doi https://doi.org/10.20886/jppdas.2020.4.1.53-62
ABSTRACT
Information about rainfall fluctuations is essential especially for local people who are still
depend on natural resources. This study aims to analyze rainfall pattern in the upper stream
of Bengawan Solo Watershed. This information can be used as a basis for water resources
utilization planning. We analyze the rainfall data from 14 rain gauge stations descriptively to
determine rainfall fluctuations and seasonal shifts. Annual rainfall in the upper stream of
Bengawan Solo Watershed varies between 1,433.5 mm to 3,231.2 mm with an average of
2,224.6 mm. The beginning of the rainy or dry seasons did not change, however, the
duration of the rainy season increased from 7 months (October-April) in 1990-1998 and
1999-2007 to 8 months (October-May) in 2008-2016. About 90% of rainfall was
concentrated in the rainy season. Rainwater harvesting should be done to reduce runoff in
the rainy season as well as efforts to provide water resources in the dry season.
ABSTRAK
Informasi mengenai fluktuasi hujan sangat penting terutama bagi masyarakat lokal yang
masih bergantung pada sumberdaya alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pola hujan di bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Informasi ini dapat
digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pemanfaatan sumberdaya air. Data curah
hujan tahun 1990-2016 dari 14 stasiun penakar hujan dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui fluktuasi hujan dan pergeseran musim. Curah hujan tahunan di hulu DAS
Bengawan Solo bervariasi antara 1.433,5 mm hingga 3.231,2 mm dengan rerata mencapai
2.224,6 mm. Tidak terjadi perubahan awal musim hujan maupun musim kemarau, namun
demikian durasi musim hujan mengalami peningkatan dari 7 bulan (Oktober-April) pada
periode 1990-1998 dan 1999-2007, bertambah menjadi 8 bulan (Oktober-Mei) pada periode
2008-2016. Sebesar 90% curah hujan terkonsentrasi pada musim hujan. Pemanenan air
hujan dapat dilakukan untuk mengurangi runoff di musim hujan sekaligus sebagai upaya
penyediaan sumberdaya air di musim kemarau.
Kata kunci: Curah hujan; Pergeseran musim; Sumberdaya air; Bengawan Solo
@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 53
Pola Hujan di bagian Hulu Daerah Aliran Sungai………………………………………….…… (Diah Auliyani dan Nining Wahyuningrum)
54 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 53-62
Gambar (Figure) 1. Letak penakar hujan di bagian hulu DAS Bengawan Solo (Rainfall station position in the
upperstream of Bengawan Solo Watershed)
Sumber (Source) : Analisis data (Data analysis), 2019
@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 55
Pola Hujan di bagian Hulu Daerah Aliran Sungai………………………………………….…… (Diah Auliyani dan Nining Wahyuningrum)
mendapatkan besarnya hujan wilayah hulu Schmidt dan Ferguson, bulan basah
DAS Bengawan Solo dilakukan dengan memiliki curah hujan lebih dari 100 mm,
menggunakan metode Polygon Thiessen. sedangkan curah hujan kurang dari 60 mm
Curah hujan di hulu DAS Bengawan Solo dikategorikan sebagai bulan kering. Curah
dihitung menggunakan Persamaan 1, hujan diantara keduanya merupakan bulan
dimana R adalah curah hujan (mm), lembab atau pancaroba (Hermawan,
sedangkan Rn adalah curah hujan dari 2010).
stasiun penakar (mm), dan An adalah luas
daerah yang diwakili oleh stasiun penakar III. HASIL DAN PEMBAHASAN
(km2). Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan
Solo bagian hulu memiliki tipe curah hujan
……….(1)
monsoonal. Tipe hujan ini memiliki satu
puncak musim kemarau dan satu puncak
musim hujan dengan perbedaan yang jelas
C. Metode Penelitian
antara kedua musim tersebut (Mamenun
Dalam penelitian ini disajikan analisis et al., 2014). Gambar 2 menunjukkan
deskriptif terhadap fluktuasi curah hujan distribusi curah hujan bulanan di hulu DAS
bulanan maupun tahunan. Pergeseran Bengawan Solo selama 1990-2016. Rerata
musim dianalisis secara statistik maupun curah hujan pada musim hujan mampu
deskriptif. Untuk mengetahui pergeseran mencapai lebih dari 300 mm. Vernimmen
musimnya, data curah hujan bulanan et al. (2012) menjelaskan bahwa bulan
terlebih dahulu dibagi menjadi 3 periode, paling kering di Indonesia terjadi antara
yaitu 1990-1998, 1999-2007, dan 2008- Juni-Oktober. Mengacu pada Gambar 2,
2016.
Dalam analisis statistik pergeseran
musim, data hujan dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu musim hujan (Oktober-Maret) dan
musim kemarau (April-September).
Pergeseran musim diketahui menggunakan
Paired Sample T Test. Uji ini digunakan
untuk mengukur perubahan curah hujan
dalam dua periode yang berbeda.
Dikatakan telah terjadi pergeseran musim Gambar (Figure) 2. Fluktuasi curah hujan bulanan di
DAS Bengawan Solo bagian hulu
jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05.
(Monthly rainfall fluctuation in
Secara deskriptif, pergeseran musim the upperstream of Bengawan
diketahui dengan mengelompokkan curah Solo)
hujan bulanan berdasarkan klasifikasi Sumber (Source): Analisis data (Data analysis),
Schmidt dan Fergusson. Menurut klasifikasi 2019
56 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 53-62
Gambar (Figure) 3. Curah hujan tahunan di DAS Bengawan Solo bagian hulu (Annual rainfall
in the upperstream of Bengawan Solo Watershed)
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
Gambar (Figure) 4. Curah hujan bulanan di DAS Bengawan Solo bagian hulu (Monthly
rainfall (in blue) and average monthly rainfall (in red) in the upperstream
of Bengawan Solo Watershed)
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 57
Pola Hujan di bagian Hulu Daerah Aliran Sungai………………………………………….…… (Diah Auliyani dan Nining Wahyuningrum)
Gambar (Figure) 5. Distribusi temporal curah hujan dalam tiga periode yang berbeda (Rainfall temporal
distribution in three different periods)
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
58 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 53-62
Tabel (Table) 1. Hasil Paired Sample T Test (Result of the Paired Sample T Test)
Paired Differences
95% Confidence Interval of Sig. (2-
Std. Std. Error t df
Mean the Difference tailed)
Deviation Mean
Lower Upper
Pair 1 Musim_Hujan_1 -
-24,41216 128,42327 17,47619 -59,46496 10,64065 -1,397 53 0,168
Musim_Hujan_2
Pair 2 Musim_Hujan_2 -
-49,28347 137,38146 18,69525 -86,78139 -11,78555 -2,636 53 0,011
Musim_Hujan_3
Pair 3 Musim_Kemarau_1 -
-7,14879 47,17939 6,42030 -20,02629 5,72870 -1,113 53 0,271
Musim_Kemarau_2
Pair 4 Musim_Kemarau_2 -
-27,71278 76,96264 10,47329 -48,71954 -6,70602 -2,646 53 0,011
Musim_Kemarau_3
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
Secara deskriptif, tidak terlihat adanya tidak terjadi hujan. Disebutkan bahwa
pergeseran awal musim hujan maupun rendahnya curah hujan yang terjadi selama
kemarau. Bulan Mei yang pada dua 3 bulan berturut-turut mengakibatkan
periode pertama merupakan masa berkurangnya kelembaban tanah, sehingga
peralihan (pancaroba, curah hujan antara mempengaruhi pertumbuhan tanaman
60 – 100 mm), namun pada 2008-2016, (Okpara et al., 2017; Spinoni et al., 2014).
curah hujannya meningkat menjadi 164,5 Teknik konservasi air dapat menjadi
mm sehingga dapat dikategorikan sebagai alternatif penyediaan sumberdaya air pada
bulan basah. Gambar 6 memperlihatkan musim kemarau. Distribusi temporal curah
adanya penambahan durasi musim hujan hujan yang terkonsentrasi pada musim
tersebut. Musim hujan yang semula hujan akan mempertinggi runoff yang
berlangsung selama 7 bulan (Oktober - berpotensi menyebabkan banjir baik di
April) pada dua periode pertama hulu maupun hilir DAS Bengawan Solo.
bertambah menjadi 8 bulan (Oktober-Mei) Pemanenan Air Hujan (PAH) merupakan
pada periode terakhir. salah satu teknik dalam konservasi air.
Selain mampu mengurangi runoff pada
Musim kemarau yang ditandai dengan
curah hujan kurang dari 60 mm musim hujan, kegiatan PAH juga mampu
berlangsung selama 4 bulan, yaitu Juni - mendukung pengelolaan lahan pertanian
secara berkelanjutan (Fachruddin et al.,
September. Berdasarkan data curah hujan
2015; Maarif, 2011; Yulistyorini, 2011).
harian, pada bulan tersebut beberapa kali
2008-2016
1999-2007
1990-1998
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Ke -
Bulan basah Bulan lembab Bulan kering
Gambar (Figure) 6. Pergeseran musim di DAS Bengawan Solo bagian hulu (Seasonal shift in
the upperstream of Bengawan Solo Watershed)
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 59
Pola Hujan di bagian Hulu Daerah Aliran Sungai………………………………………….…… (Diah Auliyani dan Nining Wahyuningrum)
60 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 4 No.1, April 2020 : 53-62
@2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 61
Pola Hujan di bagian Hulu Daerah Aliran Sungai………………………………………….…… (Diah Auliyani dan Nining Wahyuningrum)
Meteorologi Dan Geofisika, 14(3), Spinoni, J., Naumann, G., Carrao, H.,
139–147. Barbosa, P., & Vogt, J. (2014). World
https://doi.org/10.31172/jmg.v14i3.1 drought frequency, duration, and
65 severity for 1951-2010. International
Okpara, J. N., Afiesimama, E. A., Anuforom, Journal of Climatology, 34, 2792–
A. C., Owino, A., & Ogunjobi, K. O. 2804.
(2017). The applicability of https://doi.org/10.1002/joc.3875
standardized precipitation index: Vernimmen, R. R. E., Hooijer, A.,
Drought characterization for early Mamenun, Aldrian, E., & Van Dijk, A. I.
warning system and weather index J. M. (2012). Evaluation and bias
insurance in West Africa. Natural correction of satellite rainfall data for
Hazards, 89(2), 555–583. drought monitoring in Indonesia.
https://doi.org/10.1007/s11069-017- Hydrology and Earth System Sciences,
2980-6 16(1), 133–146.
Olanrewaju, R., Ekiotuasinghan, B., & https://doi.org/10.5194/hess-16-133-
Akpan, G. (2017). Analysis of rainfall 2012
pattern and flood incidences in Warri Wahyuningrum, N. (2016). Pengembangan
Metropolis, Nigeria. Geography, model pendugaan aliran permukaan
Environment, Sustainability, 10(4), dan sedimen pada beberapa skenario
83–97. penggunaan lahan pada Sub DAS
https://doi.org/10.24057/2071-9388- Wuryantoro.
2017-10-4-83-97 http://etd.repository.ugm.ac.id/
Pramono, I. B., & Savitri, E. (2019). Wahyuningrum, N., & Basuki, T. M. (2019).
Modification method of drought Analisis kekritisan lahan untuk
vulnerability at Wonogiri District, perencanaan rehabilitasi lahan DAS
Central Java, Indonesia. International Solo bagian hulu. Jurnal Penelitian
Journal of Innovative Technology and Pengelolaan Daerah Aliran Sungai,
Exploring Engineering (IJITEE), 8(6S3), 3(1), 27–44.
551–555. https://www.ijitee.org/wp- https://doi.org/10.20886/jppdas.2019
content/uploads/papers/v8i6s3/F110 .3.1.27-44
80486S319.pdf Yulistyorini, A. (2011). Pemanfaatan air
Setiawan, O. (2012). Analisis variabilitas hujan sebagai alternatif pengelolaan
curah hujan dan suhu di Bali. Jurnal sumberdaya air di perkotaan.
Analisis Kebijakan Kehutanan, 9(1), Teknologi Dan Kejuruan, 34(1), 105–
66–79. 114.
http://journal.um.ac.id/index.php/tek
nologi-kejuruan/article/view/3024
62 @2020 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.