Anda di halaman 1dari 2

Cacing tanah 

adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi


dalam filum Annelida. Mereka umumnya ditemukan hidup di tanah, memakan
bahan organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya.
Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki sistem
transportasi ganda terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom yang berisi
cairan dan sistem peredaran darah tertutup sederhana. Memiliki sistem saraf pusat
dan perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari dua ganglia atas mulut, satu di kedua sisi,
terhubung ke tali saraf berlari kembali sepanjang panjangnya ke neuron motor dan
sel-sel sensorik di setiap segmen. Sejumlah besar kemoreseptor terkonsentrasi di
dekat mulutnya. Otot melingkar dan longitudinal di pinggiran setiap segmen
memungkinkan cacing untuk bergerak. Set yang sama otot garis usus, dan tindakan
mereka memindahkan makanan mencerna menuju anus cacing.[2]
Cacing tanah adalah hermafrodit - masing-masing individu membawa kedua organ
seks pria dan wanita. Mereka tidak memiliki kerangka internal atau eksoskeleton, tetapi
mempertahankan struktur mereka dengan ruang coelom cairan yang berfungsi
sebagai rangka hidrostatik.
"Cacing tanah" adalah nama umum untuk anggota terbesar dari Oligochaeta (yang
merupakan kelas atau upakelas tergantung pada penulis). Dalam sistem klasik,
mereka ditempatkan dalam ordo Opisthopora, atas dasar pori-pori jantan membuka
posterior ke pori-pori betina, meskipun segmen jantan internal anterior ke betina.
Studi kladistik teoretis telah menempatkan mereka, sebaliknya, dalam subordo
Lumbricina dari ordo Haplotaxida, tetapi ini mungkin lagi segera berubah.

Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.[butuh rujukan] Klitelumnya


terletak pada segmen 14-16.[butuh rujukan] Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris
berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing
merah, cacing koot dan cacing kalung.[butuh rujukan]

Cacing tanah memiliki peran penting dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara untuk
membentuk lapisan tanah yang bernutrisi. Mereka melakukannya dengan memakan sisa-
sisa tanaman, seperti akar yang mati, daun yang rontok, rumput, dan kompos. Hal ini
memungkinkan tanah yang banyak dihuni cacing tanah memiliki struktur lebih gembur, serta
kualitas yang lebih subur dan produktif. Salah satu fungsi utama cacing tanah yang
signifikan bagi kelestarian lingkungan adalah melalui kemampuannya dalam meningkatkan
drainase tanah. Tanah yang ditempati cacing tanah memiliki daya serap air hingga 10 kali
lipat lebih tinggi. Lorong-lorong yang dibuat oleh cacing ini juga bermanfaat sebagai ruang
aliran materi-materi alami yang dapat menyuburkan tanah dengan dibantu oleh air hujan.

Selain itu, ada manfaat cacing tanah lainnya yang berhubungan langsung dengan
kesehatan tubuh manusia, di antaranya:
 Sumber nutrisi
Mungkin sulit dibayangkan jika cacing tanah dijadikan sebagai sumber nutrisi tubuh.
Saat melihat cacing tanah, tidak sedikit yang jijik. Namun, kenyataannya sebuah
penelitian mengungkapkan bahwa binatang ini mengandung vitamin dan mineral,
seperti zat besi dan kalsium, dengan konsentrasi yang tinggi.Dari penelitian tersebut,
diketahui juga bahwa cacing tanah memiliki kandungan protein hingga 60-70 persen
di dalam tubuhnya dan sedikit lemak. Bahkan, kandungan asam amino dalam cacing
tanah mencapai 78-79 gram  tiap liter. Dengan kandungan nutrisi yang berlimpah
tersebut, tidak heran cacing tanah dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan
bernutrisi tinggi, misalnya pada masyarakat kuno di Tiongkok dan India.

 Obat alami untuk mengatasi peradangan


Berbagai studi ilmiah pun telah mengamati efek cacing tanah terhadap peradangan,
proses oksidasi, hematologi, dan indikator serum biokimia. Binatang pengurai ini juga
mengandung senyawa organik bernama lumbrokinase, yang memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah mengurangi peradangan yang
diakibatkan oleh hiperkoagulasi. Saat ini, senyawa tersebut sudah cukup sering
digunakan sebagai bahan suplemen makanan.

 Obat alami untuk mengatasi gangguan sistem saraf


Sebuah penelitian menemukan, bahwa cacing tanah jenis Pheretima
aspergilum memiliki peran pada regenerasi sel saraf. Penelitian tersebut juga
menyatakan bahwa cacing tanah berpotensi memperbaiki jalur sinyal pada sel
Schwann. Sel ini merupakan bagian yang memiliki peran penting dalam
penyembuhan saraf yang rusak.Dalam penelitian lain, para ilmuwan mengamati
manfaat biokimia dari ekstrak cacing tanah terhadap perbaikan sistem saraf.
Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak cacing tanah
jenis Lumbicrus dapat meningkatkan regenerasi sel saraf yang rusak. Namun,
temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Sebagai catatan, Lumbicrus adalah jenis
cacing tanah yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional bangsa Tiongkok.

Manfaat lainnya dari cacing tanah adalah sebagai agen pengawas polusi tanah.
Cacing tanah merupakan organisme yang mampu menumpuk bahan-bahan tertentu
dalam tubuhnya. Dengan demikian, cacing tanah bisa menjadi agen hidup yang
sangat baik dalam mengawasi perkembangan polusi tanah di mana dia hidup.

Ini penting dalam kegiatan pelestarian alam karena dengan menganalisis kandungan
polutan dalam tubuh cacing tanah, dapat ditentukan tindakan yang perlu dilakukan
dalam memperbaiki kondisi tanah yang tercemar.

Banyak manfaat keberadaan cacing tanah terhadap lingkungan dan kesehatan


tubuh manusia, yang tidak dapat diremehkan. Meski demikian, cacing tanah juga
bisa menimbulkan penyakit. Karena itu, tidak disarankan berjalan tanpa alas kaki di
tanah dan mencuci tangan setelah kontak dengan tanah

Anda mungkin juga menyukai