Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

(STIKIM)

Alamat : Jl. Harapan No.50 RT 02 / RW 07, Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa


Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 12610

Laporan Pendahuluan : Isolasi Sosial


Nama Mahasiswa : Badru Salam
NPM : 18200100036
Pembimbing : Ns. Ahmad RIzal, M.Kes
Program Profesi : Stase Keperawatan Jiwa
Jenis Kegiatan : Laporan Pendahuluan

I. Kasus (Masalah Utama)


Isolasi sosial
Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk
membagi perasaan,pikiran,prestasi,atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain,yang di manifestasikan dengan sikap
memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan
orang lain (Balitbang, 2007).
Merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran, dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan
dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan
tidak sanggup berbagi pengalaman (Balitbang, 2007).
Merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan maupun komunikasi dengan orang lain (Rawlins, 1993)
Jadi kesimpulannya dari para ahli diatas yakni isolasi sosial adalah keadaan dimana
seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak terima, kesepian dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
II. Proses Terjadinya Masalah

Pattern Of Ineffective Coping Lack Of Stressor Internal


Parenting (Koping individu Development Task And External
(Pola asuh tidak efektif) (Gangguan Tugas (Stress internal
keluarga) perkembangan) dan eksternal)

Misalnya : Misalnya : Misalnya : Misalnya :


Pada anak yang Saat individu Kegagalan menjalin Stress terjadi
kelahirannya tidak menghadapi hubungan intim akibat ansietas
di kehendaki akibat kegagalan, dengan sesama jenis yang
kegagalan KB, menyalahkan orang atau lawan jenis, berkepanjangan
hamil diluar nikah, lain, tidak mampu dan terjadi
jenis kelamin yang ketidakberdayaan, mandiri dan bersamaan
tidak diinginkan, menyangkal tidak menyelesaikan dengan
bentuk fisik kurang mampu tugas, bergaul, keterbatasan
menawan menghadapi bekerja , sekolah kemampuan
menyebabkan kenyataan dan menyebabkan individu untuk
keluarga menarik diri dari ketergantungan pada mengatasinya,
mengeluarkan lingkungan, terlalu orang tua, rendahnya ansietas terjadi
komentar negative, tingginya self ideal ketahanan terhadap akibat berpisah
merendahkan dan dan tidak mampu berbagai kegagalan. dengan orang
menyalahkan anak. menerima realitas terdekat,
dengan rasa syukur hilangnya
pekerjaan atau
orang yang
dicintai.

Harga Diri Rendah


Isolasi Sosial
A. Faktor Predisposisi
1. Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahap tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus di
penuhi agar tidak terjadi perkembangan yang harus di penuhi agar tidak terjadi
gangguan dalam hubungan social.
Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat
fase perkembangan social nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
Tahap Perkembangan Tugas

Masa Bayi Menetapkan rasa percaya

Masa Bermain Mengembangkan otonomi dan awal perilaku


mandiri

Masa Prasekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung


jawab, dan hati nurani

Masa Sekolah Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan


berkompromi

Masalah Praremaja Menjalin hubungan intim dengan teman sesama


jenis kelamin

Masa Remaja Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau


bergantung pada orang tua

Masa Dewasa Muda Menjadi saling bergantung antara orang tua dan
teman, mencari pasangan, menikah, dan
mempunyai anak

Masa Tengah Baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah


dilalui

Masa Dewasa Tua Berduka karena kehilangan dan


mengembangkan perasaan keterikatan dengan
budaya
2. Faktor Komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan factor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan social. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidak jelasan (double bind) yaitu suatu
keadaan di mana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam
keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar
keluarga.
3. Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu
factor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini di sebabkan
oleh norma-norma yang salah di anut oleh keluarga di mana anggota yang tidak
produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat di asingkan
dari lingkungan sosialnya.
4. Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu factor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan social. Organ tubuh yang dapat memengaruhi terjadinya
gangguan hubungan social adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang
mengalami struktur perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah
kortikal.
B. Faktor Presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan social yang dapat menimbulkan oleh factor internal dan
eksternal seseorang factor stresorpresipitasi dapat di kelompokan sebagai berikut.
1. Faktor Eksternal
Contohnya adalah stressor social budaya, yaitu stress yang di timbulkan oleh factor
social budaya seperti keluarga.
2. Faktor Internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansistensi yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk mengatasi. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan
orang terdekat atau tidak terpenuhi kebutuhan individu.

C. Rentang Respon
Respon Adaptif ResponMaladaptif

Solitude
Kesepian Manipulsif
Otonomi
Menarik diri Impulsive
Kebersamaan
Ketergantungan narkisisme
Saling ketergantungan

Berikut ini akan di jelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi social
1 Respons Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat di terima oleh norma-norma social
budaya secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu masih dalam batas
normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk
respon adaptif.
a. Solitude adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk menentukan apa yang
telah dilakukan, dilindungi sosialnya dan merupakan suatu cara untuk
menentukan langkah selanjutnya.
b. Otonomi adalah kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide-ide pikiran dan perasaan dalam berhubungan social
c. Kebersamaan adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana
individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima
d. Saling Ketergantungan adalah ketergantungan antara individu dengan orang
lain dalam membina hubungan interpersonal
2 Respon Maladaptife
Respon maladaptive adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon
maladaptife.
a. Manipulasi
1) orang lain diperlakukan seprti objek
2) hubungan terpusat pada masalah pengendalian
3) individu berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasi
pada orang lain
b. Narkisisme
1) harga diri yang rapuh
2) secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian
3) sikap egosentris
4) pencemburu
5) marah jika orang lain tidak mendukung
c. Impulsif
1) tidakmampu merencanakan sesuatu
2) tidak mampu belajar dari pengalaman
3) penilaian yang buruk
4) tidak dapat diandalkan
D. Mekanisme Koping
Menurut Stuart (2007, hlm. 281) individu yang mengalami respon sosial maladaptif
menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas.Mekanisme
tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik yaitu sebagai
berikut:
1. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisocial
a. Proyeksi merupakan keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan
emosikepada orang lain karena kesalahan sendiri. (Rasmun, 2004, hlm. 35)
b. Spliting atau memisah merupakan kegagalan individu dalam
menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk. (Rasmun, 2004, hlm.
36)
2. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang
a. Splitting
b. Formasi reaksi
c. Proyeksi
d. Isolasi merupakan perilaku yang menunjukan pengasingan diri dari lingkungan
dan orang lain. (Rasmun, 2004, hlm. 32)
e. Idealisasi orang lain
f. Merendahkan orang lain
g. Identifikasi proyeksi

III. Pohon Masalah

Resiko Gsp:HALUSINASI

ISOLASI SOSIAL

HARGA DIRI RENDAH

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


A. Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
B. Data yang perlu dikaji
Data Subjektif :
1. Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain.
2. Klien mengatakan dirinya tidak ingin di temani perawat dan meminta untuk
sendirian.
3. Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain
4. Data tentang klien biasanya di dapat dari keluarga yang mengetahui keterbatasan
klien (suami,istri,anak,ibu,ayah,atau teman dekat).
Data Objektif :
1. Kurang spontan
2. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
3. Ekspresi wajah kurang berseri
4. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
5. Isolasi diri
6. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar
7. Asupan makanan dan minuman terganggu
8. Retensi urine dan feses
9. Aktifitas menurun
10. Kurang berenergi atau bertenaga
11. Postur tubuh berubah,misalnya sikap fetus atau janin (khususnya pada posisi tidur)
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC
Keliat, Budi Anna. 1999. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial : Menarik Diri.
Jakarta : FIK UI
Hartono, Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai