Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan
oleh negara-negara dari Asia dan Afrika. Konferensi ini diadakan pada tanggal 18-24 April
1955 dan sering disebut Konferensi Bandung karena memang diselenggarakan di Gedung
Merdeka, Bandung. Tujuan Konferensi Asia Afrika antara lain untuk mempererat solidaritas
negara-negara di Asia dan Afrika serta melawan kolonialisme barat.
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika dipelopori oleh 5 negara yakni Indonesia, India,
Burma (sekarang Myanmar), Pakistan dan Caylan (sekarang Sri Lanka). Latar belakang
Konferensi Asia Afrika diadakan dikarenakan kondisi keamanan dunia yang belum stabil saat
itu dan masih banyak negara yang dijajah, terutama negara-negara di kawasan Asia dan
Afrika.
Hasil Konferensi Asia Afrika ini berupa 10 poin kesepakatan dan pernyataan dalam Dasasila
Bandung. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada
tahun 1961.
Kali ini akan dibahas mengenai sejarah Konferensi Asia Afrika, mulai dari sejarah, latar
belakang, waktu dan tempat pelaksanaan, tujuan, tokoh pelopor, negara peserta, hasil dan isi
perjanjian serta dampak dan akibat yang ditimbulkan dari Konferensi Asia Afrika ini.
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (disebut KTT Asia Afrika dan biasa disingkat
Konferensi Asia Afrika saja) merupakan sebuah konferensi antar negara-negara Asia dan
Afrika. Pertemuan ini berlangsung antara tanggal 18 April sampai 24 April 1955 dan
diadakan di Gedung Merdeka yang ada di kota Bandung, Jawa Barat. Konferensi ini juga
dikenal sebagai Konferensi Bandung.
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika diprakarsai oleh lima negara yakni Indonesia,
Myanmar (dulu bernama Burma), Sri Lanka, India dan Pakistan. Kegiatan konferensi
dikoordinasi oleh Sunario selaku Menteri Luar Negeri Indonesia di era itu.
Berikut timeline waktu kegiatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dari konsep penyusunan
sampai pelaksanaannya :
Setelah Perang Dunia II di tahun 1945, banyak negara-negara yang sebelumnya dijajah oleh
bangsa Eropa memproklamasikan kemerdekaannya. Salah satunya adalah Indonesia yang
merdeka di tahun 1945 diikuti oleh negara-negara lain di kawasan Asia seperti Vietnam,
Filipina, Pakistan dan India.
Namun tidak semua negara yang dijajah sudah merdeka, karena masih ada negara di benua
Afrika dan Asia yang masih mengalami masalah kolonialisme. Pada masa itu juga terdapat
dua kekuatan blok besar di dunia yakni Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin Uni Soviet.
Keberadaan PBB memang agak membantu mendinginkan suasana, namun faktanya perang
dingin masih terjadi antara dua kekuatan besar dunia tersebut. Akibatnya negara-negara di
Asia dan Afrika yang banyak terkena dampak negatif konflik berkepanjangan tersebut.
Pada tahun 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu bernama Ceylon) mengundang perwakilan
neagra Burma, India, Indonesia dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan membahas
masalah tersebut yang dikenal dengan Konferensi Kolombo. Indonesia diwakili oleh Perdana
Menteri Indonesia saat itu Ali Sastroamidjojo.
Presiden Soekarno pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide untuk
menggelar Konferensi Asia Afrika. Pertemuan tersebut diharapkan akan membangun
solidaritas negara negara Asia Afrika untuk bisa lepas dari konflik yang terjadi di negara
masing-masing.
Konferensi Kolombo yang dihadiri 5 negara tersebut berlangsung antara 28 April sampai 2
Mei 1954 dan membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. Usulan
Ali Sastroamidjojo untuk menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4 perwakilan
negara lain.
Beberapa tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika antara lain adalah sebagai berikut.
Ada lima tokoh Konferensi Asia Afrika yang mempelopori diadakannya pertemuan ini.
Kelima tokoh ini berasal dari perwakilan 5 negara yang mengikuti Konferensi Kolombo yang
menyepakati dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika.
Ada 29 negara yang mengikuti Konferensi Asia Afrika dimana total penduduknya mencapai
lebih dari setengah populasi Bumi saat itu. Berikut merupakan 29 daftar negara peserta
Konferensi Asia-Afrika (urut sesuai abjad) :
1. Afganistan
2. Arab Saudi
3. Burma (sekarang Myanmar)
4. Ceylon (sekarang Sri Lanka)
5. China
6. Ethiopia
7. Filipina
8. India
9. Indonesia
10. Irak
11. Iran
12. Jepang
13. Kamboja
14. Laos
15. Lebanon
16. Liberia
17. Libya
18. Mesir
19. Nepal
20. Pakistan
21. Sudan
22. Suriah
23. Thailand
24. Turki
25. Vietnam
26. Vietnam Selatan
27. Yaman
28. Yordania
Hasil dan isi Konferensi Asia Afrika dihasilkan dalam bentuk Dasasila Bandung. Secara
umum hasil konferensi tersebut berisi tentang pernyataan mengenai dukungan bagi
kedamaian dan kerjasama dunia. Terdapat 10 poin utama hasil Konferesi Asia Afrika dalam
Dasasila Bandung antara lain sebagai berikut :
Konferensi Asia Afrika di Bandung telah membakar semangat dan menambah kekuatan
moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah
memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka. Dampaknya ada sejumlah negara merdeka
di kawasan Asia dan Afrika setelah konferensi ini.
Dampak Konferensi Asia Afrika juga berhasil menumbuhkan semangat solidaritas di antara
negara-negara Asia Afrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun regional.
Terbentuknya Dasasila Bandung juga melahirkan faham Dunia Ketiga atau Non-Blok
terhadap Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Rusia).