Anda di halaman 1dari 7

Pelaksanaan Penegakan Hukum dan

Hak Asasi Manusia di Era


Pemerintahan Sekarang

NIM : 0420361881
NAMA : SHIVA SASQIA HATIBIE
Matakuliah : Pendidikan Kewarganegraan
PENDAHULUAN berbagai macam pelanggaran hak asasi
Gudmundur Alfredsson pernah manusia. Maka dari itu, di era reformasi
mengungkapkan “What is human rights? ini memiliki keinginan untuk menciptakan
None of the International human rights demokrasi dari segala aspek kehidupan,
instruments exspressly define what human diperkuatnya kedaulatan hukum dan
rights is” atau dapat diartikan bahwa tidak penghormatakn hak-hak asasi manusia
ada instrumen Internasional tentang hak tanpa adanya diskriminasi. Namun
asasi manusia manapun yang menjelaskan lahirnya kebebasan di era reformasi malah
secara pasti apa definisi dari hak asasi memunculkan tindak kekerasan dan
manusia. Pada tanggal 10 Desember 1948 diskriminasi terhadap kelompok minoritas
melalui Resolusi 217 A (III), terdapat yang hampir menyamai kejadian pada saat
Universal Declaration of Human Rights orde baru. Kelompok minoritas ternyata
yang diterima dan diumumkan oleh belum mendapat perhatian yang cukup dari
Majelis Umum PBB, terdiri atas pemerintah. Isu minoritas seringkali
Mukadimah dan Pasal 1 sampai pasal 30. memicu kontroversi dari berbagai pihak
Dalam pasal 1 dikemukakan bahwa sehingga dapat menghambat upaya
“Semua orang dilahirkan merdeka dan penegakan hak asasi manusia.
mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati PEMBAHASAN
nurani dan hendaknya bergaul satu sama Saat ini, perbincangan mengenai hak
lain dalam persaudaraan”. Definisi dari asasi manusia bukan hanya dilakukan oleh
hak asasi manusia juga dapat dilihat para politisi, intetlektual atau sekelompok
menurut pendapat yang dikemukakan oleh masyarakat saja, melainkan telah menjadi
Seotandyo Wignyosoebroto, yaitu “Hak perbincangan sehari-hari dari sebagian
asasi manusia adalah hak yang melekat besar penduduk Indonesia. Di sisi lain,
secara kodrati padaa setiap makhluk yang telah dilakukan berbagai upaya sosialisasi/
dilahirkan dengan sosok biologis manusia, kampanye pencegahan untuk
yang memberikan jaminan moral dan menghentikan pelanggaran hak asasi
menikmati kebebasan dari segala bentuk manusia yang telah dilakukan oleh
perlakuan yang menyebabkan manusia itu pemerintah, akademisi, LSM ataupun
tidak dapat hidup secara layak sebagai masyarakat. Namun pada kenyataannya,
manusia yang dimuliakan Allah, yang oleh kejahatan hak asasi manusia seperti
sebab itu tidak mungkin dialihkan kepada kekerasan dan diskriminasi masih banyak
– apalagi dirampas oleh – siapapun, terjadi di Indonesia.
kepada/oleh para pengemban kekuasaan
negara sekalipun, kecuali untuk Di Indonesia terdapat penolakan
dikurangkan atas dasar persetujuan para terhadap hak asasi manusia karna beberapa
penyandang hak itu lewat proses-proses orang mengatakan bahwa hak asasi
legislatif yang benar-benar representatif manusia merupakan produk “negara barat”
demi tertegakannya hak-hak asasi manusia sehingga dirasa kurang tepat jika
lain sesama dalam kehidupaan masyarakat. diberlakukan di Indonesia. Tuntutan akan
Berdasarkan definisi yang sudah kebebasan (westernisasi) yang dinilai tidak
diungkapkan, dapat diartikan bahwa semua sesuai atau bahkan dapat menghilangkan
manusia mempunyai harkat dan martabat nilai-nilai budaya lokal yang semakin
yang sama tanpa dilihat dari status, suku, membuat kesan bahwa hak asasi manusia
ras, agama dan lainnya. Setiap individu tidak cocok di Indonesia.
mempunyai hak-hak yang sama. Fakta-fakta tersebut membuktikan
Pada 32 tahun masa kedudukan orde bahwa hak asasi manusia masih hanya
baru, tahun-tahun itu dipenuhi dengan sebatas euforia yang membuat orang latah

Page 2|7
untuk ikut membicarakannya. Karena pada setiap manusia yang tanpanya, manusia
kenyataannya, baik dalam kehidupan mustahil hidup sebagai manusia.
sosial maupun individual, hak asasi Menurut Prof. Koentjoro
manusia hanya dipahami sebagai “hak ku” Poerbopranoto, hak asasi manusia adalah
tanpa memperdulikan hak orang lain. suatu hak yang bersifat mendasar. Hak
Pengertian hak asasi manusia dipahami yang dimiliki manusia sesuai dengan
terlalu sempit sebagai sarana untuk kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa
melindungi rakyat dari tindakan sewenang- dipisahkan sehingga bersifat suci.
wenang atau terhadap penyalahgunaan Dari beberapa pengertian tersebut,
kekuasaan negara. Namun sesungguhnya dapat kita simpulkan bahwa hak asasi
pelanggaran hak asasi manusia dapat manusia merupakan sebuah anugerah yang
dilakukan oleh siapapun dan semua orang telah diberikan oleh Tuhan sejak kita
dapat berpotensi untuk melakukan dilahirkan didunia ini, yang dapat
pelanggaran hak asasi manusia. Seperti melindungi harkat dan martabat kita
kekerasan terhadap anak yang dilakukan sebagai manusia. Karna hak merupakan
oleh orang tuanya, penyiksaan atau sesuatu yang diberikan secara langsung
penganiayaan yang dilakukan oleh suami oleh Tuhan, maka hanya Tuhan pula yang
terhadap istrinya, perlakuan diskriminatif dapat mengambilnya. Maka dari itu hak
yang dilakukan oleh masyarakat, dan asasi manusia sangat dilindungi dan diatur
masih banyak lagi. dalam peraturan serta diperhatikan
pelaksanaannya.
1. Hak Asasi Manusia Pada masa pemerintahan Soeharto,
Dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang Undang terdapat banyak sekali kasus pelanggaran
No.39 Tahun 1999 dijelaskan bahwa Hak hak asasi manusia. Diisukan bahwa puncak
Asasi Manusia adalah hak yang melekat dari pelanggaran hak asasi manusia yaitu
pada hakikat dan keberadan manusia selama berlangsungnya masa orde baru,
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa bahkan masih banyak kasus yang sampai
dan merupakan anugerahNya yang wajib detik ini tidak tersentuh hukum. Namun
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi pelanggaran hak asasi manusia sudah
oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap dikenal Indonesia semenjak adanya Partai
orang demi kehormatan serta perlindungan Komunis Indonesia, dimana banyak warga
harkat dan martabat manusia. Indonesia yang menjadi korban
Menurut Prof. Meriam Boedihadjo pembantaian Partai Komunis Indonesia.
hak asasi manusia adalah hak yang Salah satu contoh pelanggaran hak
dimiliki manusia yang telah diperoleh dan asasi manusia yaitu diskriminasi terhadap
dibawanya bersamaan dengan kaum minoritas. Dalam Kamus Besar
kelahiran/kehadirannya didalam kehidupan Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
masyarakat. minoritas yaitu golongan sosial yang
John Lock mengungkapkan bahwa jumlah warganya jauh lebih kecil jika
hak asasi manusia adalah hak yang dibandingkan dengan golongan lain dalam
langsung diberikan oleh Tuhan kepada suatu masyarakat. Komnas HAM memiliki
manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh ruang lingkup kelompok minoritas yang
sebab itu tidak ada kekuatan didunia ini ada di Indonesia, yaitu:
yang bisa mencabutnya. HAM memiliki 1) Kelompok Minoritas Ras
sifat mendasar dan suci. Beberapa ras yang mendapat
Pengertian HAM menurut Jan perhatian khusus dari Komnas
Materson adalah hak-hak yang ada pada HAM yaitu Tionghoa, etnis-

Page 3|7
agama seperti Sikh, Yahudi, kenyataannya, pelaksanaannya masih jauh
Tao dan lainnya. dari kata sesuai berdasarkan peraturan
2) Kelompok Minoritas Etnis yang sudah melekat terhadap pelanggaran
Definisi etnis dapat dipahami hak asasi manusia. Padahal sudah jelas
sebagai penggolongan manusia tertulis dalam Undang-Undang Nomor 26
berdasarkan kepercayaan, Tahun 2000 mengenai Pengadilan Hak
kebiasaan, adat istiadat, norma Asasi Manusia dijelaskan bahwa
bahasa, sejarah, geografis dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia
hubungan kekerabatan. terutama dalam kategori “berat” tidak
3) Kelompok Minoritas Agama berlaku surut atau tidak ada masa
dan Keyakinan kadaluarsa. Sehingga meskipun dalam
Negara melakukan aturan normatif pelanggaran Hak Asasi
pengutamaan pada enam agama Manusia baru secara tegas diatur pada
yang disebut dalam penjelasan tahun 2000, namun sangat diharapkan
Pasal 1 Undang-Undang bahwa kasus pelanggaran Hak Asasi
Nomor 1/PNPS/1965, yang Manusia yang terjadi ditahun sebelumnya
memberikan jaminan dapat diselesaikan sampai tuntas dan
kebebasan dan fasilitas serta dengan seadil-adilnya.
bantuan dan perlindunga. Pada Konstitusi Republik Indonesia
TAP MPR Nomor Undang-Undang Dasar 1945 menjamin
IV/MPR/1978 mengenai Garis- Hak Asasi Manusia yang telah diatur
Garis Besar Haluan Negara dalam Pasal 28A-28J. Didalamnya
(GBHN) telah menegaskan dijelaskan bahwa Hak Asasi Manusia
bahwa “aliran kepercayaan sangat dijunjung tinggi bagi setiap orang.
tehadap Tuhan Yang Maha Esa Akan tetapi pelanggaran Hak Asasi
tidak merupakan agama. Hal Manusia nyatanya sudah terjadi semenjak
tersebut merupakan suatu Indonesia dijajah yang berlanjut hingga
tindakan diskriminatif bagi saat ini. Padahal seperti yang tadi sudah
beberapa orang atau kelompok. disebutkan, Hak Asasi Manusia sudah
4) Kelompok Penyandang dijamin dalam konstitusi merupak hak
Disabilitas yang paling hakiki dan harus dijamin
Dalam hal ini merupakan keberadaannya. Dan juga warga wajib
mereka yang memiliki untuk melindungi warga negaranya dari
keterbatasan fisik, mental, pelanggaran Hak Asasi Manusia.
intelektual atau sensorik dalam
jangka waktu yang lama.
5) Kelompok Minoritas 2. Penegakan Hukum di Era Reformasi
Berdasarkan Identitas, Gender Indonesia merupakan negara hukum.
dan Orientasi Seksual Negara yang berdasar atas hukum berarti
Fokus pembahasan ini hukum merupakan pengakuan dan aplikasi
ditujukan bagi kelompok supremasi hukum atau rule of law.
LGBT (Lesbian, Gay, Implementasi dari rule of law disini
Biseksual, Transgender dan merupakan sebuah aturan yang
Interseksual) yanng sering menitikberatkan pada pembatasan-
dianggap sebagai hal yang pembatasan kekuasaan agar tidak terjadi
menyimpang. absolutsime yang dapat bertentangan
dengan undang-undang dasar. Pengaturan
Saat ini penegakan hukum terhadap dan pembatasan kekuasaan harus terlihat
kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam suatu peraturan yang berintikan
masih menjadi cita-cita. Karena pada

Page 4|7
keadilan. Maksud keadilan disini masyarakat yang dapat mengetahui mana
merupakan salah satu syarat akan hak dan kewajibannya sebagai warga
keberhasilan pembangunan, seperti yang negara.
tdiamatkan dalam Pembukaan Undang- Sejak awal peradaban manusia,
Undang Dasar 1945 pada alinea terakhi. masalah keadilan merupakan masalah yang
Amanat yang dimaksud yaitu melindungi selalu dituntutkan. Sehingga seluruhumat
segenap bangsa Indonesia, memajukan manusia sejatinya mendambakan keadilan
kesejateraan umum, mencerdaskan hadir ditengah-tengah kehidupa. Lalu
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan keadilan mulai muncul dibarengi dengan
ketertiban umum, yang berdasarkan lahirnya konsep keadilan dengan berbagai
perdamaian abadi dan keadilan sosial. macam rupa. Karena masing-masing
Indonesia sebagai negara yang konsep memiliki kelebihan dan
mengakui supremasi hukum membawa kekurangannya, bahkan beberapa konsep
konsekuensi bahwa pemerintahannya yang memiliki lebih banyak kekurangan,
harus; (1) Menjunjung tinggi hak asasi maka dalam penerapan keadilan ini pun
manusia dan menjamin warganya atas ditanggapi banyak pihak dengan nada
keadilan dalam hukum dan pemeritahan, skeptis. Terutama dalam penegakan
serta wajib menjunjung tinggi hukum dan hukum. Sebab beberapa orang
pemerintahan itu sendiri. (2) Memegang beranggapan keadilan hanya milik orang
teguh asas legalitas dalam semua aspek tertentu saja, seperti pemegang kekuasaan
kehidupan kenegaraan yang didalamnya politik, keturunan bangsawan, dan lain-
meliputi aspek politik, sosial budaya, lain. Namun keadilan juga tidak bisa
ekonomi dan pertahanan keamanan. Kedua didapat dengan hanya bersifat pasif, akan
hal tersebut merupakan ciri-ciri negara tetapi keadilan itu ada apa bila kita
hukum yang menjunjung tinggi hak asasi berpikir dan memperjuangkan keadilan itu
manusia yang berarti hak asasi manusia sendiri.
merupakan prioritas utama. Adanya kesenjangan dalam perlakuan
Jika diperhatikan lagi, kondisi objektif dibidang penegakan hukum, jelas
hukum dalam negara hukum Indonesia bertentangan dengan arti keadilan itu
yang menjunjung tinggi supremasi hukum, sendiri. Seperti yang dijelaskan
maka dapat disimpulkan masih jauh dari Aristoteles, pantas adalah suatu bentuk
kenyataan. Banyaknya kasus korupsi, sama; yaitu menerapkan prinsip bahwa
nepotisme, diskriminasi, kekerasan, kasus sama seharusnya diperlakukan
kerusuhan yang didalamnya diikutin dengan cara yang sama dan kasus berbeda
dengan tindakan penganiayaan, diperlakukan dengan cara yang berbeda.
pembunuhan, pencurian, pemerkosaan Disinilah seharusnya penegak hukum
pada semua tingkatan masyarakat, hal terutama para hakim berperan untuk
tersebut merupakan bukti bahwa buruknya memaknai hukum dengan nilai-niai
kepercayaan masyarakat terhadap moralitas dan keadilan.
pemerintah dan penegak hukum Indonesia. Keterpurukan hukum di Indonesia
Penegakan dan penerapan hukum diakibatkan oleh rendahnya tingkat
merupakan tugas pemerintah yang kepercayaan masyarakat terhadap
diserahkan kepada institusi dan aparat pemerintah secara umum dan khususnya
penegak hukum yang juga membutuhkan aparat penegak hukum. Maka dari itu
dukungan masyarakat secara keseluruhan diperlukan kesadaran hukum, berbangsa
sebagai tempat berlakunya hukum. dan bernegara yang berdasarkan padai
Penegak dan penerapan hukum hanya akan nilai-nilai moral, kultural dan spiritual dari
berjalan didalam pemerintahan dan seluruh komponen bangsa. Begitu pula
masyarakat yang demokratis serta perilaku aparat penegak hukum,

Page 5|7
mencangkup polisi, pengacara, jaksa dan dilakukan jika masyarakatnya memahami
hakim agar dapat mengembalikan apa yang menjadi hak dan kewajibannya.
kepercayaan masyarakat, menjalankan Keterpurukan hukum di Indonesia terjadi
tugasnya lebih banyak bertanya pada hati karna kurangnya kepercayaan masyarakat
nurani dibanding pada perutnya. Artinya terhadap pemerintah dan penegak hukum,
hukum di Indonesia sudah saatnya maka dari itu diharapkan akan pemerintah
dikembalikan pada akar moralitasnya. dan aparat penegak hukum agar dapat
membangun rasa kepercayaan masyarakat
Indonesia.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia merupakan 2. Saran
anugerah yang diberikan Tuhan sejak kita Meskipun kasus pelanggaran hak
lahir, yang dapat melindungi harkat dan asasi manusia selalu saja mengundang
martabat kita sebagai manusia, yang harus suatu perdebatan, namun diharapkan
dilindungi, dihormati dan dijunjung tinggi agar peradilan berjalan dengan objektif
oleh negara. dan adil. Pada era reformasi seperti
Indonesia merupakan negara hukum, sekarang ini, pelanggaran hak asasi
sebagai negara hukum seharusnya manusia seperti apapun bentuknya,
Indonesia menjunjung tinggi hak asasi harus dapat diproses di peradilan, maka
manusia. Namun pada kenyataanya dapat perlu juga dibuat sarana yang
dilihat bahwa masih maraknya kasus mendukung masalah penegakan hak
pelanggaran hak asasi manusia baik asasi manusia.
pelanggaran ringan maupun berat. Apabila Untuk keluar dari keterpurukan
proses upaya penyelesaian melalui hukum saat ini, dibutuhkannya
pengadilan dapat berjalan dengan adil, kesadaran hukum, kesadaran berbangsa,
maka akan menjadi tonggak sejarah bernegara yang bersandarkan pada
perjuangan akan hak asasi manusia bagi nilai-nilai moral dari seluruh komponen
bangsa dan negara Indonesia. bangsa. Diperlukan pula usaha
Penegakan hukum dan penerapan pemerintah serta aparat penegak hukum
hukum merupakan tugas utama untuk mengembalikan rasa kepercayaan
pemerintah. Hal tersebut hanya bisa masyarakat Indonesia.

Page 6|7
DAFTAR PUSTAKA

Abrar Saleng. 11 Januari 2004. Penegakan Hukum dalam Era Reformasi.

Haryanto. Pancasila Sebagai Satu-Satunya Asas Politik Tidak Bertentangan Dengan Hak
Asasi Manusia. Universitas Terbuka.

Laras Astuti.2 Juni 2016. Penegakan Hukum Pidana Indonesia Dalam Penyelesaian
Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Universitas MuhammadiyahYogyakarta

Bambang Heri Supriyanto. Maret 2014. Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia
(HAM) Menurut Hukum Positif di Indonesia. Jakarta. Al-Azhar Indonesia.

Danang Risdiarto.17 April 2017. Perindungan Terhadap Kelompok Minoritas di Indonesia


Dalam Mewujudkan Keadilan dan Persamaan di Hadapan Hukum. Cililitan, Jakarta
Timur.

Yustika. Desember 2004. Media Hukum dan Keadilan. Unversitas Surabaya.

Agus Budi Susilo. September 2014. Penegakan Hukum Yang Berkeadilan Dalam Perspektif
Filsafat Hermeneutika Hukum: Suatu Alternatif Solusi Terhadap Problematika
Penegakan Hukum di Indonesia. Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta.

Page 7|7

Anda mungkin juga menyukai