan keuangan
secara keseluruhan atau berdiri sendiri terhadap kesalahan dalam akun-akun, termasuk
risiko ketidakefektian dan klien dalam mengkontrol, mencegah, atau memperbaiki
kesalahan. Risiko kesalahan material dapat muncul karena adanya fraud atau error
sebelum dilakukan audit. Risiko kesalahan material dibagi menjadi 2 level, yaitu:
-Level keseluruhan laporan keuangan: yaitu merujuk pada segala hal yang
berhubungan dengan laporan keuangan sebagai keseluruhan yang dapat mempengaruhi
beberapa transaksi dan akun.
-Level asersi untuk kelas transaksi, saldo akun, penyajian, serta pengungkapan. Risiko
jenis
ini meliputi 2 komponen, yaitu:
-Risiko bawaan dan
-risiko terkontrol.
Risiko bawaan menggambarkan kecurigaan auditor terhadap kesalahan material
sebelum mempertimbangkan keefektifan dari klien menyelesaikan kesalahan material.
Risiko terkontrol menggambarkan penilaian auditor terhadap risiko keterjadian
kesalahan material tanpa adanya deteksi dari internal control dari klien.
RISK ASSESSMENT PROCEDURES
Terdapat 5 prosedur penilaian risiko, yaitu:
1. Penyelidikan terhadap manajemen dan seluruh anggota entitas
2. Prosedur analisis
3. Observasi dan Inspeksi
4. Diskusi di dalam tim atau partner auditor
5. Prosedur penilaian risiko yang lain

B. CONSIDERING FRAUD RISK


Auditor melakukan prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko salah saji
material akibat kecurangan atau kesalahan, risiko tidak mendeteksi salah saji material
karena kecurangan lebih tinggi daripada risiko tidak mendeteksi salah saji karena
kesalahan.
Untuk membantu auditor dalam menilai risiko salah saji material karena
kecurangan, standar audit menguraikan prosedur yang harus dilakukan auditor untuk
mendapatkan informasi dari manajemen tentang pertimbangan kecurangan mereka.
Risiko pertimbangan auditor atas salah saji material karena kecurangan dilakukan
pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi untuk kelas tindakan trans, saldo
akun, dan penyajian dan pengungkapan.
Auditor melakukan prosedur penilaian risiko untuk menilai risiko salah saji
material akibat kecurangan atau kesalahan, risiko tidak mendeteksi salah saji material
karena kecurangan lebih tinggi daripada risiko tidak mendeteksi salah saji karena
kesalahan.
Nama: Wahyu Pamungkas
Kelas: 4-04 DIII Pajak
No. Presensi: 28
NPM: 2301190424

C. IDENTIFICATION OF SIGNIFICANT RISKS


Risiko yang signifikan mewakili risiko salah saji yang teridentifikasi dan dinilai,
bahwa dalam penilaian profesional auditor, memerlukan pertimbangan audit khusus.
Transaksi Tidak Rutin
Resiko yang signifikan sering dikaitkan dengan transaksi tidak rutin, yang merupakan
transaksi yang tidak biasa, baik karena ukuran atau sifat, dan hal itu jarang terjadi.
Hal-hal yang Membutuhkan Penghitungan yang Signifikan
Risiko signifikan juga terkait dengan hal-hal yang memerlukan pertimbangan
signifikan karena mencakup estimasi akuntansi yang mencatat adanya ketidakpastian
pengukuran signifikan.
Risiko Penipuan
Karena penipuan umumnya melibatkan penyembunyian, mendeteksi salah saji material
karena kecurangan itu sulit dilakukan. Akibatnya, ketika auditor mengidentifikasi
potensi risiko salah saji material karena kecurangan, standar audit mengharuskan
auditor untuk mempertimbangkan risiko-risiko yang signifikan, yang memicu
tanggapan terhadap risiko tersebut.
D. AUDIT RISK MODEL
Model risiko audit membantu auditor menentukan berapa banyak dan jenis bukti
yang terakumulasi untuk setiap tujuan audit yang relevan. Hal ini biasanya dinyatakan
sebagai berikut:
PDR=AAR/(IRxCR)

PDR = planned
detection risk AAR
= acceptable audit
risk IR = inherent
risk
CR = control risk

Planned Detection Risk


Planned detection risk adalah risiko bahwa bukti audit untuk tujuan audit akan
gagal mendeteksi salah saji yang melebihi materialitas
Inherent Risk
Inherent Risk yaitu mengukur penilaian auditor terhadap kerentanan suatu
pernyataan terhadap salah saji material, sebelum mempertimbangkan efektivitas
pengendalian internal terkait
Risiko Inheren saling berlawanan dengan risiko deteksi terencana serta memiliki
hubungan yang searah dengan bukti audit
Control Risk
Control Risk adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang
tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal
entitas.
Nama: Wahyu Pamungkas
Kelas: 4-04 DIII Pajak
No. Presensi: 28
NPM: 2301190424
Hubungan antara risiko pengendalian dengan risiko deteksi terencana adalah saling
berlawanan sementara hubungan antara risiko pengendalian dan bukti audit merupakan
hubungan yang searah
Acceptable Audit Risk
Acceptable audit risk merupakan ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk
menerima kenyataan bahwa laporan keuangan mungkin masih mengandung salah saji
yang material setelah audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan audit wajar tanpa
pengecualian telah diterbitkan
Distinction Among Risk in the Audit Risk Model
Ada perbedaan penting dalam bagaimana auditor menilai empat faktor risiko dalam
model risiko audit Untuk menilai risiko audit yang dapat diterima,auditor harus menilai
setiap factor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima

E. ASSESSING ACCEPTABLE AUDIT RISK


Auditor harus memutuskan risiko audit yang sesuai untuk audit, sebaiknya selama
perencanaan audit. Pertama, auditor memutuskan risiko perjanjian dan kemudian
menggunakan risiko keterlibatan untuk memodifikasi risiko audit yang dapat diterima.
Risiko keterlibatan adalah risiko auditor atau perusahaan audit yang akan mengalami
kerugian setelah audit selesai, meski laporan auditnya benar. Beberapa faktor yang
mempengaruhi risiko keterlibatan dan oleh karena itu dapat diterima risiko audit. Di
antaranya: sejauh mana pengguna eksternal bergantung pada pernyataan, kemungkinan
klien mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit dikeluarkan, dan integritas
manajemen.
When Degree to Which External Users Rely on the Statements
Bila Pengguna eksternal menaruh ketergantungan tinggi terhadap laporan
keuangan, maka sangat tepat untuk menurunkan risiko audit yang dapat diterima.
Beberapa faktor merupakan indikator yang baik sejauh mana pernyataan diandalkan
oleh pengguna eksternal:
• Ukuran klien.
• Distribusi kepemilikan.
• Sifat dan jumlah kewajiban.

The Likelihood That a Client Will Have Financial Difficulties After the Audit
Report Is Issued
Dalam situasi dimana auditor meyakini adanya kemungkinan kegagalan atau
kerugian financial tinggi dan peningkatan risiko keterlibatan terkait terjadi, risiko audit
yang dapat diterima harus dikurangi.
Faktor-faktor adalah indikator yang baik untuk meningkatkan probabilitasnya:
• Posisi likuiditas
• Laba (rugi) pada tahun-tahun sebelumnya.
• Metode pembiayaan pertumbuhan.
• Sifat operasi klien.
• Kompetensi manajemen.
The Auditor’s Evaluation of Management’s Integrity
Sebagai bagian dari penyelidikan klien baru dan evaluasi klien yang
Nama: Wahyu Pamungkas
Kelas: 4-04 DIII Pajak
No. Presensi: 28
NPM: 2301190424
berkelanjutan, jika klien memiliki integritas yang diragukan, auditor cenderung menilai
risiko audit yang dapat diterima lebih rendah. Perusahaan dengan integritas rendah
sering melakukan urusan bisnis mereka dengan cara menghasilkan konflik dengan
pemegang saham, regulator, dan pelanggan mereka.
Making the Acceptable Audit Risk Decision
Untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, auditor harus terlebih dahulu menilai
masing- masing faktor yang mempengaruhirisiko audit yang dapat diterima.

F. ASSESSING INHERENT RISK


Pencantuman risiko inheren dalam model resiko audit merupakan salah satu dari
konsep terpenting dalam auditing. Hal tersebut berarti bahwa auditor harus berupaya
untuk memprediksikan dimana letak probabilitas salah saji yang paling banyak terjadi
serta probabilitas salah saji yang paling sedikit terjadi dalam berbagai segmen laporan
keuangan. Informasi tersebut akan memengaruhi total nilai bukti audit yang harus
dikumpulkan oleh auditor serta akan memengaruhi cara – cara auditor dalam
mengalokasikan pengumpulan bukti audit ini pada berbagai segmen audit.

Faktor yang memengaruhi resiko inheren antara lain:


1. Sifat bisnis klien
2. Temuan audit yang diperoleh dari audit sebelumnya
3. Penugasan awal vs Penugasan Ulang
4. Pihak – pihak terkait
5. Transaksi yang tidak rutin dan bersifat kompleks
6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mengoreksi pencatatan berbagai saldo dan
7. transaksi akun
8. Penyusunan populasi
9. Faktor yang berkaitan dengan penyalahgunaan asset
10. Membuat keputusan risiko inheren
11. Memperoleh informasi untuk menilai risiko inheren
G. RELATIONSHIP OF RISK TO EVIDENCE AND FACTORS INFLUENCING
RISKS
Auditor menanggapi risiko terutama dengan mengubah tingkat pengujian dan jenis
prosedur audit, termasuk memasukkan ketidakpastian dalam prosedur audit yang
digunakan. Selain memodifikasi bukti audit, ada dua cara lain agar auditor dapat
mengubah audit untuk merespons risiko:
1. Keterlibatan mungkin memerlukan staf yang lebih berpengalaman.
Perusahaan BPA harus melatih semua karyawan dengan staf yang berkualitas.
Untuk klien dengan risiko audit yang rendah, perawatan khusus sesuai dengan staf,
dan pentingnya skeptisisme profesional harus ditekankan. Demikian pula, jika area
audit seperti persediaan memiliki risiko inheren tinggi, penting untuk menetapkan
area tersebut kepada seseorang yang memiliki pengalaman dalam mengaudit
inventaris
2. Keterlibatan akan ditinjau lebih hati-hati dari biasanya. Perusahaan BPA perlu
memastikan peninjauan yang memadai atas file audit yang mendokumentasikan
perencanaan, akumulasi bukti dan kesimpulan auditor, dan hal-hal lain dalam audit.
Nama: Wahyu Pamungkas
Kelas: 4-04 DIII Pajak
No. Presensi: 28
NPM: 2301190424
Bila risiko audit yang dapat diterima rendah, tinjauan yang lebih ekstensif
seringkali diperlukan, termasuk tinjauan oleh personil yang tidak ditugaskan untuk
pertunangan tersebut. Jika risiko pernyataan salah material (kombinasi risiko
inheren dan risiko pengendalian) tinggi untuk tujuan audit tertentu untuk sebuah
akun, peninjau kemungkinan akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk
memastikan bukti tersebut sesuai dan dievaluasi dengan benar.

Risiko Audit Segmen.


Risiko salah saji material, risiko pengendalian, dan risiko inheren dinilai untuk
setiap tujuan audit di setiap segmen audit. Penilaian cenderung bervariasi pada audit
yang sama dari siklus ke siklus, akun ke akun, dan objektif ke tujuan.
Risiko audit yang dapat diterima biasanya dinilai oleh auditor selama perencanaan
dan diadakan konstan untuk setiap siklus dan akun utama.
Beberapa auditor menggunakan risiko audit yang dapat diterima yang sama untuk
semua segmen berdasarkan keyakinan mereka bahwa pada akhir audit, pengguna
laporan keuangan harus memiliki tingkat kepastian yang sama untuk setiap segmen
laporan keuangan.
Seperti risiko dan risiko pengendalian, risiko deteksi terencana dan bukti audit
yang dibutuhkan akan bervariasi dari satu siklus ke siklus lainnya, akun ke rekening,
atau tujuan audit untuk tujuan audit.
Mengaitkan Kinerja Materialitas dan Risiko terhadap Tujuan Audit yang
berkaitan dengan keseimbangan
Meskipun lazim dalam praktik untuk menilai risiko inheren dan pengendalian untuk
setiap tujuan audit yang berkaitan dengan keseimbangan, tidak umum mengalokasikan
materialitas ke tujuan tersebut. Auditor dapat secara efektif mengaitkan sebagian besar
risiko dengan tujuan yang berbeda, dan cukup mudah untuk menentukan hubungan
antara risiko dan satu atau dua tujuan. Misalnya, keusangan dalam persediaan tidak
mungkin mempengaruhi tujuan selain nilai yang dapat direalisasikan. Lebih sulit untuk
menentukan berapa banyak materialitas yang dialokasikan ke akun tertentu pada
gilirannya dialokasikan ke satu atau dua tujuan. Oleh karena itu, sebagian besar auditor
tidak berusaha melakukannya.
Batasan-batasan pengukuran
Satu batasan utama dalam penerapan model risiko audit ini adalah kesulitas
pengukuran berbagai komponen model. Penilaian atas risiko akseptibilitas audit, risiko
inheren, dan risiko pengendalian, serta selanjutnya atas risiko deteksi terencana
sangatlah subyektif dan terdiri dari sejumlah perkiraan terbaik. Untuk mengimbangi
masalah pengukuran, sebagian besar mempergunakan istilah-istilah pengukuran yang
lebar dan subyektif, seperti rendah, sedang dan tinggi.
Nama: Wahyu Pamungkas
Kelas: 4-04 DIII Pajak
No. Presensi: 28
NPM: 2301190424

Dalam menerapkan model risiko audit, auditor sangat memperhatikan masalah


overauditing dan underauditing, tetapi sebagian besar auditor lebih memperhatikan
masalah underauditing, karena dapat membawa kantor akuntan publik pada kewajiban
hukum serta kehilangan reputasi profesionalnya. Untuk menghindarkannya para
auaditor umumnya melakukan penialaian risiko secara konservatif.

Merivisi risiko dan bukti


Dalam merivisi risiko dan bukti audit, auditor sebaiknya mengikuti pendektan
dua langkah berikut ini :
a. Auditor harus merivisi penilaian awal dari risiko yang wajar. Adalah pelanggaran
jika membiarkan penilaian awal tidak diubah jika auditor tahu itu adalah tidak wahar
b. Auditor harus mempertimbangkan dampak dari rivisi terhadap bukti yang
diharuskan, tanpa penggunaan model risiko audit.
Hubungan antara risiko, materialitas, dan bukti audit
Konsep-konsep materialitas dan risiko dalam auditing sangat terkait erat dan
tak terpisahkan. Risiko merupakan suatu pengukuran atas ketidakpastian, sedangkan
materialitas adalah suatu pengukuran atas ukuran atau besaran. Secara bersama-sama
kedua hal tersebut mengukur tingkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran
tertentu.

I. RELATIONSHIP OF RISK AND MATERIALITY TO AUDIT EVIDENCE


Konsep materialitas dan resiko pada audit sangat berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Resiko adalah ukuran ketidakpastian, sedangkan materialitas merupakan
ukuran besarnya.keduanya mengukur ketidakpastian jumlah besaran yang diberikan.
Materialitas tidak memengaruhi keempat resiko tersebut, dan risiko tersebut tidak
memiliki pengaruh pada materialitas, tetapi secara bersama mereka menetapkan bukti
audit. Materialitas bukan merupakan bagian dari model resiko audit, melainkan
kombinasi materialitas dan model resiko audit merupakan faktor salam menetapkan
bukti audit yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai