PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu peradaban kuno terbesar dan tercanggih tumbuh di sepanjang
Sungai Indus. Peternak dari Pegunungan Balukistan telah lama membawa hewan
ternak mereka turun ke lembah sungai saat musim dingin dan berdagang logam
mulia dengan suku setempat. Sekitar 4000 SM mereka mulai menetap di sana.
Mereka membangun kota kecil lalu juga kota besar. Kota terbesar adalah
Mohenjodaro dan Harrapa. Tiap kota ini berpenduduk 40.000 jiwa, sehigga
menjadi kota terbesar di dunia kala itu. Jalan-jalannya dirancang secara grid
membentuk blok-blok rumah mewah beratap datar dengan sumur air bersih dan
pipa got pembuangan. Penduduknya dapat membaca dan menulis, walau sekarang
kita tidak mengerti bahasanya. Tidak diketahui apa yang terjadi dengan kedua
kota ini sehingga pada 1700 SM penduduk meninggalkan kota dan peradaban
megah ini sirna.
Berdasarkan uraian di atas, peradaban lembah Sungai Indus sangat
menarik untuk untuk dikaji lebih lanjut. Oleh sebab itu penulis menyusun makalah
yang berjudul “Sejarah Peradaban Lembah Sungai Indus”. Pembatasan kajiannya
dibatasi hanya pada masa peradaban lembah Sungai Indus hal ini dikarenakan,
agar bidang yang dikaji tidak keluar dari topik yang telah ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah peradaban lembah Sungai Indus?
2. Bagaimana sistem yang dijalankan pada peradaban tersebut?
3. Apa yang mengakibatkan berakhirnya peradaban Sungai Indus?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah peradaban lembah Sungai Indus.
2. Untuk mengetahui sistem yang dijalankan pada peradaban tersebut.
3. Untuk mengetahui alasan-alasan berakhirnya peradaban Sungai Indus.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu
bangsa Arya belum sampai India. Waktunya adalah 2500 sebelum masehi, bangsa
Troya mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya
2
didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum masehi, suku Arya baru
menjejakkan kaki di bumi India Kuno.
3
kuno terhadap bangkit dan musnahnya budaya Harappa, telah menambah sebuah
misteri pada peradaban India.
4
sekarang belum bisa dibaca, sehingga misteri yang ada di balik itu semua belum
terungkap.
Benda-benda lain yang ditemukan di kawasan Mohenjodaro-Harappa
adalah bermacam-macam periuk belanga yang sudah dibuat dengan teknik tuang
yang tinggi. Selain itu ditemukan juga benda-benda yang terbuat dari porselin
Tiongkok yang diduga digunakan sebagai gelang, patung-patung kecil, dan lain-
lain. Dari hasil penggalian benda, dapat diasumsikan bahwa teknik menuang
logam yang telah mereka lakukan sudah tinggi. Mereka dapat membuat piala-
piala emas. Mereka dapat membuat piala-piala emas, perak, timah hitam, tembaga,
maupun perunggu. Penduduk Mohenjodaro-Harappa sudah mampu membuat
perkakas hidup berupa benda tajam yang dibuat dengan baik. Namun, senjata
seperti tombak, ujung anak panah, ataupun pedang, sangat rendah mutu buatannya.
Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk Mohenjodaro-Harappa merupakan
orang-orang yang cinta damai, atau dengan kata lain tidak suka berperang. Pada
masa ini pula, diduga masyarakat Mohenjodaro-Harappa telah mengenal hiburan
berupa tari-tarian yang diiringi genderang. Di tempat penggalian ini juga
ditemukan alat-alat permainan berupa papan bertanda serta kepingan-kepingan
lain. Masyarakat Mohenjodaro-Harappa telah mempunyai tata kota yang sangat
baik. Masyarakat pendukung kebudayaan ini juga dikenal mempunyai sistem
sanitasi yang amat baik. Mereka mempunyai tempat pemandian umum, yang
dilengkapi dengan saluran air dan tangki air di atas perbentengan jalan-jalan
utama.
4. Sistem kepercayaan
Sama halnya dengan sistem kepercayaan bangsa Mesir dan Mesopotamia,
tumbuh dan berkembangnya sistem kepercayaan masyarakat lembah Sungai Indus
selalu berkaitan dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya. Kebudayaan
agraris yang dikembangkan masyarakat lembah Sungai Indus telah melandasi
kepercayaan yang mereka anut. Untuk itu, masyarakat lembah Sungai Indus
sangat mengagungkan dan memuja akan kesuburan. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya sejenis patung "Dewi Ibu" yang terbuat dari tanah liat. Patung dewi
Ibu dipercayai sebagai perwujudan dari dewi kesuburan.
5
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah manusia berwajah tiga
dan binatang yang banyak ditemukan dalam cap stempel. Diduga cap stempel
manusia berkepala tiga ini adalah dewa utama mereka yang pada perkembangan
selanjutnya menjadi Dewa Syiwa dalam agama Hindu.
Para ilmuan percaya bahwa para imam, seperti patung pria berjenggot dari
Mahenjodaro, mungkin juga memimpin kota dan memiliki kekuasaan besar. Dewi
Pertiwi barang kali dipuja di rumah dan di kuil kecil setempat (karena tidak
ditemukan kuil besar untuk dewi ini). Dewa bertanduk yang duduk di singgasana
juga dipuja. Peninggalan altar pembakaran menunjukkan bahwa pengorbanan
hewan juga merupakan hal penting. (Adams, 2007:19)
6
dan di tangga-tangga yang menuju tempat pemandian umum ataupun jalanan
umum. Bentuk dan sikap fisik yang menggeliat, mengindikasikan adanya
serangan, apalagi jika melihat adanya bagian tulang leher yang terbawa ke bagian
kepala, ketika kepala itu terlepas dari tubuh.
Sejak 1500 SM, peradaban Mohenjodaro-Harappa runtuh, tidak lama
setelah bangsa Arya itu memasuki wilayah India lewat Iran. Sejak saat itu,
dimulailah masa baru dalam perkembangan kebudayaan India di bagian utara.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di India pernah berlangsung sebuah yaitu peradaban Lembah Sungai
Indus (2300 SM). Sisa peradaban Lembah Sungai Indus ditemukan
peninggalannya di dua kota, yaitu Mohenjodaro dan Harappa. Penghuninya
dikenal dengan suku bangsa Dravida. Penggalian-penggalian di situs
Mohenjodaro-Harappa, mengungkapkan bahwa pendukung peradaban ini telah
memiliki tingkat peradaban yang tinggi. Buktinya adalah pada peninggalan
bangunan dan tata kota yang sangat baik serta sistem-sistem yang diterapkan telah
tinggi yang bisa kita ketahui melalui peninggalan-peninggalan yang ada. Akhir
peradaban ini sangatlah misterius. Banyak teori-teori yang berusaha
mengungkankan sebab hilangnya peradaban ini, contohnya, teori kekeringan, teori
wabah penyakit dan teori kedatangan bangsa Arya.
8
DAFTAR PUSTAKA