penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanski administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan. Wajib Pajak yang tidak berhak (dikecualikan) untuk memperoleh Tax Amnesty adalah Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan, dalam proses peradilan atau menjalani hukum pidana atas tindakan pidana di bidang perpajakan.
2. Dalam proses penyidikan pajak, jelaskan tentang:
a. Siapa yang melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan? Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya dapat dilakukkan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan. b. Bagaimana mekanisme penghentian penyidikan? 1. Penyidik mengentikan penyidikan dalam hal tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan, atau penyidikan dihentikan karena peristiwanya telah kadaluarsa, atau tersangka meninggal dunia. 2. Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu enam bulan sejak tanggal surat permintaan. 3. Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada poin 2 diatas hanya dilakukkan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembaikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar empat kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan. 3. Menurut Perpu Nomor 1 Tahun 2020 Pasal 5 ayat 1 : Penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a berupa penurunan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf b Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan menjadi:
a. sebesar 22 % (dua puluh dua persen) yang berlaku pada Tahun Pajak 2O2O dan Tahun Pajak 2O2l; dan b. sebesar 2O % (dua puluh persen) yang mulai berlaku pada Tahun Pajak 2022.