Dosen Pengampu:
HES A / 4
Khairunnisa 1911
M. Faqihuddin 1911
FAKULTAS SYARIAH
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dengan judul “pendaftaran tanah dan hak atas
tanah” dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami ucapkan, Terima Kasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
3.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dasar Hukum pendaftaran Tanah dan pendaftaran hak – hak atas tanah Dasar hukum
pendaftaran Tanah antara lain sbb :
c) Peraturan pemerintah No. 37 tahun 1998 tentang peraturan jabatan pejabat pembuat
akte tanah;
e) Peraturan mentri negara agraria /Kepala BPN No.3 tahun 1997 tentang ketentuan
pelaksanaan peraturan pemerintah no.24 tahun 1997 pendaftaran tanah.
1
Arie S. Hutagalung (Selanjutnya disebut Arie S. Hutagalung I), Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum
Tanah, Lembaga Pemberdayaan Hukum Indonesia, Jakarta, Agustus 2005, hal. 81
pembuatan akta pemberian Hak Tanggungan atas hak atas tanah atau Hak
Milik Atas Satuan Rumah Susun.
b. Panitia Ajudikasi. Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah adalah
membantu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan
pendaftaran tanah secara sistematik.
c. Pejabat Pembuatan Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) PPAIW dalam pendaftaran
tanah adalah membantu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dalam
pendaftaran wakaf tanah Hak Milik berupa pembuatan akta ikrar wakaf.
d. Pejabat dari Kantor Lelang Pejabat dari Kantor Lelang dalam pendaftaran
tanah adalah membantu Kepala Kantor Pertanahan/Kabupaten Kota dalam
kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah berupa pembuatan Berita
Acara/Risalah Lelang atas hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun.
e. Kepala Desa/Kelurahan Kepala Desa/Kepala Kelurahan dalam pendaftaran
tanah adalah membantu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dalam
kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali, baik dalam pendaftaran tanah
secara sporadik maupun sistematik berupa penerbitan surat kutipan atau letter
C (pengganti petuk pajak bumi), riwayat tanah, dan menandatangani
penguasaan fisik sporadik.
Sedangkan perundang undangan yang lain yang tidak dicabut ,tetap masih
berlaku ,hanya harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan peratuan menteri
Agraria/kepala Badan pertahanan pemerintah pemerintah Nasional, hal ini sebagaiman
dinyatakan dalam pasal 64 PP No.24.
Secara umum pengertian pendaftaran tanah disebutkan dalam pasal 19 ayat 2 UUPA
.Pendaftaran Tanah menurut pasal tersebut adalah kegiatan-kegiatan yang meliputi :
Dalam pasal 1 angka 1 PP No.24 tahun 1997 disebutkan bahwa yang dimaksud
pendaftaran tanah adalah :
Pengertian Pendaftaran Tanah dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, terdapat
dalam Pasal 1 angka (1), yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk
peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
satuan rumah susun, serta hak-hak tertentu yang membebaninya.3
Tidak terwujudnya kepastian hukum tersebut didorong oleh beberapa faktor seperti:
6
Prof. Dr. H. Suparman Usman 2014 Hukum Agraria di Indonesia IAIN “SUHADA” PRESS hal 156-162
a. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang
terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak
yang bersangkutan.
b. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan
dalam mengada-kan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
c. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Tetapi penjelasan
tentang tujuan pendafaran tanah yang termuat dalam PP 24 Tahun 1997 pasal 3
tersebut,juga diberi penjelasan tentang maksud dari tujuan pendaftaran tanah yang
termuat dalam pasal 4 PP 24 Tahun 1997 yang berisi
7
Supriadi,Hukum Agraria, Sinar Grafika, Palu, 2006, hlm. 165.
Daftar pustaka
Prof. Dr. H. Suparman Usman 2014 Hukum Agraria di Indonesia IAIN “SUHADA” PRESS
Rival rondonuwu, permasalahan pelaksanaan pendaftaran hak katas tanah, Vol. 3 No. 7,
summer 2015.
Hans Dieter Evers, Sosiologi Perkotaan, Urbanisasi dan Sengketa Tanah di Indonesia dan
Malaysia, (Jakarta: LP3ES, 1982) hal. 196-197.
Arie S. Hutagalung (Selanjutnya disebut Arie S. Hutagalung I), Tebaran Pemikiran Seputar
Masalah Hukum Tanah, Lembaga Pemberdayaan Hukum Indonesia, Jakarta, Agustus 2005, hal. 81