a) Peningkatan pendapatan
Pendekatan peningkatan-pendapatan tergantung pada tahap daur hidup pemasaran dan
pengaruh nilai pelanggan. Misalnya strategi penentuan harga, bervariasi menurut
tahapannya. Pada tahap pengenalan harga yang lebih tinggi dapat dikenakan karena
pelanggan kurang sensitif terhadap harga dan lebih tertarik pada kinerja. Pada tahap
kematangan pelanggan sangat sensitif, baik terhadap harga dan kinerja. Hal ini
memberikan kesan bahwa menambah fitur, meningkatkan daya tahan, meningkatkan
daya rawat, dan menawarkan produk yang disesuaikan semuanya merupakan strategi
yang baik untuk dilakukan. Pada tahap ini diferensiasi penting. Namun untuk
peningkatan pendapatan dapat dimungkinkan, pelanggan harus bersedia membayar
premium untuk segala peningkatan pada kinerja produk.
b) Pengurangan Biaya
Pengurangan biaya merupakan penekanan dari manajemen biaya daur hidup. Stategi
pengurangan biaya harus secara eksplisit mengenali bahwa tindakan yang dilakukan
pada tahap awal dari daur hidup produksi dapat menurunkan biaya untuk tahap
produksi dan konsumsi kemudian. Karena 90% atau lebih biaya daur hidup produk
ditentukan pada tahap pengembangan, masuk akal untuk menekankan manajemen
kegiatan pada tahap keberadaan produk ini. Desain produk dan desain proses
memberikan berbagai peluang untuk pengurangan biaya dengan cara: (1) mendesain
untung mengurangi biaya produksi, (2) mendesain untuk mengurangi biaya
pendukung logistik dan, dan (3) mendesain untuk mengurangi biaya pasca pembelian,
yang mencakup waktu pelanggan yang terlibat dalam pemeliharaan, perbaikan, dan
pembuangan.
3.3 Peranan Target Perhitungan Biaya
Target biaya adalah perbedaan antara harga jual yang diperlukan untuk merebut pangsa
pasar yang telah ditentukan sebelumnya dan laba per unit yang diinginkan.jika target biaya
kurang dari apa yang saat ini dapat dicapai maka manajemen menganggarkan pengurangan
biaya yang berpindah dari biaya sebenarnya menjadi target biaya. Kemajuan diukur dengan
membandingkan biaya sebenarnya dengan nilai tengah target biaya.
4. PEMBELIAN DAN PEMANUFAKTURAN JIT
Perusahaan yang menerapkan JIT mengikuti strategi pengurangan biaya dengan
mendefinisikan kembali kegiatan structural dan prosedural yang dilakukan dalam organisasi.
Pengurangan biaya merupakan pendukung baik strategi kepemimpinan biaya atau
diferensiasi. Diferensiasi yang berhasil tergantung pada penawaran nilai yang besar. Namun
nilai tambah ini harus kurang dari biaya penyediaannya. Penerapan JIT yang berhasil
menghasilkan perbaikan penting, seperti mutu yang lebih baik, meningkatkan produktivitas,
mengurangi waktu tunggu, mengurangi persediaan dalam jumlah besar, mengurangi waktu
penyetelan, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan laju produksi.
Tujuan dari pemanufaturan JIT adalah untuk mengeliminasi buangan dengan
memproduksi produk hanya ketika dibutuhkan dan hanya pada jumlah yang diminta oleh
pelanggan. JIT mengasumsikan bahwa semua biaya selain bahan baku langsung didorong
oleh waktu dan pendorong ruang. Maka JIT memfokuskan pada pengeliminasian buangan
dengan menekan waktu dan ruang.
4.1 Pengaruh Persediaan
Pembelian JIT mensyaratkan pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku
tepat waktu untuk digunakan dalam produksi. Salah satu pengaruh pemanfaatan hubungan
yang berhasil adalah untuk mengurangi semua persediaan ke tingkat yang jauh lebih rendah.
Bertentangan dengan sistem produksi tradisional, bahan baku dipasok dan suku cadang
diproduksi dan ditransfer ke proses berikutnya dalam upaya untuk memenuhi permintaan
pelanggan dan mengirimkan tepat waktu. Namun, dalam lingkungan tradisional, waktu reaksi
yang lambat atau tertunda sering kali merupakan masalah, yang pada gilirannya, menciptakan
permintaan untuk persediaan barang jadi.
Secara tradisional, persediaan bahan baku dan suku cadang diadakan sehingga perusahaan
dapat mengambil keuntungan rabat kuantitas dan mengasuransikan terhadap kenaikan harga
barang yang dibeli di masa yang akan datang. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya
persediaan. JIT mencapai tujuan yang sama tanpa mengadakan persediaan. Pemecahan JIT
adalah memanfaatkan hubungan pemasok dengan menegosiasikan kontrak jangka panjang
dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang belokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan dengan membuat keterlibatan pemasok lebih ekstensif.
4.2 Tata Letak Pabrik
Jenis dan efisiensi tata letak pabrik merupakan pendorong biaya pelaksanaan lainnya
yang dikelola secara berbeda dibawah manufaktur JIT. Pada kerja tradisional dan manufaktur
secara batch, produk dipindahkan dari satu kelompok mesin sejenis ke kelompok mesin
lainnya. Secara khas, mesin dengan fungsi yang identik diletakkan bersama dalam suatu area
yang mengacu pada departemen atau proses. Pekerja yang mempunyai spesialisasi pada
operasi dari mesin spesifik diletakkan pada tiap departemen. JIT mengganti tata letak pabrik
tradisional dengan pola sel pemanufakturan. Pendorong biaya pelaksanaan untuk situasi JIT
adalah struktur sel. Struktur sel dipilih dibandingkan struktur departemen karena struktur sel
meningkatkan kemampuan organisasi untuk “melaksanakan” secara berhasil.
4.3 Pengelompokan karyawan
Perbedaan struktural utama lainya antara JIT dan organisasi tradisional berhubungan
dengan pengelompokkan karyawan. Seperti yang baru disebutkan, tiap sel membutuhkan
akses mudah dan cepat ke jasa pendukung, yang berarti departemen jasa yang tersentralisasi
harus diturunkan dan personalnya harus ditugaskan kembali untuk bekerja secara langsung
pada sel pemanufakturan.
4.4 Pemberdayaan Karyawan
Menurut pandangan JIT, kenaikan derajat partisipasi (pendorong biaya pelaksanaan)
meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya keseluruhan. Pekerja boleh menyatakan
bagaimana pabrik dioperasikan. Struktur manajemen harus diubah sebagai tanggapan pada
keterlibatan karyawan yang lebih besar karena pekerja mengganggap mempunyai tanggung
jawab yang lebih besar. Struktur yang lebih ramping mempercepat dan meningkatkan mutu
pertukaran informasi.
4.5 Gugus Kendali Mutu
JIT harus memberikan penekanan yang jauh lebih kuat dalam pengelolaan mutu. Suku
cadang yang cacat mengakibatkan produksi menjadi terhenti. Atau secara sederhana, JIT
tidak dapat diterapkan tanpa adanya komitmen pada gugus kendali mutu (total quality
control-TQC). TQC pada dasarnya merupakan pencarian mutu yang sempurna yang tidak
pernah berakhir: berjuang mencapai desain produk dan proses produksi tanpa cacat.
5. JIT DAN PENGARUHNYA PADA SISTEM MANAJEMEN BIAYA
Secara umum, perubahan organisasi menyederhanakan sistem akuntansi manajemen
biaya dan secara simultan meningkatkan keakuratan informasi biaya yang diproduksi.
5.1 Kemampuan Menelusuri Biaya Overhead
Ada tiga metode yang digunakan sistem biaya untuk membebankan biaya pada produk
individu yaitu: penelusuran langsung, penelusuran pendorong, dan alokasi. Dari tiga metode
ini, yang paling akurat adalah penelusuran langsung. Manufaktur selular, tenaga kerja
keahlian beragam, dan kegiatan jasa yang terdesentralisasi merupakan ciri utama dari
tanggung jawab JIT atas perubahan dalam kemampuan ini.
Dalam struktur departemen, banyak produk yang berbeda dapat merupakan subyek dari
proses yang beralokasi di departemen tunggal. Karena lebih dari satu produk yang diproses
dalam suatu departemen, biaya departemen tersebut merupakan biaya umum bagi semua
produk yang melaluinya, dan karenanya harus dibebankan pada produk dengan menggunakan
penelusuran pendorong atau alokasi.
5.2 Perhitungan Harga Pokok Produk
Satu konsekuensi dari meningkatnya biaya yang dapat dibebankan secara langsung adalah
meningkatnya keakuratan perhitungan harga pokok produk. Biaya yang dapat dibebankan
secara langsung berhubungan (biasanya dengan pengamatan fisik) dengan produk dan dapat
dikatakan merupakan bagian dari produk tersebut.
Tabel Pembebanan biaya produk: tradisional terhadap pabrikasi JIT.
Biaya produksi Lingkungan Tradisional Lingkungan JIT
Tenaga Kerja Langsung Penelusuran Langsung Penelusuran Langsung
Bahan Baku Langsung Penelusuran Langsung Penelusuran Langsung
Penanganan bahan Penelusuran Langsung Penelusuran Langsung
Perbaikan dan Penelusuran Langsung Penelusuran Langsung
pemeliharaan
Energy Penelusuran Langsung Penelusuran Langsung
Perlengkapan operasi Penelusuran Langsung Penelusuran Langsung
Pengawasan (dept) Alokasi Penelusuran Langsung
Asuransi dan pajak Alokasi Alokasi
Depresiasi pabrik Alokasi Alokasi
Depresiasi peralatan Penelusuran Langsung Penelusuran Langsung
Jasa kustodian Alokasi Penelusuran Langsung
Jasa kantin Penelusuran langsung Penelusuran Langsung
Namun, biaya lain merupakan biaya umum untuk beberapa produk dan harus dibebankan
pada produk-produk ini dengan menggunakan pendorong kegiatan dan alokasi. JIT
mengurangi kebutuhan terhadap pengukuran yang sulit ini dengan mengubah beberapa biaya
umum menjadi biaya yang dapat dibebankan secara langsung. Tetapi kekuatan pendorong di
belakang semua perubahan ini bukan merupakan sistem manajemen biaya itu sendiri tetapi
perubahan dalam kegiatan struktural dan prosedural yang diakibatkan dengan menerapkan
system JIT. Meskipun perhitungan biaya berdasarkan kegiatan menawarkan peningkatan
yang besar dalam keakuratan perhitungan harga pokok produk, pemfokusan menawarkan
potensi perbaikan yang jauh lebih besar.
Meskipun JIT menghilangkan nilai ABC untuk menelusuri biaya produksi pada produk
individu, sistem perhitungan biaya berdasarkan kegiatan memiliki aplikasi yang lebih luas
dibandingkan hanya menelusuri biaya produksi pada produk..
5.3 Pengaruh JIT pada Sistem Perhitungan Biaya Proses dan Pesanan
Dalam menerapkan JIT dalam situasi pesanan, perusahaan pertama-tama harus
memisahkan bisnis berulangnya dari pesanan unik. Sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk
menghadapi bisnis yang berulang. Untuk produk-produk dimana permintaannya tidak cukup
memadai untuk membentuk sel pemanufakturan sendiri, kelompok mesin-mesin yang
berbeda dapat diatur dalam sel untuk membuat keluarga produk atau suku cadang yang
membutuhkan urutan produksi yang sama.
Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan, pesanan tidak lagi diperlukan untuk
mengakumulasikan harga pokok produk. Selain itu karena ukuran lot sekarang terlalu kecil
(sebagai hasil pengurangan persediaan barang dalam proses dan barang jadi), tidak praktis
untuk memiliki sistem perhitungan biaya pesanan untuk tiap pekerjaan. Sebagai tambahan,
waktu tunggu yang pendek dari produk terjadi karena ciri penekanan waktu dan ruang dari
JIT (pada akhirnya tidak ada waktu penyetelan dan struktur selular), dan menjadi sukar untuk
menelusuri tiap potongan yang berpindah melalui sel. Akibatnya, lingkungan pekerjaan telah
menerapkan sifat sistem perhitungan biaya proses.
DAFTAR PUSTAKA
Guan Liming, Hansen Don R., Mowen Maryanne M. Cost Management Sixth Edition. 2009.
South Western Cengage Learning: United States of America
RINGKASAN MATERI KULIAH
AKUNTANSI MANAJEMEN
KELOMPOK : IV